Anda di halaman 1dari 6

PERENCANA PEMBELAJARAN SD

Materi ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah perencanaan pembelajaran SD
Dosen Pengampu : Siti Arnisyah, M. Pd

Di susun oleh :
Annisa Safitri Karlina 22.23.025625
Depi Lestari 22.23.025628
Della Putri Listiagu 22.23.025644
Hernita 22.23.025636
Lukmanul Hakim 22.23.026171
Niken Ayu Mentari 22.23.026511

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
PALANGKARAYA
2023/2024
Pembahasan
A. Model Pembelajaran KEMP
Jerol E. Kemp berasal dari California State Univercity di Sanjose. Kemp mengembangkan
model desaininstruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan
bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalah - masalah umum dan
tujuan - tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para pengembang desain
instruksional untuk melihat karakteristik para siswa sertamenentukan tujuan- tujuan belajar
yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi isi pelajaran danmengembangkan pretest
dari tujuan - tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkanstrategi dan
langkah - langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber- sumber belajar yang
akandigunakan. Selanjutnya , materi / isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan -
tujuan yang telahdi rumuska. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi
didasarkan atas hasol- hasil evaluasi.
Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar,
sekolahlanjutan, maupun perguruan tinggi.
Desain Pembelajaran Model Kemp ini dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni :
1. Apa yang harus di pelajari siswa (tujuan pembelajaran ).
2. Apa atau bagaimana prosedur,dan sumber- sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai
hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, media, dan sumber belajar yang digunakan).
3. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi).

B. langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan


langkah, yakni:
1. Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan
umum yangingin di capai dalam mengajarkan masing- masing pokok bahasan.
2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk
mengetahuiapakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan
untuk mengikuti program , serta langkah- langkah apa yang perlu diambil.
3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (dalam KTSP
adalahindikator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,
bagaimanamengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru,
rumusan itu akan berguandalam menyusun tes kemampuan /keberhasilan dan pemilihan
materi/bahan belajar yang sesuai.
4. Menentukan materi/ bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus
(indikator) yangtelah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru- guru adalah
begitu banyakknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas.
Demikian juga, timbul kesulitandalam mengorganisasikan materi/ bahan ajar yang akan
disajikan kepada para siswa. Dalam halini diperlukan ketepatan guru dalam memilih
dan memilah sumber belajar, materi, media,dan prosedur pembelajaran yang akan
digunakan.
5. Menetapkan penjajagan atau tes awal (preassesment). Ini diperlukan untuk mengetahui
sejauhmana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut
untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian,
guru dapat memilih materiyang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu,
sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6. Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kriteria umum untuk
pemilihanstrategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus
(indikator) tersebut, adalahefisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu
analisis alternatif.
7. Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas,
peralatan, waktu,dan tenaga.
8. Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontroldan mengkaji
keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat
evaluasi (tes), danmetode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya
perubahan atau datayang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh
pada komponen lainnya. Dalamlingkaran model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi
tiap komponen bila diperlukan. Revisidilakukan dengan data pada komponen sebelumnya
maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatansistem dalam pembelajaran, perencanaan
desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain
boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan terlebih dahulu, ataumungkin dengan
evaluasi. Komponen mana yang di dahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung
kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi,dan kondisi sekolah,atau bergantung
pada pembuat perencanaan itu sendiri.

C. Desain Pembelajaran Model Kemp


Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004), model desain sistem pembelajaran ini akan
membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam
memahami kerangka teori denganlebih baik dan menerapakan teori tersebut untuk
menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif danefisien.Menurut Kemp
pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namunkarena
kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan,
makaseyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.Dalam desain yang
dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yangharus ditentukan
ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
dikembangkanmulai dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis
karakteristik siswa, analisistugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi
materi, pemilihan strategi pembelajaranyang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan
pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasiinstrumen. Keseluruhan proses tersebut
harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasarsebagai proses revisi
atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan pendukung
danimplementasi dari manajemen proyek.

D. Komponen Pokok Pembelajaran Kemp


1. Peserta Didik
Peserta didik diantaranya siswa, mahasiswa ,peserta pelatihan dan seterusnya. Namun
uraian initidak akan membahas mengapa istilah peserta didik berbeda. Uraian in
imenjelaskan alasan-alasan raisonalmengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan
tentang pihak yang belajar.Apa pun desain pembelajaran dan mata ajaran yang
disampaikan perlu kiranya diketahui bahwa yangsebenarnya dilakukan oleh para
desainer adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran
dapat dapat tercapai dan peserta didik merasa nyaman dan termotivasi dalam proses
belajarnya.

2. Tujuan Pembelajaran
Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kopetensi atau
kinerja yangharus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Sandainya tujuan
pembelajaran atau kopetensidinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan
pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi yangdapat mudah dicapai. Dilain
pihak, disain instruksional memadukan kebutuhan peserta didik dengankopetensi yang
harus dia kuasai nanti setelah selesai belajar degan kondisi yang sudah ditetapkan.

3. Metode
Metode terkait degan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar
berjalanmulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk
menyampaikan materi ajar. Dalam disain pembelajaran langakh ini sangat penting
karena metode inilah yang menetukan situasi belajar yang tersedia untuk belajar.

4. PenilaianKonsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta didik sanagt penting.
Indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil
belajar ini. Sering kali penilaiain diukurdnegan kemampuan menjawab dengan benar
sejumlah soal-soal obyektif. Penilaian dapat juga dilakukandenagan format nonsoal,
yaitu dengan instrumen pengamatan, wawancara, kuesioner, dan sebagainya.

E. Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Model Kemp


1. Identifikasi masalah pembelajaran
Tujuannya adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut
kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut
model, pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk
mencapai pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yangdikembangkan, selanjutnya
disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapaitujuan
seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum.
2. Analisis siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkahlaku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untukmengetahui sejauhmana kemapuan siswa,
motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lainsebagainya.
3. Analisis tugas Menurut Kemp
Analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran.
Jadianalisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis konsep,
analisis pemrosesan informasidan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP)dan
lembar kegiatan siswa (LKS).
4. Merumuskan indikator
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap
satu Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran,
kerangka kerja dalam merencanakan caramengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan
cara siswa belajar.
5. Penyusunan instrumen evaluasi
Penyusunan ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan
pengeusaan siswasetelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan pada jumlah
soal yang dijawab secara benar.
6. Setrategi pembelajaran
Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang
mampumemberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7. Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan
analisis tugas.
8. Pelayanan pendukung
Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan
kepala sekolah,guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan
laboraturium dan perpustakaan.
9. Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan
pengembangan.Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit
sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur
dan secara terus menerus menilai kembali hubungansetiap bagian rencana itu dengan tata
keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang
lain.
10. Evaluasi Formatif
Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini
berguna untukmenentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai
kekurangan dapat dihindarisebelum program terpakai secara luas.
11. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada
akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari
hasil posttest maupun ujiakhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir
unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
12. Revisi Perangkat PembelajaranKegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada
setiap langkah pengembangan. Hal ini berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah
rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengankegiatan revisi. Kegiatan revisi
dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

F. Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp


1. Kelebihan Model KempModel pembelajaran kemp ini, di setiap melakukan langkah atau
prosedur terdapat revisi terlebihdahulu gunanya untuk menuju ke tahap berikutnya.
Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan ataukesalahan di tahap tersebut, dapat di
lakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.
2. Kekurangan Model KempModel pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke
pembelajaran klasikal atau pembelajaran dikelas. Oleh karena itu, peran guru di sini
mempunyai pengaruh besar, karena mereka di tuntut dalam rangka program pengajaran,
instrumen evaluasi, dan strategi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2011. Model-model pembelajaran. Bandung : PT. RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai