Disusun Oleh:
LUKMA (55514110058)
TAHUN 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global
perusahaan yang memiliki keunggulan pada tingkat dunia yang mampu memuaskan
berkembang dalam persaingan tingkat dunia. Oleh karena itu perusahaan dalam hal
ini manajemen harus mengkaji ulang prinsip-prinsip yang selama ini digunakan agar
dapat bertahan dan bertumbuh dalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat
2
Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mancakup
kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus
kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal (Hansen dan Mowen, 1999).
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting
pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem
pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang
lalu.
Pemakaian penilaian kinerja tradisional yaitu ROI, Profit Margin dan Rasio
yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan
karena ROI, Profit Marjin dan Rasio Operasi hanya menggambarkan pengukuran
mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi
finansial misalnmya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan
3
dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan
dikembangkan oleh Norton pada tahun 1990. Balanced Scorecard merupakan suatu
dan Johny Setyawan, 1999). Balanced Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka
pokok permasalahan makalah ini adalah bagaimana penilaian kinerja dengan
balanced scorecard.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
dimiliki (Helfert, 1996). Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang
digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi
pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya
organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah
oleh organisasi (Mulyadi dan Johny setyawan, 1999). Penilaaian kinerja dapat
digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang
serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil
5
kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat intrinsik
maupun ekstrinsik.
rangsangan pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien.
Adapun ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk menilai kinerja secara
6
Ukuran Kinerja unggul
Adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran penilaian. Dengan
kriteria yang lainnya, yang mungkin sama pentingnya dalam menentukan sukses
Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai
kriteria kinerja tunggal. Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran kriterianya
Dengan adanya kesadaran beberapa kriteria lebih penting bagi perusahaan secara
kinerjanya dengan menggunakan dua unsur, yaitu provitabilitas dan pangsa pasar
mengerti yang harus ditekankan agar tercapai sasaran yang dituju manajer puncak.
Dalam manajemen tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran
pengukurannya. Maka kinerja personil yang diukur adalah hanya yang berkaitan
7
dengan keuangan, hal-hal yang sulit diukur diabaikan atau diberi nilai kuantitatif
keuangan).
pelanggan).
8
4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan
Balanced scorecard terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced).
Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak
diwujudkan oleh peronil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang akan
menunjukkan bahwa kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek:
keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan
pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, antara kinerja jangka pendek dan
jangka panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan yang bersifat ekstern
jika kartu skor personil digunakan untuk merencanakan skor yang hendak
yang terbagi dan terkombinasi antara tujuan strategik jangka panjang dengan
9
peristiwa-peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut adalah (Kaplan dan
Norton, 1996):
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi perlu dijabarkan dalam tujuan
dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan
perusahaan perlu merumuskan strategi. Tujuan ini menjadi salah satu landasan
ukuran pencapaiannya.
perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham
dan konsumen karena oleh tujuan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan yang baik.
Untuk itu, balanced scorecard menunjukkan strategi yang menyeluruh yang terdiri
2. Setting Goals
10
Rencana Bisnis
masing-masing saling bersaing antara satu dengan yang lainnya. Keadaan tersebut
dapat melaukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam
jangka pendek, dari tiga pespektif yang ada yaitu: konsumen, proses bisnis internal
serta pembelajaran dan pertumbuhan untuk dijadikan sebagai umpan balik dalam
mengevaluasi strategi.
11
2.2.2 Tolak Ukur dalam Balanced Scorecard
ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat
keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada dalam tiga
masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton dibedakan menjadi
tiga tahap:
Growth (Berkembang)
Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan
bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang
sama sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang. Untuk
aktual beroperasi dengan cash flow negatif dan tingkat pengembalian atas
modal yang rendah. Investasi yang ditanam untuk kepentingan masa depan
12
jumlah dana yang mampu dihasilkan dari basis operasi yang ada sekarang,
dengan produk dan jasa dan konsumen yang masih terbatas. Sasaran keuangan
baru dari konsumen baru dan atau dari produk dan jasa baru.
Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap dimana perusahaan masih
operasional secara konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu
Harvest (Panen)
tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan
kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus
kas yang masuk ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah cash
13
Perspektif Pelanggan
eksternal. Jika suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior
produk atau jasa yang bernilai dari biaya perolehannya. Dan suatu produk akan
dari apa yang diharapkan dan persepsikan konsumen (Heppy Julianto, 2000).
Tolak ukur kinerja pelanggan dibagi menjadi dua kelompok (Budi W. Soejtipto,
1997):
1. Kelompok Inti
14
· Tingkat profitabilitas pelanggan: mengukur seberapa besar keuntungan
yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para
pelanggan.
