Jawab :
Pada awalnya Balanced Scorecard atau disingkat BSC digunakan untuk memperbaiki sistem
pengukuran kinerja eksekutif.Dengan BSC perusahaan jadi lebih tahu sejauh mana pergerakan
dan perkembangan yang telah dicapai.Dengan adanya BSC sangat membantu perusaan untuk
memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan
efisien, dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang
dilakukan.Balanced Scorecard memberi perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk berpindah
dari paradigma ‘selalu tentang finansial’ menuju model baru yang mana hasil balanced scorecard
menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi yang dimiliki.
Menurut Wibisono (2006), dari berbagai macam kerangka kerja sistem manajemen kinerja yang
telah diperkenalkan oleh para pakar ternyata The Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah
satu kerangka kerja paling populer digunakan di dunia. Hal ini dikarenakan BSC menganut
filosofi 'all size' dan 'unisex'. Artinya, BSC hanya menyediakan kerangka yang terdiri dari empat
perspektif, yaitu (1) finansial, (2) pelanggan, (3) proses bisnis internal, (4) pembelajaran dan
pertumbuhan. Dengan hanya menyediakan kerangka kerja yang sederhana dan dapat diterapkan,
banyak organisasi/perusahaan akan dengan mudah memasukkan variabel yang diperlukan ke
dalam empat perspektif di atas.
Menurut saya Balanced Scorecard merupakan satu-satunya kerangka kerja yang dapat
diandalkan kareana Balanced scorecard (BSC) sebagai alat ukur yang paling sederhana dalam
perusahaanperusahaan namun dapat merancang kerangka perusahaan yang kuat.
Apa yang Anda ketahui mengenai Balanced Scorecard? Menurut Anda apakah kerangka
kerja tersebut merupakan satu-satunya yang dapat diandalkan?
Jawab : Dari berbagai macam kerangka kerja sistem manajemen kinerja yang telah
diperkenalkan oleh para pakar ternyata The Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu
metode untuk pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan dan salah satu kerangka kerja
paling populer digunakan di dunia. Hal ini dikarenakan BSC menganut filosofi „all size’ dan
„unisex' yang artinya, BSC hanya menyediakan kerangka yang terdiri 4 persepektif yaitu
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
Adanya pelayanan yang baik akan membantu meningkatkan loyalitas konsumen kepada
perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan memberikan pelayanan yang buruk, pasti konsumen
mencari perusahan lain yang memiliki sistem atau pelayanan yang lebih baik.
Untuk mengukur nilai dengan perspektif ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati
bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap
karyawan akan menghasilkan proses bisnis internal yang bagus.
Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang didapat perusahaan juga
akan bertambah. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal,
antara lain:
Proses inovasi
Proses operasi
Proses pasca penjualan
4. Pembelajaran dan pertumbuhan : Dalam perspktif ini, karyawan menjadi aset berharga
perusahaan yang harus dijaga. Tanpa adanya karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan akan menghadapi banyak kendala.
Selain itu, karyawan juga menjadi faktor pendukung dalam perspektif keuangan dan pelanggan.
Di sisi lain, perusahaan juga perlu memperhatikan sistem dan prosedur kerja yang seperti apa
yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan.
Ada baiknya jika semua elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul
keselarasan selama bisnis berlangsung. Terdapat tiga hal yang dijadikan tolak ukur dalam
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, antara lain:
Tujuan dari Balanced Scorecard (BSC) yaitu untuk dapat menyeimbangkan berbagai usaha dan
perhatian eksekutif kekinerja keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan
jangka panjang.
SUMBER :
PermalinkTampilkan indukTanggapi
Menurut saya, kerangka kerja Balanced Scorecard merupakan satu- satunya yang dapat
diandalkan karena Balanced Scorecard (BSC) adalah metode pengukuran hasil kerja yang
digunakan perusahaan atau biasa disebut dengan strategi menajemen. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan mungkin menspesifikasi suatu tujuan (objective) meningkatkan pendapatan dengan
memperkenalkan produk baru. Tolok ukur kinerja (performance measure) mungkin adalah
persentase pendapatan penjualan dari penjualan produk baru. Target atau standar untuk tahun
yang akan datang untuk tolok ukur mungkin 20%, yaitu 20% dari total pendapatan untuk tahun
yang akan datang harus berasal dari penjualan produk baru. Initiatives mendeskripsikan
bagaimana hal itu dicapai. Istilah “bagaimana” tentunya mencakup ketiga perspektif yang lain.
Perusahaan yang lain harus mengindentifikasikan segmen pelanggan, proses internal, dan
kapabilitas individual dan organisasional yang memungkinkan realisasi tujuan pertumbuhan
pendapatan. Hal itu menunjukan fakta bahwa tujuan finansial berfungsi sebagai fokus untuk
tujuan, tolok ukur, dan initiatives dan ketiga perspektif yang lain
Sumber
https://www.pelatihan-sdm.net/konsep-keseimbangan-dalam-balanced-scorecard-bsc/
#:~:text=Kartu%20skor%20berimbang%20(bahasa%20Inggris,internal%2C%20perspektif
%20pembelajaran%20dan%20pertumbuhan.
PermalinkTampilkan indukTanggapi
Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap
unit operasi dalam upaya mencapai target finansial. Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai
kinerja keuangan yang besar dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan
suatu produk baru atau jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan.
Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core measurement group (kelompok
inti) dan customer value proposition (kelompok penunjang). Kelompok inti atau core
meansurement terdiri dari:
• Pangsa pasar atau market share
• Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition
• Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama atau customer retention
• Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction
• Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability
Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
• Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi)
• Hubungan dengan pelanggan
• Citra dan reputasi
c. Proses bisnis internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis
untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di
segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan para pemegang saham. Tiap perusahaan
mempunyai proses dan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum, hal tersebut terbagi
menjadi 3 prinsip dasar prespektif proses bisnis internal, yaitu:
Proses inovasi
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tapi ada juga
perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi.
Dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan
pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk tidak
akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan. Hal tersebut tidak memberi tambahan
pendapatan bagi perasahaan.
Intinya proses inovasi harus bisa memberikan nilai yang diinginkan konsumen.
Proses operasi
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan. Proses operasi dilihat dari
perencanaan, pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk jadi, proses marketing, hingga
proses transaksi antara perusahaan dan pembeli.
Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan
tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja
sebagian besar organisasi.
Kapabilitas pekerja
Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Sehubungan
dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen:
• Kepuasan pekerja. Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas,
tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam
kepuasan pekerja adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses
untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta
dukungan dari atasan.
• Retensi pekerja. Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja terbaik
dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi
perusahaan. Jadi, keluamya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan
loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover
di perusahaan.
• Produktivitas pekerja. Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari
peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya
adalah untuk menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang
seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
Iklim Organisasi
Iklim oreganisasi merupakan salah satu mendorong timbulnya motivasi, dan pemberdayaan
adalah penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif.
Adapun yang menjadi tolak ukur hal tersebut di atas adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.
Intinya dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, balanced scorecard lebih menekankan
pada aspek organisasi. Bagaimana perusahaan bisa memanfaatkan sumber daya manusia yang
ada menjadi faktor keunggulan kompetitif.
Dengan hanya menyediakan kerangka kerja yang sederhana dan dapat diterapkan, banyak
organisasi/perusahaan akan dengan mudah memasukkan variable yang diperlukan ke dalam
empat perspektif diatas. Meskipun demikian, kritik terhadap BSC juga banyak, antara lain:
a. Tidak semua organisasi/perusahaan semata-mata meletakkan focus pada pencapaian
keberhasilan finansial.
b. Keterkaitan antarvariabel secara lurus (linier) yang hanya berdasarkan anggapan tanpa disertai
data statistic pendukung.
c. Tidak disediakan ruang untuk kaji banding.
d. Kebingungan untuk memahami antara sistem manajemen kinerja dengan strategi operasi.
e. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Kerangka kerja sistem manajemen kinerja meliputi : pemilihan variable kinerja, keterkaitan
antarvariabel kinerja dan kaji banding.
2. Menurut saya kerangka kerja satu-satunya yang bisa diandalkan karena menjadi alat
manajemen yang bisa digunakan oleh berbagai djenis perusahaan. Baik dimulai dari tingkat
eksekutif dan tingkat divisi atau departemen.
¹Surya Dharma, Manajemen Kinerja (Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerj). Hal 4.11-4.13.
Universitas Terbuka. 2021.
²https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard:definisi, konsep dan perspektif.
PermalinkTampilkan indukTanggapi
Dengan adanya BSC sangat membantu perusaan untuk memberikan pandangan menyeluruh
mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan efisien, dibutuhkan sebuah
informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan.
Balanced Scorecard memberi perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk berpindah dari
paradigma ‘selalu tentang finansial’ menuju model baru yang mana hasil balanced scorecard
menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi yang dimiliki.
Balanced scorecard akan menerjemahkan visi dan strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren
dalam empat perspektif yang berimbang.
Sistem BSC bertujuan untuk memberikan pandangan yang lebih komprehensif kepada para
manajer dengan melengkapi ukuran finansial melalui metrik tambahan yang mengukur kinerja di
berbagai bidang. Bidang-bidang tersebut adalah kepuasan pelanggan, inovasi produk, dan
lainnya.
Salah satu kelemahannya adalah informasi yang disajikan terbatas dan kurang akurasi. sehingga
tidak bisa melihat faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi performa perusahaan.
Misalnya saja saat terjadi krisis, kebijakan pemerintah, atau kejadian di momen-momen tertentu.
Namun begitu, perusahaan tetap harus memiliki acuan pengukuran seperti balanced scorecard,
karena di dalamnya terdapat empat perspektif utama yang memang menjadi poin penting dalam
bisnis.
PermalinkTampilkan indukTanggapi