BALANCED SCORECARD
Djadja Sardjana
(Business Strategy & Human Capital Consultant)
https://www.linkedin.com/in/djadja
Daftar
Isi
I.
II.
III.
IV.
V.
KPI Financial
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
Definisi
Balanced
Scorecard
Bagi sebuah perusahaan maupun organisasi, penting adanya suatu sistem penilaian
kinerja guna mengoptimalkan visi dan misi dalam perencanaan bisnis yang strategis.
Singkatnya, sistem penilaian kinerja dibutuhkan untuk menciptakan kinerja yang
baik dalam melayani pelanggan, menyejahterakan karyawan, serta memuaskan
pemilik dan para stakeholder.
Sistem penilaian kinerja memungkinkan suatu perusahaan mengelola bisnisnya secara
seimbang. Dari mulai merencanakan, menilai, sampai mengontrol kinerja seluruh
komponen perusahaan sesuai strategi yang telah ditetapkan dan disepakati.
Salah satu sistem penilaian kinerja yang efektif, efisien, dan bersifat modern ialah
Balanced Scorecard. Mulanya, sistem ini muncul untuk menyempurnakan sistem
penilaian kinerja tradisional yang sebelumnya dianut oleh banyak perusahaan. Sistem
penilaian kinerja tradisional hanya berfokus pada perspektif keuangan yang jauh dari
keseimbangan sistem.
Keseimbangan sistem akhirnya diciptakan secara komprehensif yang mencakup
perspektif dalam jangkauan lebih luas. Dapat menjangkau aspek keuangan maupun
non keuangan, dapat diimplementasikan sampai jangka panjang dengan monitoring
yang berkelanjutan, serta mengatur permasalahan intern maupun ekstern. Terdapat
empat perspektif yang ditawarkan oleh Balanced Scorecard (BSC) yaitu perspektif
finansial (Financial), hubungan dengan pelanggan (Customer Relationship), internal
bisnis (Internal Business Process), serta pembelajaran dan petumbuhan (Learning
and Growth).
Kapan
Menggunakan
BSC?
Sebelum menganut sistem penilaian kinerja modern Balanced Scorecard, sebagian besar
perusahaan masih menganut sistem tradisional yang mengedepankan tangible asset
yang melingkupi aspek finansial dan keuntungan semata. Sistem tradisional tersebut
menggunakan penilaian keuangan ROI (Return on Investment), profit margin, maupun
rasio operasi yang mengedepankan kekayaan serta laba yang cenderung hanya meraup
keuntungan jangka pendek.
Jika perusahaan ingin bertahan selama mungkin di masa mendatang dan bersaing
secara kompetitif di era informasi, maka perusahaan harus mulai memikirkan
keuntungan jangka panjang. Salah satunya dengan memikirkan loyalitas pelanggan.
Dalam sistem penilaian kinerja Balanced Scorecard, loyalitas pelanggan menjadi salah
satu perspektif yang diperhatikan dan dikatagorikan sebagai Intangible Asset yang
menyangkut pentingnya sumberdaya manusia.
Perspektif-perspektif non keuangan tersebut akan memberikan keuntungan yang saling
menguntungkan antara pemilik perusahaan, para pemegang saham, maupun para
pelanggan yang loyal dan bersifat profit. Untuk lebih lengkapnya, terdapat beberapa
alasan spesifik terkait ketepatan waktu sebuah perusahaan menganut sistem penilaian
kinerja Balanced Scorecard, yaitu :
1.
Harga
2.
Produktivitas
3.
Provitabilitas
Kapan
Menggunakan
BSC?
1. Harga
Loyalitas pelanggan menjadi sangat penting di tengah maraknya
kompetitor di ranah produk yang sama bagi sebuah perusahaan.
Persaingan akan semakin gencar dengan diluncurkan banyak sistem yang
mempermudah tranksaksi produk. Jika perusahaan masih berkutat di
sistem tradisional tanpa adanya transformasi performa meliputi inisiatif
maupun inovasi, maka bukan tidak mungkin jika perusahaan tersebut
akan bangkrut sewaktu-waktu tergerus oleh zaman dan kebutuhan.
Kapan
Menggunakan
BSC?
2. Produktivitas
Produktivitas akan mempengaruhi harga (meliputi keuntungan dan laba)
pada produk perusahaan. Perusahaan yang kurang produktif dalam
memanajemen sumberdaya manusia tentu akan mengalami kerugian
yang signifikan di masa sekarang maupun di masa mendatang.
Kapan
Menggunakan
BSC?
3. Profitabilitas
Konsep profit atau keuntungan tidak akan terlaksana tanpa adanya
sistem yang terintergrasi dan menyeluruh. Sistem penilaian kinerja
Balanced Scorecard akan melingkupi seluruh aspek yang mengedapankan
pengembangan seluruh sumberdaya yang ada. Hal ini apabila diterapkan
secara konsisten akan mampu mendongkrak nilai keuntungan jangka
panjang bagi perusahaan.
KPI dan
BSC
KPI dan
BSC
KPI bisa dikatakan lebih fokus dibandingkan Balanced Scorecard. Jika Balanced
Scorecard bersifat fleksibel dengan mengarahkan fokus pada beberapa tinjauan, maka
KPI hanya akan mengukur pada fokus-fokus tertentu.
Meskipun demikian, keduanya sama-sama menggunakan metrik dalam melakukan
pengukuran yang bersifat kuantitatif. Misalnya pada aspek pengukuran kepuasan
pelanggan. Beberapa metrik digunakan untuk menemukan beberapa perbandingan cara
yang paling sesuai guna menghasilkan pelayanan pelanggan paling optimal.
KPI dan
Refleksi tujuan
KPI yang digunakan perusahaan berbanding lurus dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan peningkatan pelayanan perusahaan menggunakan KPI pengukuran kualitas
pelayanan. Sedangkan tujuan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan
menggunakan KPI pengukuran keuntungan.
BSC
Memulai
Sebagian besar perusahaan tidak serta merta mampu menerima perubahan. Beberapa
masih harus melewati beberapa tahap penyesuaian. Termasuk dengan peralihan sistem
dari tradisional menuju sistem modern bernama Balanced Scorecard.
BSC
Bagi perusahaan pemula, tentu harus terlebih dahulu memahami tujuan Balanced
Scorecard diterapkan pada perusahaan mereka. Setidaknya terdapat tiga tujuan utama
yang patut diperhatikan, yaitu :
Keseimbangan berikutnya ialah hasil kinerja secara menyeluruh. Dari pertama kali
perusahaan dibangun sampai saat ini. Dari hasil jangka pendek sampai jangka
panjang.
Keseimbangan yang bersifat objektif maupun subjektif. Artinya, hasil yang diperoleh
secara mudah maupun yang membutuhkan upaya.
Memulai
Setelah mengetahui ketiga tujuan penting di atas, maka perusahaan pemula dapat
mulai menyusun ragam perencanaan yang dibutuhkan untuk menciptakan sistem
Balanced Scorecard yang terintegrasi. Berikut daftar yang harus mulai dipersiapkan :
BSC
1.
2.
Pengembangan strategi.
3.
4.
Memulai
BSC
Visi merupakan tujuan perusahaan didirikan di masa sekarang sampai masa mendatang.
Sedangkan misi merupakan serangkaian strategi yang digunakan untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Sistem penilaian kinerja Balanced Scorecard akan mengarahkan
pada pencapaian tujuan dengan strategi yang efektif dan efisien.
Memulai
2. Pengembangan Strategi
BSC
Memulai
BSC
Memulai
BSC
KPI
Finansial
KPI merupakan alat ukur yang bisa digunakan para manajer untuk memantau alur bisnis
perusahaan. KPI bisa dijadikan acuan supaya tujuan jangka panjang perusahaan bisa
tetap berada pada jalur yang semestinya. Salah satu jenisnya ialah KPI finansial yang
fokus mengukur target di aspek keuangan perusahaan.
Di bawah ini terdapat beberapa indikator penting tercapainya kesuksesan dalam
penyusunan KPI finansial, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
KPI
Finansial
Tingkat Pertumbuhan
Pendapatan (Revenue Growth
Rate)
Salah satu money maker tertinggi sebuah perusahaan berasal dari pemasukan yang
meningkat. Pemasukan yang meningkat berangkat dari tercapainya suatu produk
perusahaan dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini merupakan proses
pembelajaran untuk memahami laju tingkat pertumbuhan pendapatan pada setiap
tingkatan periode. Prinsipnya sederhana, semakin lama, laju permintaan produk
haruslah berkembang.
KPI
Finansial
KPI
Finansial
KPI
Finansial
KPI
Finansial
KPI
Customer
Relationship
KPI
Memperbarui Hubungan
Customer
Relationship
KPI
Customer
Relationship
KPI
Respon
Customer
Relationship
KPI
Tingkat Perubahan
Customer
Relationship
KPI
Social Media
Customer
Relationship
@
SMS
KPI
Business
Process
KPI
Learning
and
Growth
KPI
Learning
and
Growth
Di bawah ini terdapat beberapa contoh tolok ukur KPI yang bisa
digunakan untuk pembelajaran dan perkembangan suatu perusahaan.
Partisipasi karyawan pada kegiatan perusahaan
Pelatihan karyawan
Absensi karyawan
Bonus karyawan
Pengeluaran non-produk
Tips
Implementasi
BSC
Hal-Hal
yang
Harus
Diwaspadai
Rintangan visi
Rintangan orang
Rintangan sumberdaya
Rintangan manajemen
Hal-Hal
yang
Harus
Diwaspadai
Rintangan Visi
Faktanya, tidak semua anggota perusahaan memahami visi dan misi perusahaan
mereka. Kondisi ini dapat mengacaukan fokus pelaksaan strategi kinerja. Sistem
Balanced Scorecard otomatis juga tidak akan bisa berjalan secara efektif.
Hal-Hal
yang
Harus
Diwaspadai
Rintangan Orang
Seluruh anggota perusahaan merupakan aset penting yang harus dijaga dan
dioptimalkan kemampuannya demi tercapainya kinerja yang optimal. Namun faktanya,
tidak semua perusahaan memperlakukan seluruh anggotanya dengan baik. Menurunnya
kinerja anggota perusahaan akan berpengaruh secara keseluruhan terhadap unggulnya
produk perusahaan. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian bonus maupun hukuman
untuk memotivasi para anggota perusahaan.
Hal-Hal
yang
Harus
Diwaspadai
Rintangan Sumberdaya
Sumberdaya ini meliputi penggunaan anggaran yang tidak semestinya pada suatu
perusahaan dan menyebabkan pemborosan. Untuk dapat mencapai strategi
meningkatkan kinerja, diperlukan dana yang seharusnya dilibatkan ke dalam anggaran
perusahaan. Supaya efektif, dana tersebut harus relevan dengan strategi peningkatkan
kinerja. Terutama yang terkait dengan metode Balanced Scorecard.
Hal-Hal
yang
Harus
Diwaspadai
Rintangan Manajemen
Manajemen yang baik akan fokus pada upaya implementasi strategi kinerja jangka
panjang. Bukan pada pengambilan keputusan jangka pendek. Sehingga hal ini seringkali
menyebabkan metode Balanced Scorecard tidak efektif.
Tentang
Penulis
Djadja Sardjana
https://www.linkedin.com/in/djadja
Djadja Sardjana previously is Head of Program Management Office Division at SampoernaTelekom, an Indonesia
telecom operator. He heads the operations at STI, a subsidiary company under Sampoerna Strategic Group of
Companies and is responsible for managing all aspects of STI technical strategy, planning, and project
management in addition to coordinating and synchronizing activity for whole company management on
strategic planning for project, marketing and operations. While at STI, he has gained hands on working on NSS
and BSS implementations all across Indonesia, product roll-out in the wireless and wire line space, liasoning with
the Govt. and executing in-house web-based technologies.Prior to working with Sampoerna, Mr. Sardjana
worked as Project Support Senior Manager at Motorola Indonesia and oversaw sales/business development,
project execution and quality functions, including new product rollouts, key account management, customer
relationship development, contract negotiations, order fulfillment, security & risk management and project
management.Earlier in his career, he worked as Senior Business & Operation Manager- Network Service
Division at MWEB, an Indonesia network application provider and Senior Manager- Information System
Infrastructure at Ariawest International, a subsidiary of AT&T and a telecom operator in Indonesia. He was
also conferred with the Motorola Bravo Award for successful project management cycle.