Anda di halaman 1dari 41

BALANCED

SCORECARD
DALAM TATA
KELOLA IT
Oleh :
Sri Widaningsih, MKom
BALANCED SCORECARD
 BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992.
 BSC merupakan sistem manajemen dan perencanaan strategis.
 BSC merupakan sebuah Performance Management System yang
memungkinkan bisnis untuk mengarahkan strategi berdasarkan pada
pengukuran dan follow-up (Grembergen& De Haes 2009)
 BSC adalah sebuah management system yang memungkinkan organisasi
menerjemahkan visi dan strategi ke dalam sebuah aksi/aktivitas (Isoraite,
2008)
 BSC dapat dideskripsikan sebagai kumpulan langkah yang dipilih dengan hati-
hati dan berasal dari strategi organisasi. BSC menyediakan perangkat bagi
pimpinan untuk digunakan dalam berkomunikasi dengan pegawai dan
stakeholder external (R Niven, 2002).
 Menurut Niven, 2002. BSC dapat dilihat sebagai:
 Sistem Pengukuran (Measurement System)
 Sistem Manajemen Strategis (Strategic Management System)
 Alat Komunikasi (Communication Tool)
 Nama “balanced scorecard” berasal dari ide untuk melihat ukuran kinerja non-
keuangan strategis di samping ukuran keuangan tradisional untuk mendapatkan
pandangan kinerja organsasi yang lebih “seimbang” kepada manajer dan
eksekutif

