Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“HAKEKAT MANUSIA DALAM ISLAM”

MUSTAFA,S.Th.I.,M.Hum.

DISUSUN OLEH;
1.AMANDA PUTRI (21101152610362)
2.ANNISA ASMA UL HUSNA (21101152610363)
3.AZARINE ASYURA (21101152610365)
4.HARUN URFAN ADANI (21101152610375)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS UPI YPTK PADANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat,inayah,taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk,maupun pedoman bagi
pembaca untuk memperdalam ilmu agama.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan terhadap makalah
ini. Oleh kerena itu, penulis meminta kepada para pembaca untuk memberikan
masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya
dapat menjadi lebih baik.

Padang,18 Oktober 2021

Kelompok 2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………….………………………………………………………… 2
Daftar Isi…………………………………………………………………………….………………………….. 3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………. 4
A.Latar Belakang……………………………………………………………………………………… 4
B.Rumusan Masalah………………………………………………………………………………… 4
C.Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………….. 5
BAB 11 PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………..5
A.Konsep Manusia…………………………………………………………………………………….5
B.Eksistensi Manusia&Martabat manusia…………………………………………………7
C. Tanggung Jawab Manusia……………………………………………………………………..9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………12
A.Kesimpulan………….……….……………………………………………………………………..12
B.Saran……………………………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….…………………….13

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Makalah ini kami tujukan untuk masyarakat umum khususnya kalangan
remaja,pelajar dan generasi muda yang tidak lain adalah sebagai generasi
penerus bangsa agar kita semua memahami konsep manusia dalam dunia
Islam serta memahami tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah dimuka bumi.Kajian tentang manusia telah banyak dilakukan para
ahli,yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan,seperti
politik,ekonomi sosial,budaya,pendidikan,agama dan lain sebagainya.Hal
tersebut dilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku),juga sebagai
objek (sasaran) dari berbagai kegiatan tersebut,dari pemikiran ini selanjutnya
memunculkan banyak sebutan atau predikat untuk manusia yang dikemukakan
para ahli filsafat,misalnya;homo spiens (makhluk yang mempunyai budi
pekerti/berakal),animal rational atau hayawan nathiq (binatang yang dapat
berpikir),homo laquen (makhluk yang pandai menciptakan bahasa),zoon
politico (makhluk yang pandai bekerja sama),homo economicus (makhluk yang
tunduk kepada prinsip-prinsip ekonomi),homo religious (makhluk yang
beragama),homoplanemanet (makhluk ruhaniah-spiritual),homo educandum
(makhluk yang dapat dididik/educable) ,serta homo faber (makhluk yang selalu
membuat bentuk-bentuk baru).
Dalam konsepsi Islam,manusia merupakan satu hakikat yang
mempunyai duadimensi,yaitu dimensi material(jasad) dan dimensi
immaterial(ruh,jiwa,akal dan sebagainya).”Unsur jasad akan hancur dengan
kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap dan bangkit kembali pada hari
kiamat.”(QS. Yasin, 36: 78-79).”Manusia adalah makhluk yang mulia,bahkan
lebih mulia dari malaikat.” (QS. al-Hijr, 15: 29). Bahkan manusia adalah satu-
satunya mahluk yang mendapat perhatian besar dari Al-Qur’an,terbukti
dengan begitu banyaknya ayat al-Qur’an yang membicarakan hal ikhwal
manusia dalam berbagai aspek aspeknya,termasuk pula dengan nama-nama
yang diberikan al-Qur’an untuk menyebut manusia,setidaknya terdapat lima
kata yang sering digunakan Al-Qur’an untuk merujuk kepada arti manusia,yaitu
insan atau ins atau al-nas atau unas,dan kata basyar serta kata bani adam atau
durriyat adam.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana eksistensi manusia dalam pandangan islam
2.Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah
3.Bagaiaman tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi.
C.TUJUAN PENULISAN
1. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai pengertian dan konsep manusia
dalam pandangan islam.
2. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai eksistensi dan martabat
manusia dalampandangan islam.
3. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai tanggung jawab manusia sebagai
hamba Allahdan khalifah dimuka bumi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Konsep Manusia
Pemikiran tentang hakikat manusia,sejak zaman dahulu sampai zaman
modern ini juga belum berakhir dan tak akan berakhir.Ternyata orang
menyelidiki manusia dari berbagai sudut pandang,ada yang memandang
manusia dari sudut pandang budaya disebut Antropologi Budaya,ada juga yang
memandang dari segi hakikatnya disebut Antropologi Filsafat.Memikirkan dan
membicarakan mengenai hakikat manusia inilah,yang menyebabkan orang
tidak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang
pertanyaan yang mendasar tentang manusia yaitu apa,bagaimana,dan kemana
manusia itu nantinya. Berbicara mengenai apa itu manusia,ada beberapa aliran
yang mendasari yaitu :
1.Aliran serba zat,mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat
atau materi.Zat atau materi itulah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi
dan manusia adalah unsur dari alam maka dari itu hakikat dari manusia itu
adalah zat atau materi.
2. Aliran serba roh,berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di
dunia ini adalah roh,begitu juga hakikat manusia adalah roh. Adapun zat itu
adalah manifestasi dari pada roh di dunia ini.
3. Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas. Aliran ini
menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi
yaitu jasmani dan rohani.Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur
asalnya,tidak tergantung satu sama lain.Jadi badan tidak berasal dari roh,juga
sebaliknya.Hanya dalam perwujudannya manusia itu ada dua,jasad dan roh,
yang keduanya berintegrasi membentuk yang disebut manusia.
4. Aliran eksistensialisme,yang memandang manusia secara
menyeluruh,artinya aliran ini memandang manusia tidak dari sudut zat atau
serba roh atau dualisme,tetapi memandangnya dari segi eksistensi manusia itu
sendiri yaitu cara beradanya manusia itu sendiri di dunia ini.
Dari keempat aliran tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
hakikat manusia yang sebenarnya adalah sesuatu yang melatar belakangi
keberadaanya di dunia ini sebagai manusia yang terdiri dari jasmani dan
rohani.Sedangkan dalam Islam sendiri,hakikat manusia didasarkan pada apa
yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah,atau melalui pengenalan asal
kejadian manusia itu sendiri. Hakikat manusia dalam Islam merupakan suatu
keberadaan yang mendasari diciptakannya manusia yang telah diberi amanat
untuk mengatur bumi (Khalifah) yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada
Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56]
yang artinya“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.”
Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan
makna bahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan
adalah pihak yang ditentukan,baik mengenai kondisi maupun makna
penciptaannya.Manusia tidak mempunyai peranan apapun dalam proses dan
hasil penciptaan dirinya.Oleh karena itu ketidak mampuan manusia itu
merupakan peringatan bagi manusia.
Seperti halnya manusia tidak ikut menentukan atau memilih orang tuanya,suku
atau bangsa dan lain-lain. Oleh karenanya manusia harus menyadari atas
ketentuan–ketentuan yang telah diberikan oleh Allah SWT.Sebagai makhluk
yang mulia, manusia dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya:
1.Manusia adalah makhluk yang keberadaanya didunia ini untuk mengadakan
sesuatu,artinya seorang manusia mempunyai tugas bekerja dalam hidupnya.
2.Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya
manusia ada untuk mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat,dari
sanalah muncul segala bentuk karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika
di dalam kehidupanya.
3.Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup,artinya
kebebasan manusia nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan
dan melalui kebebasan itulah muncul berbagai kegiatan.
4.Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab.Dalam diri manusia ada
kesadaran untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam
hidupnya.Misalnya dalam salah satu wujud kesadaran religius,bahwa manusia
harus mempertanggungjawabkan perbuatannya pada ilahi.
5. Manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan,walaupun manusia
adalah makhluk mulia.
Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan manusia dalam
islam sebagai makhluk yang istimewa.

