Anda di halaman 1dari 13

HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU:
DR.ARLIANSYAH,SE,SPD,M.PD.I

DISUSUN OLEH:
Depi Lestari : 22.23.025629
Meriyani : 22.23.025628
Email : devisaripbun@gmail.com
: Meriyanimeri23@gmail.com

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERAITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,inayah, taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunanmakalah ini tepat
pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagaisalah satu acuan,
petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalamilmu agama.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalamanbagi para
pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulissadar bahwa
masih banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh kerena itu, penulismeminta kepada
para pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang bersifatmembangun untuk
kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupunisi makalah sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik.
Palangkaraya,Oktober 2022

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................................................. 3
Bab I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan..............................................................................................................4
C. Metode Penulisan.............................................................................................................4
Bab II PEMBAHASAN........................................................................................................... 6
A. Konsep Manusia.............................................................................................................. 6
B. Eksistensi dan Martabat Manusia.....................................................................................7
C. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah.................................9
Bab III PENUTUP................................................................................................................. 11
A. Simpulan........................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Makalah ini kami tujukan untuk masyarakat umum khususnya di kalangan remaja,pelajar
dan generasi muda yang tidak lain adalah sebagai generasi penerus bangsa agar kitasemua
memahami konsep manusia dalam dunia islam serta memahami tanggung jawab manusia
sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Kajian tentang manusia telah banyak
dilakukan para ahli, yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan,sepertipolitik,
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan
karena manusia selain sebagai subjek (pelaku), juga sebagai objek (sasaran) dari berbagai
kegiatan tersebut, dari pemikiran ini selanjutnya memunculkan banyak sebutan atau predikat
untuk manusia yang dikemukakan para ahli filsafat, misalnya; homo sapiens,(makhluk
yang mempunyai budi pekerti/berakal), animal rational atau hayawan nathiq(binatang
yang dapat berpikir), homo laquen (makhluk yang pandai menciptakan bahasa),zoon
politicoi (makhluk yang pandai bekerja sama), homo economicus (makhluk yang
tundukkepada prinsip-prinsip ekonomi), homo religious(makhluk yang beragama),
homoplanemanet (makhluk ruhaniah-spiritual), homo educandum (makhluk yang
dapatdididik/educable),serta homo faber (makhluk yang selalu membuat bentuk-bentuk
baru).Dalam konsepsi Islam,manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai
duadimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa,
akal dansebagainya). Unsur jasad akan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan
tetap danbangkit kembali pada hari kiamat. (QS. Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah
makhluk yang mulia, bahkan lebih mulia dari malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29). Bahkan
manusia adalah satu-satunya mahluk yang mendapat perhatian besar dari Al-Qur’an,
terbukti dengan begitu banyaknya ayat al-Qur an yang membicarakan hal ikhwal
manusia dalam berbagai aspek-‟nya, termasuk pula dengan nama-nama yang diberikan al-
Qur’an untuk menyebut manusia,setidaknya terdapat lima kata yang sering digunakan Al-
Qur’an untuk merujuk kepada arti manusia, yaitu insan atau ins atau al-nas atau unas, dan
kata basyar serta kata bani adam atau durriyat adam. Berbicara dan berdiskusi tentang
manusia memang menarik dan tidak pernah tuntas.Pembicaraan mengenai makhluk
psikofisik ini laksana suatu permainan yang tidak pernah selesai. Selalu ada saja
pertanyaan mengenai manusia. Para ahli telah mencetuskan pengertian
manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini pun belum ada kata sepakat
tentangpengertian manusia yang sebenarnya.
Oleh karena itu kami sebagai penulis melalui makalah ini ingin mengingatkan Kembali
kepada para pembaca mengenai eksistensi dan manusia dalam pandangan islam
serta tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.
B. Tujuan Penulisan
1. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai pengertian dan konsep manusia dalam
pandangan islam
2. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai eksistensi dan martabat manusia
dalam pandangan islam

4
3. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah
dan khalifah di muka bumi

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode
pustaka yaitu berupa mencari dan mengumpulkan beberapa sumber dari internet maupun
buku yang mengenai informasi seputar konsep manusia dalam pandangan islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Manusia
Pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu sampai zaman modern ini juga
belum berakhir dan tak akan berakhir. Ternyata orang menyelidiki manusia dari berbagai
sudut pandang, ada yang memandang manusia dari sudut pandang budaya disebu
tAntropologi Budaya, ada juga yang memandang dari segi hakikatnya disebut
Antropolog iFilsafat. Memikirkan dan membicarakan mengenai hakikat manusia
inilah, yang menyebabkan orang tidak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang
memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia yaitu apa, bagaimana, dan
kemana manusia itu nantinya. Berbicara mengenai apa itu manusia, ada beberapa aliran yang
mendasari yaitu :
1. Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau
materi.Zat atau materi itulah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi dan manusia
adalah unsur dari alam maka dari itu hakikat dari manusia itu adalah zat atau materi.
2. Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah
roh, begitu juga hakikat manusia adalah roh. Adapun zat itu adalah manifestasi daripada roh
di dunia ini.
3. Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas. Aliran ini
menganggapbahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani
dan rohani.Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asalnya, tidak tergantung
satu samalain. Jadi badan tidak berasal dari roh, juga sebaliknya. Hanya dalam
perwujudannya manusia itu ada dua, jasad dan roh, yang keduanya berintegrasi membentuk
yang disebu tmanusia.
4. Aliran eksistensialisme, yang memandang manusia secara menyeluruh, artinya aliran ini
memandang manusia tidak dari sudut zat atau serba roh atau dualisme, tetapi
memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri yaitu cara beradanya manusia itu sendiri di
dunia ini.
Dari keempat aliran tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hakikat manusia yang
sebenarnya adalah sesuatu yang melatar belakangi keberadaanya di dunia ini sebagai manusia
yang terdiri dari jasmani dan rohani. Sedangkan dalam Islam sendiri, hakikat manusia
didasarkan pada apa yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah, atau melalui pengenalan asal
kejadian manusia itu sendiri. Hakikat manusia dalam Islam merupakan suatu keberadaan yang

6
mendasari diciptakannya manusia yang telah diberi amanat untuk mengaturbumi (Khalifah)
yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman

Allah SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56] yang artinya “Dan aku tidak menciptakan
jindan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan makn
abahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak
yang ditentukan, baik mengenai kondisi maupun makna penciptaannya. Manusia tidak
mempunyai peranan apapun dalam proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu
ketidakmampuan manusia itu merupakan peringatan bagi manusia. Seperti halnya
manusia tidak ikut menentukan atau memilih orang tuanya, suku atau bangsa dan
lain-lain. Oleh karenanya manusia harus menyadari atas ketentuan – ketentuan yang
telah diberikan oleh Allah SWT.Sebagai makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari
beberapa hal diantaranya :
1. Manusia adalah makhluk yang keberadaanya di dunia ini untuk mengadakan
sesuatu,artinya seorang manusia mempunyai tugas bekerja dalam hidupnya.
2. Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya manusia ada
untuk mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah muncul
segala bentuk karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.
3. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup, artinya
kebebasan manusia nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan dan melalui
kebebasan itulah muncul berbagai kegiatan.
4. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada
kesadaran untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya.
Misalnya dalam salah satu wujud kesadaran religius, bahwa manusia harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya pada ilahi.
5. Manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan, walaupun manusia
adalah makhluk mulia.Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan
manusia dalam islam sebagai makhluk yang istimewa.
B. Eksistensi dan Martabat Manusia
Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri agar mampu
mewujudkan eksistensi yang ada dalam dirinya. Pemahaman dalam hidup akan
menganta rmanusia pada kesediaan untuk mencari makna serta arti kehidupan agar hidupnya
tidak sia-sia. Eksistensi manusia di dunia merupakan tanda kekuasaan Allah SWT
terhadap hamba-hamba-Nya, bahwa Dialah yang menciptakan, menghidupkan dan
menjaga kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam
konteks hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT
serta memikirkan ciptaan-Nyauntuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT. Sedangkan dalam konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia
dengan alam adalah untuk berbuat amal,yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan

7
kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan
hidup manusia dengan manusia lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam Q.S. Al-Anbiya [21:107] yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainka
nuntuk Rahmat bagi semesta alam” Ayat ini menerangkan tujuan manusia
diciptakan oleh Allah SWT dan berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam
semesta. Arti kata rahmat adalah karunia, kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai
rahmat merupakan manusia yang diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan
memberikan kasih sayang kepada alam semesta.
2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia
Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses dunia dan akhirat dengan
cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia sebagai individu.
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat [16:97] yang artinya “Barang siapa mengerjakan
amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
AllahSWT akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan diberi balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dengan apa yang telah mereka kerjakan”.
3. Tujuan Individu dalam Keluarga
Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia merupakan makhluk sosial yang
mempunyai sifat hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain.. Hampir
semua manusia,pada awalnya merupakan bagian dari anggota kelompok sosial yang
dinamakan keluarga.Dalam ilmu komunukasi dan sosiologi, keluarga merupakan bagian dari
klasifikasi kelompoksosial dan termasuk dalam small group atau kelompok terkecil
karena paling sedikit.
anggotanya. Namun keberadaan keluarga sangat penting karena merupakan bentuk
khusus dalam kerangka sistem sosial secara keseluruhan. Small group seolah-olah
merupakan miniatur masyarakat yang juga memiliki pembagian kerja, kode etik
pemerintahan, prestige,ideologi, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan tujuan
individu dalam keluarga adalah agar individu tersebut menemukan ketentraman,
kebahagiaan dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Manusia
diciptakan berpasang-pasangan. Oleh sebab itu,wajar bagi manusia baik laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga.
Tujuan manusia berkeluraga menurut Q.S. Ar-Rum [30:21] yang artinya "Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri,supaya kamu merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih
sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaaum yangmau berfikir."
Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia supaya tentram. Untuk menjadi keluarga yang
tentram, Allah SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga
harus dibangun rasa kasih sayang satu sama lain.
4. Tujuan Individu dalam Masyarakat

8
Setelah hidup berkeluarga, manusia mempunyai kebutuhan untuk bermasyarakat.
Tujuan hidup bermasyarakat yaitu mencari keberkahan yang melimpah dalam
hidup. Kecukupan kebutuhan hidup ini menyangkut kebutuhan fisik seperti
perumahan, makan, pakaian,kebutuhan sosial (bertetangga), kebutuhan rasa aman,
dan kebutuhan aktualisasidiri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat mudah diperoleh
apabila masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila masyarakat tidak beriman dan
bertakwa, maka Allah akan memberikan siksa dan jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu,
apabila dalam suatu masyarakat ingin hidup damai dan serba kecukupan, maka kita
harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk memelihara iman dan takwa.
Allah berfirman dalam Q.S. Al-A’raf [7:96] yang artinya“Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kamiakan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya”.Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau
keinginan pokok, yaitu:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat
.b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.
5. Tujuan Individu dalam Bernegara
Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang untuk menemukan jati diri
sebagai pribadi yang utuh, maka manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan
dengan dunia sosial. Lebih dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat
memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam kehidupan bernegara. Maka,
tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi warga negara yang baik di dalam
lingkungan negara untuk mewujudkan negara yang aman, nyaman serta makmur.6. Tujuan
Individu dalam Pergaulan Internasional Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas
dari kehidupan internasional/dunia luar.Dalam era globalisasi, kita sebagai makhluk
hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harus bersaing dengan ketat untuk
menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu dalam
pergaulan internasional adalah menjadi individu yang saling membant udalam kebaikan dan
individu yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar
tidak kalah dan terlena dengan indahnya dunia.

C. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah


Manusia diturunkan ke bumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau pelengkap dibumi
semata, tetapi manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan, peran, dan tugas yang
telah melekat padanya yang terbawa sejak ia lahir ke dunia. Manusia telah dipilih oleh Allah
untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai hambaAllah dan seorang khalifah di
bumi,karena manusia merupakan makhluk yang paling istimewa dibanding dengan
makhluk-makhluk yang lainnya. Mereka dipilih untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan yang ada dengan cara mereka sendiri dan tanpa melepas tanggung jawab.
1. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah
Ayat Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang
diciptakanoleh Allah dari tanah, kemudian berkembang biak melalui sperma dan

9
ovum dalam suatuikatan pernikahan yang suci serta proses biologis produktivitas
manusia (Q.S Al-Mukminun:12-16) Dalam konteks ini, Nabi Muhammad SAW
bersabda, "Bahwasanya seseorang kamu dihimpunkan kejadiannya di dalam perut
ibu selama 40 hari, kemudian berupa segumpal darah seperti itu pula lamanya, kemudian
berupa segumpal daging seperti itu pula lamanya. Kemudian Allah mengutus seorang
malaikat, maka diperintahkan kepada
malaikat: engkau tuliskanlah amalannya, rezekinya, ajalnya, dan celaka atau
bahagianya.Kemudian ditiupkanlah roh kepada makhluk tersebut" (HR. Bukhari).20
Kesadaran bahwa manusia hidup di dunia sebagai makhluk ciptaan Allah dapat
menumbuhkan sikap andap asor dan mawas diri bahwa dirinya bukanlah Tuhan. Oleh sebab
itu, ia melihat sesama manusia sebagai sesama makhluk, tidak ada perhambaan antar
manusia.Jadi, seorang istri tidak menghamba pada suami, seorang pegawai tidak
menghamba padapengusaha, dan seorang rakyat tidak menghamba pada pemerintah. Bagi
manusia, yang patu tmenerima perhambaan dari manusia tak lain adalah Allah. Allah tidak
menciptakan manusia selain untuk menghamba atau beribadah kepada-Nya (Q.S. Adz-
Dzariyat:56). Segala yang adadi langit dan bumi, baik dengan suka maupun
terpaksa, sesungguhnya pun berserah dir ikepada Allah (Q.S. Ali Imran:83). Oleh
karena itu, tidak berlaku konsep manusia sebagai homo homoni lopus atau manusia
sebagai pemangsa bagi manusia yang lain. Tidak ada keistimewaan antara satu
manusia dengan manusia lain kecuali taqwanya kepada Allah.Eksistensi manusia
bukan untuk menjadi yang terkuat (struggle for the strongest and thefittest),
melainkan untuk menjadi yang paling bijak (struggle for the wisest).
Sebagai hamba Allah, manusia memikul tanggung jawab pribadi, orang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain (Q.S. Al-An'am:164) dan pada hari kiamat nanti mereka
datang kepada Allah dengan sendiri-sendiri (Q.S. Maryam:95). Ini membuktikan
bahwa manusia sebagai hamba Allah memiliki kebebasan individual atas dirinya sendiri
namun tetap bertanggung jawab atas lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah di Muka Bumi
Khalifah berasal dari kata “khalafa” yang berarti mengganti. Khalifah diartikan
pengganti karena ia menggantikan yang didepannya. Dalam bahasa Arab, kalimat
“Allah menjadi khalifah bagimu” berarti Allah menjadi pengganti bagimu dari orang
tuamu yang meninggal. Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi berarti Allah
menyerahkan pengolahan dan pemakmuran bumi bukan secara mutlak kepada manusia. Di
samping arti ini khalifah juga menunjukan arti pemimpin negara atau kaum. Kata
khalifah dengan arti pemimpin terdapat dalam Q.S. Shad [38 :26] dimana Allah
mengangkat Nabi Daud As.sebagai khalifah di bumi untuk memimpin manusia dengan
adil dan tidak mengikuti hawanafsu.
Allah SWT. Memberikan anugerah-Nya kepada Bani Adam sebagai makhluk yang
paling mulia; mereka disebutkan di kalangan makhluk yang tertinggi yaitu para
malaikat,sebelum mereka di ciptakan. Untuk itu, Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah
[2:30]yang artinya "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka8

