Anda di halaman 1dari 32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kata kinerja mengandung

arti: (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperhatikan, dan (3) kemampuan

kerja. Kinerja merupakan hasil akhir atau kemampuan kerja sekelompok orang

atau suatu pekerjaan pada waktu tertentu. Bentuk kinerja ini dapat berupa hasil

akhir atau produk/jasa, bentuk perilaku, kecakapan, kompetensi, sarana, dan

sarana serta keterampilan fisik yang berkontribusi terhadap pencapaian

keseluruhan organisasi.

Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian

atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode,

seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya – biaya masa lalu

atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggung jawaban atau

akuntabilitas manajemen dan semacamnya.

Kinerja menurut Suyadi Prawirosentono (2006:65) adalah hasil kerja yang dicapai

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi/perusahaan sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi

secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral dan etika.

Definisi Kinerja apabila kita simpulkan adalah suatu tingkat pencapaian dari suatu

kegiatan yang diperoleh dari sebuah proses yang berkesinambungan dalam mewujudkan

tujuan, visi dan misi yang telah direncanakan oleh suatu organisasi atau kelompok.

1
2.1.2 Penilaian Kinerja
Suatu perusahaan harus melakukan evaluasi supaya dapat berjalan dengan baik.

Evaluasi dapat dilakukan dengan cara mengukur kinerja sehingga kinerja perusahaan dapat

dipantau secara periodik. Mulyadi (1997) mendifinisikan penilaian kinerja sebagai

penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Pengukuran kinerja merupakan suatu tindakan yang bersifat mengevaluasi

cerara menyeluruh terkait dengan aktivitas yang terjadi dalam suatu perussahaan,

dimana tujuannya adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan

perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat

pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila

terjadi keterlambatan atau penyimpangan agar segera diperbaiki,

Pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi para pemakainya apabila

hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa membantu perusahaan dalam

usaha untuk melakukan perbaikan kinerja lebih lanjut. Menurut Honggren dan

Datar (1994) pengukuran kinerja secara garis besar berdasarkan kriteria dan

informasi yang dihasilkan, dapat dibagi menjadi dua yaitu: pengukuran kinerja

keuangan (financial perfomance measures) dan pengukuran kinerja non

keuangan (nonfinancial perfomance). Kedua jenis pengukuran kinerja tersebut

masing-masing mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan

tentang kinerja suatu perusahaan.

2
Pengukuran kinerja keuangan biasanya menjabarkan tentang kinerja dari

semua produk dan aktivitas jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dasar

yang digunakan adalah kinerja masa lalu sehingga pencapaian kinerja dan

keunggulan bersaing yang diharapkan sangat sulit. Jadi, fokus dari pengukuran

adalah pada hasil akhir yang telah dicapai oleh perusahaan sebagai dampak dari

keputusan yang telah dirumuskan oleh manajemen perusahaan. Sedangkan,

pengukuran kinerja non keuangan mempunyai pendekatan lain dalam

mengevaluasi kinerja perusahaan. Pengukuran ini biasanya berhubungan dengan

pengukuran fisik. Informasi yang digunakan seringkali dikumpulkan bersamaan

dengan data informasi bagi pengukuran kinerja keuangan.

Sistem manajemen tradisional mengukur kinerja hanya menggunakan

perspektif keuangan (financial) dan cenderung mengandalkan pengukuran

keuangan jangka pendek sebagai indikator untuk menilai kinerja perusahaan

secara keseluruhan. Pengukuran kinerja perusahaan yang hanya ditekankan pada

sudut pandang keuangan sering kali menghilangkan sudut pandang lain yang

tentu saja tidak kalah pentingnya. Masih banyak perusahaan yang masih

menerapkan sistem manajemen tradisional ini karena mereka belum mengetahui

pentingnya menilai kinerja dari aspek non-keuangan, dimana hasil kinerja suatu

perusahaan digambarkan secara lebih akurat.

2.1.3 Balanced Scorecard


Scorecard merupakan kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang
diturunkan dari startegi perusahaan yang mendukung strategi perusahan secara
keseluruhan. Balanced Scorecard memberikan suatu cara untuk
mengkomunikasikan strategi suatu perusahan pada manajer-manajer diseluruh

3
organisasi. Balanced Scorecard juga menunjukan bagaimana perusahaan
menyempurnakan prestasi keuangannya (Amin Widjaja Tunggal, 2002:1).
Balanced Scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton
(1997:7) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif untuk
mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan , perspektif pelanggan,
persepktif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non keuangan
harus merupakan bagian dari informasi bagi seluruh pegawai dari semua tingkatan
bagi organisasi. Tujuan dan pengukuran dalam Balanced Scorecard bukan hanya
penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan yang ada,
melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bahwa (top-down) berdasarkan
misi dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus
diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata (Teuku Mirza,
1997:14)

a) Kinerja Perspektif Keuangan


Dalam Balanced Scorecard kinerja keuangan tetap menjadi perhatian,
karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dan konsekuensi ekonomi yang
terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan ekonomi yang diambil (Teuku Mirza,
1997:15). Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, sasaran, inisiatif
strategi dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan
laba bagi perusahaan, Kaplan & Norton (1996:48) mengidentifikasikan tiga tahapan
dari siklus kehidupan bisnis yaitu :
o Pertumbuhan (growth)
Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis.
Pada tahap ini suatu perusahan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan
memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi
untuk berkembang biak. Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual
beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal
investasi yang rendah. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini

4
seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau
penjualan dalam pasar yang ditargetkan .

o Bertahan (Sustain Stage)


Sustain stage merupakan suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan
investasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik. Dalam hal
ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan
mengembangkanya apabila mungkin. Secara konsisten pada tahap ini perusahaan
tidak lagi bertumpuk pada strategi-strategi jangka panjang. Sasaran keuntungan
pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukan.
o Menuai (Harvest)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana
perusahaan melakukan panen terhadap investasi yang dibuat pada dua tahap
sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya
untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan
ekspansi/membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah
memaksimumkan kas yang masuk ke perusahaan. Untuk menjadikan organisasi
suatu institusi yang mampu berkreasi diperlukan keunggulan dibidang keuangan.
Melalui keunggulan dibidang ini, organisasi menguasai sumber daya yang sangat
diperlukan untuk mewujudkan tiga perspektif strategi lain yaitu perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses pertumbuhan dan
pembelajaran.

b) Kinerja Perspektif Konsumen


Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika
manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pada pengorbanan yang
dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk mendapat produk dan jasa itu . Produk
atau jasa tersebut akan semakin mempunyai nilai apabila manfaatnya mendekati
ataupun melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen. Menurut Karplan dan
Norton (1956) perusahaan di harapkan mampu membuat suatu segmentasi pasar

5
dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai
dengan kemampuan sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan. Dalam
perspektif konsumen terdapat 2 kelompok perusahaan yaitu:
o Kelompok perusahaan inti konsumen (customer core measurement group)
 Pangsa pasar (market share)
Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai oleh
perusahaan dalam suatu segmen tertentu.
 Kemampuan mempertahankan konsumen (customer retention)
Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hubungan
dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar perusahaan berhasil
mempertahankan pelanggan lama.
 Kemampuan meraih konsumen baru (customer acqusition)
Tingkat kemampuan perusahaan demi memperoleh dan menarik
konsumen baru dalam pasar.
 Tingkat kepuasan konsumen (customer satiffation)
Merupakan suatu tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria
kinerja/nilai tertentu yang diberikan oleh perusahaan .
 Tingkat protabilitas konsumen (customer proftability)
Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh
perusahaan dari penjualan kepada konsumen / segmen pasar.

o Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measement)


Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kunci untuk
memahami pemicu-pemicu. Kelompok pengukuran nilai konsumen terdiri dari:
 Atribut-atribut produk dan jasa ( product/service)
Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya
 Hubungan dengan konsumen (customer relationship)
Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi melalui pengisian
produk/jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respon dan waktu
pengirimannaya dan bagaimana pula kesan yamg timbul dari konsumen
setelah membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.

6
 Citra dan reputasi (image & reputation)
Dalam dimensi ini termuat faktor-faktor yang membuat konsumen
merasa tertarik pada perusahaan seperti hasil promosi baik secara personal,
maupun lewat media masa atau elektronik.

c) Perspektif Proses Internal Bisnis


Dalam perspektif bisnis internal, perusahaan harus mengidentifikasikan
proses internal yang penting dimana perusahaan harus melakukannya dengan
sebaik-baiknya. Karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang
diinginkan pelanggan dan akan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan
oleh pemegang saham (Ancella Hermawan 1996:56). Para manager harus
memfokuskan perhatiannaya pada proses bisnis internal yang menjadi penentu
kepuasan pelangan kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan. Kinerja dari
perspektif tersebut diperoleh dari proses kinerja bisnis internal yang
diselenggarakan perusahan. Perusahaan harus memilih proses dan kompetensi yang
menjadi unggulannya dan menentukan ukuran-ukuran untuk menilai kinerja-
kinerja proses dan kompetensi tersebut.
Masing-masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai
yang unik bagi pelanggannya. Secara umum Kaplan dan Norton (1996;96)
membaginya menjadi 3 prinsip dasar yaitu :
o Inovasi
Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang mendapatkan
perhatian, dibandingkan pengukuran kinerja yang dilakukan dalam proses
operasi. Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasikan keinginan dan
kebutuhan para pelanggan dimasa mendatang serta merumuskan cara untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
o Operasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dimana perusahaan secara nyata berupaya
untuk memberikan solusi kepada para pelanggannya dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka. Kegiatan

7
operasional berasal dari penerimaan pesanan dari pelangan dan berakhir dengan
pengiriman produk atau jasa pada pelanggan.
o Layanan pasca jual
Dalam tahap ini perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan
kepada para pelanggan yang telah membeli produk-produknya dalam bentuk
berbagai layanan pasca taransaksi.

d) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Tujuan dimasukkannya kinerja ini adalah untuk mendorong perusahaan
menjadi organisasi belajar yang sekaligus mendorong pertumbuhannya (Teuku
Mirza, Usahawan 1997). Kaplan dan Norton membagi membagi tolak ukur
perspektif ini dalm tiga
prinsip yaitu :
o People
Tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih dituntut untuk dapat berpikir
kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan untuk dapat
memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab itu, dalam pengukuran strategi
perusahaan, salah satunya harus berkaitan secara spesifik dengan kemampuan
pegawai, yaitu apakah perusahaan telah mencanangkan peningkatan
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki.
Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu
ditinjau dalam menerapkan Balanced Scorecard:
 Tingkat kepuasan karyawan
Kepuasan karyawan merupakan suatu pra kondisi untuk
meningkatkan produktivitas, kualitas, pelayanan kepada konsumen dan
kecepatan bereaksi. Kepuasan karyawan menjadi hal yang penting
khususnya bagi perusahaan jasa.
 Tingkat perputaran karyawan (retensi karyawan)
Retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam
organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan investasi dalam sumber

8
daya manusia akan sia-sia apabila tidak mempertahankan karyawannya
untuk terus berada dalam perusahaan.
 Produktivitas karyawan
Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata dari
peningkatan keahlian dan semangat inovasi, perbaikan proses internal, dan
tingkat kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan output
yang dilakukan para pekerja terhadap jumlah keselururhan pekerja.
o System
Motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup untuk menunjang
pencapaian tujuan proses pembelajaran dan pertumbuhan apabila mereka tidak
memiliki informasi yang memadai. Pegawai dibidang operasional memerlukan
informasi yang memadai. Pegawai dibidang operasional memerlukan informasi
yang cepat, tepat waktu dan akurat sebagai umpan timbal balik, oleh sebab itu
karyawan membutuhkan suatu system informasi yang mempunyai kualitas dan
kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
o Organizational Procedure
Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk
mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan rutinitas harus
diterusakn karena karyawan yang sempurna denagan informasi yang berlimpah
tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha apabila memberikan
kontribusi pada keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak
selaras dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan kebebasan
untuk mengambil keputusan atau bertindak.

F.1.5 Pengertian Umum Koperasi


Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam
bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan
membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang
umumnya diderita oleh mereka (Karta Soeputra, 1:2001).
Koperasi itu sendiri berasal dari dua kata yaitu “co” dan “operation”, yang
mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu definisi

9
koperasi dapat diartikan sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-
orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai
anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Arifinal, 1:1984).
Definisi tersebut mengandung unsur bahwa:
o Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan tetapi
persekutuan sosial.
o Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.
o Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota dengan
kerjasama secara kekeluargaan.
Sedangkan menurut menurut UU No. 17 Tahun 2012, koperasi adalah badan
hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, untuk
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan usaha,
yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

F.1.6 Penerapan Balanced Scorecard pada Koperasi


Karakteristik koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan
dan pendayagunaan sumber ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan
gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional (Ikatan Akuntansi
Indonesia; 1998)
Sebuah koperasi akan dianggap berhasil apabila mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar yang menjadi anggotanya. Untuk mendorong dan
memberi arahan kepada anggota, masyarakat, pengurus, serta pengawas koperasi
dalam menjalankan aktivitasnya agar selalu berada dalam batas-batas prinsip
koperasi yang benar, sebuah model penilaian yang lebih kompetetif amatlah penting
artinya. Model penilaian ini haruslah melihat kepentingan dan kesejahteraan
anggota pada posisi - posisi yang sentral dari keseluruhan aktivitas koperasi.
Dalam konteks Balanced Scorecard sebagai sebuah penilian kinerja,
sungguhlah relevan untuk melakukan penyesuaian atas keempat perspektif yang

10
diajukan Kaplan dan Norton yang menempatkan kinerja keuangan sebagai tolok
ukur utama. Penempatan kepentingan anggota dan kesejahteraannya sebagai tujuan
utama sebuah koperasi juga akan bisa melaksanakan berbagai program seperti yang
selama ini terjadi (Ali Mutasowifin;2002).

F.1.7 Persepktif-perspektif Balanced Scorecard pada Badan Usaha Koperasi

a) Perspektif keanggotaan
Karakteristik utama koperasi adalah koperasi memiliki identitas ganda (dual
identity of the member) yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa
koperasi (user of oriented firm) (Ikatan Akuntansi Indonesia; 1998). Berdasarkan
karakteristik tersebut maka dalam model Balanced Scorecard untuk koperasi pada
perspektif konsumen atau pelanggan diganti dengan perspektif keanggotaan.
Perspektif keanggotaan ini lebih tepat bukan menggantikan perspektif pelanggan
namun merupakan perluasan dari perspektif pelanggan dalam bentuknya yang
lazim. Dengan demikian ukuran-ukuran yang dipergunakan harus mengakomodasi
posisi untuk anggota sebagai pemilik (Ali Mutasowifin ; 2002).
o Pangsa pasar
Untuk menggambarkan seberapa besar jumlah anggota yang dikuasai
koperasi dalam suatu segmen tertentu.
o Kemampuan mempertahankan anggota (customer retention)
Tingkat kemampuan koperasi untuk mempertahankan hubungan dengan
konsumennya yang mungkin seberapa besar koperasi berhasil
mempertahankan anggota lamanya.
o Kemampuan koperasi meraih anggota baru. (customer acquisition)
Tingkat kemampuan koperasi demi memperoleh dan menarik anggota baru
dalam Koperasi.
o Tingkat kepuasan anggota (customer satiffation)
Merupakan suatu tingkat kepuasan anggota terhadap kriteria kinerja tertentu
yang diberikan oleh koperasi.
o Tingkat kesejahteraan anggota.

11
Merupakan suatu tingkat kesejahteraan anggota terhadap kualitas
kehidupan anggota. Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi
tidak hanya dituntut untuk mempromosikan usaha-usaha ekonomi anggota,
tetapi juga mengembangkan sumber daya anggota melalui pendidikan dan
pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sehinggan
anggota semakin profesional dan mengikuti perkembangan bidang
usahanya (Ali Mutasowifin; 2001).
o Profitabilitas anggota
Ukuran profitabilitas anggota dapat mengungkapkan anggota sasaran
tertentu yang tidak memberikan keuntungan. Hal ini dapat diukur dengan
menggunakan rasio anggota yang aktif dan anggota yang pasif.
b) Perspektif Keuangan
Penyusunan dan analisis laporan keuangan suatu koperasi berguna untuk
mengetahui posisi keuangan koperasi pada suatu saat tertentu dan untuk dijadikan
alat dalam pertanggung jawaban pengurus dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi,
disamping itu untuk menetapkan dan merencanakan langkah-langkah berikutnya
agar koperasi tetap dapat bertahan (Sudarsono dan Edilius, 1994; 202).
Adapun dalam menganalisis laporan keuangan pada koperasi digunakan
analisis sebagai berikut (Mansngudi dan Victoria; 1991):
o Rasio likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi dalam membayar
segala kewajiban jangka pendek. Tolok ukur yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas adalah :
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Quick Rasio = x 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Total pinjaman
LDR = x 100%
Total simpanan

12
o Analisis Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan koperasi membayar segala
kewajibannya pada saat koperasi seandainya dilikuidasi atau dinyatakan
bangkrut.
Hutang total
Rasio Solvabilitas = x 100%
Aktiva total
o Analisis ROA (Return On Assets)
Analisis ROA digunakan untuk melihat koperasi dalam menciptakan laba
dengan menngunakan return kekayaannya.
SHU
ROA = Aktiva x 100%

o Analisis ROE (Return On Equity)


Analisis ROE digunakan untuk melihat kemampuan koperasi dalam
mengembalikan modal sendiri yang diinvestasikan yaitu dengan
membandingkan keuntungan terhadap modal sendiri.
SHU
ROE = x 100%
Modal Sendiri
c) Perspektif Bisnis Internal
Secara umum Kaplan dan Norton (1996;96) membaginya menjadi tiga
prinsip dasar yaitu :
o Inovasi
Agar inovasi diterima dan dijadikan pemenuhan kebutuhan serta
dijadikan pedoman bertingkah laku dalam menghadapi masalah pemenuhan
kebutuhan, maka diperlukan rekayasa sosial yang tepat guna. Rekayasa
sosial yang dimaksud dan sebagaimana yang diharuskan dalam GBHN
tahun 1988 adalah penyuluhan (Asep Sumarayana, 1992;120).
o Operasi
Tahap operasi menitik beratkan pada proses penyampaian jasa
kepada pelanggan yang ada secara effisien , konsisten dan tepat waktu.
Sebagai tolok ukur yang digunakan untuk mengukur proses operasi
persetujuan kredit adalah dengan menggunakan MCE.

13
Waktu pengolahan
MCE =
Waktu penyelesaian

o Layanan Pasca Jual


Dalam tahap ini koperasi berusaha memberikan manfaat tambahan
dalam bentuk berbagai layanan pasca transaksi. Dalam hal ini berupa
peningkatan interaksi koperasi dengan anggota dan masyarakat. Tolak ukur
yang digunakan adalah persentase anggota yang aktif berpartisipasi (Ali
Mutasowifin, 2002;261).

d) Perspektif Pertumbuhan Dan Pembelajaran


Kaplan dan Norton membagi tolok ukur ini dalam tiga prinsip yaitu :
o People
Tenaga kerja dalam koperasi perlu dikelola secara professional agar
terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan kepentingan
dan kemampuan organisasi koperasi. Keseimbangan tersebut merupakan
kunci utama dalam pendayagunaan sumber daya karyawan untuk mencapai
produktivitas kerja yang maksimal (A.A Anwar Prabu Mangkunegara,
1992;112). Dalam hal kaitannya dengan sumber daya manusia ada tiga hal
yang perlu ditinjau dalam menerapkan Balanced Scorecard:
 Tingkat Kepuasan Karyawan
Tingkat kepuasan karyawan merupakan suatu kondisi untuk
meningkatkan produktivitas, kualitas, pelayanan, kepada anggota
koperasi. Unsur-unsur dalam kepuasan karyawan antara lain (Kaplan
dan Norton ,1996;113):
 Keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
 Penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan.
 Akses yang memadai terhadap informasi untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
 Dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif.
 Kepuasan keseluruhan dengan koperasi.
 Tingkat Perputaran Karyawan (retensi karyawan )

14
Retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam
organisasinya.
 Produktivitas Karyawan.
Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata dari
peningkatan keahlian dan semangat inovasi, perbaikan proses internal
dan tingkat kepuasan anggota. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kompetensi karyawan dengan meningkatkan pendidikan perkoperasian.
Tolak ukur yang digunakan adalah frekuensi penyelenggaraan
pendidikan perkoperasian.

o System
Merupakan pengembangan sistem informasi strategi yang ada pada
koperasi. Ukuran pendorong kinerja yang digunakan adalah rasio
ketersediaan informasi strategis dengan rencana (Ali Mutasowifin,
2001;261).

o Organizational Procedure
Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk
mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur memberikan kontribusi pada
keberhasilan usaha apabila mereka termotivasi untuk bertindak selaras
dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka diberikan kebebasan untuk
mengambil keputusan atau bertindak.
o Motivasi
Merupakan kondisi yang menggerakkan karyawan untuk mencapai
motifnya. Memotivasi kerja berarti upaya pengurus koperasi dalam
mengkondisikan kebutuhan karyawan untuk mencapai tujuan koperasi.
Adanya para pekerja yang termotivasi dapat diukur dengan banyaknya saran
yang diberikan per karyawan, dan jumlah saran yang dilaksanakan per
karyawan.
2.2 Kajian Empiris

15
G. Metode Penelitian
G.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja

KOPAS Srinadi Klungkung yang diukur dengan menggunakan Balanced

Scorecard.

G.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KOPAS Srinadi Klungkung yang berada

di Kabupaten Klungkung. KOPAS Srinadi Klungkung ini dipilih karena

termasuk koperasi besar di Bali, dan belum menggunakan Balanced

Scorecard dalam pengukuran kinerjanya.

G.3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Pasar Srinadi

Klungkung.

G.4. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini dapat antara

lain:

1) Variabel bebas (independent), yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan

atau yang mempengaruhi variabel terikat (dependent) (Sugiyono, 2009: 59).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah balanced scorecard sebagai metode

pengukur kinerja.

2) Variabel terikat (dependent), yaitu variabel yang menjadi akibat dari adanya

variabel bebas (independent) atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel

16
bebas (independent) (Sugiyono, 2009: 59). Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah kinerja yang diukur berdasarkan balanced scorecard.

G.5. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang dianalisis di dalam penelitian ini adalah


kinerja organisasi yang dimaksud disini adalah kinerja Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung berdasarkan presepsi balanced scorecard, yang terdiri
dari (1) aspek keanggotaan: kemampuan mempertahankan anggota
(customer retention), kemampuan koperasi meraih anggota baru. (customer
acquisition), tingkat kepuasan anggota (customer satiffation), tingkat
kesejahteraan anggota, profitabilitas anggota. (2) aspek keuangan yang
meliputi: rasio likuiditas, analisis solvabilitas, analisis roa (return on
assets), analisis roe (return on equity). (3) aspek perspektif bisnis internal:
operasi dam layanan pasca jual. (4) aspek pembelajaran dan pertumbuhan:
tingkat kepuasan karyawan, tingkat, perputaran karyawan (retensi karyawan
), produktivitas karyawan, system,organizational procedure.

G.6. Jenis dan Sumber Data

G.6.1 Jenis Data

a. Data Kualitatif
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah, sejarah
berdirinya, struktur organisasi, dan bidang kegiatan Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung.

b. Data kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini untuk perspektif
keuangan adalah laporan tahunan Koperasi Pasar Srinadi

17
Klungkung selama periode tahun 2012-2013. Perspektif
keanggotaan adalah jumlah anggota dalam satu tahun periode tahun
2012-2013. Perspektif poses bisnis internal adalah waktu yang
diperlukan dalam merealisasikan kredit periode tahun 2012-2013.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah pelatihan
bagi anggota dalam satu tahun periode tahun 2012-2013, serta skor
yang diberikan anggota serta karyawan dalam kuisioner pada saat
dilakukan penelitian.

G.6.2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh

langsung dari sumbernya (Ermalina, 2013). Data primer dalam

penelitian ini meliputi hasil wawancara dan observasi, dimana

respondennya adalah Koperasi Srinadi Klungkung.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan Koperasi Srinadi Klungkung dari tahun 2012-2013.

G.7. Metode Penentuan Sampel

G.7.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi dalam penelitian ini

adalah 1000 anggota Koperasi Pasar Srinadi Klungkung yang berada

18
di kabupaten Klungkung beserta 100 karyawan Koperasi Srinadi

Klungkung.

G.7.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2009:116).Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah probability sampling. Bagian dari teknik

probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Stratified Random Sampling, karena peneliti ingin agar sampel ini

dapat mewakili populasi yang bersifat heterogen. Dengan menggunakan

rumus Slovin, besarnya sampel untuk anggota Koperasi Pasar Srinadi

yang peneliti gunakan ialah:

N
n=
N. d2+ 1
1.000
n= = 91 (dibulatkan)
1.000 .0,12 + 1

Keterangan:

N = populasi

n = sampel

d2 = derajat kesalahan

Sedangkan untuk besarnya sampel karyawan Koperasi Pasar Srinadi

yang peneliti gunakan ialah:


N
n=
N. d2 + 1

100
n= = 50
100 .0,12 + 1

19
Keterangan:

N = populasi

n = sampel

d2 = derajat kesalahan

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa jumlah

anggota koperasi yang peneliti jadikan sampel adalah sebanyak 91

orang. Nantinya anggota koperasi ini akan digunakan untuk menjawab

pertanyaan – pertanyaan pada kuisioner kepuasan dan kesejahteraan

anggota Koperasi Pasar Srinadi Klungkung. Sedangkan jumlah

sampel karyawan yang berjumlah 50 orang, nantinya akan peneliti

gunakan untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan pada kuisioner

tingkat kepuasan karyawan.

Tabel 1.1
Perincian Jumlah Sampel
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung
No Keterangan Populasi Sampel
1 Karyawan 100 50
2 Anggota 1.000 91
Jumlah 1.100 141

G.8. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi
Data yang dikumpulkan dengan metode observasi dalam
perspektif keuangan adalah laporan tahunan Koperasi Pasar Srinadi
Klungkung selama periode tahun 2012-2013. Perspektif

20
keanggotaan, data yang dikumpulkan dengan metode observasi
adalah jumlah pelanggan dalam periode tertentu. Perspektif poses
bisnis internal, data yang
b. Kuisioner
Kuisioner adalah metode mendapatkan data primer dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden dengan
memberikan beberapa pilihan jawaban. Responden yang digunakan
dalam metode kuisioner ini adalah anggota serta karyawan Koperasi
Pasar Srinadi Klungkung

G.9. Pengujian Instrumen Penelitian


Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan dengan menggunakan alat
analisis, maka semua instrumen penelitian diuji terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah instrumen tersebut valid dan reliabel. Pengujian instrument dilakukan
dengan menggunakan :
a. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar cocok
atau sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan. Pengujian validitas dilakukan untuk
menguji apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar cocok
untuk digunakan dalam penelitian ini. Untuk menguji validitasnya menggunakan
Korelasi Product Moment Pearson (Husein Umar, 2000) :
n ∑ XY − ( ∑X)(∑Y)
rXY =
√{n∑X 2 − (∑X 2 )} √{n∑Y 2 − (∑Y 2 )}
Keterangan:
rXY : koefisien korelasi (r-hitung)
X : hasil dari skor butir
Y : hasil dari skor total
XY : hasil kali skor butir dengan skor total
n : jumlah responden

21
Pengujian validitas pada taraf signifikan yang digunakan adalah (a) = 5%
yaitu apabila r-hitung > r-tabel maka kuesioner dinyatakan valid begitu pula
sebaliknya apabila r-hitung < r-tabel maka kuesioner dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam
mengukur suatu gejala atau kejadian. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar benar-
benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi reliabilitas
suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut dan sebaliknya jika
reliabilitas pengukur tersebut rendah maka alat tersebut tidak stabil dalam
mengukur suatu gejala. Rumus reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus Koefisien Alpha Cronbach dengan rumus (Suharsinm Arikunto, 1998 : 145)
:
k ∑S 2
rii = (1 − 2 )
(k − 1) S total
Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas
k : jumlah item variabel
S S2 b : jumlah semua variabel
S2 total : varian total
dengan ketentuan :
- Jika koefisien Alpha (a) < 0,6 maka butir pertanyaan dinyatakan
tidak reliabel.
- Jika koefisien Alpha (a) > 0,6 maka butir pertanyaan dinyatakan
reliabel.

G.10. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Pada metode analisis data
kualitatif, peneliti akan menjelaskan mengenai gambaran umum responden yang
digunakan dalam penelitian ini. Sementara itu, dalam analisis data kuantitatif,

22
peneliti berusaha untuk menganalisis kinerja manajemen Koperasi Pasar Srinadi
Klungkung dengan perspektif – perspektif yang ada dalam balanced scorecard
dengan menggunakan perhitungan secara matematis. Hasil perhitungan atau
analisis ini nantinya akan peneliti jadikan sebagai dasar pengambilan keputusan
atau kesimpulan apakah kinerja manajemen Koperasi Pasar Srinadi Klungkung
berjalan dengan baik atau tidak apabila diukur dengan menggunakan balanced
scorecard. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut:
Keterangan Ukuran Kinerja
Perspektif Keuangan 1. Rasio Likuiditas
2. Analisis ROA
3. Analisis ROE
4. Analisis Solvabilitas
5. Analisis LDR
Perspektif Anggota 1. Retensi anggota
2. Akuisisi anggota
3. Profitabilitas anggota
4. Tingkat kesejakteraan anggota
5. Tingkat kepuasan anggota
Perspektif Bisnis Internal 1. Tingkat operasi dengan
menggunakan MCE
(Manufacturing Cycle Eficiency)
2. Layanan pasca jual dengan
menggunakan tingkat partisipasi
anggota.
Perspektif Pertumbuhan dan 1. Retensi karyawan
Pembelajaran 2. Tingkat kepuasan karyawan
3. Tingkat Produktivitas karyawan
4. Sistem pencatatan informasi
dengan kriteria reliable, accuracy,
dan timely.

23
5. Penyelenggaraan pendidikan
koperasi dilihat dari frekuensi
penyelenggaraan pendidikan.

G.10.1 Analisis Kuantitaif


1. Perspektif Keuangan
Untuk melihat seberapa jauh keberhasilan yang dicapai oleh
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung dapat dilihat pada tingkat kesehatan dari
sisi keuangan. Analisisi keuangan ini menunjukkan hubnungan antara
unsur-unsur dalam laporan keuangan. Adapun analisisi yang digunakan
dalam perspektif keuangan ini adalah ( Mangunsdi dan Victoria ).
a) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk menunjukkan kemampuan
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung dalam membayar segala
kewajiban jangka pendek. Semakin besar rasio likuiditasnya maka
semakin baik karena menunjukkan kemampuan koperasi dalam
memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya Tolok ukur yang
digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas Koperasi Pasar Srinadi
Klungkung adalah rasio uji cair (acid-test ratio) dengan rumus (
Mansngudi & Victoria,1991)

Aktiva lancar
Acid test rasio = x 100%
Hutang Jangka Pendek Total

Aktiva lancer total = terdiri atas kas dan bank

Hutang jangka pendek = hutang bank


b) Analisis ROA
Analisis ROA digunakan untuk melihat Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung dalam menciptakan laba dengan menggunakan
return kekayaannya. Semakin besar rasio ROA maka semakin baik
karena menunjukkan kemampuan koperasi dalam memberikan
SHU kepada angggotanya.

SHU
ROA = x 100%
Total Aktiva

SHU = laba bersih setelah pajak

24
c) Analisis ROE
Analisis ROE digunakan untuk melihat Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung dalam mengembalikan modal sendiri yang
diinvestasikan yaitu dengan membandingkan keuntungan dengan
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ROE maka semakin baik.

SHU
ROE = x 100%
Modal Sendiri

d) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Koperasi Pasar
Srinadi Klungkung membayar segala kewajibannya pada saat
Koperasi Pasar Srinadi Klungkung seandainya dilikuidasi atau
dinyatakan bangkrut. Rasio ini dihitung dengan membandingkan
antara total hutang dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio
solvabilitis maka semakin baik.

Hutang Total
Solvabilitas rasio = x 100%
Aktva Total

e) Analisis LDR
Analisis Loan to Deposit Ratio adalah perbandingan jumlah
pinjaman yang disalurkan dengan simpanan-simpanan yang berhasil
dihimpun oleh Koperasi Pasar Srinadi Klungkung. Semakin besar
rasio solvabilitasnya maka akan semakin baik karena menunjukkan
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan piutang yang dimiliki.

25
Total pinjaman
LDR = x 100%
Total simpanan

Simpanan = simpanan sukarela, simpanan berjangka

Pinjaman = piutang

2. Perspektif Anggota
a) Retensi anggota
Kemampuan Koperasi Pasar Srinadi Klungkung dalam
mempertahankan anggotanya.

Jumlah angota lama


Rumus = x 100%
Total jumlah anggota

b) Akuisisi anggota
Mengukur tingkat kemampuan koperasi dalam mendapatkan
anggota baru ( Kaplan & Norton, 2000 ; 61)

Jumlah angota baru


Rumus = x 100%
Total jumlah anggota

c) Profitabilitas anggota
Mengukur sebera besar keuntungan yang berhasil diraih
perusahaan dari peran serta anggota dalam kegiatan koperasi (Ali
Mutasowifin, 2002; 260)

Anggota pasif
Rumus = x 100%
Total jumlah anggota
Anggota aktif
Rumus = Total jumlah anggota x 100%

d) Tingkat kesejahteraan anggota

26
Mengukur seberapa besar tingkat kesejahteraan anggota atas
keikutsertaan anggota dalam koperasi (Ali Mutasowifin, 2002;
260).
1) Presentase SHU yang dibagikan:

Laba setelah pajak


Rumus = x 100%
Total jumlah anggota

2) Peningkatan jumlah SHU yang dibagikan:


SHU periode sekarang
Rumus = x 100%
SHU periode sebelumnya

3) Tingkat kesejahteraan anggota


Menghitung rata – rata kesejahteraan anggota dengan
member nilai pada jawaban kuesioner sesuai tingkat
kepuasan yang dirasakan.
Nilai yang diberikan adalah:
Sangat puas diberi skor 4
Puas diberi skor 3
Tidak puas diberi skor 2
Sangat tidak puas diberi skor 1
Pengukuran rata – rata tingkat kesejahteraan
menggunakan rumus:
Jumlah skor
Rata − rata kesejahteraan =
Jumlah pertanyaan

Untuk mengetahui rata – rata kepuasan anggota maka


jumlah skor jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah
anggota yang menjadi responden (Kaplan dan Norton, 2000;
61).

27
1-1,79 Sangat tidak puas
1,8-2,59 Tidak puas
2,6-3,39 Ragu-ragu
3,4-4,91 Puas
4,2-5 Sangat puas

4) Tingkat kepuasan anggota


Menghitung rata – rata kepuasan anggota dengan
member nilai pada jawaban kuesioner sesuai tingkat
kepuasan yang dirasakan.
Nilai yang diberikan adalah:
Sangat puas diberi skor 4
Puas diberi skor 3
Tidak puas diberi skor 2
Sangat tidak puas diberi skor 1
Pengukuran rata – rata tingkat kepuasan
menggunakan rumus:

Jumlah skor
Rata − rata kepuasan =
Jumlah pertanyaan

Untuk mengetahui rata-rata kepuasan anggota maka


jumlah skor jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah
anggota yang menjadi responden (Kaplan dan Norton, 2000;
61).
Penentuan kriteria rata – rata kesejahteraan:
1-1,79 Sangat tidak puas
1,8-2,59 Tidak puas
2,6-3,39 Ragu-ragu
3,4-4,91 Puas
4,2-5 Sangat puas

28
3. Perspektif Bisnis Internal
a) Operasi
Tolak ukur yang peneliti gunakan dalam mengukur operasi
adalah dengan mengukur rasio operasi persetujuan kredit dan
simpanan dengan menggunakan MCE.
Semakin rasio MCE mendekati angka 1, maka semakin baik
pula operasinya, karena waktu yang terbuang untuk memeriksa dan
memproses berkurang dan kemampuan koperasi menanggapi
permintaan anggota koperasi dengan segera dapat terselesaikan
(Kaplan dan Norton, 2000; 101).

Waktu Pengolahan Simpanan


MCE =
Waktu Penyelesaian Simpanan

Waktu Pengolahan Kredit


MCE =
Waktu Penyelesaian kredit

b) Layanan pasca penjualan


Mengukur tingkat keterlibatan anggota dalam upaya
meningkatkan aktivitas Koperasi Srinadi Klungkung. Semakin besar
tingkat partisipasi anggota maka semakin baik karena semakin
banyak anggota yang ikut terlibat dalam upaya peningkatan aktivitas
koperasi (Ali Mutasowifin, 2002; 261)
Anggota berpatisipasi
Rumus = x 100%
Total jumlah anggota

4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran


a) Rasio perputaran karyawan:
Jumlah karyawan keluar per periode
Rumus = x 100%
b) Kepuasan karyawan Jumlah total karyawan

29
Menghitung rata-rata kepuasan karyawan dengan member
nilai pada jawaban kuesioner sesuai tingkat kepuasan yang
dirasakan.
Nilai yang diberikan adalah:
Sangat puas diberi skor 4
Puas diberi skor 3
Tidak puas diberi skor 2
Sangat tidak puas diberi skor 1
Pengukuran rata – rata tingkat kepuasan menggunakan rumus:

Jumlah skor
Rata − rata kepuasan =
Jumlah pertanyaan

Untuk mengetahui rata – rata kepuasan karyawan maka


jumlah skor jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah karyawan
yang menjadi responden (Kaplan dan Norton, 2000; 113).
Penentuan kriteria rata – rata tingkat kepuasan :
1-1,79 Sangat tidak puas
1,8-2,59 Tidak puas
2,6-3,39 Ragu-ragu
3,4-4,91 Puas
4,2-5 Sangat puas

c) System
Menganalisis kepatuhan informasi pencatatan pada Koperasi
Pasar Srinadi Klungkung dengan kriteria-kriteria reliable, accuracy,
dan timely (Ali Mutasowifin, 2001; 261).

d) Penyelenggaraan pendidikan perkoperasian


1. Frekuensi penyelenggaraan pendidikan tahun 2012
dibandingkan dengan frekuensi penyelenggaraan
pendidikan perkoperaian tahun 2013.

30
Daftar Rujukan

Gunawan, Ketut,2009. Analisis Faktor Organisasi Lembaga Perkreditan Desa di


Bali (Suatu Pendekatan Perspektif Balanced Scorecard). Singaraja. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, vol 11, no 2. Hal 172-182.

Kaplan, S Robert dan David. P Norton, 1996, The Balanced Scorecard: Translating
Strategi Into Action. Harvard Business School Press; Boston Massachussets

Kusumaningtyas, Triastuty, 2004. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur


Penliaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi. Skripsi.

Mutasowifin, Ali, 2002, Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur


Penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi. Jurnal
Universitas Paramadina Vol. 1 No. 3 : Hal 245-264

Mansngudi dan Simanungkalit, Victoria, 1991, Analisis Perkembangan Kospin


“Jasa” Pekalongan Dalam Perspektif; Balitbang Departemen Koperasi.

31
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabet.

Sukma, Nyoman Pramesti. Krisnadewi, Komang Ayu. 2013. Penilaian Kinerja


Berbasis Balanced Scorecard Pada Bank Utama.Bali. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 5.2 : 497-515 ISSN: 2302-8556.

Visitra, Irene Indah. 2013, Perbandingan Kinerja KSU Kuta Mimba dan PUSKUD
Bali Dwipa Menggunakan Balanced Scorecard, Bali, E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 3.2: 229-247 ISSN: 2302-8556.

32

Anda mungkin juga menyukai