Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI 3 MANAJEMEN KINERJA

Balanced Scorecard merupakan salah satu kerangka kerja yang banyak digunakan pada suatu
perusahaan atau organisasi.

Apa yang Anda ketahui mengenai Balanced Scorecard? Menurut Anda apakah kerangka
kerja tersebut merupakan satu-satunya yang dapat diandalkan?

Silakan diskusikan menggunakan bahasa Anda sendiri, hindari plagiasi dan sebutkan sumber
referensinya.

JAWAB

Apa yang Anda ketahui mengenai Balanced Scorecard?

Menurut Fahmi (2010: 209), Balanced Scorecard merupakan sebuah konsep yang bertujuan
untuk mendukung perwujudan visi, misi dan strategi perusahaan dengan target bersifat
jangka panjang yang menekankan pada empat kajian yaitu perspektif keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard (BSC)
adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan
kinerja eksekutif sehingga perusahaan jadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan
perkembangan yang telah dicapai.
Kerangka kerja ini dituangkan dalam makalah yang diterbitkan Harvard Business Review oleh
Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992. Balanced scorecard memberi
perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk berpindah dari paradigma ‘selalu tentang
finansial’ menuju model baru yang mana hasilnya menjadi titik awal untuk review,
mempertanyakan, dan belajar tentang strategi yang dimiliki. Tujuannyan untuk memberikan
pandangan yang lebih komprehensif kepada para manajer dengan melengkapi ukuran
finansial melalui metrik tambahan yang mengukur kinerja di berbagai bidang seperti
kepuasan pelanggan, inovasi produk, dan lainnya.
Menurut Wibisono (2006), dari berbagai macam kerangka kerja sistem manajemen kinerja
yang telah diperkenalkan oleh para pakar ternyata The Balanced Scorecard (BSC) merupakan
salah satu kerangka kerja paling populer digunakan di dunia. Hal ini dikarenakan BSC
menganut filosofi ‘all size’ dan ‘unisex’. Artinya, BSC hanya menyediakan kerangka yang
terdiri dari empat perspektif, yaitu (1) finansial, (2) pelanggan, (3) proses bisnis internal, (4)
pembelajaran dan pertumbuhan.

Menurut Anda apakah kerangka kerja tersebut merupakan satu-satunya yang dapat diandalkan?
Menurut saya tidak, karena BSC hanya menyediakan kerangka kerja yang sederhana dan
kritik terhadap BSC juga banyak. Kritik disampaikan oleh para pakar dalam berbagai jurnal
dan dalam Asosiasi Pengukuran Kinerja (Performance Measurement Association) yang dibina
Kaplan dan Neely. Salah satu kritiknya yaitu berkaitan dengan fokus pada perspektif
finansial. Tidak semua organisasi/perusahaan semata-mata meletakkan fokus pada
pencapaian keberhasilan finansial. Bahkan, bagi negara-negara Eropa yang pada dasarnya
menganut paham sosialis. Perspektif finansial yang terlalu kapitalis tidaklah cocok
diterapkan. Bisnis mereka ternyata telah berubah. Finansial bukan satu-satunya ukuran
keberhasilan organisasi/perusahaan. Masih banyak aspek lain yang menjadi target
organisasi/perusahaan seperti pengembangan komunitas, kepedulian lingkungan,
kelestarian alam, dan sebagainya. Keseluruhan aspek ini tidak dapat dirangkum dalam
perspektif finansial saja (Wibisono, 2006).
Terdapat beberapa kerangka kerja lain yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi, seperti Strategic Measurement Analysis and Reporting Technique (SMART),
Performance Measurement Questionnaire (PMQ), Performance for World Class
Manufacturing (PWCM), Quantum Performance Measurement Model (QPMM), dan
sebagainya.
Sumber: Modul Manajemen Kinerja EKMA4263 Hal. 4.12-4.13
Balanced Scorecard merupakan salah satu kerangka kerja yang banyak digunakan pada suatu
perusahaan atau organisasi.

Apa yang Anda ketahui mengenai Balanced Scorecard? Menurut Anda apakah kerangka kerja
tersebut merupakan satu-satunya yang dapat diandalkan?

Balanced Score Card (BSC) merupakan salah satu model pengukuran kinerja sebuah organisasi yang
tidak hanya menekankan pada seberapa jauh keberhasilan organisasi dilihat dari segi finansial saja,
akan tetapi lebih ditekankan pada keseimbangan (Balanced) antara hasil (Result) yang dicapai dengan
faktor pendorong (Enablers) untuk mencapai hasil tersebut (Ginting, 2022).

Balanced scorecard dianggap sebagai alat bantu yang komprehensif dalam penyusunan rencana
strategik karena mempertimbangkan permasalahan sumber daya manusia, modal, sistem informasi
yang terintegrasi, unit-unit bisnis dan tim manajemen (Sodikin & Zuliyanto, 2022).

Kaplan dan Norton (1996:18) dalam Ginting (2022) menyatakan bahwa BSC merupakan alat
pengukuran kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu

1. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan dalam BSC untuk sektor swasta menggambarkan mengenai keberhasilan di
aspek keuangan apa yang harus diperlihatkan kepada para pemegang saham. Ukuran ini memberikan
petunjuk apakah strategi perusahaan dapat memberikan kontribusi kepada peningkatan profit
perusahaan. Tujuan keuangan biasanya berhubungan dengan profitabilitas yangdiukur dengan laba
operasi, Return on Capital Employed (ROCE), nilai tambah ekonomis (Economic Value Added),
pertumbuhan penjualan, dan terciptanya arus kas.

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan dalam BSC menggambarkan mengenai apa yang harus kita perlihatkan kepada
pelanggan dalam rangka mewujudkan visi kita. Dalam perspektif ini, diidentifikasi pelanggan dan
segmen pasar yang akan dimasuki perusahaan dan ukuran kinerja di dalam segmen tersebut.
Ukuranyang digunakan dalam perspektif ini terdiri dari ukuran generik dan ukuran spesifik. Ukuran
generik yang digunakan terdiri dari kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan,
profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran. Ukuran spesifik yang digunakan
tergantung kepada proposisi nilai yang akan diberikan kepada pelanggan. Ukuran generik tersebut di
atas dapat dikelompokkan dalam suatu mata rantai hubungan sebab-akibat. Kepuasan pelanggan
akan mempengaruhi retensi pelanggan dan akuisi pelanggan. Akuisi pelanggan dan retensi pelanggan
akan mempengaruhi profitabilitas pelanggan dan akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar.
Proposisi nilai pelanggan merupakan pernyataan tentang atribut yang diberikan perusahaan kepada
produk/jasanya untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan dalam segmen pasar sasaran.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal dalam BSC menggambarkan mengenai proses bisnis apa yang harus
kita kuasai dengan baik untuk menyenangkan para pemegang saham dan pelanggan kita.
Dalamperspektif ini diidentifikasi berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik
oleh perusahaan. Proses bisnis yang diidentifikasi tersebut harus memungkinkan perusahaan untuk
memberikan proposisi nilai kepada pelanggan dan memenuhi harapan keuntungan keuangan kepada
pemegang saham. Perspektif proses bisnis internal mengungkapkan perbedaan ukuran kinerja yang
mendasar antara pendekatan tradisional dan pendekatan BSC. Pendekatan tradisional berusaha
memantau dan meningkatkan proses bisnis yang ada saat ini dan menggunakan ukuran yang
berfokus pada peningkatan proses bisnis yang ada sedangkan pendekatan balanced scorecard akan
mengindentifikasikan berbagai proses baru yang harus dikuasai perusahaan agar dapat memenuhi
berbagai tujuan pelanggan dan keuangan. Dalam perspektif proses bisnis internal, manajer berusaha
mengidentifikasikan proses-proses penting bagi tercapainya tujuan perusahaan yang ada dalam
perspektif pelanggan maupun perspektif keuangan. Perbedaan lainnya adalahsistem pengukuran
tradisional berfokus kepada proses penyampaian produk/jasa saat ini kepada pelanggan saat ini
sedangkan pendekatan BSC memadukan berbagai proses inovasi bisnis ke dalam perspektif proses
bisnis internal.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam BSC menggambarkan mengenai bagaimana


memelihara kemampuan perusahaan untuk berubah serta meningkatkan diri untuk mewujudkan visi
dan misi. Dalam perspektif ini diidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam
rangka menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Tiga sumber utama
pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan berasal dari manusia, sistem, dan prosedur
perusahaan. Terdapat tiga kategori utama untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu
kapabilitas pegawai, kapabilitas sistem informasi, serta motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan.
Pada kapabilitas pegawai, Ada tiga ukuran utama yang berlaku umum, yaitu kepuasan pegawai,
retensi pegawai, dan produktivitas pegawai. Ketiga ukuran tersebut menggambarkan sebuah
hubungan sebab akibat. Untuk kepuasan pegawai mempengaruhi retensi pegawai dan produktivitas
pegawai yang dipengaruhi oleh kompetensi staf, infrastruktur teknologi, dan iklim untuk bertindak.
Produktivitas pegawai, menunjukkan suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan dari usaha
peningkatan moral dan keahlian pegawai, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuan
pengukuran produktivitas pegawai adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para
pegawai dengan jumlah pegawai yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut.

Menurut Wibisono (2006) dalam Dharma (2022), dari berbagai macam kerangka kerja sistem
manajemen kinerja yang telah diperkenalkan oleh para pakar ternyata The Balanced Scorecard (BSC)
merupakan salah satu kerangka kerja paling populer digunakan di dunia. Meskipun banyak kritik
terhadap kerangka kerja BSC tersebut, tetapi para pengkritiknya tidak banyak yang mengajukan
konsep baru kerangka kerja yang lebih baik untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan BSC menganut
filosofi „all size’ dan „unisex’. Dengan hanya menyediakan kerangka kerja yang sederhana dan dapat
diterapkan, banyak organisasi/perusahaan akan dengan mudah memasukkan variabel yang
diperlukan ke dalam empat perspektif di atas.

Sumber:

BMP Manajemen Kinerja. Edisi 2. Hal. 4.12 - 4.13

BMP Pemasaran Jasa. Edisi 3. Hal. 9.22 - 9.25

Anda mungkin juga menyukai