Disusun Oleh :
1. Asep Maulana Yusuf 21.1.1.006
2. Fahmi Andrian 21.1.1.009
3. Syifa Nur Fadiyah 21.1.1.024
4. Ulandari 21.1.1.027
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,
sehingga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa suatu rintangan apapun.
Makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Dalam PandanganIslam” ini kami susun
sebagai pelengkap nilai tugas matakuliah Ilmu Pendidikan Islan dan juga untuk
memberikan wawasan serta pemahan yang lebih tentang Hakikat Manusia dalam
Pandangan Islam.
Sebagai penulis kami menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung kelancaran dan terciptanya makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah
ilmu pendidikan islam, Bapak Ayat Bahrul
Kami memyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan atau
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Atas kurang lebihnya kami
mengucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. I
DAFTAR ISI................................................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A. Belakang Masalah............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 2
A. Pengertian Hakikat Dan Manusia...................................................................................... 2
B. Asal Mula Manusia Berdasarkan Al-Qur'an..................................................................... 4
C. Tujuan Penciptaan Manusia.............................................................................................. 5
D. Fungsi Dan Peran Manusia............................................................................................... 10
E. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Dan Khalifah Allah Swt............................... 13
BAB III PENUTUP...................................................................................................................... 14
A. Saran.................................................................................................................................. 14
B. Kesimpulan....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Manusia.
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
merekasebagai khalifah di muka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal
daritanah.
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat
bergantungmetodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
1
Dhia Almira,“Arti Hakikat: Pengertian Sescara Umum dan dalam Dunia Sufi, Beserta Contoh Kata-
Kata Bijak dari Para Tokoh”, https://plus.kapanlagi.com/arti-hakikat-pengertian-secara-umum-dan-dalam-
dunia-sufi-beserta-contoh-kata-kata-bijak-dari-para-tokoh-62c347.html , Diakses pada 21 November 2022
2
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk
berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia
tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia
mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa
jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang
alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja.
Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran
terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).
Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif
pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam
pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak
mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan
sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.Kata
basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi ayat 110 :
قُلْ ِإ نَّمَآ َأ ن َا ۠ بَشَر ٌ مِّثْلُك ُ ْم
(sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan
pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; ar-
rum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuun : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya al-alaq ayat5 :
ن م َا ل َ ْم يَعْل َ ْم
َ َٰ عَل ّم َ ٱ ْلِإ نس
Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk
yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah, seperti dalam surat al-ahzab ayat 72 :
3
Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti pada surat az-zumar ayat 27 :
َل لَعَلَّه ُ ْم يَتَذَكَّر ُون
ٍ َ ل م َث
ِّ ُ ن م ِنْ ك
ِ س فِي ه َٰذ َا الْقُر ْآ
ِ و َلَق َ ْد ضَرَب ْنَا لِلنَّا
Artinya : sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quranini setiap macam
perumpamaan.
Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis,
dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup
tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
4
sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka
diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Al-Baqarah Ayat 33-39.
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa
menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia
yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi
yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi.
Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai
benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya
diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra’ ayat
70 yang berbunyi:
ٰت و َف ََّضل ْنَٰه ُ ْم عَلَى كَث ِيرٍ مِّمَّنْ خ َلَقْنَا تَفْضِ يلًا
ِ َ ٱلطي ِّب
َّ نَ ِّ۞ و َلَق َ ْد كَرَّمْنَا بَن ِٓى ءَادَم َ وَحَمَل ْنَٰه ُ ْم فِى ٱل ْبَرِّ و َٱل ْب َحْ رِ وَرَزَق ْنَٰه ُم م
ٰ
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan
dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-
Isra' [17]: 70)
Sebagai hamba Allah, manusia wajib mengabdi dan taat kepada Allah selaku pencipta
karena adalah hak Allah untuk disembah dan tidak disekutukan. 2 Bentuk pengabdian manusia
sebagai hamba Allah tidak terbatas hanya pada ucapan dan perbuatan saja, melainkan juga
harus dengan keikhlasan hati, seperti yang diperintahkan dalam QS. Al-bayyinah Ayat 5 :
ِ ن ٱلْق َيِّمَة
ُ ك دِي َ ۟ ٱلصّ لَوة َ و َيُْؤتُوا
َ ِ ٱلز ّك َٰوة َ ۚ وَذ َٰل ٰ
َ ۟ ن حُنَف َٓاء و َيُق ِيم ُوا
َ َ مخْل ِصِ ينَ لَه ُ ٱلد ِّي َ ۟ وَمَٓا ُأ م ِرُ ٓوا ۟ ِإ َلّا لِيَعْبُد ُوا
ُ َ ٱلل ّه
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam menjelaskan agama yang lurus.”
2
Yusuf Qardhawi, “Pendidikan dab Madrasah Hasan al-Banna, Jakarta: Bulan Bintang 1994 hal. 135.
5
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Al-Dzariyat: 56)
Dengan demikian manusia sebagai hamba Allah akan menjadi manusiayang taat, patuh
dan mampu melakoni perannya sebagai hamba yang hanyamengharapkan ridha Allah.
Manusia, di dalam al- Qur’an juga disebut dengan al- nas. Konsep al- nas ini cenderung
mengacu pada status manusia dalam kaitannya dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Berdasarkan fitrahnya manusia memang makhluk sosial.Dalam hidupnya manusia
membutuhkan pasangan, dan memang diciptakan berpasang-pasangan seperti dijelaskan dalam
QS. an- Nisa’ ayat 1,
َ جه َا و َب َ َّث مِنْهُم َا رِج َال ًا كَث ِير ًا و َنِس َٓاء ً ۚ و ََٱت ّق ُوا َ۟ٱلل ّه َٱل َ ّذ ِى تَس َٓاءَلُو
ن بِه ِۦ َ ق مِنْهَا ز َ ْو
َ َ حدَة ٍ وَخ َل
ِ َٰ س و َ ي ََٰٓأ ُ ّيهَا
ٍ ٱلن ّاس َُٱت ّق ُوا ۟ ر ََب ّكُم ُ ٱل َ ّذ ِى خَلَقَك ُم مّ ِن َن ّ ْف
Dari dalil di atas bisa dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yangdalam
hidupnyamembutuhkan manusia dan hal lain di luar dirinya untukmengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya agar dapat menjadi bagian darilingkungan soisal dan masyarakatnya.
6
3. Manusia Sebagai khalifah Allah
Hakikat manusia sebagai khalifah Allah di bumi dijelaskan dalam surah al-Baqarah ayat
30:
َ ح ب ِحَمْدِك
ُ ِّ ن نُس َب
ُ ْ نح
َ َ ك ٱلدِّمَٓاء َ و
ُ ِ سد ُ ف ِيهَا و َي َ ْسف
ِ ل ف ِيهَا م َن ي ُ ْف
ُ َ تجْع
َ ض خَلِيف َة ً ۖ قَالوٓ ُ ا ۟ َأ
ِ ل فِى ٱلَْأ ْر َ ّ ل ر َُب
ٌ ِ ك لِل ْمَل َِٰٓئكَة ِ ِإ ن ِ ّى ج َاع َ وِإَ ْذ قَا
Darikedua ayat di atas dapat dijelaskan bahwa sebutan khalifah itumerupakan anugerah
dari Allahkepada manusia, dan selanjutnya manusiadiberikan beban untuk menjalankan
fungsi khalifahtersebut sebagai amanah yangharus dipertanggungjawabkan. 3 Sebagai khalifah
di bumi manusia mempunyaiwewenang untuk memanfaatkan alam (bumi) ini untuk
memenuhi Kebutuhanhidupnya sekaligus bertanggung jawab terhadap kelestarian alam ini.
