Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN KINERJA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

1. DERINTO SAPUTRO (20043033)


2. DINA RAHMA JUWITA(20043083)
3. DITO MULDA SAFERI (20043035)
4. IIT GUSTI SRI MURNI (20043011)
5. IRWANSYAH (20043013)
SISTEM PENILAIAN KINERJA

 Sistem penilaian kinerja merupakan mekanisme untuk meningkatkan keberhasilan organisasi dalam
mengimplementasi strategi.

 Tujuan dari sistem penilaian kinerja adalah untuk pelaksanaan strategi. Dalam menyusun sistem
seperti ini, manajemen senior memilih pengukur yang paling mewakili strategi perusahaan. Pengukur
ini dapat dilihat sebagai faktor keberhasilan masa kini dan masa depan, jika ukuran ini membaik berarti
strategi telah dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan strategi tergantung pada kekuatannya.

 Penilaian kinerja merupakan salah satu proses penting untuk mengevaluasi dan mengkomunikasikan
bagaimana karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dan melaksanakan strategi.
KETERBATASAN SISTEM PENGENDALIAN FINANSIAL

Lebih mementingkan kinerja Pengendalian finansial yang ketat


jangka pendek bisa memotivasi manajer untuk
memanipulasi data

Manajer unit bisnis mengabaikan Menggunakan laba jangka pendek


tujuan jangka panjang sebagai satu satunya tujuan dapat
mengganggu komunikasi antar
manajer unit bisnis dan manajer
senior.
BALANCE SCORECARD

Balance Scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja yang memberi tanggung jawab pada unit bisnis
dalam mencapai goal (tujuan) dan mengukurnya dengan ukuran-ukuran yang dikategorikan dalam empat
perspektif, yaitu :

 Financial (Keuangan)

 Customer (Pelanggan

 Internal business (bisnis internal)

 Inovation and learning (inovasi dan pembelajaran )


 Financial (Keuangan)
Perspektif keuangan menunjukkan bagaimana pandangan perusahaan terhadap pemegang saham,
meliputi: pengembalian investasi, arus kas, dan pendapatan. Penilaian kinerja keuangan yang dinilai ialah
laba

 Customer (Pelanggan)
Perspektif pelanggan (konsumen) menunjukkan bagaimana pandangan konsumen terhadap perusahaan,
meliputi tingkat kepuasan konsumen, tingkat loyalitas konsumen dan pangsa pasar.

 Internal Business (Bisnis Internal)


Perspektif bisnis internal menunjukkan pandangan perusahaan mengenai keunggulan atau kemampuan
internal perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, meliputi: pengiriman tepat waktu, kulitas
produk yang lebih baik, biaya yang lebih rendah, karyawan yang berkompeten, indeks keselamatan kerja.

 Inovation and Learning (Inovasi dan Pembelajaran)


Perspektif inovasi dan pembelajaran menunjukkan pandangan perusahaan mengenai bagaimana belajar
dan berinovasi supaya dapat terus beroperasi (survive). Dalam hal ini yang dilihat ialah kemampuan
perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan
Pertimbangan Balance Scorecard

 Outcome and Driver

Pengukuran outcome disebut sebagai lagging indicators, yaitu yang memberitahu apa yang telah terjadi
dan menunjukan hasil dari suatu strategi, misal kenaikan pendapatan atau perbaikan kualitas.
Pengukuran driver disebut sebagai leading indicators, yaitu yang menunjukkan perkembangan bidang-
bidang kunci dalam implementasi suatu strategi dan menunjukkan perubahan inkremental yang akhirnya
akan mempengaruhi outcome.

 Financial and Nonfinancial

Pengukuran financial (keuangan) dapat dilihat dari laba yang dihasilkan, return modal yang digunakan,
serta arus kas.
Pengukuran nonfinancial (nonkeuangan) dapat dilihat dari kualitas produk, tingkat inovasi, ketepatan
waktu pengiriman, dan lain-lain.
 Internal and External

Perusahaan harus menjaga keseimbangan antara ukuran eksternal dan ukuran internal. Ukuran eksternal
dapat berupa kepuasan pelanggan dan kepuasan pelanggan.
Ukuran internal dapat berupa hasil produksi maupun kualitas produk.

 Measures Drive Change

Merupakan perubahan kegiatan perusahaan dan dapat berupa perubahan strategi. Aspek yang paling
penting dari sistem penilaian kinerja adalah kemampuannya untuk mengukur keluaran dan kendali
sekaligus yang menyebabkan organisasi bertindak sesuai dengan strategi. Mengingat ukuran-ukuran ini
secara eksplisit terkait dengan strategi organisasi, ukuran dalam scorecard harus menunjukkan strategi
tertentu dari organisasi tertentu. Penilaian scorecard harus dikaitkan dari atas ke bawah dan mengikat
target tertentu bagi keseluruhan organisasi. Scorecard menekankan ukuran dari hubungan sebab akibat
IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA

1, Mendefenisikan strategi

Scorecard membangun suatu kaitan antara strategi dengan tindakan operasional. Proses mendefenisikan
scorecard dimulai dengan mendefenisikan strategi organisasi.
Pada perusahaan industri tunggal, langkah-langkah penyusunan scorecard adalah ; \
(a) pengembangan scorecard pada level korporasi,
(b) pengembangan pada level-level fungsional dan bawah berdasar scorecard level korporasi.

Pada perusahaan bisnis ganda, penyusunan scorecard adalah ;


(a) pengembangan scorecard pada level divisi (unit bisnis),
(b) pengembangan sendiri scorecard level fungsional dalam divisi tersebut,
(c) pengembangan scorecard korporasi dengan mempertimbangkan terciptanya sinergi-sinergi lintas divisi.
2, Mendefenisikan ukuran dari strategi

Pengembangan ukuran-ukuran untuk mendukung artikulasi strategi. Organisasi harus fokus pada
beberapa ukuran penting dan mengikatnya satu sama lain dalam hubungan sebab akibat.

3. Mengintegrasikan ukuran ke dalam Sistem Manajemen

Scorecard harus diintegrasikan baik dengan struktur formal maupun informal dari organisasi, budaya,
serta praktik sumber daya manusia.
4. Meninjau ukuran dan hasilnya secara berkala

Scorecard harus ditinjau secara konsisten dan terus menerus oleh manajemen senior, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

• Bagaimana kondisi organisasi menurut ukuran hasil


• Bagaimana kondisi organisasi menurut ukuran pemicu
• Bagaimana strategi organisasi berubah sejak tinjauan terakhir
• Bagaimana ukuran scorecard berubah

Aspek penting yang harus dikaji ulang :

• Ketepatan dan keberhasilan manajemen dalam mengimplementasikan strategi


• Keseriusan manajemen terhadap pentingnya ukuran-ukuran tersebut
• Kesesuaian ukuran-ukuran tersebut dengan perubahan strategi
• Kesempurnaan pengukuran kinerja
PERMASALAHAN IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA

1. Korelasi yang buruk antara ukuran nonkeuangan dengan hasilnya,

2. Terpaku pada hasil keuangan,

3. Ukuran-ukuran tidak diperbaharui.

4. Terlalu banyak pengukuran

5. Kesulitan dalam menetapkan trade-off


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai