Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

ADPU4441 (PENGEMBANGAN ORGANISASI)

NAMA : JOHANDRI RAKASWENDA

JURUSAN : ADMINISTRASI NEGARA

UPBJJ-UT : PANGKALPINANG

TAHUN 2021
1. Balance Scorecard 
Balance Scorecard  berasal dari dua suku kata, Balanced yang artinya berimbang dan
scorecard yang artinya katu skor. Pada awalnya Balanced Scorecard atau disingkat BSC
digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Dengan BSC
perusahaan jadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah
dicapai. Dengan adanya BSC sangat membantu perusaan untuk memberikan pandangan
menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan efisien,
dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan.
Balanced Scorecard memberi perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk berpindah dari
paradigma ‘selalu tentang finansial’ menuju model baru yang mana hasil balanced
scorecard menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan belajar tentang
strategi yang dimiliki. Balanced scorecard akan menerjemahkan visi dan strategi ke
dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang. Sistem
BSC bertujuan untuk memberikan pandangan yang lebih komprehensif kepada para
manajer dengan melengkapi ukuran finansial melalui metrik tambahan yang mengukur
kinerja di berbagai bidang. Bidang-bidang tersebut adalah kepuasan pelanggan, inovasi
produk, dan lainnya.

2. Beberapa fungsi Balance Scorecard :

a. Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai.

b. Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan.

c. Sebagai panduan strategis untuk menjalankan bisnis.

d. Alat analisis efektifitas strategi yang telah digunakan.

e. Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki.

f. Sebagai alat key performance indicator perusahaan.

g. Sebagai feedback terhadap shareholder perusahaan.

h. Sebagai alat komunikasi, informasi, dan sistem analisis pembelajaran perusahaan


Balanced scorecard (BSC) bisa dikatakan adalah sebagai alat ukur yang paling
sederhana dalam perusahaan sehingga banyak kelemahan-kelemahannya. Salah satu
kelemahannya adalah informasi yang disajikan terbatas dan kurang akurasi. sehingga
tidak bisa melihat faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi performa perusahaan.
Misalnya saja saat terjadi krisis, kebijakan pemerintah, atau kejadian di momen-momen
tertentu.

3. Perspektif Balanced Scorecard.


Menurut Kaplan dan Norton, terdapat dua keunggulan utama dari pendekatan empat
perspektif Balanced Scorecard (BSC), yaitu adalah:

a. Balanced Scorecard menyatukan elemen-elemen yang berbeda dari agenda kompetitif


perusahaan dalam satu laporan.
b. Dengan menggabungkan semua metrik operasional yang krusial, manajer per divisi
atau departemen dipaksa untuk mempertimbangkan suatu pencapaian dengan risiko-
risiko yang berpotensi terjadi.

Adapun empat prespektif Balanced Scorecard (BSC) adalah sebagai berikut :

a. Perspektif Keuangan
Dalam Balance Scorecard perspektif keuangan merupakan perspektif yang tidak bisa
diabaikan. Prinsip balanced scorecard harus ada keseimbangan antara perspektif
keuangan dan perspektif non keuangan. Perspektif keuangan tidak bisa bekerja tanpa
adanya perspektif non-keuangan misalnya saja laba yang diperoleh perusahaan
karena produk tersebut memiliki nilai manfaat bagi konsumen atau bisa saja karena
faktor SDM dan proses bisnis dari perusahaan tersebut. Perspektif keuangan juga
berguna seberapa perusahaan atau bisnis memiliki daya tarik kepada para investor.
Bisa dikatakan perspektif yang satu ini sangat penting dan menjadi dasar
ukur kesehatan bisnis.
b. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif Balanced Scorecard pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu
menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target. Apabila suatu unit
bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang besar dalam jangka panjang, mereka
harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru atau jasa yang bernilai lebih
baik kepada pelanggan.
Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core measurement
group (kelompok inti) dan customer value proposition (kelompok penunjang).
Kelompok inti atau core meansurement terdiri dari:

 Pangsa pasar atau market share

 Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition

 Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama atau customer


retention

 Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction

 Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability

Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga  kelompok yaitu:

 Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi)

 Hubungan dengan pelanggan

 Citra dan reputasi

c. Perspektif Proses Bisnis Internal


Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit
bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan
pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan para pemegang
saham.
Tiap perusahaan mempunyai  proses dan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara
umum, hal tersebut terbagi menjadi 3 prinsip dasar prespektif proses bisnis internal,
yaitu:
 Proses Inovasi
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tapi
ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi.
 Proses Operasi
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan. Proses operasi dilihat
dari perencanaan, pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk jadi,
proses marketing, hingga proses transaksi antara perusahaan dan pembeli.
 Pelayanan Purna Jual
Layanan purna jual merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis
kepada konsumen sebagai jaminan mutu produk yang telah dibeli oleh konsumen.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif Balanced Scorecard ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga
perspektif sebelumnya serta untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka
panjang. Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada
peralatan untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada
infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip kapabilitas yang


terkait dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:

 Kapabilitas Pekerja

Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan.


Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh
manajemen:

 Kepuasan pekerja. Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk


meningkatkan produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada
konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah
keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk
mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan
inisiatif, serta dukungan dari atasan.

 Retensi pekerja. Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan


pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja
merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluamya seorang
pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan loss pada
intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase
turnover di perusahaan.

 Produktivitas pekerja. Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh


keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan
kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang
dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk
menghasilkan output tersebut.

 Iklim Organisasi

Iklim oreganisasi merupakan salah satu mendorong timbulnya motivasi, dan


pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif.

 Kapabilitas Sistem Informasi

Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi adalah tingkat
ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka
waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

Permasalahan yang timbul dalam penerapan Balanced Scorecard dan banyak dihadapi oleh
perusahaan yang ingin sekali menerapkan Balanced Scorecard dalam sistem manajemennya
antara lain adalah :

1. Bagaimana mendesain sebuah scorecard, Desain scorecard yang baik pada dasarnya
adalah desain yang mencerminkan tujuan strategik organisasi. Beberapa perusahaan di
Amerika telah mencoba mendesain sebuah scorecard penilaian kinerja berdasarkan
kategori-kategori yang diungkapkan oleh Kaplan & Norton. Dalam prakteknya, masih
banyak perusahaan yang tidak dapat merumuskan strateginya dan memiliki strategi yang
tidak jelas sama sekali (Mavrinac & Vitale, 1999:1). Hal ini tentu saja akan menyulitkan
desain scorecard yang sesuai dengan tujuan strategik perusahaan yang ingin dicapai.
2. Banyaknya alat ukur yang diperlukan, Banyaknya alat ukur yang dikembangkan oleh
perusahaan tidak menjadi masalah yang terpenting adalah bagaimana alat ukur-alat ukur
yang ada tersebut bias mencakup keseluruhan strategi perusahaan terutama dapat
mengukur dimensi yang terpenting dari sebuah strategi. Tetapi hal yang harus diingat
adalah bahwa alat ukur tersebut dapat menjangkau perspektif peningkatan kinerja secara
luas dengan pengukuran minimal.
3. Apakah Scorecard cukup layak untuk dijadikan penilai kinerja, Menurut Sarah
Marvinack (Marvinack, 1999:1) Layak atau tidaknya scorecard yang dibentuk oleh
perusahaan akan tergantung pada nilai dan orientasi strategi perusahaan yang
bersangkutan. Pada beberapa perusahaan di Amerika, mereka lebih memperhatikan
nilai-nilai yang secara eksplisit dan kuantitatif dikaitkan dengan strategi bisnis mereka.
4. Perlunya Scorecard dikaitkan dengan gainsharing secara individu, Banyak
perusahaan di Amerika yang menghubungkan antara kinerja dalam Balanced Scorecard
dengan pembagian keuntungan (gainsharing) secara individual. Tetapi haruslah diingat
bahwa dasar pembagian keuntungan (gainsharing) tersebut adalah seberapa besar
dukungan inovasi atau perubahan kultur yang diberikan oleh individu kepada
peningkatan kinerja perusahaan.
5. Apakah scorecard yang ada dapat menggantikan keseluruhan sistem manajemen
lama, Dalam prakteknya, sangat sulit mengganti sistem manajemen yang lama dengan
sistem manajemen yang sama sekali baru (Balanced Scorecard), tetapi perusahaan
diharapkan dapat melakukannya apabila dirasa sistem manajemen yang lama sudah
tidak bisa mendukung tujuan organisasi selama ini. Pada beberapa perusahaan di
Amerika yang berusaha menerapkan konsep Balanced Scorecard dalam perusahaannya
(Mavrinac, 1999:4), mereka memilih menggabungkan antara sistem yang masih relevan
dengan pencapaian tujuan organisasi dengan system Balanced Scorecard.

Salah satu kunci keberhasilan penerapan Balanced Scorecard menurut Reilly (Mattson,
1999:2) adalah adanya dukungan penuh dari setiap lapisan manajemen yang ada dalam
organisasi. Balanced Scorecard tidak hanya berfungsi sebagai laporan saja tetapi lebih dari
itu, Balanced Scorecard haruslah benar-benar merupakan refleksi dari sebuah strategi
perusahaan serta visi dari organisasi. Bahkan Reilly mengatakan bahwa Balanced Scorecard
dapat dipandang sebagai sebuah alat untuk mengkomunikasikan strategi dan visi organisasi
perusahaan secara kontinyu. Ian Alliott, sebuah perusahaan konsultan besar di Amerika,
berhasil mengidentifikasi empat langkah utama yang harus ditempuh oleh perusahaan
apabila perusahaan akan menerapkan konsep Balanced Scorecard. Langkah-langkah tersebut
adalah (Mattson,1999:2) :

1. Memperoleh kesepakatan dan komitmen bersama antara pihak manajemen puncak


perusahaan.
2. Mendesain sebuah model (kerangka) Balanced Scorecard, yang memungkinkan
perusahaan untuk menentukan beberapa faktor penentu seperti tujuan strategik,
perspektif bisnis, indikator-indikator kunci penilaian kinerja.
3. Mengembangkan suatu program pendekatan yang paling tepat digunakan oleh
perusahaan sehingga Balanced Scorecard menjadi bagian dari kultur organisasi yang
bersangkutan. Konsep Scorecard yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu
pengendali jika terjadi perubahan kultur dalam perusahaan. Dengan kata lain perusahaan
haruslah memperhitungkan apakah penerapan Balanced Scorecard akan mengakibatkan
perubahan yang cukup besar dalam organisasi perusahaan.
4. Aspek penggunaan teknologi, Banyak perusahaan sudah mulai menggunakan
software komputer dalam menentukan elemen-elemen scorecard dan
mengotomatisasikan pendistribusian data ke dalam scorecard. Data-data scorecard, yang
berwujud angka-angka pengukuran tersebut, akan interview dari periode ke periode
secara terus-menerus.

Sumber : ADPU4441 Modul Pengembangan Organisasi

Anda mungkin juga menyukai