Sepertidijelaskan dalam surah al- Jumu’ah ayat 10,
3
M. Quraisy Shihab, “Wawasan Al-Qur’an”, Bandung: Mizan, 1994, hal.162.
7
“Maka apabila telah selesai shalat, hendaklahkamubertebaran di muka bumi ini dan
carilah karunia Allah, dan ingatlah Allahbanyak-banyak agarkamu beruntung.” (QS: 62:
10),
ٍ ل ُأ ن َا
۟ س َمّشْرَبَه ُ ْم ۖ ك ُلُوا ّ ُ ُ سقَى م ُوس َى لِقَوْمِه ِۦ فَق ُل ْنَا ٱضْر ِب بِّعَصَاك َ ٱلْ حجَ َر َ ۖ ف َٱنفَجَر َْت مِن ْه ُ ٱث ْنَتَا عَشْرَة َ عَي ْنًا ۖ ق َ ْد عَل ِم َ ك
ْ َ وِإَ ذِ ٱسْ ت
ٰ ٰ
ن
َ سدِي ِ ٱلل ّه ِ وَل َا تَعْثَوْا ۟ فِى ٱلَْأ ْر
ِ ض م ُ ْف َ ق ِ و َٱشْرَبُوا ۟ م ِن رِّ ْز
“Makan danminumlah kamu dari rezeki yang telah diberikanAllah kepadamu, dan
janganlah kamu berbuatbencana di atas bumi.” (QS: 2 : 60).
8
5. Manusia Sebagai al- Insan
Manusia disebut al- insan dalam al- Qur’an mengacu pada potensi yangdiberikan Tuhan
kepadanya. Potensi antara lain adalah kemampuan berbicara(QS:55:4), kemampuan
menguasai ilmu pengetahuan melalui proses tertentu(QS:6:4-5), dan lain-lain. Namun selain
memiliki potensi positif ini, manusiasebagai al- insan juga mempunyai kecenderungan
berprilaku negatif (lupa).Misalnya dijelaskan dalam surah Hud: “Dan jika Kami rasakan
kepada manusiasuatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia
menjadiputus asa lagi tidakberterima kasih.” (QS: 11:9).
Tujuan manusia diciptakan menurut Islam yang pertama adalah sebagai pengurus
bumi dan seisinya. Khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga ke-
maslahatan dan kesejahteraan dunia. Hal ini tertuang dalam QS. Al-Baqarah ayat 30:
9
ۖك
َ َ ِس ل
ُ ح ب ِحَمْدِك َ و َنُق َ ّد
ُ ِّ ن نُس َب
ُ ْ نح
َ َ ك ٱلدِّمَٓاء َ و
ُ ِ سد ُ ف ِيهَا و َي َ ْسف
ِ ل ف ِيهَا م َن ي ُ ْف
ُ َ تجْع
َ ض خ َلِيف َة ً ۖ قَالوٓ ُ ا ۟ َأ
ِ ل فِى ٱلَْأ ْر َ ّ ل ر َُب
ٌ ِ ك لِلْمَل َِٰٓئكَة ِ ِإ ن ِ ّى ج َاع َ وِإَ ْذ قَا
” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguh- nya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan men-
sucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."
Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa Allah menciptakan
khalifah (Adam dan keturunannya) di muka bumi. Manusia diberi derajat tinggi untuk
mengatur, mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka bumi.
Tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah juga tertuang dalam QS. al-An’am ayat 165
yang berbunyi:
َ ح ب ِحَمْدِك
ُ ِّ ن نُس َب
ُ ْ نح
َ َ ك ٱلدِّمَٓاء َ و
ُ ِ سد ُ ف ِيهَا و َي َ ْسف
ِ ل ف ِيهَا م َن ي ُ ْف
ُ َ تجْع
َ ض خَلِيف َة ً ۖ قَالوٓ ُ ا ۟ َأ
ِ ل فِى ٱلَْأ ْر َ ّ ل ر َُب
ٌ ِ ك لِل ْمَل َِٰٓئكَة ِ ِإ ن ِ ّى ج َاع َ وِإَ ْذ قَا
”Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Tujuan manusia diciptakan menurut Islam berikutnya adalah agar manusia senantiasa
mengetahui maha kuasanya Allah SWT. Ini meliputi pemahaman bahwa seluruh alam
semesta, termasuk bumi, tata surya dan seisisnya terbentuk atas kuasa Allah SWT.