2. Kelompok Penunjang
Tolok ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif, tingkat
Menurut Kaplan dan Norton 1996, dalam proses bisnis internal, manajer harus bisa
1. Inovasi
Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian riset
dan pengembangan. Dalam tahap inovasi ini tolak ukur yang digunakan adalah
2. Proses Operasi.
penyimpanan dan pendistribusian produk atau jasa serta layanan purna jual
16
dimana perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan kepada
pembayaran.
tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh. Tujuan dari
kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang, sistem dan prosedur dengan
apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Untuk
· Karyawan.
Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja
17
agregat peningkatan keahlian moral, inovasi, perbaikan proses internal dan
mudah dijalankan. Tolak ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi
Komprehensif
saja, tetapi juga aspek kualitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek customer,
tersebut untuk mendorong manajer untuk mencapai tujuan tanpa membuat trade
18
off di antara kunci-kunci sukses tersebut melalui empat perspektif. Balanced
berubah preferensinya.
Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada setiap perspektif adalah
· Perspektif Keuangan.
dikuasai personil.
· Perspektif Customer.
19
Terwujudnya pelipatgandaan kinerja seluruh personil perusahaan melalui
implementasi.
Dalam penelitian Nomura Research Institute (NRI) Papers No. 45, 1 April
pola kerja balance scorecard (BSC) terhadap lebih dari 20 perusahaan (Morisawa,
memang memiliki keunggulan yang dirangkum menjadi lima point sebagai berikut:
panjang.
indikator finansial.
20
3. Mengurangi keragu-raguan atau kekaburan dengan tetap menjaga indikator-
yang dialami oleh perusahaan KANSAI ELECTRIC POWER CO. LTD, perusahaan
Jepang. Perusahaan ini memperkenalkan cara kerja baru yang disebut "Linked
yakni suatu strategi dimana perusahaan mencoba mengelola hubungan yang baik
dengan para pelanggan untuk menciptakan nilai tambah untuk para pelanggan dan
untuk perusahaan itu sendiri. Hal ini ditunjukkan bahwa lebih dari setengah proyek-
proyek CRM tidak menghasilkan nilai tambah apapun bagi perusahaan, dan 50%
dari CRM Strategy tetap saja mengalami kegagalan dalam penerapannya di dunia
21
yang seluruh indikatornya (pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya, peningkatan
laba dan pemanfaatan aktiva/ strategi investasi). Namun ditemukan pula adanya
pencapaian kuantitas produksi serta pangsa pasar yang dimiliki, perspektif proses
bisnis internal yakni jaringan hubungan dengan pemasok dan pengendalian kualitas,
dipublikasikan pertama kali oleh robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard
Business Preview pada tahun 1992 dalam sebuah artikel yang berjudul ”Balanced
faktor non finansial. Dengan empat perspektif, yaitu customer, internal, learning
langsung dalam applikasinya, sistem ini dapat dipakai sebagai alat penetapan
22
Intangible assets tersebut mencakup; pengembangan hubungan dengan
pengukuran tradisional yang menekankan pada ukuran keuangan sebagai tolak ukur
kinerja memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini sebagai akibat dari sistem akuntansi
yang melayani berbagai tujuan untuk pihak eksternal dan pihak internal secara
sekaligus. Juga sistem akuntansi yang memiliki banyak alternatif tekhnis akuntansi
yang mungkin tidak sesuai untuk tujuan tertentu serta ketidakpuasan terhadap
dari ukuran yang bersifat keuangan tersebut selain keterbatasan tersebut tidak
hanya informasi yang quantified dan yang dapat diukur dengan uang, informasi
yang dihasilkan lebih bersifat prakiraan dan informasi yang dilaporkan merupakan
hal yang sudah terjadi. Pengukuran kinerja keuangan komprehensif seperti total
biaya ataupun pendapatan akuntansi suatu divisi, tidaklah selalu dapat memenuhi
kinerja yang didasarkan pada finansial dan non finansial. Kecendrungan untuk
pengukuran kinerja baru yang telah dikembangkan, yaitu Balanced Scorecard yang
23
didefinisikan sebagai ; seperangkat ukuran yang memberikan pandangan yang
menyeluruh mengenai bisnis kepada para manajer secara cepat dalam lingkungan
yang kompleks untuk sukses dalam persaingan. Metode ini dapat menterjemahkan
misi dan strategi kedalam set penaksiran kinerja secara menyeluruh yang akan
merupakan sistem pengukuran yang efektif yang menjadi bagian integral proses
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
perusahaan yang lebih komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada pengukuran
atas dasar perspektif keuangan saja. Hal ini terbukti dengan adanya manfaat-
25
DAFTAR PUSTAKA
http://indriramadhaniekonomi.blogspot.com/2013/05/penilaian-kinerja-dan-
balanced-scorecard.html
http://pustakabakul.blogspot.com/2012/02/pengukuran-kinerja-dengan-
balanced.html
26