Performance Measurement
(Ukuran Kinerja)
Dosen Pengampu:
Drs. SRI HANGGANA, M.Si,Ak
Kelompok 11
Ardo Ardhana
F1315016
F1314065
BAB 11
UKURAN KINERJA
A. Pendahuluan
Sistem ukuran kinerja menggabungkan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan,
yang bertujuan untuk membantu menerapkan strategi. Kinerja disebut juga sebagai
performance atau performansi yang artinya adalah pencapaian suatu target (keberhasilan) dari
sesuatu yang direncanakan di dalam organisasi.
B. Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi terdiri dari:
1. KINERJA KEUANGAN Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai berdasarkan ukuranukuran angka dalam satuan nilai uang, dengan cara membandingkan realisasi keuangan
berdasarkan anggarannya, disebut tradisional karena tidak ada keharusan melakukan inovasi
contoh:
Pencapaian laba
Ketersediaan kas, dan sebagainya
Kehadiran pegawai
Kualitas produk
Kepadatan telepon dan lain sebagainya
Pada suatu perusahan bisnis yang hanya mengandalkan ukuran keuangan saja adalah tidak
mencukupi untuk memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses. Ada
beberapa alasan yang mendasari:
a) Dapat
mendorong
tindakan
jangka
pendek
yang
tidak
sesuai
dengan
akan
memberikan wawasan penting mengenai bauran dari ukuran keuangan dan yang diperlukan
dalam suatu sistem pengendalian manajemen.
Balanced Scorecard
Merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan antara ukuran kinerja keuangan
dan non keuangan dan merupakan contoh sistem ukuran kinerja yang memelihara
keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda dalam usaha mencapai tujuan.
Menurut para pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan diukur dari
4 (empat) perspektif berikut ini:
1. Keuangan, contoh : margin laba, ROA, arus kas, dll.
2. Pelanggan, contoh : pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan (CSI).
3. Bisnis intemal, contoh : retensi karyawan, pengurangan waktu siklus.
4. Inovasi dan pembelajaran, contoh : persentase penjualan produk baru.
Balanced Scorecard bertujuan untuk memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran
strategis yang berbeda dengan pencapaian cita-cita untuk mendorong karyawan agar
bertindak sesuai kepentingan terbaik organisasi.
Pertimbangan Tambahan
1) Ukuran Hasil dan Pemicu
Ukuran hasil mengindikasikan hasil dari suatu strategi (lagging indicators); yang
memberitahu manajemen mengenai apa yang telah terjadi. Sedangkan, ukuran pemicu
Faktor Kunci Keberhasilan meliputi beberapa ukuran "non keuangan" ataujuga disebut
"faktor kunci keberhasilan", terdiri dari:
a) Variabel Kunci yang Berfokus Pada Pelanggan
Pemesanan
Pesanan tertunda
Pangsa pasar
Kepuasan pelanggan
Retensi pelanggan
Loyalitas pelanggan.
Utilisasi kapasitas
Pengiriman tepat waktu
Perputaran persediaan
Kualitas
Waktu siklus
3. Ukuran-ukuran tidak diperbarui. Banyak perusahaan tidak punya mekanisme formal untuk
memperbaharui ukuran-ukuran tersebut agar selaras dengan perubahan strateginya. Yang
terjadi ukuran-ukuran strategi yang lalu tetap digunakan sehingga menimbulkan kemalasan.
4. Terlalu banyak pengukuran. Berapa banyak ukuran penting yang dapat diikuti seorang
manajer dalam waktu yang sama?, jika terlalu banyak ukuran maka resikonya adalah manajer
kehilangan fokus karena pada waktu yang sama banyak hal hal dilakukan.
5. Kesulitan menerapkan trade-off. Beberapa perusahaan menggabungkan ukuran keuangan
dan non keuangan kemudian diberi bobot, jika tidak demikian maka sulit untuk melakukan
trade off.
Praktik-praktik Pengukuran
Berdasar atas hasil studi Lingle dan Schiemann, praktik pengukuran dilakukan atas tiga
aspek, yaitu:
a) Jenis ukuran. Contoh jenis ukuran yang digunakan: ukuran keuangan, kepuasan pelanggan,
dan inovasi.
b) Kualitas dari ukuran. Untuk menilai kualitas dari suatu ukuran, ukuran tersebut harus
dikaitkan dengan kompensasi, sehingga dapat dinilai apakah berkualitas tinggi, terkini,
sedang, ataukah buruk.
c) Hubungan ukuran. dengan kompensasi. Masing-masing jenis ukuran menghasilkan
perubahan keputusan kompensasi yang berbeda-beda.
F. Pengendalian Interaktif
Pengendalian interaktif adalah sistem pengendalian manajemen hari ini yang menentukan
strategi hari esok, dengan tujuan utama memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran
mengingatkan manajemen terhadap ketidakpastian strategis baik berupa masalah ataupun
peluang. Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan secara mendasar yang
mungkin mengganggu aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi. Perbedaan key
success factor dengan ketidakpastian strategis antara lain: Key success factor diturunkan dari
stratesi yang dipilih, sedangkan Ketidakpastian strategis adalah dasar perusahaan untuk
mencari strategi baru serta menghasilkan pertanyaan, bukan jawaban.
Prasyarat subsistem sebelum digunakan sebagai sistem pengendalian interaktif :
depan.
Rapat dilakukan sesuai asumsi yang mendasari serta tindakan yang sesuai.