Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembaca untuk memperdalam ilmu agama.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan terhadap makalah
ini. Oleh kerena itu, penulis meminta kepada para pembaca untuk memberikan
masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat
menjadi lebih baik.
Anugrah T F
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................iii
Bab I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Tujuan Penulisan ......................................................................................2
C. Ruang Lingkup .........................................................................................2
D. Metode Penulisan .....................................................................................2
Bab II PEMBAHASAN .....................................................................................3
A. Konsep Manusia........................................................................................3
B. Eksistensi dan Martabat Manusia .............................................................5
C. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah .......7
D. Landasan Teoritis......................................................................................7
E. Landasan Teologis....................................................................................8
Bab III PENUTUP ............................................................................................10
A. Simpulan...................................................................................................10
B. Saran ........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Tujuan Penulisan
1. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai pengertian dan konsep manusia dalam
pandangan islam
2. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai eksistensi dan martabat manusia dalam
pandangan islam
3. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah
dan khalifah di muka bumi
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup aspek tentang konsep dan
pengertian manusia, eksistensi dan martabat manusia serta tanggung jawab manusia sebagai
hamba Allah dan khalifah di muka bumi.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode pustaka yaitu beupa mencari dan mengumpulkan beberapa sumber dari internet
maupun buku yang mengenai informasi seputar konsep manusia dalam pandangan islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Manusia
Pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu sampai zaman modern ini
juga belum berakhir dan tak akan berakhir. Ternyata orang menyelidiki manusia dari berbagai
sudut pandang, ada yang memandang manusia dari sudut pandang budaya disebut
Antropologi Budaya, ada juga yang memandang dari segi hakikatnya disebut Antropologi
Filsafat. Memikirkan dan membicarakan mengenai hakikat manusia inilah, yang
menyebabkan orang tidak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang
pertanyaan yang mendasar tentang manusia yaitu apa, bagaimana, dan kemana manusia itu
nantinya. Berbicara mengenai apa itu manusia, ada beberapa aliran yang mendasari yaitu :
1. Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau materi.
Zat atau materi itulah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi dan manusia adalah
unsur dari alam maka dari itu hakikat dari manusia itu adalah zat atau materi.
2. Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah
roh, begitu juga hakikat manusia adalah roh. Adapun zat itu adalah manifestasi daripada
roh di dunia ini.
3. Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas. Aliran ini menganggap
bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani.
Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asalnya, tidak tergantung satu sama
lain. Jadi badan tidak berasal dari roh, juga sebaliknya. Hanya dalam perwujudannya
manusia itu ada dua, jasad dan roh, yang keduanya berintegrasi membentuk yang disebut
manusia.
4. Aliran eksistensialisme, yang memandang manusia secara menyeluruh, artinya aliran ini
memandang manusia tidak dari sudut zat atau serba roh atau dualisme, tetapi
memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri yaitu cara beradanya manusia itu
sendiri di dunia ini.
Dari keempat aliran tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hakikat manusia
yang sebenarnya adalah sesuatu yang melatar belakangi keberadaanya di dunia ini sebagai
manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani. Sedangkan dalam Islam sendiri, hakikat
manusia didasarkan pada apa yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah, atau melalui
pengenalan asal kejadian manusia itu sendiri. Hakikat manusia dalam Islam merupakan suatu
keberadaan yang mendasari diciptakannya manusia yang telah diberi amanat untuk mengatur
bumi (Khalifah) yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman
Allah SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56] yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan makna
bahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak yang
ditentukan, baik mengenai kondisi maupun makna penciptaannya. Manusia tidak mempunya
peranan apapun dalam proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu ketidakmampuan
manusia itu merupakan peringatan bagi manusia. Seperti halnya manusia tidak ikut
menentukan atau memilih orang tuanya, suku atau bangsa dan lain-lain. Oleh karenanya
manusia harus menyadari atas ketentuan – ketentuan yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya :
1. Manusia adalah makhluk yang keberadaanya di dunia ini untuk mengadakan sesuatu,
artinya seorang manusia mempunyai tugas bekerja dalam hidupnya.
3
2. Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya manusia ada
untuk mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah muncul segala
bentuk karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.
3. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup, artinya kebebasan
manusia nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan dan melalui kebebasan
itulah muncul berbagai kegiatan.
4. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada kesadaran
untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya. Misalnya dalam
salah satu wujud kesadaran religius, bahwa manusia harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya pada ilahi.
5. Manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan, walaupun manusia adalah
makhluk mulia.
Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan manusia dalam islam sebagai
makhluk yang istimewa.
7
mampu merealisasikan citra Tuhan secara utuh dan mampu mengetahui segala rahasia takdir
yang akan datang”(Ali dalam Rizal, 2020)
2. Menurut al-Ghazali
Menurut al-Ghazali manusia merupakan ciptaan Allah SWT yang terdiri atas dua
unsur yakni jasmani dan rohani. Dianjurkan kepada manusia untuk dominan dalam
mempergunakan unsur rohani atau psikisnya jika manusia tersebut ingin hidup sesuai dengan
fitrahnya. Hal tersebut menjadi pembeda antara dirinya dengan makhluk lainnya. Namun jika
unsur jasmaninya yang dominan maka manusia akan kehilangan esensinya sebagai manusia
(al-Ghazali dalam Geffery Parinder (ed)dalam Ramayulis, 2008).
Al-Ghazali mengungkapkan bahwa akal merupakan salah satu dimensi terpenting pada diri
manusia karena akal sebagai alat berpikir telah memberi andil besar terhadap alur kehidupan
manusia Dilihat dari potensi dan kadar akal, menurut al-Ghazali bahwa terdapat dua
klasifikasi akal yaitu akal praktis dan akal teoritis. Akal praktis bertugas mengungkapkan
gagasan akal teoritis kepada daya penggerak (Almuharrikat) sekaligus merangsangnya
menjadi aktual. Akal praktis tersebut berfungsi untuk menggugah dan menggerakkan anggota
tubuh dalam melakukan aktivitas. Pengetahuan yang berasal dari akal praktis, biasanya hanya
terbatas dengan apa yang ada di hadapan kenyataan yang ada.Pengkajian lebih lanjut tentang
hakikat dari pengetahuan-pengetahuan itu sendiri menjadi tugas dari akal teoritis (Fuadi,
2013).
3.Menurut Hasan Al-Banna
Hasan Al-Banna mengungkapkan bahwa kajian tentang hakikat manusia merupakan
kajian yang paling menarik karena unik dan sulit dipahami oleh manusia itu sendiri. Manusia
terdiri tiga unsur pokok, yakni jasmani atau badan, akal dan hati (qalb). Pertama, jasmani atau
jazad atau badan yang terdiri atas tulang, kulit, daging, dll yang dimiliki manusia harus
dirawat dan digerakkan sesuai dengan fungsinya. Agar peserta didik terampil, cekatan, dan
terhindar dari berbagai kerusakan atau berbagai macam penyakit, maka diperlukan
permberdayaan aspek jasmani yang masuk dalam kategori domain psikomototrik.Kedua, akal
berfungsi sebagai alat untuk berfikir guna menyingkap rahasia alam dan pernak-pernik alam
nyata. Penekanan dalam penggunaan akal sesuai fungsinya dapat dilakukan melalui system
pendidikan yang fokus pada domain kognitif.Ketiga, hati atau qalb merupakan wadah dari
pengajaran, kasih sayang, rasa takut, dan keimanan. Hati manusia termuat hal yang dapat
disadari oleh manusia itu sendiri. Hati pada diri manusia dapat mendorong munculnya
berbagai aktivitas sehingga jika hati baik maka aktivitas manusia juga baik, begitu pula
sebaliknya jika hati tidak baik maka aktivitas yang dimunculkan pun tidak baik.
Keberfungsian hati merupakan domain afektif (Susanto, 2009)
E. Landasan Teologis
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang Allah SWT ciptakan. Hal in
dikarenakan Allah SWT menciptakan manusia dengan akal dan fikiran, berbeda dengan
makhluk ciptaan Allah SWT lainnya. Allah SWT berfirman:
َلَق ْد َخ َلْقَن ا ا ِإْل ْن َس اَن ِف ي َأ ْح َس ِن َت ْق ِو ي ٍم
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.”( QS. at-Tin [95]: 4)Surah at-Tin dimulai dengan sumpah Allah dengan at-Tin
(zatun)6yang kemudian Allah menjadikan ayat ini sebagai objek sumpah yaitu
Allah telah ciptakan dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Allah SWT menjadikan
bentuk fisik dan lahir manusia sempurna, walaupun sebagian dari manusia memiliki
8
kekurangan fisik, namun itu tidak mengubah bahwa Allah menciptakan manusia itu
indah dan sempurna terlepas keadaannya. Manusia di dalam ayat ini disebutkan dengan , َأحَٰإ
النَٰس ان.Dan ada beberapa kata lainnya yang diartikan sebagai manusia. Dalam bahasa Arab
beda kata beda maksud walaupun sama-sama dikatakan satu arti yakni manusia. Terdapat
empat kata dalam Al-Qur’ān yang akan dibahas pada kajian kali ini yaitu Al-Insān, al-Ins, an-
Nāas, al-Basyar dan Bani Adam.
1. Al-Insān
Kata Al-Insān disebutkan sebanyak 64 kali dalam al-Quran.8Kata النَٰس انberasal dari kata
ْس نَس إاyang berarti manusia, kebalikan dari jin yang dalam arti bahasa Indonesi bermakna
jinak atau bersosial.9Secara bahasadiartikan harmonis,lemah lembut, tampak.10 Kata al-
Insan digunakan dalan al-Qur’an untuk menunjukan secara keseluruhan sebagai makhluk
jasmani dan rohani dan juga meletakan makna manusia secara umum. Ciri-ciri umum
manusia yang sudahkita ketahui sebelumnya seperti dapat berbicara, berfikir,
mengembangkan diri, ilmu, dan peradaban, mengetahui mana yang baik dan buruk dan
lain sebagainya menggambarkan makna al-Insan itu sendiri.
2. Al-Ins
Kata Al-Ins disebutkan sebanyak 18 kali dalam al-Qur’an.14Jika merujuk penggunaan al-
Qur’anterhadap kata al-insmaka yang dimaksudkan adalah jenis makhluk sehingga
diperhadapkan dengan jenis Jin.
َي ا َأ ُّيَه ا ال َّن ا ُس ا ْذ ُك ُر وا ِنْع َم َت ال َّل ِه َع َل ْي ُك ْم ۚ َه ْل ِم ْن َخ ا ِل ٍق َغ ْيُر ال َّل ِه َيْر ُز ُقُك ْم ِم َن ال َّس َم ا ِء َو ا َأْل ْر ِض
ۚ اَل ِإ َٰل َه ِإ اَّل ُه َو ۖ َفَأَّن ٰى ُتْؤ َف ُك وَن
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah
yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan
selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?” (QS. Fatir [35]: 3)Dalam
ayat ini manusia disuruh mengingat bagaimana besarnya nikmat Allah kepada kita
manusia. Nikmat itu diberikan Allah disertai dengan kasih-sayang. Nikmat itu ada dalam
diri kita sendiri dan ada di luar diri kita, tetapi berhubungan langsung dengan kita.16Allah
menggunakan
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Di ciptakannya
manusia di bumi oleh Sang Pencipta tidak hanya untuk diam saja, tetapi manusia dituntut
untuk selalu berperan aktif untuk berbuat kebaikan. Sebagai seorang manusia, kita juga harus
menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Manusia bukanlah makhluk yang sempurna, masih banyak kekurangan yang melekat
dalam diri manusia. Salah satu contohnya adalah kurangnya pemahaman manusia tentang
agama, oleh karena itu manusia dianjurkan untuk saling menghormati dan mengasihi satu
sama lain karena kita diciptakan tanpa adanya perbedaan. Selain itu, sebagai seorang manusia
kita harus mematuhi aturan yang ada.
B. Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang manusia kita
harus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena itu kita harus saling tolong
menolong dalam kebaikan antar sesama.
Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini sangat dianjurkan untuk
dilanjutkan, karena bisa menambah wawasan manusia tentang pengetahuan Agama. Selain itu,
makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk menggali lebih dalam Hakikat
Manusia menurut Islam.
10
DAFTAR PUSTAKA
11