Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI KORPORASI

MANAJEMEN STRATEGI

Nama Kelompok 5:

1. Rofiah Variani Oktavia 130810201294


2. Alfian Fachrurrazi 140810201230
3. Mahmud Marie 140810201233
4. Bahrin Al Amin 140810201249
5. Fitri Ayu Fatmawati 150810201024
6. M Afif Aji Saputro 160810201293
7. Mohamad Bahrul Ulum 160810201330
8. Ratih Tri Wahyuning T. 160810201353

Dosen : Fajar Destari, S.E., M.M.

MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2017

BAB 1
PENDAHULUAN

Perusahaan korporasi merupakan kumpulan dari berbagai perusahaan tunggal atau


divisi, maka sudah tentu penyusunan strategi pada tingkat korporasi akan lebih kompleks
daripada perusahaan tunggal yang hanya mengonsentrasikan pada lingkungan industri yang
lebih sempit. Dalam perusahaan korporasi, penyusun strategi dihadapkan pada lingkungan
intern dan ekstern yang bervariasi sesuai dengan lingkungan masing-masing industri
bersangkutan atau dengan kata lain perusahaan dihadapkan pada bermacam front
pertempuran bisnis yang berlainan sehingga manajemen puncak harus berpikir lebih keras
untuk menenangkan mayoritas pertempuran.

Berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan suatu perusahaan (remote


environtment, industry environment dan operating environment) akan mempengaruhi praktik
bisnis yang dijalankan perusahaan tersebut. Dalam menghadapi perubahan tersebut,
perusahaan dihadapkan pada dua pilihan yaitu tetap diam dengan harapan bahwa segala
sesuatu akan berlangsung sebagaimana biasanya dan akan kembali normal seperti sediakala
dalam suatu siklus kehidupan, namun dengan risiko perusahaan bisa kehilangan segalanya
atau perusahaan berusaha menemukan dan memanfaatkan peluang dari perubahan tersebut
dengan melakukan berbagai inovasi untuk tumbuh terus.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Strategi tingkat perusahaan yang terdiversifikasi

Ketika perusahaan mulai berdiri, umumnya, dimulai sebagai perusahaan tunggal


yang bersifat perusahaan keluarga, kemampuannya terbatas, dan masih melayani pasar
lokal. Pada permulaan tahun berdirinya, produk perusahaan mungkin masih satu macam
karena keterbatasan modal dan posisi bersaingya masih lemah. Perusahaan yang baru
berdiri, strategi yang dijalankan adalah bagaimana menggenjot volume penjualan,
mencari peluang pasar, dan pelanggan. Faktor-faktor yang membuat konsumen tertarik
seperti harga, kualitas, pelayanan, dan promosi dan dilakukan sesuai target konsumen
yang dituju. Berbagai biaya ditekan sehemat mungkin sehingga memungkinkan
perusahaan untuk bertahan dan tumbuh setahap demi setahap.

Kesempatan untuk memperluas daerah pemasaran dan produk (market dan produk
devlopment), biasanya akan muncul pada tahap berikutnya. Ekspansi daerah pemasaran
yang tadinya bersifat lokal terbatas didaerah tertentu seperti jawa timur atau jawa saja,
kemudian berkembang melayani pasar regional dan nasional sehngga akhirnya
melanyani pasar internasional. Lanngkah berikut mengingat sangat beresiko untuk
mempertahankan diri pada satu bisnis didalam lingkungan yang penugh ketidakpastian,
perusahaan dapat melakukan strategi integrasi ke hulu maupun ke hilir, vertikal atau
horisontal, diversifikasi berkaitan atau tidak berkaitan. Strategi lanjutan itu mempunyai
makna hanya kalau dapat meningkatkan kemampulabaan dan kekuatan bersaing
perusahaan. Daya tarik suatu perusahaan untuk melakukan ekspansi karena selain untuk
mencapai tujuan-tujuan keuangan juga untuk mencapai tujuan strategis.

Pada dasarnya, sepanjang perusahaan masih mampu mendapatkan laba maksimal


pada bidangnya yang sekarang, sesungguhnya, tidak ada alasan yang kuat untuk
melakukan diversifikasi. Tetapi jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan laba perusahaan
mulai menurun, pilihan strategi yang mungkin adalah mencoba bergerak lebih agresif
dalam mempertahankan pangsa pasar yang ada atau mencoba melakukan diversifikasi
bisnis dan membangun portofolio bisnis. Hanya masalahnya kemudian adalah
diversifikasi macam apakah yang perlu dilakukan dan sampai berapa jauh? Berbagai
kemungkinan plihan diversifikasi terbuka lebar, apakah masuk pada diversifikasi yang
berkaitan atau tidak berkaitan sama sekali. Diversifikasi pada 1 atau 2 bidang bisnis baru
yang memerlukan dana besar atau memecah pada sejumlah perusahaan-peusahaan yang
skalanya relatif kecil.