B.EKSISTENSI MANUSIA DAN MARTABAT MANUSIA


Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri agar
mampu mewujudkan eksistensi yang ada dalam dirinya.Pemahaman dalam
hidup akan mengantar manusia pada kesediaan untuk mencari makna serta
arti kehidupan agar hidupnya tidak sia-sia.Eksistensi manusia di dunia
merupakan tanda kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya,bahwa
Dialah yang menciptakan,menghidupkan dan menjaga kehidupan
manusia.Dengan demikian,tujuan diciptakannya manusia dalam konteks
hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT
serta memikirkan ciptaan-Nya untuk menambah keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT.Sedangkan dalam konteks hubungan manusia dengan
manusia serta manusia dengan alam adalah untuk berbuat amal,yaitu
perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap sesama manusia,serta
tidak merusak alam.Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia lain
dapat dijelaskan sebagai berikut;
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia Dalam Q.S. Al-Anbiya [21:107]
yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat
bagi semesta alam.” Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh
Allah SWT dan berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam
semesta.Arti kata rahmat adalah karunia,kasih sayang dan belas kasih.Jadi
manusia sebagai rahmat merupakan manusia yang diciptakan oleh Allah SWT
untuk menebar dan memberikan kasih sayang kepada alam semesta.
2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di DuniaTujuan khusus adanya manusia di
dunia adalah sukses dunia dan akhirat dengan cara melaksanakan amal shaleh
yang merupakan investasi pribadi manusia sebagai individu.Allah berfirman
dalam Q.S. An-Nahl ayat [16:97]
yang artinya “Barang siapa mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Allah SWT akan
memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan diberi balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dengan apa yang telah mereka
kerjakan”.
3. Tujuan Individu dalam Keluarga Manusia di dunia tidak hidup
sendirian.Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai sifat hidup
berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain.Hampir semua
manusia,pada awalnya merupakan bagian dari anggota kelompok sosial yang
dinamakan keluarga.Dalam ilmu komunukasi dan sosiologi,keluarga
merupakan bagian dari klasifikasi kelompok sosial dan termasuk dalam small
group atau kelompok terkecil karena paling sedikit anggotanya. Namun
keberadaan keluarga sangat penting karena merupakan bentuk khususdalam
kerangka sistem sosial secara keseluruhan.Small group seolah-olah
merupakan miniatur masyarakat yang juga memiliki pembagian kerja,kode etik
pemerintahan,prestige,ideologi,dan sebagainya.Dalam kaitannya dengan
tujuan individu dalam keluarga adalah agar individu tersebut menemukan
ketentraman,kebahagiaan dan membentuk keluarga Sakinah mawaddah dan
warahmah.Manusia diciptakan berpasang-pasangan Oleh sebab itu,wajar bagi
manusia baik laki-laki dan perempuan membentuk keluarga.
4.Tujuan Individu dalam Masyarakat Setelah hidup berkeluarga,manusia
mempunyai kebutuhan untuk bermasyarakat.Tujuan hidup bermasyarakat
yaitu mencari keberkahan yang melimpah dalam hidup.Kecukupan kebutuhan
hidup ini menyangkut kebutuhan fisik seperti
perumahan,makan,pakaian,kebutuhan sosial(bertetangga),kebutuhan rasa
aman, dan kebutuhan aktualisasidiri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat mudah diperoleh apabila masyarakat
beriman dan bertakwa. Apabila masyarakat tidak beriman dan bertakwa,maka
Allah memberikan siksa dan jauh dari keberkahan.Oleh sebab itu,apabila
dalam suatu masyarakat ingin hidup damai dan serba kecukupan,maka kita
harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk memelihara iman dan
takwa.Allah berfirman dalam Q.S.Al-A’raf [7:96] yang artinya“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,tetapi mereka
mendustakan itu,maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok,yaitu:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
……..masyarakat.
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.
c. Tujuan Individu dalam Bernegara
5. Tujuan Individu dalam Bernegara,Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin
berkembang untuk menemukan jati diri sebagai pribadi yang utuh,maka
manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial.Lebih
dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang
lebih luas lagi yakni dalam kehidupan bernegara.Maka,tujuan individu dalam
bernegara adalah menjadi warga negara yang baik di dalam lingkungan
negara untuk mewujudkan negara yang aman,nyaman serta Makmur.
6. Tujuan Individu dalam Pergaulan InternasionalSetelah kehidupan
bernegara,tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional/dunia luar.Dalam
era globalisasi,kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis,maka kita
harus bersaing dengan ketat untuk menemukan jati diri serta pengembangan
kepribadian.Jadi tujuan individu dalam pergaulan internasional adalah menjadi
individu yang saling membantu dalam kebaikan dan individu yang dapat
membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar tidak
kalah dan terlena dengan indahnya dunia.

C. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH DAN


KHALIFATULLAH
Manusia diturunkan ke bumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau
pelengkap dibumi semata,tetapi manusia sesungguhnya mempunyai
kedudukan,peran,dan tugas yang telah melekat padanya yang terbawa sejak ia
lahir ke dunia.Manusia telah dipilih oleh Allah untuk melaksanakan tanggung
jawab sebagai hamba Allah dan seorang khalifah di bumi karena manusia
merupakan makhluk yang paling istimewa dibanding dengan makhluk-makhluk
yang lainnya.Mereka dipilih untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
ada dengan cara mereka sendiri dan tanpa melepas tanggung jawab.

1. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah


Ayat Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang
diciptakan oleh Allah dari tanah,kemudian berkembang biak melalui sperma
dan ovum dalam suatu ikatan pernikahan yang suci serta proses biologis
produktivitas manusia (Q.S Al-Mukminun:12-16)Dalam konteks ini,Nabi
Muhammad SAW bersabda,
"Bahwasanya seseorang kamu dihimpunkan kejadiannya didalam perut ibu
selama 40 hari, kemudian berupa segumpal darah seperti itu pula
lamanya,kemudian berupa segumpal daging seperti itupula
lamanya.Kemudian Allah mengutus seorang malaikat,maka diperintahkan
kepada malaikat:engkau tuliskanlah amalannya,rezekinya,ajalnya,dan celaka
atau bahagianya.Kemudian ditiupkanlah roh kepada makhluk tersebut" (HR.
Bukhari).20
Kesadaran bahwa manusia hidup didunia sebagai makhluk ciptaan Allah
dapat menumbuhkan sikap mawas diri bahwa dirinya bukanlah Tuhan.Oleh
sebab itu,ia melihat sesama manusia sebagai sesama makhluk,tidak ada
perhambaan antar manusia.Jadi, seorang istri tidak menghamba pada
suami,seorang pegawai tidak menghamba pada pengusaha,dan seorang
rakyat tidak menghamba pada pemerintah.Bagi manusia,yang patut
menerima perhambaan dari manusia tak lain adalah Allah.Allah tidak
menciptakan manusia selain untuk menghamba atau beribadah kepada-Nya
(Q.S. Adz-Dzariyat:56). Segala yang adadi langit dan bumi,baik dengan suka
maupun terpaksa,sesungguhnya pun berserah diri kepada Allah(Q.S. Ali
Imran:83).Oleh karena itu,tidak berlaku konsep manusia sebagai homo-
homoni lopus atau manusia sebagai pemangsa bagi manusia yang ain. Tidak
ada keistimewaan antara satu manusia dengan manusia lain kecuali taqwanya
kepada Allah.Eksistensi manusia bukan untuk menjadi yang terkuat,
melainkan untuk menjadi yang paling bijak. Sebagai hamba Allah, manusia
memikul tanggung jawab pribadi, orang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain (Q.S. Al-An'am:164) dan pada hari kiamat nanti mereka
datang kepada Allah dengan sendiri-sendiri (Q.S. Maryam:95).Ini
membuktikan bahwa manusia sebagai hamba Allah memiliki kebebasan
individual atas dirinya sendiri namun tetap bertanggung jawab atas
lingkungan sekitarnya.
2.Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah di Muka Bumi
Khalifah berasal dari kata “khalafa” yang berarti mengganti.Khalifah
diartikan pengganti karena ia menggantikan yang didepannya.Dalam bahasa
Arab,kalimat “Allah menjadi khalifah bagimu”berarti Allah menjadi pengganti
bagimu dari orang tuamu yang meninggal.Allah menjadikan manusia sebagai
khalifah di bumi berarti Allah menyerahkan pengolahan dan pemakmuran
bumi bukan secara mutlak kepada manusia.Disamping arti ini khalifah juga
menunjukan arti pemimpin negara atau kaum.Kata khalifah dengan arti
pemimpin terdapat dalam Q.S. Shad [38 :26] dimana Allah mengangkat Nabi
Daud As.sebagai khalifah di bumi untuk memimpin manusia dengan adil dan
tidak mengikuti hawa nafsu.Allah SWT.Memberikan anugerah-Nya kepada Bani
Adam sebagai makhluk yang paling mulia;mereka disebutkan dikalangan
makhluk yang tertinggi yaitu para malaikat sebelum mereka di ciptakan.Untuk
itu,Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah [2:30]yang artinya
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata:"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)dibumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah”.Arti khalifah pada Q.S. Shad [38:26]bertugas untuk menegakkan hukum
Allah di bumi dan menciptakan kemaslahatan manusia sedangkan arti khalifah
pada Q.S. Al-Baqarah [2:30] bertugas untuk memakmurkan dan mengelola
bumi.
Setiap kebajikan yang dilakukan manusia atas kehendak dan
pilihannya itu merupakan kemuliaan,malaikat yang bertabiat tunduk tidak
dapat mencapai kemuliaan itu. Untuk itu ada dua argumentasi manusia
dijadikan khalifah di muka bumi,yang dapat dikemukakan yaitu :
a. Kemuliaan manusia pertama (Nabi Adam As) yang dapat digambarkan
adanya perintah Allah,supaya malaikat bersujud kepada Nabi Adam As.
karena kekhususan Nabi Adam As. yang memiliki ilmu pengetahuan, yang
berbeda dengan ilmu pengetahuan malaikat yang tidak memungkinkan karena
dari usaha sendiri sesuai firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah[2:32] yang artinya
“Mereka menjawab: "Maha suci Engkau,tidak ada yang Kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."
b. Kekhalifahan Nabi Adam As. di muka bumi ini adalah karena mempunyai
kemungkinan untuk dibebani amanat kemanusiaan,serta pertanggungjawaban
dari amal usahanya, serta rentetan-rentetan cobaan,berbeda dengan malaikat
yang ditakdirkan dengan patuh dan bebas dari godaan-godaan.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang khalifah selalu berkaitan
dengan tugas-tugasdan tanggung jawab.Hal ini memberikan suatu peringatan
serta pelajaran kepada manusia sebagai khalifah agar mereka melihat dan
memandang keadaan sebelum mereka sendiri serta apa yang harus mereka
lakukan sebagai khalifah sebab semua perbuatan yang dilakukan akan ada
pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
BAB III
PENUTUP

A.Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Di
ciptakannya manusia di bumi oleh Sang Pencipta tidak hanya untuk diam
saja,tetapi manusia dituntu tuntuk selalu berperan aktif untuk berbuat
kebaikan. Sebagai seorang manusia, kita juga harus menjadi individu yang
dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Manusia bukanlah makhluk yang sempurna,masih banyak kekurangan
yang melekat dalam diri manusia.Salah satu contohnya adalah kurangnya
pemahaman manusia tentang agama,oleh karena itu manusia dianjurkan
untuk saling menghormati dan mengasihi satu sama lain karena kita diciptakan
tanpa adanya perbedaan. Selain itu,sebagai seorang manusia kita harus
mematuhi aturan yang ada.
B. Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang
manusia kita harus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang lain. Sebagai makhluk sosial,manusia tidak dapat hidup sendiri oleh
karena itu kita harus saling tolong menolong dalam kebaikan antar
sesama.Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini sangat
dianjurkan untuk dilanjutkan,karena bisa menambah wawasan manusia
tentang pengetahuan Agama. Selain itu,makalah ini diharapkan dapat
membantu pembaca untuk menggali lebih dalam Hakikat Manusia menurut
Islam.

DAFTAR PUSTAKA
IMM Tarbiyah. 2011. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khilafah
dihttp://immdakwahpwt.blogspot.com/2011/09/babI-pendahuluan-
manusiaadalah-makhluk.html(diakses 18 oktober 2021)
Sayyida Ulya. 2014. Eksistensi dan Martabat Manusia
dihttps://saydaulya.blogspot.com/2014/12/makalah-eksistensi-dan-martabat-
manusia.html(diakses 18 oktober 2021)
Eksistensi dan Martabat Manusia – Agama Islam
dihttp://lhialicious.blogspot.com/2016/03/eksistensi-dan-martabat-manusia-
agama.html(diakes 19 oktoner 2021
Konsep Manusia dalam Islam di
https://dalamislam.com/info-islami/konsep-manusia-dalam-islam(diakses 19
oktober 2021)

Anda mungkin juga menyukai