Anda di halaman 1dari 13

MEMPERKUAT DAYA

SAING PERUSAHAAN
MATA KULIAH MANAJEMEN STRATEGIK
STRATEGI OFENSIF

Strategi Ofensif: Perusahaan menerapkan strategi agresif untuk merebut pangsa


pasar kompetitor.
Perusahaan menerapkan strategi ofensif dengan memanfaatkan keunggulan
kompetitifnya untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan atau lebih murah,
produk yang lebih inovatif, terus-menerus berinovasi/melakukan inovasi yang bersifat
disruptif, mengadopsi ide dari perusahaan lain, melakukan strategi gerilya, dan
melakukan strategi ofensif lebih awal.
Target ideal strategi ofensif adalah market leader yang memiliki kelemahan,
perusahaan runner-up, perusahaan yang sedang mengalami kesulitan bisnis, dan
perusahaan lokal/regional dengan sumberdaya dan kapabilitas terbatas.
STRATEGI BLUE
OCEAN

Strategi Blue Ocean: Strategi ofensif untuk membuat kompetitor dan persaingan irrelevant
dan menciptakan pasar/permintaan baru.

.
STRATEGI DEFENSIF

Strategi Defensif: Strategi dimana perusahaan mengantisipasi strategi ofensif dari


kompetitor/bertahan dari serangan kompetitor.

Strategi ini diterapkan dengan menutup celah serangan bagi kompetitor (mengembangkan
fitur/model/lini produk, meningkatkan loyalitas konsumen, atau memberikan diskon/harga
murah), memberikan sinyal bahwa retaliation/serangan balasan akan dilakukan, dan
berkomitmen untuk melakukan serangan balasan.

.
STRATEGI FIRST-
MOVER

Strategi First-Mover: Strategi dimana perusahaan menciptakan pasar baru/produk baru.

Strategi ini sesuai jika memiliki potensi membangun reputasi perusahaan dan menciptakan
loyalitas konsumen, sulit bagi konsumen untuk berpindah (switching cost tinggi), ada
perlindungan intelektual/paten, memberikan keunggulan learning curve secara signifikan,
dan dapat menciptakan standar/KSF di industri.

Dampak negatif strategi ini adalah perusahaan gagal dalam menciptakan pasar baru/produk
baru atau kalah bersaing dengan perusahaan late-mover meskipun sudah mengeluarkan
. inovasi yang besar.
biaya
STRATEGI LATE-
MOVER/ME TOO

Strategi Late-Mover: Strategi dimana perusahaan hanya mengikuti/meniru perusahaan first-


mover.
Strategi ini sesuai jika biaya inovasi tidak sebanding dengan keuntungan yang akan didapat
perusahaan, produk perusahaan first-mover memiliki banyak kelemahan dan tidak disukai
konsumen, pasar terlalu cepat berubah, terdapat ketidakpastian pasar yang tinggi, loyalitas
konsumen rendah, dan produk perusahaan first-mover mudah ditiru bahkan dikalahkan.

Dampak negatif strategi ini adalah perusahaan cenderung tidak menikmati reputasi dan
loyalitas konsumen seperti perusahaan first-mover.
.
FIRST MOVER ATAU LATE MOVER?

Apakah diperlukan pengembangan produk/jasa komplementer yang saat


ini tidak tersedia?

Apakah diperlukan infrastruktur baru bagi konsumen?

Apakah konsumen perlu mempelajari keahlian baru/mengadopsi


kebiasaaan baru untuk menggunakan produk/jasa?

Apakah terdapat switching cost yang tinggi bagi konsumen untuk berpindah
ke produk/jasa first-mover?
Apakah terdapat kompetitor yang dapat menghalangi usaha first-mover?

Jika semua jawaban/mayoritas jawaban adalah ya, lebih baik menjadi late-
mover.
MEMPERLUAS SCOPE

Strategi Memperluas Scope/Internalisasi: Strategi dengan meningkatkan kegiatan yang


dilakukan perusahaan, baik secara horizontal (menambah produk/jasa) dan atau secara
vertikal (menambah kegiatan di sepanjang rantai pasokan perusahaan).

Strategi ini tepat jika terdapat ketidakpastian yang tinggi di pasar/pihak eksternal, jika
frekuensi dilakukannya kegiatan cukup tinggi, dan kegiatan tersebut bersifat
spesifik/merupakan keunggulan kompetitif perusahaan.

Dampak negatif strategi ini adalah perusahaan salah dalam memilih kegiatan internalisasi,
serta meningkatnya biaya administrasi dan kompleksitas mengelola perusahaan.
MEMPERSEMPIT SCOPE

Strategi Mempersempit Scope/Outsourcing: Strategi dengan mengurangi kegiatan yang


dilakukan perusahaan dengan menyerahkan kegiatan tersebut ke pihak lain.

Strategi ini tepat jika pihak lain dapat melakukan kegiatan tersebut lebih baik, kegiatan tidak
bersifat krusial, dapat meningkatkan fleksibilitas perusahaan, mengurangi risiko yang
dihadapi perusahaan, dan memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi di core
competence-nya.

Dampak negatif outsourcing adalah perusahaan salah dalam memilih kegiatan yang di-
outsourcing, lemahnya kontrol, dan perusahaan menjadi terlalu tergantung pada pihak
eksternal serta tidak memiliki keunggulan kompetitif.
STRATEGI INTEGRASI

• Integrasi Vertikal: Memperluas bisnis ke


hulu (backward) atau hilir (forward) rantai
pasokan.
• Integrasi Horizontal: Memperluas bisnis
dengan mengakuisisi pesaing.
• Diterapkan dengan melakukan
akuisisi/merger perusahaan lain.
• Tujuan utama untuk menghilangkan
ketidakpastian di rantai pasokan.
• Selain itu juga untuk memperluas bisnis dan
menambah kapabilitas perusahaan.
• Namun beresiko menambah biaya
administrasi dan menghilangkan fokus
perusahaan.
ALIANSI STRATEGIK

Aliansi Strategik: Kesepakatan formal antara dua atau lebih perusahaan untuk saling
bekerjasama dan berkolaborasi dalam mencapai kepentingan strategis bersama
(pengembangan, produksi, dan penjualan produk).
Koopetisi: Aliansi strategik antar perusahaan yang merupakan kompetitor.

Manfaat aliansi strategik adalah tercapainya efisiensi dan mengurangi biaya,


mengurangi risiko bagi perusahaan, adanya kesempatan belajar dari
kompetitor/perusahaan lain, lebih mudah dalam mengantisipasi ketidakpastian serta
lebih mudah untuk masuk atau keluar dari suatu pasar/segmen/industri.

Kelemahan aliansi strategik adalah partner lebih banyak mendapat manfaat


ketimbang perusahaan itu sendiri dan partner melakukan kecurangan seperti tidak
menyediakan sumberdaya dan kapabilitas yang dijanjikan.
TIPE ALIANSI STRATEGIK
TIPE ALIANSI STRATEGIK

Anda mungkin juga menyukai