10
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah”. Arti khalifah pada Q.S. Shad
[38:26]bertugas untuk menegakkan hukum Allah di bumi dan menciptakan kemaslahatan
manusia sedangkan arti khalifah pada Q.S. Al-Baqarah [2:30] bertugas untuk
memakmurkan dan mengelola bumi.
Setiap kebajikan yang dilakukan manusia atas kehendak dan pilihannya itu merupakan
kemuliaan, malaikat yang bertabiat tunduk tidak dapat mencapai kemuliaan itu. Untuk itu ada
dua argumentasi manusia dijadikan khalifah di muka bumi, yang dapat dikemukakan yaitu :
a. Kemuliaan manusia pertama (Nabi Adam As) yang dapat digambarkan adanya
perintah Allah, supaya malaikat bersujud kepada Nabi Adam As. karena kekhususan Nabi
AdamAs. yang memiliki ilmu pengetahuan, yang berbeda dengan ilmu pengetahuan
malaikatyang tidak memungkinkan karena dari usaha sendiri sesuai firman Allah dalam Q.S.
Al-Baqarah [2:32] yang artinya “Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada
yangKami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
Sesungguhny aEngkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."
b. Kekhalifahan Nabi Adam As. di muka bumi ini adalah karena mempunyai kemungkinan
untuk dibebani amanat kemanusiaan, serta pertanggungjawaban dari amal usahanya,
sertarentetan-rentetan cobaan, berbeda dengan malaikat yang ditakdirkan dengan patuh
danbebas dari godaan-godaan.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang khalifah selalu berkaitan dengan tugas-tugas
dan tanggung jawab. Hal ini memberikan suatu peringatan serta pelajaran kepada
manusia sebagai khalifah agar mereka melihat dan memandang keadaan sebelum mereka
sendiri sertaapa yang harus mereka lakukan sebagai khalifah sebab semua perbuatan yang
dilakukan akan ada pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Di ciptakannya
manusia di bumi oleh Sang Pencipta tidak hanya untuk diam saja, tetapi manusia
dituntut untuk selalu berperan aktif untuk berbuat kebaikan. Sebagai seorang manusia, kita
juga harus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Manusia
bukanlah makhluk yang sempurna, masih banyak kekurangan yang melekat dalam diri
manusia. Salah satu contohnya adalah kurangnya pemahaman manusia tentang
agama, oleh karena itu manusia dianjurkan untuk saling menghormati dan
mengasihi satu sama lain karena kita diciptakan tanpa adanya perbedaan. Selain itu, sebagai
seorang manusia kita harus mematuhi aturan yang ada.
B. Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang manusia kita harus
menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena itu kita harus
saling tolong menolong dalam kebaikan antar sesama.Untuk kedepannya tugas dalam
membuat makalah ini sangat dianjurkan untuk dilanjutkan, karena bisa menambah
wawasan manusia tentang pengetahuan Agama. Selain itu,makalah ini diharapkan dapat
membantu pembaca untuk menggali lebih dalam Hakikat Manusia menurut Islam.

12
DAFTAR PUSTAKA

IMM Tarbiyah. 2011.Tanggung Jawab Manusia sebagai Khilafah


dihttp://immdakwahpwt.blogspot.com/2011/09/babI-pendahuluan-manusiaadalah-
makhluk.html(diakses 3 April 2019)Sayyida Ulya. 2014. Eksistensi dan Martabat
Manusia dihttps://saydaulya.blogspot.com/2014/12/makalah-eksistensi-dan-martabat-
manusia.html(diakses 27 Maret 2019)Prasasti Lia. 2016. Eksistensi dan Martabat
Manusia – Agama Islam dihttp://lhialicious.blogspot.com/2016/03/eksistensi-dan-
martabat-manusia-agama.html(diakses 27 Maret 2019)Finastri Annisa. 2016. Konsep
Manusia dalam Islam di https://dalamislam.com/info-islami/konsep-manusia-dalam-
islam(diakses 2 April 2019)11

13

Anda mungkin juga menyukai