10
ّ َ َ ل شَىۡء ٍ قَدِي ۡر ٌ َوّا
ن اللّٰه َ ق َ ۡد ّ َ َ ل الۡاَمۡرُ بَيۡنَه َُنّ لِتَعۡلَم ُۤو ۡا ا
ِ ّ ُ ن اللّٰه َ عَل ٰى ك ُ ّ ض مِثۡلَه َُنّ ؕ يَت َن َز َ ِ ت َوّم
ِ ن الۡا َ ۡر ٍ سب ۡ َع سَم ٰٰو
َ ق ۡ اَللّٰه ُ ال َ ّذ
َ َ ِى خ َل
ل شَىۡء ٍ ع ِلۡمًا
ِ ّ ُ َاط ب ِك
َ اَح
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu."
3. Mengemban Amanah
Tujuan manusia diciptakan menurut Islam juga untuk mengemban amanah. Tujuan ini
berupa kesanggupan manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Tujuan
penciptaan manusia ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan
mematuhi perintah tersebut.
”Sesungguhnya kami Telah menge- mukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh”
Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar tidak dikhianati, baik amanah dari Allah
SWT dan Rasul-Nya maupun amanah antara sesama manusia.
Tujuan manusia diciptakan menurut Islam yang paling utama adalah untuk beribadah
dan bertakwa pada Allah. Manusia pada umumnya diciptakan untuk beribadah kepada Allah
SWT. Hal ini sesuai dengan ayat QS.Adz Dzariyat: 56 yang berbunyi:
11
ِ نس ِإ َلّا لِيَعْبُد ُو
ن َ وَم َا خ َلَقْتُ ٱلْج َِنّ و َٱ ْلِإ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.” (QS. Al-Dzariyat: 56)
Telah dijelaskan dalam QS.Adz Dzariyat: 56, Allah berfirman Dia menciptakan
manusia dan jin semata-mata agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah menciptakan
manusia bukan hanya untuk sekedar tidur, bekerja, makan maupun minum melainkan untuk
melengkapi bumi ini dan beribadah kepada-Nya.4
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh
Allah di antaranya adalah:
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama umat manusia
dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada
masyarakat, pada Allah SWT.
4
Novi Puji Astuti, “Ketahui Tujuan Manusia Diciptakan Menurut Islam, Berikut Penjelasannya”,
https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-tujuan-manusia-diciptakan-menurut-islam-berikut-penjelasannya-
kln.html, Diakses pada 22 November 2022
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna
manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap
kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang
berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu
ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan bantuan dari
orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang lain karena manusia
tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita
harus saling menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan
tidak ada bedanya , selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus
kita patuhi sebagai umat manusia.
B. Saran
Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk keakuratan materi yang
diperoleh, disarankan kepada pembaca juga mrmiliki sumber literature lain yang lebih valid,
diluar sumber bacaan dari buku dan internet yang dapat divalidasi seluruhnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Puji, Novi.“Ketahui Tujuan Manusia Diciptakan Menurut Islam, Berikut Penjelasannya”.
https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-tujuan-manusia-diciptakan-menurut-islam-
berikut-penjelasannya-kln.html
Almira, Dhia.“Arti Hakikat: Pengertian Sescara Umum dan dalam Dunia Sufi, Beserta Contoh Kata-
Kata
Qardhawi, Yusuf. “Pendidikan dab Madrasah Hasan al-Banna, Jakarta: Bulan Bintang”.1994
15