Setelah memasuki berbagai portofolio bisnis, suatu ketika dan untuk berbagai alasan
portofolio bisnis, perusahaan kemuadian mengalami kekacauan. Kemudian, muncul
pertanyaan, bisnis manakah yang harus dibenahi atau bahkan dikeluarkan dari portofolio
itu? Rencana retrenchment, divesture dan liquidation dapat menjadi pilihan yang
potensial untuk beberapa unit bisnis dan manajemen dapat kembali menyusun rencana
restrukturisasi dan membangun kembali portofolio sehingga memenuhi kondisi dan
prioritas perusahaan yang baru melakukan akuisisi dan merger.

Strategi diversifikasi

Menyusun Strategi diversifikasi perusahaan korporasi harus mempertimbangkan beberapa


variabel peting yaitu bagaimana yang akan diambil perusahaan, bagaimana agar peningkatan
kinerja masing-masing dapat dilakukan dengan core kopetensinya, bagaimana agar perbaikan
kinerja tersebut dapat meningkatkan kompetitive advantage perusahaan secaraperusahaan
secara keseluruhan dan dapat menciptakan sinergi. Manfaat yang dapat dipetik dari adanya
strategi diversifikasi adalah berikut ini:

1. Peningkatan kinerja
2. Posisi perusahaan
3. Memanfaatkan strategi fit
4. Mengarahkan sumberdaya
5. Mengarahkan sumberdaya korporasi pada unit bisnis yang paling menguntungkan
6. Perencanaan pajak.
7. Merger yang baru untuk memperkuat bisnis perusahaan, dapat pula menjadi pilihan

Strategi perusahaan korporasi dapat dijelaskan dengan tiga pendekatan umum yang lazim
disebut dengan grand strategi, yaitu pertumbuhan (growth), menjaga kestabilan (stability) dan
menarik diri (retrendchment). Ketiga langkah itu dapat dianalogikan secara sederhana pada
seseorang yang melangkah ke depan, diam ditempat atau mundur pada saat berperang. Ada
dua belas macam strategy (grand strategi) yang dijalankan perusahaan untuk menciptakan
dan mempertahankan keunggulan bersaing suatu unit bisnis yaitu : concentration, market
development, product development, innovation, horizontal intergration, vertical intergration,
joint venture, concentric diversivication, conglomerate diversivication, rethenchment /
turnaround, diverture, dan licuidation.

Pertimbangan Diversifikasi

Alasan utama pembenaran melakukan diversifikasi adalah dalam rangka untuk menyebarkan
resiko bisnis ke dalam berbagai bidang usaha. Namun demikian, jika diversifikasi itu tidak
dilakukan dengan hati-hati, malah justru memperbesar resiko bisnis. Untuk itu, sebelum
melakukan langkah diversifikasi maka manajemen perlu melakukan analisis kritis. Setiap
pilihan bisnis tentu mempunyai resiko. Oleh karena itu, diperlukan beberapa pertimbngan
sebelum melakukan tindakan diversifikasi. Dan dalam hal ini hanya ada dua variabel yang
akan menjadi bahan pertimbanagan, yaitu: (1) posisi bersaing atau kekuatan perusahaan
dalam industri, posisinya lemah atau kuat dan (2) tingkat pertumbuhan pasar (long term
attractiveness), apakah tumbuh dengan cepat atau lambat. Dengan demikian, ada empat posisi
yang akan dijelaskan dibawah ini.

Pertumbuhan Pasar

Posisi Bersaing 1. Kuat dan Cepat 2. Lemah dan cepat

3. Kuat dan Lambat 4. Lemah dan


Lambat

Bagan 7.2 Pertimbangan Diversifikasi

Posisi pertama, Perusahaan yang berada dalam pertumbuhan pasar yang cepat dan posisi
bersaingnya kuat mempunyai sejumlah pilihan. Pilihan yang paling baik dalam kondisi
tersebut adalah tetap pada bisnis tunggal.

