Anda di halaman 1dari 57

Oleh :

Tim Sekretariat GCG


PT Petrokimia Gresik
April 2012

PENGERTIAN GCG
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
( Good Corporate Governance ) adalah :

Permen BUMN (PER-01-MBU/2011) :

Prinsip-prinsip yang mendasari suatu


proses dan mekanisme pengelolaan
perusahaan berlandaskan peraturan
perundang-undangan dan etika berusaha

MENGAPA GCG DIPERLUKAN


1. PERMENEG No. Per-01/MBU/2011 Mewajibkan BUMN dan anak
Perusahaan untuk menerapkan GCG secara Konsisten dan
Berkelanjutan
2. Manfaat untuk perusahaan antara lain :
- Citra perusahaan menjadi baik
* Meningkatkan kepercayaan Stakeholders
( Pemegang Saham, Pemerintah/Investor, Karyawan, Pelanggan,
Pemasok, Masyarakat, Kreditur)

- Terciptanya kinerja yang tinggi


* Memaksimalkan nilai perusahaan
* Mendorong pengelolaan perusahaan secara
profesional, transparan dan efektif

GCG

EKSPEKTASI /HARAPAN Stakeholders


Kepentingan Perusahaan

Penetapan dividen yang


wajar, tidak intervensi.

Stakeholders
Pemegang Saham

Kepentingan Stakeholders

Dividen dan Capital Gain

Karyawan

Gaji, kesejahteraan,
lingkungan kerja yang baik

Memberikan pinjaman.

Kreditur

Mampu membayar hutang

Mensuplai barang sesuai


dengan yang diperjanjikan

Pemasok

Kontinuitas bisnis, cepat


dibayar

Disiplin, loyal, jujur,


prestasi.

Loyal memakai produk.

Pelanggan

Iklim bisnis yang kondusif

Pemerintah/Investor

Ikut menjaga perusahaan


Publikasi yang positif

Masyarakat &
Kelompok lainnya

Bersaing secara sehat

Pesaing

Mengkonsumsi barang/
jasa
Penerimaan Pajak
Manfaat untuk daerahnya
Pengawasan atas tindakantindakan perusahaan
Bersaing secara sehat

SKEMA GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)


KESEIMBANGAN
KEPENTINGAN
STAKEHOLDERS

NILAI PERUSAHAAN /
SHAREHOLDER
VALUE

ATURAN / PEDOMAN

ORGAN PENDUKUNG

GCG

Best Practices
Code of CG
Code of Conduct

Committees
Corporate Secretary
Auditor

Corporate Governance Infrastructures

PS/RUPS

KOMISARIS

ORGAN UTAMA

DIREKSI

Manajemen
&
Karyawan

PRINSIP-PRINSIP GCG
PERMEN BUMN No. PER-01/MBU/2011
Transparansi (Transparancy)
keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai
perusahaan
Akuntabilitas (Accountability)
kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban Organ sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif
Pertanggungjawaban (Responsibility)
kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat

PRINSIP-PRINSIP GCG
PERMEN BUMN NO.PER-01/MBU/2011
Kemandirian (Independence)
suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat
Kewajaran (Fairness)
keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku

Tujuan Penerapan GCG


1.

2.

3.

4.
5.

Meningkatkan daya saing, baik secara nasional maupun internasional;


Mendorong pengelolaan Perusahaan/BUMN secara profesional, transparan
dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian
Organ;
Mendorong agar Organ Perusahaan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran
akan adanya tanggungjawab sosial (CSR) Perusahaan /BUMN terhadap
stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar
Perusahaan/BUMN;
Meningkatkan kontribusi Perusahaan /BUMN dalam perekonomian
nasional;
Meningkatkan iklim investasi nasional;

WUJUD KOMITMEN

Anggaran Dasar Perusahaan


Pedoman GCG
Board Policy Manual (BPM)
Corporate Policy Manual (CPM)
Pedoman Perilaku Bisnis (PPB)
Pedoman Manajemen Risiko (PMR)
Sistem Manajemen
Contract Management ( KPI)
Internal Audit Charter (IAC)
Committee Audit Charter (CAC)
Risk Based Audit
RJP, RKAP, SK M.BUMN NO.100/MBU/2002
Corporate Social Responsibility (CSR)
Peraturan & Perundang-Undangan yang berkaitan
dengan penerapan GCG

P
E
D
O
M
A
N

Shareholder
Value

G
C
G
KESEIMBANGAN
KEPENTINGAN
STAKEHOLDERS

PENGERTIAN PS / RUPS
Pemegang Saham :
Pemegang Saham adalah pemegang / pemilik surat
bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas
yang memberi hak atas dividen dan lain-lain
menurut besar kecilnya modal yang disetor
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) :
RUPS adalah organ perusahaan yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dan
memegang segala wewenang yang tidak diserahkan
kepada Direksi atau Komisaris

KOMISARIS
Komisaris adalah organ perusahaan
yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan /
atau khusus, serta memberikan
nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan perusahaan

TUGAS DAN WEWENANG KOMISARIS


1. Melakukan Pengawasan atas kepengurusan perusahaan
2. Memasuki perusahaan, memeriksa dokumen/ surat bukti,
persediaan barang, keadaan uang kas, dll
3. Dapat meminta bantuan tenaga ahli.
4. Berhak meminta penjelasan tentang segala hal kepada
Direksi
5. Memberhentikan anggota Direksi untuk sementara waktu,
jika Direksi melanggar ketentuan Anggaran Dasar
Perusahaan.
6. Memperoleh akses atas informasi perusahaan secara tepat
waktu dan lengkap.

KOMISARIS
Jumlah dan Komposisi Komisaris :
Komposisi Komisaris harus ditetapkan sedemikian rupa

sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang


efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara
independen.
Komisaris Independen, paling sedikit 20 % (dua puluh)

persen dari anggota Komisaris harus berasal dari kalangan


di luar perusahaan, yang bebas.

GCGsesper06\23-Nov-14\Page 12

NAMA-NAMA KOMISARIS & STAF KOMISARIS


KOMISARIS :
1. DR. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS., DAA Komisaris Utama
2. Drs. Imam Apriyanto Putro, MM Komisaris
3. Ir. Musthofa Komisaris
4. Letjen TNI (Purn) Romulo R. Simbolon, S.Sos., MM
5. Drs. Julian Aldrin Pasha, MA, Phd. Komisaris
6. Drs. Muhamad Zamkhani, Ak., MBA. Komisaris

STAF KOMISARIS :
1. Ir. Suprapti Sekretaris Dewan Komisaris
2. DR. Taruna Dwidjaja Adi. MM Staf Komisaris
3. Muhamad Rosyid Ariansyah Staf Komisaris

KOMISARIS
Larangan Rangkap Jabatan :

Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai :


Anggota Direksi pada BUMN, BUMD, dan BUM Swasta

Jabatan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundangundangan dan/atau

Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan


kepentingan

KOMISARIS
Komite-komite Komisaris :
(Sesuai Permeneg No. PER-01/ MBU/2011)

Komite Audit bertugas memastikan efektifitas pengendalian

intern dan efektifitas pelaksanaan tugas Internal auditor dan


Eksternal auditor.
Komite Nominasi bertugas menyusun kriteria seleksi dan
prosedur nominasi bagi anggota Komisaris dan Direksi.
Komite Remunerasi bertugas menyusun sistem penggajian
dan pemberian tunjangan.
Komite Asuransi dan Risiko Usaha bertugas melakukan
penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi
tentang risiko usaha, jenis serta jumlah asuransi dalam
hubungannya dengan risiko usaha.

DIREKSI
Direksi adalah organ perusahaan yang
bertanggung
jawab
penuh
atas
pengurusan / pengelolaan perusahaan
untuk kepentingan dan tujuan perusahaan,
serta mewakili perusahaan baik di dalam
maupun di luar pengadilan, sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan

DIREKSI
Kontrak Manajemen :
Kontrak Manajemen adalah kesepakatan antara Pemegang Saham dengan Direksi dan
Komisaris yang berisikan :
1.

Pernyataan bahwa RKAP tahun operasional saat menjabat telah disusun dengan
memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan mempertimbangkan semua risiko
secara terukur.

2.

Upaya pencapaian target Key Performance Indicator (KPI).

3.

Bertanggung jawab secara penuh terhadap pencapaian target RKAP sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya, dan bersedia menerima sanksi bila target KPI
tidak terpenuhi.

4.

Direksi bersedia mematuhi arahan dan kebijakan yang disampaikan secara tertulis oleh
Pemegang Saham dengan tujuan untuk mencapai Kinerja secara keseluruhan, dan
bersedia menerima sanksi bila tidak melaksanakannya.

5.

Pemegang Saham mendukung sepenuhnya dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk


mencapai target yang disepakati sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

6.

Pemegang Saham memberikan penghargaan kepada atas pencapaian target yang


disepakati berdasarkan ketentuan yang berlaku di lingkungan Kementerian BUMN.

DIREKSI
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi :
Mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Mengelola perusahaan dan wajib mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham.
Memastikan agar informasi mengenai perusahaan diberikan
kepada Komisaris secara tepat waktu dan lengkap.
Memastikan agar perusahaan melaksanakan tanggung jawab
sosial serta memperhatikan kepentingan dari berbagai
stakeholders.
Salah seorang Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan
GCG di perusahaan

DIREKSI
Pencalonan Direksi :
Dalam proses pencalonan dan pengangkatan Direksi

dari kalangan di luar perusahaan, harus diupayakan


agar pendapat pemegang saham minoritas diperhatikan
sebagai wujud perlindungan terhadap kepentingan
pemegang saham minoritas dan stakeholders.

DIREKSI
Larangan mengambil keuntungan pribadi :
Para anggota Direksi dilarang melakukan transaksi
yang mempunyai benturan kepentingan dan
mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan
perusahaan yang dikelolanya selain gaji dan fasilitas
sebagai anggota Direksi, yang ditentukan oleh RUPS.

DIREKSI
Rangkap Jabatan Direksi :
Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap
sebagai :
Anggota Direksi pada BUMN lain, BUMD dan BUM Swasta

Jabatan struktural dan fungsional lainnya dalam instansi/


lembaga Pemerintah Pusat dan Dearah dan/ atau
Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan
Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
Anggota Direksi perusahaan dilarang
menjadi pengurus partai politik dan/ atau
calon/ anggota legislatif

KOMITE AUDIT
Komite Audit adalah komite yang bertugas
membantu
Komisaris
dalam
memastikan
efektifitas sistem pengendalian intern dan
efektifitas pelaksanaan tugas eksternal auditor
(Komite : sejumlah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu
maksimal 2 orang anggota)

KOMITE AUDIT
Peran dan Tanggung Jawab :
Pengendalian Internal
Audit Internal
Audit Eksternal
Kepatuhan terhadap hukum dan perundangundangan
Tanggung jawab lainnya

NAMA-NAMA KOMITE AUDIT


1. Drs. Muhamad Zamkhani, Ak., MBA Ketua
2. Ir. Bambang Setiobroto, SH., MH

merangkap Anggota
3. DR. Ir. Suwandi, Msi - Anggota

Sekretaris

KOMITE MANAJEMEN RISIKO


Komite Manajemen Risiko adalah komite yang
bertugas membantu Komisaris dalam melakukan
penilaian secara berkala dan memberikan
rekomendasi tentang risiko usaha.
(Komite : sejumlah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu
maksimal 2 orang anggota)

KOMITE MANAJEMEN RISIKO


Peran dan Tanggung Jawab :
Mengkaji dan mengevaluasi secara berkala atas kebijakan
MR dan pemberian pendapat kepada Dekom untuk
memberikan rekomendasi dan persetujuan
Mengkaji dan mengevaluasi secara berkala atas kebijakan
MR dan pemberian pendapat kepada Direksi yang berkaitan
dengan bisnis dan kegiatan usaha.
Mengevaluasi dan menganalisa setiap usulan Direksi terkait
dengan kerjasama investasi, penyertaan modal dan
pendirian perusahaan patungan, dll dengan persetujuan
Dekom.
dll

NAMA-NAMA KOMITE MANAJEMEN RISIKO


1. Ir. Musthofa - Ketua
2. DR. R. Wilopo, Msi., Ak Sekretaris merangkap
Anggota
3. Hartian Surya Widhanto, CIA, CISA - Anggota

MANAJEMEN RISIKO
Manajemen Risiko adalah serangkaian
metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengelola risiko, meliputi proses identifikasi
risiko, pengukuran risiko, pengendalian risiko
dan pemantauan risiko yang ada dan / atau yang
akan timbul dari setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh unit kerja

MANAJEMEN RISIKO
Profil Risiko PT Petrokimia Gresik

Risiko Produksi
Risiko Pemasaran
Risiko Keuangan
Risiko Pengadaan
Risiko Sumber Daya Manusia ( SDM )
Risiko Pengembangan dan diversifikasi usaha
Risiko Hukum dan Reputasi
Risiko Sistem Informasi
Risiko Pengawasan

MANAJEMEN RISIKO
Tahapan Dalam Manajemen Risiko
Proses Identifikasi Risiko (Risk Identification)
Proses Pengukuran Risiko (Risk Measurement)
Proses Pengendalian Risiko (Risk Treatment)
Proses Pemantauan Risiko (Risk Monitoring and

Control)

EKSTERNAL AUDITOR
Auditor Eksternal adalah institusi independen yang
ditunjuk oleh RUPS untuk melaksanakan fungsi audit
terhadap semua catatan akuntansi dan data penunjang
perusahaan, yang akan memberikan pendapatnya
tentang kewajaran, ketaat-azasan, dan kesesuaian
laporan keuangan perusahaan dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK).

EKSTERNAL AUDITOR
Tugas dan Tanggung Jawab Eksternal Auditor :
Melaksanakan audit umum atas laporan keuangan perusahaan akhir tahun buku,
yang meliputi :
Melakukan audit umum atas laporan keuangan perusahaan dan laporan konsolidasi
perusahaan
Melaksanakan audit tentang kepatuhan (compliance) perusahaan terhadap berbagai
kewajiban perusahaan, sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan
Publik, Pernyataan Standar Auditing (PSA) 62 dan Standar Audit Pemerintah
Melaksanakan evaluasi kinerja perusahaan, sesuai dengan pedoman penilaian
tingkat kesehatan BUMN
Memberikan opini atau pendapat atas kewajaran penyajian Laporan Keuangan
Konsolidasi perusahaan
Memberikan pertimbangan-pertimbangan, komentar, serta saran-saran perbaikan

KOMPARTEMEN AUDIT INTERN


Kompartemen Audit Intern adalah Unit Kerja yang
melaksanakan fungsi pengawasan / audit internal
berdasarkan pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab dari Direktur Utama

Audit Internal merupakan suatu kegiatan audit


dan konsultansi yang dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip independensi, profesionalisme, integritas,
obyektifitas,dan kemitraan oleh aparat Internal Auditor
guna memberikan nilai tambah (added value)
bagi organisasi dalam pencapaian tujuan perusahaan
secara keseluruhan

KOMPARTEMEN AUDIT INTERN


Tugas Auditor Internal :

Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional


dan keuangan perusahaan, menilai pengendalian, pengelolaan dan
pelaksanaannya pada perusahaan serta memberikan saran-saran
perbaikannya
Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan
tugas Kompartemen Audit Intern sebagaimana dimaksud di atas
Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan
Pelaksanaan audit oleh Auditor Internal dalam melaksanakan tugas
operasionalnya berdasarkan Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter)
didasarkan pada prinsip-prinsip independensi, profesionalisme, integritas,
obyektifitas dan kemitraan
Dalam melaksanakan tugasnya Auditor Internal wajib menjaga kelancaran
tugas unit kerja obyek audit dalam perusahaan

KOMPARTEMEN AUDIT INTERN


Pelaksanaan Audit Internal meliputi :
Pengawasan langsung :
Pengawasan yang terprogram dalam Rencana Audit Tahunan
(RAT), Non RAT maupun Audit Khusus
Pengawasan tidak langsung
Konsultasi Sistem Pengendalian Intern
Memfasilitasi pelaksanaan Control Risk Self Assessment
Sebagai counterpart bagi Auditor Eksternal (BPK-RI, KAP dan
BPKP)
Sebagai counterpart bagi Komite Audit
Penugasan khusus sesuai kebutuhan

KOMPARTEMEN AUDIT INTERN


Norma Pelaporan Pemeriksaan :
Harus melaporkan hasil pemeriksaan Internal
Laporan dibuat tertulis dan dilaporkan kepada Direktur

Utama secara tepat waktu.


Laporan pemeriksaan memuat ruang lingkup dan
tujuan pemeriksaan yang disusun dengan baik,
menyajikan informasi yang layak dan menyatakan
bahwa pemeriksaan dilaksanakan sesuai norma
pemeriksaan.

KOMPARTEMEN AUDIT INTERN


Norma Pelaporan Pemeriksaan :
Setiap Laporan harus :
* Memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif
serta saran tindak lanjut yang konstruktif.
* Utamakan usaha perbaikan dari pada kritik.
* Ungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum
dapat diselesaikan sampai akhir pemeriksaan.
* Kemukakan pengakuan atas prestasi atau tindakan perbaikan
yang telah dilaksanakan.
* Kemukakan pendapat pejabat obyek audit yang diperiksa mengenai
hasil pemeriksaan.

SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan adalah pejabat / petugas perusahaan yang
diangkat oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris, yang
bertindak sebagai :
Pejabat Penghubung ( Liaison Officer )
yang bertugas menata-usahakan serta menyimpan dokumen
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada daftar Pemegang
Saham, daftar khusus dan risalah rapat Direksi, Rapat Dewan Komisaris
dan RUPS.

SEKRETARIS PERUSAHAAN
Fungsi Pokok Sekretaris Perusahaan.

Memastikan bahwa perusahaan / BUMN mematuhi peraturan tentang


persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip
GCG.
Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dekom
secara berkala.
Sebagai penghubung (Liasion Officer).
yang bertugas menata-usahakan serta menyimpan dokumen
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada daftar Pemegang
Saham, daftar khusus dan risalah rapat Direksi, Rapat Dewan
Komisaris dan RUPS, dan
Bertanggung jawab terhadap unit kerja yang berada dibawah
tanggung jawabnya dalam pengelolaan bidang-bidang yang terkait
dengan citra perusahaan yang positif bagi Stakeholders.

ETIKA BERUSAHA DAN


ANTI KORUPSI

STAKEHOLDERS
ELEMEN PERUSAHAAN
ANTI KORUPSI

GCGsesper06\23-Nov-14\Page 40

ETIKA BERUSAHA DAN ANTI KORUPSI


STAKEHOLDERS
Stakeholders
adalah
seluruh pihak yang memiliki
kepentingan secara langsung atau tidak langsung terhadap
kesinambungan
perusahaan,
termasuk
di
dalamnya
pemegang saham, karyawan, pemerintah, pelanggan,
pemasok, kreditur, dan masyarakat
Perusahaan harus menghormati hak Stakeholders yang timbul
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
/ atau perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan
karyawan, pelanggan, pemasok dan kreditur serta masyarakat
sekitar tempat usaha perusahaan dan Stakeholders lainnya

ETIKA BERUSAHA DAN ANTI KORUPSI


ELEMEN PERUSAHAAN
Elemen Perusahaan terdiri dari anggota Komisaris,
Direksi, dan karyawan perusahaan dan diharapkan agar
segenap elemen perusahaan memahami prinsip-prinsip
yang terdapat di dalam Pedoman Perilaku Bisnis dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

ETIKA BERUSAHA DAN ANTI KORUPSI


Ruang Lingkup Pedoman Perilaku Bisnis :
Hubungan dengan Pemegang Saham
Hubungan dengan Elemen Perusahaan
Hubungan dengan Konsumen dan Pelanggan

Hubungan dengan Pemasok


Hubungan dengan Pesaing
Hubungan dengan Masyarakat dan kepedulian terhadap Lingkungan
Hidup
Benturan Kepentingan

ETIKA BERUSAHA DAN ANTI KORUPSI


ANTI KORUPSI
Anggota Komisaris / Direksi, dan karyawan perusahaan dilarang
untuk memberikan atau menawarkan, atau menerima baik langsung
maupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan
atau seorang pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai
imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Suatu tanda terima kasih dalam kegiatan usaha, seperti hadiah,

sumbangan atau entertainment, tidak boleh dilakukan pada suatu


keadaan yang dapat dianggap sebagai perbuatan yang tidak patut
(korupsi, kolusi dan nepotisme)

BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan

Kepentingan
adalah perbedaan antara
kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan
ekonomis pribadi Direktur, Komisaris, atau Pemegang
Saham.

Apabila

terjadi sesuatu hal di mana kepentingan


perusahaan berbenturan dengan kepentingan salah
seorang anggota Direksi, maka dengan persetujuan
Komisaris, perusahaan akan diwakili oleh anggota Direksi
lainnya

BENTURAN KEPENTINGAN

Apabila benturan kepentingan tersebut menyangkut


semua anggota Direksi, maka perusahaan akan
diwakili oleh Komisaris atau oleh seorang yang
ditunjuk oleh Komisaris

Dalam hal tidak ada Komisaris, maka Rapat Umum


Pemegang Saham mengangkat seorang atau lebih
untuk mewakili perusahaan dalam menjalankan tugas
tersebut

Corporate Social Responsibility (CSR)


Bentuk Program Kemitraan
1. Pemberian Pinjaman
2. Hibah
Kegiatan dan Obyek Bantuan Bina Lingkungan
1. Bantuan kepada korban bencana alam
2. Bantuan pendidikan dan pelatihan
3. Bantuan peningkatan kesehatan
4. Bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum
5. Bantuan Sarana Ibadah
6. Pelestarian Lingkungan

Corporate Social Responsibility (CSR)


Mekanisme Kegiatan CSR
1. Atas dasar permintaan masyarakat
2. Atas dasar survey / pemeriksaan seksama oleh perusahaan
Pelaporan Kegiatan CSR
1. Realisasi kegiatan dan Realisasi biaya
2. Realisasi efektifitas Penyaluran dan Pengembalian Pinjaman Dana
Kemitraan dan penyaluran bantuan Bina Lingkungan
3. Evaluasi hasil survey/ penelitian kepuasan masyarakat terhadap
kegiatan Comdev

Corporate Social Responsibility (CSR)


Hubungan Kinerja Perusahaan dengan Kinerja Kemitraan dan Bina
Lingkungan
Kinerja perusahaan yang dikaitkan dengan penyaluran dana dan
kolektibilitas pengembalian dana Kemitraan Bina Lingkungan diatur
sesuai SK Meneg BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni
2002

Corporate Social Responsibility (CSR)


Aspek Tingkat Kesehatan Perusahaan
1. Aspek Keuangan
2. Aspek Operasional
3. Aspek Administrasi
Kinerja Kemitraan dan Bina Lingkungan
1. Efektifitas Penyaluran
2. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman
Katagori Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan
1. Sehat
2. Kurang Sehat
3. Tidak Sehat

CAPAIAN HASIL ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT PETROKIMIA GRESIK


No

Ruang Lingkup

II

Hak & Tanggung Jawab


Pemegang Saham
Kebijakan

III

Penerapan GCG
A. Komisaris
B. Komite Komisaris
C. Direksi

D. SPI
E. Sekretaris Perusahaan
IV
V

Pengungkapan
Informasi (Disclosure
Komitmen

Jumlah

BPKP Score
Card
(Parameter)
9
(31)
8
(14)
66
(101)
27
(36)
6
(14)
27
(36)
3
(9)
3
(6)
7
(5)
10
(9)

100

2009

2010

2011

Capaian

Prosentase

Capaian

6,12

68,00 %

6,60

73,33 %

7,45

82,78 %

7,85

98,13 %

7,31

91,41 %

7,47

93,38 %

57,25

86,74 %

57,41

86,98 %

59,53

90,20%

23,15

85,74 %

23,25

86,12 %

24,70

91,48%

5,11

85,17 %

5,17

5,08

84,67 %

23,80

88,15 %

23,80

24,40

90,37%

2,69

89,67 %

2,66

88,67 %

2,44

81,33 %

Prosentase

86,15 %
88,13 %

2,56

85,48 %

Capaian

Prosentase

2,75

91,67 %

2,63

87,50 %

6,20

88,57 %

6,18

88,32 %

6,45

90,20%

8,69

86,90 %

8,89

88,89 %

8,91

92,14 %

89,81

89,81 %

86,11

86,11 %

86,39

INDIKATOR

50

PARAMETER

160

86,39 %

Sekian & Terima Kasih


Mudah-mudahan bermanfaat
Wassalamualaikum

Warahmatulahi Wabarakatuh

SEKILAS GCG
Benarkah Corporate Governance di Indonesia hanya
sebatas konsep dan wacana belaka ?
Apakah penerapan Corporate Governance di Indonesia masih
rendah ?

Good Corporate Governance

Sosialisasi Good Corporate Governance


di PT Petrokimia Gresik
KOMISARIS

Kajian awal

DIREKSI
ESELON
ESELON II && II
II

Sosialisasi

Konsultan Ernst & Young


Tahun 2002
BPKP
BPKPPerwakilan
PerwakilanProvinsi
ProvinsiJatim
Jatim
Tahun 2005
Tahun 2005

ESELON III

Sekretaris Perusahaan
Tahun 2006-2007

ESELON IV
kebawah

Pimpinan Unit Kerja


Tahun 2007

POSITIONING
PERATURAN PEMERINTAH NO. 28 TAHUN 1997 tentang
PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA RI KEDALAM MODAL
SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PUPUK SRIWIDJAJA

PT PETROKIMIA GRESIK sebagai

ANAK PERUSAHAAN PT PUPUK SRIWIDJAJA

Good Corporate Governance

RENDAHNYA PENERAPAN
CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA
MENYATAKAN BAHWA
REGULASI MENGHENDAKI HAL TERSEBUT

65 % RESPONDEN

MENYATAKAN BAHWA
SUDAH MENERAPKAN SEBAGAI BAGIAN
DARI BUDAYA PERUSAHAAN

35 % RESPONDEN

Survey Pricewaterhouse Coopers terhadap investor-investor International di Asia

bahwa : Tingkat perlindungan Investor di Indonesia merupakan yang terendah di Asia Tenggara
Hasil penelitian terhadap penerapan standar Corporate Governance di beberapa Negara :

Australia

Jepang

Singapura

Korea

Thailand
Malaysia

Indonesia

Taiwan
Hongkong

Paling Baik

India
Philipina

China

Paling Buruk

Good Corporate Governance

Anda mungkin juga menyukai