 Konsep balanced scorecard telah berkembang melampaui penggunaan perspektif


yang sederhana dan sekarang menjadi sistem holistik untuk mengelola strategi.
 Organisasi menggunakan BSC untuk:
 Mengkomunikasikan apa yang mereka coba capai
 Sejajarkan pekerjaan sehari-hari yang dilakukan semua orang dengan strategi
 Prioritaskan proyek, produk, dan layanan
 Mengukur dan memantau kemajuan menuju target strategis
BALANCED SCORECARD
QUADRANT
 BSC yang umum terdiri dari 4 quadrant/perspektif yang saling
berhubungan. Masing-masing berisi tujuan dan ukuran dari beberapa
perspektif yang berbeda.
 Perspektif pelanggan (Customer Perspective )
 Perspektif proses bisnis internal(Internal Processes/Business Perspective )
 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbungan (Learning and Growth
Perspective)
 Perspektif keuangan/Financial Perspective
PERSPEKTIF PELANGGAN
 “ Menjadi yang pertama dalam mengantarkan nilai kepada
konsumen/stakeholder”. Merupakan misi kebanyakan perusahaan/organisasi.
 Bagaimana performa perusahaan dari perspektif konsumen menjadi prioritas
manajemen.
 BSC menuntut para manajer untuk menerjemahkan misi yang umum tersebut
kepada konsumen ke dalam sebuah pengukuran yang spesifik yang merefleksikan
faktor-faktor yang penting bagi konsumen.
 Ada 4 kategori kepentingan konsumen :
1. Waktu
2. Kualitas
3. Performa dan pelayanan
4. Biaya
 Agar BSC dapat berjalan, perusahaan harus menetapkan tujuan untuk waktu,
kualitas serta performa dan pelayanan, kemudian menerjemahkan tujuan-tujuan
tersebut ke dalam sebuah pengukuran.
 Tujuan dalam perspektif ini bisa bersifat sementara atau future oriented,
berhubungan dengan konsumen dan pasar saat ini dan potensial.
 Pengukuran kepuasan konsumen dapat mencatat kesuksesan perusahaan dalam
mencapai kepuasan pelanggan yang mereka miliki saat ini berdasarkan produk
dan jasa mereka.
 Data untuk pengukuran didapatkan dengan, misalnya, melalui survey konsumen.
 Mengukur kesetiaan konsumen dapat membantu manajer memahami tren jangka
panjang dalam hubungan dengan konsumen.
 Mengukur sikap dan pengakuan konsumen terhadap organisasi dalam segmen
tertentu dapat membantu dalam mengidentifikasi pasar di masa depan
INTERNAL PROCESSES/BUSINESS
PERSPECTIVE
 Customer-based measures memang penting, tetapi hal tersebut harus bisa
diterjemahkan ke dalam sebuah pengukuran yang dapat dilakukan secara internal
oleh perusahaan untuk memenuhi harapan konsumen.
 Pelayanan konsumen yang baik diperoleh dari keputusan, dan aksi yang terjadi di
dalam organisasi.
 Manajer harus fokus pada proses internal yang kritis yang memungkinkan
organisasi mencapai kepuasan kebutuhan konsumen.
 Pengukuran BSC untuk perspektif ini, harus berasal dari proses bisnis yang
memiliki efek yang paling besar terhadap kepuasan konsumen, contohnya, factor-
faktor yang mempengaruhi waktu, kualitas, keahlian pegawai, dan produktivitas.
 Perusahaan harus mencoba untuk mengidentifikasi dan mengukur
core competencies perusahaan, critical technology yang dibutuhkan
untuk memastikan market leadership yang berkelanjutan.
 Perusahaan harus memutuskan proses dan kompetensi yang harus
unggul dan kemudian menetapkan ukuran untuk masing-masing
proses tersebut.
 Untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan waktu, kualitas,
produktivitas dan biaya, manajer harus merancang sebuah
pengukuran yang dipengaruhi oleh aktivitas pegawai. Karena
aktivitas tersebut berjalan di dalam departemen dan unit kerja,
manajer harus menguraikan pengukuran tentang overall waktu,
kualitas, produktivitas dan biaya yang diterapkan pada local level
organisasi
 Dengan cara tersebut, pengukuran akan terhubung dengan penilaian
top management terkait key internal processes dan kompetensi dari
aktivitas individu yang berdampak pada keseluruhan tujuan
organisasi.
 Keterkaitan ini akan menjamin bahwa pegawai di level terendah di
organisasi paham mengenai target, keputusan dan peningkatan dari
aktivitas yang mereka lakukan, serta kontribusinya pada misi
organisasi
 Fokus perspektif ini adalah bagaimana cara untuk mencapai kepuasan
shareholder dan konsumen, dan proses bisnis apa yang harus unggul.
LEARNING & GROWTH/INNOVATION
PERSEPECTIVE
 Pengukuran Customer-based dan bisnis internal dengan BSC
mengidentifikasi parameter yang menurut organisasi penting dalam
mencapai kesuksesan kompetitif.
 Tetapi target dari kesuksesan itu selalu berubah.
 Kompetisi secara global membutuhkan perusahaan membuat peningkatan
produk dan proses secara berkelanjutan, serta memiliki kemampuan untuk
memperkenalkan produk baru dengan kemampuan yang lebih dari produk
yang sebelumnya
 Tujuan perspektif ini berhubungan dengan pengolahan infrastruktur untuk
pengembangan dan pembelajaran organisasi.
 Tujuan tersebut terkait dengan investasi strategis pada people, proses,
sistem informasi dan budaya organisasi
 Kemampuan perusahaan untuk berinovasi, berkembang dan belajar,
berhubungan secara langsung dengan nilai perusahaan.
 Dengan kemampuan untuk menciptakan produk baru, organisasi dapat
menciptakan nilai baru di mata konsumen.
 Meningkatkan efisiensi operasi secara terus-menerus , perusahaan dapat
memasuki pasar baru dan meningkatkan pendapatan dan batas (margin),
dengan kata lain menumbuhkan dan meningkatkan nilai shareholder.
 Pertanyaan yang muncul pada perspektif ini adalah untuk mencapai tujuan,
bagaimana kita akan mempertahankan kemampuan untuk berubah dan
berkembang. Termasuk di dalamnya, pelatihan pegawai dan organizational
attitudes yang berhubungan dengan improvement karyawan dan organisasi.
FINANCIAL PRESPECTIVE
 Pengukuran terhadap performa Finansial mengindikasi apakah strategi,
implementasi dan eksekusi dari organisasi berkontribusi terhadap peningkatan
organisasi.
 Typical tujuan finansial berhubungan dengan keuntungan (profit), pertumbuhan,
dan shareholder value.
 Pertanyaan yang muncul pada perspektif ini adalah untuk mencapai kesuksesan
finansial, bagaimana penampilan kita di depan shareholder.
 Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan, performa bisnis internal dan
inovasi berasal dari pemahaman organisasi terhadap beberapa sisi dari
dunia dan perspektifnya terhadap key success factors. Namun, pemahaman
tersebut tidak sepenuhnya benar.
 Perangkat pengukuran BSC yang terbaik sekalipun tidak dapat menjamin
untuk memenangkan strategi. BSC hanya dapat menerjemahkan strategi
organisasi ke dalam ukuran tujuan yang lebih spesifik.
 Kegagalan organisasi dalam mendapatkan keuntungan financial, memaksa
eksekutif untuk melihat kembali pada implementasi dari strategi mereka.
 Bagaimana perspektif menciptakan nilai dalam  Bagaimana perspektif menciptakan nilai dalam sector
organisasi bisnis/komersial publik
 Untuk kerangka pengukuran keseimbangan ini, Kaplan dan Norton mengusulkan
struktur tiga-lapis untuk masing-masing empat perspektif : misi, tujuan dan
ukuran dari target yang harus ditetapkan dan inisiatif yang akan diluncurkan
untuk mencapai tingkat yang lebih baik
Contoh Pengukuran BSC
KEUNGGULAN BSC
1. Merupakan refleksi top-down dari misi dan strategi organisasi
 Kebanyakan pengukuran yang dilakukan organisasi bersifat bottom-up, berasal dari
aktivitas lokal atau proses ad hoc, dan terkadang tidak relevan dengan strategi
organisasi
2. Melihat kedepan (forward-looking)
 Membahas kesuksesan saat ini dan masa depan. Ukuran finansial yang
tradisional mendeskripsikan bagaimana performa perusahaan selama kurun
waktu dari pelaporan terakhir, tanpa mengindikasi tentang bagaimana manajer
dapat meningkatkan performa tersebut selanjutnya
3. Mengintegrasikan pengukuran eksternal dan internal
 Membantu manajer melihat apa yang telah mereka capai selama pengukuran
performa terakhir yang dilakukan, membantu meyakinkan bahwa kesuksesan
di masa depan pada sebuah pengukuran tidak didapatkan dengan
mengorbankan yang lainnya.
4. Membantu organisasi untuk fokus
 BSC memerlukan manajer untuk mencapai kesepakatan untuk menggunakan
pengukuran yang paling penting (critical) untuk mensukseskan strategi
organisasi
IT BALANCED SCORECARD
 Konsep balanced scorecard kemudian diterapkan kepada fungsi teknologi
informasi dan proses-prosesnya. Untuk TI sebagai penyedia layanan
internal, keempat perspektif generik tersebut harus diubah agar sesuai
dengan TI.
 BSC dapat dengan mudah diterapkan pada Teknologi Informasi. Yaitu
berhubungan dengan investasi, proyek, atau departemen sebagai
Manajemen Performa TI dan instrumen keselarasan.
 IT Balance Scorecard terbagi menjadi empat faktor, yaitu:

Kontribusi institusi (corporate contribution)

Orientasi pengguna (customer orientation)

Penyempurnaan operasional (operational


excellent)

Orientasi masa depan (future orientation)


Penyelarasan BSC dengan IT BSC
PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

 Perspektif yang mengevaluasi kinerja IT berdasarkan cara pandang pengguna


bisnis (pelanggan) dan lebih jauh lagi pelanggan dari unit bisnis yang ada.
 Dalam perspektif ini, perusahaan mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar
yang akan dimasuki.
 Dengan perspektif ini, maka perusahaan dapat menyelaraskan berbagai ukuran
pelanggan, seperti: kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi, profitabilitas dengan
pelanggan sendiri atau segmen pasar
PERSPEKTIF KONTRIBUSI PERUSAHAAN

 Perspektif ini mengevaluasi kinerja Departemen IT berdasarkan pandangan


dari manajemen eksekutif, para direktur, dan shareholder.
 Evaluasi IT dipisahkan menjadi dua macam :
 Jangka pendek berupa evaluasi finansial
 Jangka panjang yang berorientasi pada proyek dan fungsi IT itu sendiri.
PERSPEKTIF PENYEMPURNAAN
OPERASIONAL
 Perspektif ini menilai kinerja IT berdasarkan efektivitas dan efisiensi dari
proses-proses IT yang dinilai oleh pihak manajemen.
PERSPEKTIF ORIENTASI MASA DEPAN

 Perspektif ini menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang departemen IT


itu sendiri terhadap tantangan di masa depan.
 Kemampuan organisasi dalam menghadapi tantangan di masa depan harus
direncanakan sejak dini.
 Pihak manajemen harus dapat mengetahui tren di masa depan dan membuat
langkah-langkah dalam mengantisipasinya.
IT Balanced Scorecard
 Masing-masing dari perspektif diatas kemudian diterjemahkan ke dalam
tujuan yang sesuai dan matriks pengukuran untuk menilai situasi saat ini.
Penilaian tersebut harus dilakukan secara periodik dan selaras dengan
tujuan dan patokan yang telah ditetapkan.
CONTOH MATRIKS IT BSC

Corporate Contribution
User Orientation Perspective
Perspective
• Mengendalikan pengeluaran • Supplier TI pilihan
IT • Partnership dengan user
• Value bisnis fungsi IT • Kepuasan user
• Value bisnis dari fungsi IT
baru
Operational Excellence Process Future Orientation Perspective

• Pengembangan software yang • Training dan Pendidikan


efisien karyawan
• Pengoperasian computer yang • Keahlian staff/pegawai
efisien • Penelitian tentang teknologi
• Fungsi helpdesk yang efisien
CONTOH MATRIKS IT BSC (LANJUTAN)
Corporate Contribution Perspective User Orientation Perspective
Mengendalikan pengeluaran TI Supplier TI pilihan
• Persentase budget TI (over and under) • Persentase aplikasi yang dikelola oleh TI
• Alokasi budget untuk item lain • Persentase aplikasi yang diantarkan oleh TI
• Persentase kembalinya TI budget
• Pengeluaran TI per masing-masing staff Partnership dengan User
• Indeks keterlibatan user dalam
Value bisnis dari Fungsi TI membangkitkan/menjalankan aplikasi
• Persentase kemampuan pengembangan yang ada pada • Indeks keterlibatan user dalam mengembangkan
proyek strategis aplikasi baru
• Hubungan antara pengembangan baru, investasi
infrastruktur, dan investasi pengganti Kepuasan User
• Indeks kenyamanan user terhadap aplikasi
Value bisnis dari proyek TI baru • Indeks kepuasan user
• Evaluasi keuangan berdasarkan ROI
• Evaluasi bisnis berdasarkan informasi ekonomi
Operational Excellence Perspective Future Orientation Perspective
Pengembangan software yang efisien Training dan pendidikan pegawai
• Rata-rata keterlambatan dalam penyampaian software • Jumlah hari untuk mendidik staff
• Rata-rata peningkatan budget TI mendadak • Budget pendidikan berapa persen dari total budget TI
• Persentase proyek yang berjalan dalam SLA (Service
Level Agreement) Keahlian staff/pegawai
• Persentase aktivitas perawatan (maintenance) • Jumlah tahun pengalaman TI per staff
• Age pyramid dari staff TI
Pengoperasian komputer yang efisien
• Persentase tidak tersedianya jaringan Penelitian tentang teknologi
• Waktu respon pengguna • Persentase budget yang dihabiskan untuk penelitian TI
• Persentase pekerjaan yang selesai dalam kurun waktu
yang ditentukan

Fungsi help desk yang efisien


• Rata-rata waktu menjawab oleh help desk
• Persentase pertanyaan yang dijawab
TUGAS 2
 Kerjakan secara berkelompok
 Deskripsi tugas :
 Buatlah makalah penerapan kerangka kerja tata Kelola TI dengan menggunakan Balanced scorecard di
perusahaan atau organisasi
 Tugas diketik di kertas A4 , tulisan times new roman 12 spasi 1,5
 Kumpulkan tgl maksimal hari Selasa tgl 25 Oktober 2022 pukul 6.00 di LMS

Anda mungkin juga menyukai