Posisi dua, Jika posisi bersaing perusahaan lemah dan pasar tumbuh dengan cepat maka
beberapa pilihan strategi yang dianjurkan untuk memanfaatkan keunggulan bersaing
perusahaan adalah:

a. Menata kembali strategi konsentrasi perusahaan tunggal (untuk mencapai


turnaround),
b. Membeli perusahaan lain dalam industri yang sama (untuk memperkuat posisi
bersaing),
c. Melakukan integrasi vertikal ke hulu atau ke hilir jika hal tersebut memperkuat posisi
bersaing,
d. Diversifikasi,
e. Dijual pada pesaing lebih kuat, dan
f. Menunggu situasi sebagai pilihan terakhir, jika seluruh usaha gagal dijalankan.

Posisi tiga, jika posisi perusahaan berada pada posisi lemah dan pasar tumbuh dengan
lambat perusahaan mempunyai sejumlah pilihan strategi, yaitu :

(1) Melakukan tidakan-tindakan untuk membuat posisi bersaing perusahaan lebih


menarik atau mennata kembali strategi konsentrasi perusahaan tunggal untuk
memperkuat posisi bersaing,
(2) Merjer atau bergabung dengan perusahaan pesaing untuk membangun kekuatan
bersaing yang lebih kuat,
(3) Diservikasi berkaitan atau tidak berkaitan jika dana masih mencukupi,
(4) Integrasi keh7ulu atau kehilir jika tindakan tersebut dapat meningkatkan laba dan
kekuatan bersaing jangka panjang,
(5) Strategi panen dan penciutan, dan
(6) Likuidasi

Posisi empat, perusahaan berada dalam posisi yang kuat dan pertumbuhan pasar lambat
seharus nya mempertimbangkan untuk menggunakan kelebihan likuiditas bisnis yang ada
untuk melakukan ekspansi ke pasar internasional atau mendanai strategi diversifikasi.
Diserfikasi kendala suatu usaha dimana dapat memanfaatkan kekuatan bersaing dan
kemampuan secara utama secara maksimal.

Strategi Integrasi (Integration Strategy)

Strategi integrasi berarti menyatukan beberapa rentang bisnis mulai dari hulu, jaringan
pemasok hingga hilir, jaringan distributor serta secara horizontal kearah pesaing. Strategi
integrasi ada 3 bentuk yaitu: strategi integrasi ke depan ; strategi integrasi ke belakang;
strategi integrasi horizontal. Seringkali secara keseluruhan strategi ini disebut sebagai strategi
integrasi vertical yang dijalankan untuk memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan
pesaing.

a. Strategi Integrasi Ke Depan (Forward Integration Strategy)


Strategi integrasi ke depan adalah strategi yang dijalankan dengan meraih kendali atas
jalur distribusi, mulai dari distributor hingga retailer. Wujud dari kendali atas jalur
distribusi adalah mendirikan sendiri jalur distribusi, memperoleh kepemilikan atas
jalur distribusi, atau memperoleh kendali. Semakin meningkatnya jumlah manufaktur,
atau dalam hal ini pemasok menyebabkan semakin meningkatnya penggunaan strategi
integrasi ke depan oleh manufaktur. E-commerce, franchise, factory outlet adalah
bentuk pengembangan strategi integrasi ke depan yang sedang tren saat ini. Beberapa
pedoman yang mempengaruhi efektifitas strategi integrasi ke depan antara lain: -
Distributor saat ini berbiaya mahal atau tidak andal - Ketersediaan distributor yang
berkualitas terbatas - Perusahaan berada dalam industri yang tumbuh pesat -
Perusahaan memiliki modal dan sumber daya manusia yang mampu mengelola usaha
baru dibidang distribusi - Distributor saat ini menikmati profit margin yang terlampau
tinggi Contoh : 1. Perusahaan PT.Kimia farma membangun jaringan apotiknya sendiri
yaitu Apotik Kimia farma, 2. PT .Astra internasional menguasau saluran distribusi
sampai hilirnya dengan mempunyai outlet shop and drive yg memberikan pelayanan
service dan menjual suku cadang.

b. Strategi Integrasi Ke Belakang (Backward Integration Strategy)


Strategi integrasi ke belakang digunakan dengan memperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Baik manufaktur maupun retailer
membutuhkan bahan baku dari pemasok. Berkut pedoman yang diikuti agar strategi
integrasi ke belakang efektif: - Jika perusahaan perlu memperoleh sumber daya yang
dibutuhkan secara cepat - Pemasok saat ini mahal dan tidak andal - Jumlah pemasok
terbatas, tetapi jumlah pesaing banyak - Pertumbuhan tinggi di sector industri -
Perusahaan memiliki modal dan SDM untuk mengelola bisnis baru - Pentingnya
stabilitas harga pasokan - Pemasok yang ada menikmati profit margin yang tinggi
Contoh : 1. kelompok Kompas Gramedia memiliki bnyk anak perusahaan media
termasuk penerbitan, 2. Pt . Gudang Garam Internasional memiliki pabrik kertas
rokok di afrika selain juga memiliki pabrik kertas rokok di Kediri dgn nama PT Surya
Zig Zag.

c. Strategi Integrasi Horisontal (Horizontal Integration Strategy)


Strategi integrasi horisontah mengarah pada strategi yang memperoleh kepemilikan
atau meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing. Merupakan strategi yang paling
tren digunakan secara signifikan dalam strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi,
pengambilalihan diantara para pesaing memungkinkan semakin meningkatnya skala
ekonomis dan transfer sumber daya dan kompetensi. Pedoman yang harus diikuti agar
strategi integrasi horizontal efektif: - Perusahaan punya posisi monopolistic tanpa ada
tentangan dari pemerintah - Berkompetisi dalam industri yang sedang tumbuh -
Menaikkan skala ekonomi merupakan keunggulan kompetitif - Kebimbangan yang
terkait dengan kurangnya keahlian manajerial atau kebutuhan sumber daya tertentu -
Memiliki modal dan SDM yang berbakat yang dibutuhkan untuk mengelola ekspansi
bisnis Contoh: 1. PT.indofood Sukses Makmur yg pertama kali popular dgn merek
dagang indomie membeli merk supermi, 2. PT Coca Cola Bottling Indonesia
mengakusisi airminung merk lokak Ades.

Alternatif Strategi

Berikut beberapa alternatif strategi berdasarkan analisa daya tarik industri dan posisi
bisnis suatu perusahaan menurut James W. Taylor dalam Sukristono (1992 ; 361)
a. Strategi Bertahan (Holding Strategy)
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan yang memiliki daya tarik bisnis maupun
posisi bisnis yang tinggi. Dalam posisi kuat, perusahaan sudah seharusnya
menempuh strategi tetap bertahan pada posisi sekarang dengan memaksimumkan
laba yang berasal dari suatu produk atau bisnis yang ada.

b. Strategi Penetrasi (Penetration Strategy)


Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki posisi bisnis yang
sedang, tetapi menghadapi daya tarik bisnis yang kuat atau akan menjadi kuat.
Kedudukan perusahaan seperti ini menghadapi pilihan strategi yang cukup sulit,
mengingat perlunya investasi yang cukup besar dan penuh resiko agar dapat
menuju ke arah posisi bisnis yang kuat dengan potensi perolehan laba yang cukup
besar.

c. Strategi Penguatan (Strengthening Strategy)


Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki posisi bisnis yang
lemah, tetapi menghadapi daya tarik bisnis yang tinggi atau akan menjadi tinggi.
Pada strategi ini diperlukan investasi yang besar dalam pemasaran produknya,
demikian pula resiko besar akan tetap dihadapi.

d. Strategi Pengurangan (Harvesting Strategy)


Suatu perusahaan yang bisnis atau produknya menghadapi daya tarik bisnis
rendah atau sedang (kurang menarik), dan posisi bisnis yang kuat, maka perlu
memilih strategi pengurangan pangsa pasarnya dengan memaksimumkan
pendapatannya.

e. Strategi Pelepasan atau Penarikan (Divestment or Withdrawal Strategy)


Suatu perusahaan yang memiliki tingkat posisi bisnis yang rendah atau cenderung
rendah dan menghadapi daya tarik bisnis rendah atau cenderung rendah, biasanya
akan terpaksa menempuh strategi pelepasan atau penarikan. Produk-produk yang
akan dilepas atau ditarik hendaknya dipilih produk-produk yang tidak
menguntungkan. Sebaiknya dicari alternatif produk atau bisnis yang mungkin
digunakan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbebaskan tersebut.

Hot issue
PERTANYAAN :
1. Apa alasan dari perusahaan melakukan diversifikasi?
2. Adakah dampak yang akan terjadi setelah perusahaan melakukan diversifikasi?
3. Diversifikasi jenis apa yang perusahaan lakukan?
4. Apa saja keuntungan perusahaan setelah melakukan diversifikasi?
5. Adakah kemungkinan diversifikasi mengalami kegagalan?

DAFTAR PUSTAKA

Hariadi, Bambang. 2005. Strategi Manajemen. Malang: Bayumedia.


Supratikno, Hendrawan. 2003. Advanced Strategi Management. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai