Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM”

DISUSUN OLEH :
Kelompok II
Muhammad Isra
St. Aisyah Afika
Husrayanti
Nurmaida

DOSEN PENGAMPU:
TAJUDDIN. S.Pd.M.Pd

SEKOLAH TNGGI ILMU KESEHATAN BINA BANGSA MAJENE


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu agama.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis sadar bahwa masih
banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh kerena itu, penulis meminta kepada para
pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Majene, 4 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................................iii
Bab I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
A. LatarBelakang Masalah ...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
C. Ruang Lingkup.............................................................................................................2
D. Metode Penulisan..........................................................................................................2
Bab II PEMBAHASAN ...........................................................................................................3
A. Konsep Manusia...........................................................................................................3
B. Eksistensi dan Martabat Manusia.................................................................................5
C. Tujuan Penciptaan Manusia .........................................................................................7
Bab III PENUTUP .................................................................................................................10
A. Simpulan......................................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................

3
BAB
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Makalah ini kami tujukan untuk masyarakat umum khususnya di kalangan remaja, pelajar dan
generasi muda yang tidak lain adalah sebagai generasi penerus bangsa agar kita semua memahami
konsep manusia dalam dunia islam serta memahami tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah
dan khalifah di muka bumi. Kajian tentang manusia telah banyak dilakukan para ahli, yang selanjutnya
dikaitkan dengan berbagai kegiatan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, agama dan
lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku), juga sebagai
objek (sasaran) dari berbagai kegiatan tersebut, dari pemikiran ini selanjutnya memunculkan banyak
sebutan atau predikat untuk manusia yang dikemukakan para ahli filsafat, misalnya; homo sapiens,
(makhluk yang mempunyai budi pekerti/berakal), animal rational atau hayawan nathiq (binatang yang
dapat berpikir), homo laquen (makhluk yang pandai menciptakan bahasa), zoon politicoi (makhluk
yang pandai bekerja sama), homo economicus (makhluk yang tunduk kepada prinsip-prinsip
ekonomi), homo religious (makhluk yang beragama), homo planemanet (makhluk ruhaniah-spiritual),
homo educandum (makhluk yang dapat dididik/educable), serta homo faber (makhluk yang selalu
membuat bentuk-bentuk baru).
Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai dua dimensi, yaitu
dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal dan sebagainya). Unsur jasad akan
hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap dan bangkit kembali pada hari kiamat. (QS.
Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah makhluk yang mulia, bahkan lebih mulia dari malaikat (QS. al-
Hijr, 15: 29). Bahkan manusia adalah satu-satunya mahluk yang mendapat perhatian besar dari Al-
Qur’an, terbukti dengan begitu banyaknya ayat al-Qur‟an yang membicarakan hal ikhwal manusia
dalam berbagai aspek-nya, termasuk pula dengan nama-nama yang diberikan al-Qur’an untuk
menyebut manusia, setidaknya terdapat lima kata yang sering digunakan Al-Qur’an untuk merujuk
kepada arti manusia, yaitu insan atau ins atau al-nas atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam
atau durriyat adam.
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia memang menarik dan tidak pernah tuntas.
Pembicaraan mengenai makhluk psikofisik ini laksana suatu permainan yang tidak pernah selesai.
Selalu ada saja pertanyaan mengenai manusia. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak
dahulu kala, namun sampai saat ini pun belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang
sebenarnya.
Oleh karena itu kami sebagai penulis melalui makalah ini ingin mengingatkan kembali kepada
para pembaca mengenai eksistensi dan manusia dalam pandangan islam serta tanggung jawab manusia
sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai pengertian dan konsep manusia dalam pandangan islam
2. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai eksistensi dan martabat manusia dalam pandangan
islam
3. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai tujuan penciptaan manusia

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup aspek tentang konsep dan
pengertian manusia, eksistensi dan martabat manusia serta tanggung jawab manusia sebagai hamba
Allah dan khalifah di muka bumi.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode
pustaka yaitu beupa mencari dan mengumpulkan beberapa sumber dari internet maupun buku yang
mengenai informasi seputar konsep manusia dalam pandangan islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manusia

Pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu sampai zaman modern ini juga belum
berakhir dan tak akan berakhir. Ternyata orang menyelidiki manusia dari berbagai sudut pandang, ada
yang memandang manusia dari sudut pandang budayadisebut Antropologi Budaya, ada juga yang
memandang dari segi hakikatnya disebut Antropologi Filsafat. Memikirkan dan membicarakan
mengenaihakikat manusia inilah, yang menyebabkan orang tidak henti-hentinya berusaha mencari
jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia yaitu apa, bagaimana,
dan kemana manusia itu nantinya. Berbicara mengenai apa itu manusia, ada beberapa aliran yang
mendasari yaitu :

1. Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau materi. Zat atau
materi itulah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi dan manusia adalah unsur dari alam
maka dari itu hakikat dari manusia itu adalah zat atau materi.
2. Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah roh,
begitu juga hakikat manusia adalah roh.Adapun zat itu adalah manifestasi daripada roh didunia ini.
3. Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas. Aliran ini menganggap bahwa
manusia itupada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi
ini masing-masing merupakan unsur asalnya, tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak
berasal dari roh, juga sebaliknya. Hanya dalam perwujudannya manusia itu ada dua, jasad dan roh,
yang keduanya berintegrasi membentukyang disebut manusia.
4. Aliran eksistensialisme, yang memandang manusia secara menyeluruh, artinya aliran ini
memandang manusia tidak dari sudut zat atau serba roh atau dualisme, tetapi memandangnya dari
segi eksistensi manusia itu sendiri yaitu cara beradanya manusia itu sendiri didunia ini.

Dari keempat aliran tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hakikat manusia yang
sebenarnya adalah sesuatu yang melatar belakangi keberadaanya di dunia ini sebagai manusia yang
terdiri dari jasmani dan rohani. Sedangkan dalam Islam sendiri, hakikat manusia didasarkan pada apa
yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah, atau melalui pengenalan asal kejadian manusia itu
sendiri. Hakikat manusia dalam Islam merupakan suatu keberadaan yang mendasari diciptakannya
manusia yang telah diberiamanat untuk mengatur bumi (Khalifah) yaitu untuk mengabdi atau
beribadah kepada Allah SWTsebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56] yang
artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdikepada-Ku.”

3
Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan makna bahwa
penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak yang ditentukan, baik
mengenai kondisi maupun makna penciptaannya. Manusia tidak mempunya peranan apapun dalam
proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu ketidakmampuan manusia itumerupakan
peringatan bagi manusia. Seperti halnya manusia tidak ikut menentukan atau memilih orang tuanya,
suku atau bangsa dan lain-lain. Oleh karenanya manusia harus menyadari atas ketentuan – ketentuan
yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari
beberapa hal diantaranya :
1. Manusia adalah makhluk yang keberadaanya didunia ini untuk mengadakan sesuatu, artinya
seorang manusia mempunyai tugas bekerja dalam hidupnya.
2. Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia,artinya manusia ada untuk
mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah muncul segala bentuk karya
manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.
3. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup, artinya kebebasan manusia
nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan dan melalui kebebasan itulah muncul
berbagai kegiatan.
4. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada kesadaran untuk
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya. Misalnya dalam salah satu wujud
kesadaran religius, bahwa manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya pada ilahi.
5. Manusiaadalah makhluk yang mempunyai keterbatasan, walaupun manusia adalah makhluk mulia.
Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan manusia dalam islam sebagai makhluk yang
istimewa.

B. Eksistensi dan Martabat Manusia

Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri agar mampu mewujudkan
eksistensi yang ada dalam dirinya. Pemahaman dalam hidup akan mengantar manusia pada kesediaan
untuk mencari makna serta arti kehidupan agar hidupnya tidak sia-sia. Eksistensi manusia di dunia
merupakan tanda kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya, bahwa Dialah yang
menciptakan, menghidupkan dan menjaga kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan
diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan
mengimani Allah SWT serta memikirkan ciptaan-Nya untuk menambah keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT. Sedangkan dalam konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia
dengan alam adalah untuk berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap
sesama manusia, serta tidak merusak alam.

Pengertian Eksistensi martabat manusia adalah bahwasanya manusia diciptakan kedunia ini
oleh Allah melaui berbagai rintangan tentunya tiada lain untuk mengabdi kepadaNya, sehingga
dengan segala kelebihan yang tidak dimiliki mahluk Allah lainya tentunya kita dapat memanfaatkan

4
bumi dan isinya untuk satu tujuan yaitu mengharapkan ridho dari Allah SWT. dan dengan segala
potensi diri masing-masing kita berusaha untuk meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan kita
sehingga dapat selamat Dunia dan Akhirat.

“Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku”
(Q.S. Adz-Dzariyaat : 56)

Ayat diatas tersebut merupakan dalil yang berkenaan tentang keberadaan manusia di dunia.
Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Bentuk pengabdiannya tersebut berupa
pengakuan atas keberadaan Allah SWT, melaksanakan perintahNya serta menjauhi laranganNya.
Sebagai bentuk mengakui keberadaan Allah adalah dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam.
Rukun Iman terdiri dari enam perkara, yakni percaya kepada Allah SWT, Malaikat, Nabi-nabi Allah,
Kitab-kitab Allah, percaya kepada Hari Kiamat dan percaya terhadap Takdir (Qadha dan Qadar) Allah
SWT. Sebagai wujud keimanan terhadap Allah SWT, Allah SWT menyatakan bahwa manusia tidak
cukup hanya meyakini didalam hati dan diucapkan oleh mulut, tetapi manusia harus melaksanakannya
dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Penciptaan Manusia.


Manusia diturunkan ke bumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau pelengkap dibumi
semata,tetapi manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan,peran, dan tugas yang telah melekat
padanya yang terbawa sejak ia lahir kedunia. Sebagai bagian dari mengabdi kepada Allah SWT
adalah menunaikan Rukun Islam, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai karcis masuk
Islam, melakukan shalat, membayar zakat, melakukan puasa serta menunaikan ibadah haji.
Dengan demikian dapat disimpulkan keberadaan manusia diciptakan Allah untuk menjadi manusia
yang Islami (Islam yang benar). Menjadi Islam yang benar adalah dengan mengerti, memahami
dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang telah dilarangNya, dengan kata lain secara konsisten
melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam.
Eksistensi manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-
hambaNya, bahwa dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga kehidupan manusia.
Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia dengan Allah
SWT adalah dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan ciptaanNya untuk menambah
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan dalam konteks hubungan manusia
dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan
tidak melakukan kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan
tujuan hidup manusia dengan manusia lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia

Dalam Q.S. Al-Anbiya [21:107] yang artinya“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan
untuk Rahmat bagi semesta alam”Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT
dan berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah

5
karunia, kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmatmerupakan manusia yang
diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan memberikan kasih saying kepada alam semesta.

2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia

Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses dunia dan akhirat dengan cara
melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia sebagai individu. Allah
berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat [16:97] yang artinya “Barang siapa mengerjakan amal shaleh
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Allah SWT akan
memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan diberi balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dengan apa yang telah mereka kerjakan”.

3. Tujuan Individu dalam Keluarga

Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai
sifat hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain.. Hampir semua manusia, pada
awalnya merupakan bagian dari anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Dalam ilmu
komunukasi dan sosiologi, keluarga merupakan bagian dari klasifikasi kelompok sosial dan termasuk
dalam small group atau kelompok terkecil karena paling sedikit anggotanya. Namun keberadaan
keluarga sangat penting karena merupakan bentuk khusus dalam kerangka sistem sosial secara
keseluruhan. Small group seolah-olah merupakan miniatur masyarakat yang juga memiliki pembagian
kerja, kode etik pemerintahan, prestige, ideologi, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan tujuan
individu dalam keluarga adalah agar individu tersebut menemukan ketentraman, kebahagiaan dan
membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Manusia diciptakan berpasang-pasangan.
Oleh sebab itu, wajar bagi manusia baik laki-laki dan perempuan membentuk keluarga.

Tujuan manusia berkeluraga menurut Q.S. Ar-Rum [30:21] yang artinya"Dan diantara tanda-
tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaaum yang mau berfikir."

Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia supaya tentram. Untuk menjadi keluarga yang tentram,
Allah SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga harus dibangun rasa kasih
sayang satu sama lain.

4. Tujuan Individu dalam Masyarakat

Setelah hidup berkeluarga, manusia mempunyai kebutuhan untuk bermasyarakat. Tujuan hidup
bermasyarakat yaitu mencari keberkahan yang melimpah dalam hidup. Kecukupan kebutuhan hidup
ini menyangkut kebutuhan fisik seperti perumahan, makan, pakaian, kebutuhan sosial (bertetangga),
kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat mudah
diperoleh apabila masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila masyarakat tidak beriman dan bertakwa,

6
maka Allah akan memberikan siksa dan jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu
masyarakat ingin hidup damai dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota
masyarakat untuk memelihara iman dan takwa. Allah berfirman dalam Q.S. Al-A’raf [7:96] yang
artinya“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya”.

Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:

a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat.
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.
5. Tujuan Individu dalam Bernegara

Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang untuk menemukan jati diri sebagai pribadi
yang utuh, maka manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial. Lebih dari itu
manusia sebagai individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam
kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi warganegara yang baik
di dalam lingkungan negara untuk mewujudkan negara yang aman, nyaman serta makmur.

6. Tujuan Individu dalam Pergaulan Internasional

Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional/dunia luar. Dalam
era globalisasi, kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harus bersaing dengan
ketat untuk menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu dalam
pergaulan internasional adalah menjadi individu yang saling membantu dalam kebaikan dan individu
yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar tidak kalah dan
terlena denganindahnya dunia.

7
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Di ciptakannya manusia
di bumi oleh Sang Pencipta tidak hanya untuk diam saja, tetapi manusia dituntut untuk selalu berperan
aktif untuk berbuat kebaikan. Sebagai seorang manusia, kita juga harus menjadi individu yang dapat
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Manusia bukanlah makhluk yang sempurna, masih banyak kekurangan yang melekat dalam
diri manusia. Salah satu contohnya adalah kurangnya pemahaman manusia tentang agama, oleh karena
itu manusia dianjurkan untuk saling menghormati dan mengasihi satu sama lain karena kita diciptakan
tanpa adanya perbedaan. Selain itu, sebagai seorang manusia kita harus mematuhi aturan yang ada.

B. Saran

Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang manusia kita harus
menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagai makhluk sosial,
manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena itu kita harus saling tolong menolong dalam kebaikan
antar sesama.
Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini sangat dianjurkan untuk dilanjutkan,
karena bisa menambah wawasan manusia tentang pengetahuan Agama. Selain itu, makalah ini
diharapkan dapat membantu pembaca untuk menggali lebih dalam Hakikat Manusia menurut Islam.

8
DAFTAR PUSTAKA

IMM Tarbiyah. 2011. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khilafah di


http://immdakwahpwt.blogspot.com/2011/09/babI-pendahuluan-manusiaadalah-makhluk.html(diakses
3 April 2019)
Sayyida Ulya. 2014. Eksistensi dan Martabat Manusia di
https://saydaulya.blogspot.com/2014/12/makalah-eksistensi-dan-martabat-manusia.html
(diakses 27 Maret 2019)
Prasasti Lia. 2016. Eksistensi dan Martabat Manusia – Agama Islam di
http://lhialicious.blogspot.com/2016/03/eksistensi-dan-martabat-manusia-agama.html
(diakses 27 Maret 2019)
Finastri Annisa. 2016. Konsep Manusia dalam Islam di https://dalamislam.com/info-islami/konsep-
manusia-dalam-islam (diakses 2 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai