DISUSUN OELH
JHON DEVI RIANTO(17310018)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN EKONOMI
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
1018/201
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAAKANG
Sampai saat ini bisnis kecil dan kewirausahaan juga masih melakukan
pengukuran kinerja hanya dengan perspektif keuangan tetapi untuk
perusahaan besar untuk mengetahui kinerja perusahaan diukur dengan
beberapa perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses, perspektif bisnis serta perspektif pertumbuhan dengan
metode Balanced Scorecard (BSC).
BAB II
LANDASAN TEORI
5. BSC memfasilitasi umpan balik evaluasi kinerja dari waktu ke waktu. Selain
faktor-faktor di atas, terdapat juga faktor lainnya mengapa Balance Scorecard
perlu diterapkan di perusahaan, yaitu :
proses (bagaimana transformasi input menjadi produk atau jasa), output (apa
yang dihasilkan) dan outcome(apa yang dicapai). Untuk organisasi publik,
ditambahkan satu ukuran yaitu intermediate outcome untuk menjembatani antara
output dengan outcome. b) Causal Analysis Model ini menggambarkan hubungan
sebab akibat dari suatu kinerja. Dimulai dengan menentukan hasil yang
didinginkan (effect) dan kemudian mengidentifikasikan penyebab (cause) yang
mengakibatkan tercapainya hasil tersebut c) Process Flow Process flow
mengidentifikasikan aktivitas atau ukuran yang menghasilkan outcome yang
diinginkan dengan menggambarkan arus dari tindakan-tindakan yang harus
dilakukan. Terdapat dua jenis pengukuran dalam balanced scorecard (Gaspersz
2003), yaitu: 1) outcome kinerja-outcome (lagging) mesurements, dan 2)
pengendali kinerja -performance driver (leading) measurements. Lag measure
merupakan ukuran yang menggambarkan apa yang dihasilkan (outcome),
misalnya kepuasan pelanggan, sedangkan lead measures adalah ukuran-ukuran
yang menjadi pemicu outcome dimasa yang akan datang misalnya pengembangan
proses internal yang baru. Suatu balanced scorecard yang baik harus memiliki
lead dan lag meaures.
Financial returns yang berlipat ganda dan berjangka panjang adalah tujuan
dari perspektif keuangan.
Produk dan jasa yang mampu menghasilkan value yang terbaik bagi costumer
adalah tujuan dari perspektif pelanggan.
Proses yang produktif dari cost effective adalah tujuan dari perspektif bisnis /
intern.
Sumber daya manusia yang produktif dan berkomitmen adalah tujuan dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Keseimbangan dalam Balanced Scorecard juga tercermin dengan selarasnya
scorecard personal staf dengan scorecard perusahaan sehingga setiap personal
yang ada dalam perusahaan bertanggung jawab untuk memajukan perusahaan.
d. Terukur Keterukuran sasaran strategi yang diabaikan oleh sistem
perencanaan strategi menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategi yang
dihasilkan oleh sistem tersebut. Balanced Scorecard mengukur sasaran-
sasaran strategi yang sulit untuk diukur. Sasaran– sasaran strategi diperspektif
costumer, proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan
Balanced Scorecard, sasaran di ketiga perspektif non keuangan tersebut
ditentukan ukurannya agar dapat dikelola sehingga diwujudkan. Dengan
demikian keterukuran sasaran strategi non keuangan akan menjanjikan
perwujudan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
Balanced Scorecard merupakan perkembangan baru dalam dalam suatu
manajemen perusahaan yaitu sebagai sarana pengukuran kinerja yang telah
dicapai, dan harus kita sadari bahwa masih banyak permasalahan yang belum
dapat dipecahkan dengan Balanced Scorecard, misalnya :
A. Balanced Scorecard belum dapat menetapkan secara tepat sistem
kompensasi yang biasanya merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian
kinerja.
B. Bentuk organisasi yang cocok untuk perkembangan proses dalam
organisasi. Empat perspektif dalam Balanced Scorecard merupakan
indikator yang saling berpengaruh (hubungan sebab akibat), sehingga
diperlukan suatu wadah struktur yang dapat memberikan umpan balik
kepada semua ini.
C. Belum adanya standart ukuran yang baku terhadap hasil penilaian kinerja
perusahaan dengan metode Balanced Scorecard.
D. Ukuran utama yang diajukan belum tentu relevan digunakan di semua unit
perusahaan dan seringkali perlu penyesuaian dalam
mengimplementasikannya.
E. Perusahaan kurang berani mengadakan pergantian karyawan hal ini
kemungkinan besar terjadi dalam perusahaan yang menerapkan balance
scorecard sebagai akibat adanya ukuran utama retensi kariyawan dalam
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
F. Kurang didefinisikan dengan tepat factor independen pada BSC khususnya
pada perspektif non keuangan. Padahal faktor non financial ini sebagai
indikator utama yang memberikan kepuasan bagi stakeholder di masa yang
akan datang.
BAB III
Kerangka Pikir Perencanaan dan Eksekusi Strategi Dalam tahap ini, ada
dua hal utama yaitu perumusan dari strategi atau perencanaan strategi dan juga
rencana eksekusi strategi. Yang menjadi pokok dari hal ini adalah menggaris
bawahi nilai dari perusahaan. Beberapa hal yang mempengaruhi nilai
perusahaan antara lain adalah visi, misi, tujuan, sasaran strategis, indicator
kinerja utama, dan juga inisiatif strategis. Visi, misi, dan tujuan termasuk ke
dalam perencanaan strategis, sementara eksekusi strategis terdiri dari sasaran
strategis, indicator kinerja, dan juga inisiatif strategis. Berikut adalah
ilustrasinya :
Penetuan masalah ini sendiri dihimpun dengan beberapa metode antara lain
adalah dengan dokumentasi, wawancara, dan juga observasi langsung. Dari
beberapa yang sudah dilakukan, didapatkan permasalahan sebagai berikut
𝐾𝑃𝐼 𝑥 = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑃𝐼𝑥 𝑅𝐾𝐴𝑃 𝐾𝑃𝐼 𝑥 𝑥 100% Hasil dari penghitungan ini
kemudian diberi nilai sesuai dengan skala yang ada. Sementara, skala penilaian
kinerja yang digunakan adalah sebagai berikut :
Membuat Strategic Map Strategic Map atau peta strategi adalah suatu bagan
strategi yang didasarkan pada beberapa perspektif yang sudah dijelaskan
sebelumnya yaitu keuangan, proses bisnis internal, stakeholder, dan juga
pertumbuhan dan pembelajaran. Strategic Map ini sendiri berbetuk bagan yang
merupakan bentuk sebab akibat dari satu perspektif kepada perspektif lainnya.
Dalam bagan strategi contoh, adalah bagan strategi terkait dengan strategi yang
akan dilakukan oleh PG Krebet Baru guna menanggapi permasalahan yang ada.
Bagan ini sendiri haruslah logis dan bisa menjelaskan secara runtut dari awal apa
yang harus dilakukan supaya permasalahan yang ada bisa terpecahkan, dan tujuan
utama bisa tercapai. Berangkat dari bagian terbawah adalah pertumbuhan dan
pembelajaran dengan langkah seperti meningkatkan disiplin dari karyawan,
kesejahteraan, mengembangkan keahlian, dan juga lingkungan kerja yang
nyaman. Sementara untuk perspektif stakeholder, ada pemelihataaan hubungan
dengan KMK, meningkatkan kepercayaan dan keahlian petani serta memfasilitasi
kebutuhan petani. Tujuan akhir yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan
laba dan beberapa hal tersebut saling berhubungan satu sama lain. Berikut adalah
strategic map dari studi kasus :
Complete Balance Scorecard Breakdown Dari table yang sudah ada di atas
kemudian dibreakdown untuk dilihat dari masing-masing prespektif yang ada.
Dari masing-masing perspektif ini dijelaskan secara terperinci lagi mengenai
aktivitas yang ada, kinerja yang sudah dicapai atau kinerja saat ini, sasaran dari
aktivitas, varian atau penjelasan dari kondisi yang ada, serta pihak yang
bertanggung jawab atas hal terkait. Berikut adalah penjabaran lebih lanjut dari
completed balanced scorecard di atas : - Keuangan Aktivitas Kinerja Saat ini
Sasaran Aktivitas Varian PIC Peningkatan Laba Terjadi penurunan laba sebesar
3,4% Peningkatan laba sebesar 23,3% per tahun Terdapat selisih sebesar 26,7%
dikarenakan kinerja di tahun 2010 yang menurun drastis akibat anomali iklim
General Manager Realisasi Harga Pokok Penjualan (HPP) Telah terjadi
penurunan sebesar 25,5% Penurunan HPP sebesar 11% Realisasi HPP telah
melebihi target yang telah ditetapkan General Manager Utilisasi Aset Telah
terjadi penurunan utilisasi aset sebesar 23,4% Peningkatan utilisasi aset sebesar
2% Terdapat selisih sebesar 25,4% dikarenakan adanya revitalisasi mesin General
Manager Sumber : Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan
Balanced Scorecard, (Anggraini, 2013)
Proses bisnis Internal Aktivitas Kinerja Saat ini Sasaran Aktivitas Varian PIC
Kelancaran pasokan tebu Sebelum giling dimulai, bagian tanaman telah membuat
Rencana Tebang Tidak ada keterlambatan pasokan tebu Adanya tebu tertebang
dikirim ke PG lain sehingga mengganggu kecukupan tebu Ka. Bagian Tanaman
Penataan varietas tebu sesuai dengan kematangan Telah dilakukan pembagian
varietas tebu sesuai dengan kematangan Penataan varietas tebu selesai dilakukan
pada tahun 2015 Pelaksanaan penataan varietas tebu telah rampung 57% Ka.
Bagian Tanaman Peningkatan luas lahan tebu Rata-rata peningkatan luas lahan
tiap tahunnya yakni 760 ha Setiap tahunnya lahan meningkat 1500 ha Terdapat
gap sebesar 740 ha yang masih harus dicapai Ka. Bagian Tanaman Pemilihan
tebu berkualitas tinggi Seleksi tebu dengan kriteria MBS telah mulai dilakukan
Proses seleksi tebu berjalan dengan efektif Hanya beberapa sampel yang diambil
dari tiap truk untuk diuji Ka. Bagian Pengolahan Pemilihan tebu berkualitas
tinggi Tebu yang masuk akan segera digiling sesuai dengan kapasitas pabrik
Waktu tunggu tebu tidak lebih dari 48 jam setelah penebangan Saat panen raya
tebu bertumpuk di timbangan Ka. Bagian Tanaman Memastikan kesiapan mesin
sebelum masa giling dimulai Telah dilakukan persiapan mesin sebelum musim
giling dimulai Tidak ada kerusakan mesin selama proses giling berjalan Jam
berhenti giling yang dikarenakan kerusakan mesin masih terjadi Ka. Bagian
Instalasi Sumber : Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan
Balanced Scorecard, (Anggraini, 2013)
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://balancedscorecard.org/Resources/AbouttheBalancedScorecard/tabid/55/Def
ault.aspx diakses pada Selasa 03 Juni 2014 pada pukul 10.24 WIB
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2236322-keunggulan-dan-
kelemahan- metode-balanced/ diakses pada hari Selasa 03 Juni 2014 pada pukul
10.36 WIB http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/LBM2005-140-
Bab202.pdf diakses pada hari Selasa 03 Juni 2014 pada pukul 10.29 WIB
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/download/16157/16149.
diakses pada hari Rabu 11 Juni 2014 pada pukul 09.33 WIB
http://repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/894/content%202.pdf?s
equen ce=2 diakses pada hari Selasa 03 Juni 2014 pada pukul 10.28 WIB
http://strategimanajemen.net/2012/11/10/cara-membuat-dan-menyusun-bsc-
balanced- scorecard/ diakses pada hari Selasa 03 Juni 2014 pada pukul 10.34
WIB http://sulut.kemenag.go.id/file/file/minahasa/dvnm1332830077.pdf diakses
pada hari Selasa 03 Juni 2014 pada pukul 10.24 WIB
http://www.depkop.go.id/phocadownload/makalah/balanced-scorecard-bsc-web-
cad- rev2.pdf diakses pada hari Selasa 03 Juni 2014 pada pukul 10.43 WIB
Kaplan, R. S., Norton, D.P. (1996). The Balanced Scorecard : Translating
Strategy into Action Mulyadi (2001).Balanced Scorecard : Alat Manejemen
Kontemporer untuk pelipatgandaan kinerja keuangan perusahaan. Salemba
Empat, Jakarta. Anggraini, Irviana. (2013). Analisis pengukuran Kinerja
Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Malang : Unibersitas
Brawijaya