Anda di halaman 1dari 4

Supply chain management adalah pengelolaan alur barang atau jasa yang mencakup

semua proses, termasuk perubahan bahan mentah menjadi produk jadi. Proses ini juga meliputi
upaya menyederhanakan penawaran suplai agar pengalaman klien meningkat sehingga bisnis
memiliki daya saing di pasar. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber daya dan kemampuannya adalah dengan melakukan
analisa rantai nilai (value chain) ini. Dimana dengan melakukan analisa ini memungkinkan
perusahaan untuk mengerti bagian-bagian operasi perusahaan yang menciptakan nilai dan yang
tidak. Mengerti seluruh hal ini adalah penting, karena perusahaan menghasilkan laba diatas rata-
rata hanya saat nilai yang diciptakannya lebih besar daripada biaya yang terjadi untuk
menciptakan nilai tersebut sehingga dapat ditarik penilaian yang lebih baik mengenai apa yang
sesungguhnya dianggap bernilai oleh pelanggan.

Salah satu bisnis yang berhasil menerapkan supply chain management adalah MIXUE.
Namanya yang menjelit ketika adanya COVID-19 ini digadang sebagai bisnis yang paling hype
dan populer. Bisnis yang berhasil mendapatkan julukan sebagai “Malaikat Pencatat Ruko
Kosong” ini sangatlah menarik minat konsumen dikarenakan produk yang ditawarkan sangat
terjangkau serta julukan ini disematkan dikarenakan MIXUE berhasil membuka cabang dengan
cepat di berbagai kota di Indonesia. Bisnis yang didirikan oleh Zhang Hongchao memulai pada
tahun 1997 hingga saat ini sudah memilii banyak cabang tidak hanya di Indonesia saja, perkiraan
analis bisnis Momentum Works Asia, sedikitnya 317 gerai Mixue telah beroperasi di negara ini
hingga Maret 2022. Mixue juga membuka puluhan gerai lain di negara Asia Tenggara lainnya
seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Laos, dan Myanmar.

Melihat supply chain management yang diterapkan MIXUE ada beberapa hal yang
menyebabkan bisnis ini berhasil dan populer diantaranya sebagai berikut :

- Harga Bahan Baku Murah (Biaya Bahan Baku) karena jumlah cabangnya sangat banyak,
otomatis volume Pembelian sangat besar yang membuat harga bahan baku menjadi
murah. (FYI jumlah cabang Mixue sendiri mencapai 13 ribu cabang hanya di Tiongkok
saja, belum dengan jumlah cabang yang juga tergolong masif di luar Tiongkok).
- Negosiasi Kuat , artinya Mixue secara corporate punya kekuatan untuk melakukan
negosiasi terkait dengan berbagai termin pembelian dan juga kualitas bahan bakunya,
dengan 13 ribu cabang mereka dapat menekan supplier untuk memberikan harga
terbaiknya.
- Fasilitas Produksi, Mixue juga memiliki fasilitas produksi yang cukup besar sehingga
membuat mereka dapat lebih efisien dalam banyak hal, khususnya terkait dengan harga
jual produknya. Dengan kemampuan melakukan produksi dalam skala besar, Mixue
dapat terus menekan cost untuk dapat mendeliver produk dengan harga terjangkau untuk
market yang sangat luas.
- Kemampuan Distribusi, Pada tahun 2014, Mixue mendirikan pusat logistiknya sendiri
yang kapasitasnya memungkinkan untuk menyuplai seluruh outlet yang ada setiap hari.
Dengan menghilangkan margin laba menengah, Mixue berhasil menjaga biaya produksi
seminimal mungkin.
- Kualitas Produk Bagus, Mixue juga memastikan bahan-bahan baku yang mereka gunakan
selalu dalam keadaan paling segar ketika diterima oleh outlet-outlet mereka. Hal ini
memudahkan Mixue untuk menyajikan produk dengan standar kualitas terbaik ke tangan
konsumen.
- Tumbuh Cepat dengan Kemitraa, Ini salah satu strategi yang cukup ciamik yang
digunakan untuk memperluas market dengan cepat dan banyak yaitu memberikan lisensi
merek (kemitraan) secara individual maupun corporate. Dengan kekuatan poin 1 dan 2,
poin nomor 3 ini adalah syarat penting dan hal ini bisa cepat terjadi dengan konsep
kemitraan tentunya. Konsep kemitraan ini juga membuat Mixue dapat menggarap market
yang sangat besar dari berbagai kalangan di berbagai daerah, apalagi Biaya Kemitraannya
masih tergolong standar dengan potensi sales yang cukup potensial karena segmen yang
digarapnya sangat luas, jika mengacu dari harga jual yang mereka tetapkan
- Menyasar Target Market Menengah Bawah, Mixue menyasar target market menengah ke
bawah yang menjadi proporsi terbesar dari populasi di Indonesia saat ini. Sebagian besar
pelanggan Mixue adalah golongan pelajar dan pekerja yang semua memiliki satu fitur
terpenting, yakni sesitivitas harga. Mixue berhasil mengatasi kebutuhan tersebut dengan
memberikan harga jual yang sesuai.
- Memiliki Produk yang Berkualitas , para konsumen yang menjadi target market mereka
pun merasa sangat senang karena selain dari harga yang jelas ramah di kantong, mereka
bisa mendapatkan pengalaman produk yang terkesan premium. Hal ini tampak dari
kemasan produk yang cantik dan sedotan yang juga dibungkus plastik sehingga terkesan
bersih, rasa yang enak, hingga bahan-bahan baku yang segar. Hal ini menjadi alasan
kenapa Mixue begitu digemari dan mendapatkan respon pasar yang sangat positif.
- Biaya Modal Pembukaan Outlet Kecil dengan Konsep toko/store dengan ukuran yang
kecil (15 sampai 20 m persegi) yang diusung oleh Mixue membuatnya sangat ramping
dalam hal Capex jika dibandingkan pesaing-pesaingnya yang rata-rata memiliki ukuran
store hingga 150 m persegi. Hal ini juga dilakukan dalam menunjang model produk
mereka yang bersifat to-go alias untuk dibawa pergi atau take away, meski di beberapa
outlet mereka juga menyediakan sedikit area untuk konsumen yang ingin nongkrong dan
bersantai. Ditambah dengan konsep kemitraan yang mereka tawarkan, menarik banyak
investor untuk memiliki kemitraan Mixue karena Capex dan management cost-nya yang
tergolong rendah.
- Mengandalkan Area yang Padat, pembukaan cabang mendekati kota-kota kecil, daerah-
daerah padat penduduk hingga pusat-pusat pendidikan seperti sekolah dan universitas,
sangat sesuai dengan titik-titik pusat aktivitas target market mereka yang mana adalah
kelompok menengah ke bawah serta idukung desain outlet yang ciamik, mengundang
semua orang untuk datang dan membeli produknya
- Jenis Produk Masih Terus Tumbuh Pasarnya, Produk-produk seperti teh hingga sundae
dengan variasi boba hingga gula buah menjadi andalannya saat ini, mengisi kekosongan
kategori di antara kopi dan teh yang persaingannya sedang ramai di pasar. Secara market
size, kategori minunman juga masih terus tumbuh di Indonesia
- Memiliki Riset & Development yang Kuat Pada awal 2012, MXBC mendirikan pabrik
pusat dan pusat R&D sendiri, mencapai produksi independen sebagian besar komponen
inti. Pusat R&D yang dibekali dengan beberapa teknologi canggih yang dipatenkan,
memungkinkan Mixue mendapatkan percepatan dalam aktivitas riset yang
menyempurnakan kualitas produk hingga efektivitas dan efisiensi sistem manajemen
operasi.
- Aktif Melakukan Komunikasi Brand, Di Indonesia kegiatan Branding Activity nya
mungkin tidak terlalu massive dilakukan saat ini karena mungkin dengan banyaknya
outlet yang buka di sebuah daerah sudah menjadi Point of Branding tersendiri bagi
Mixue, seperti contoh di area sebelum Nagrek menuju garut, jika dihitung di sepanjang
jalan yang sama ajah ada 3-4 outlet Mixue. kegiatan Branding mereka pada dasarnya
cukup kreatif dan inovatif. Mungkin ke depan hal ini akan mulai dilakukan dengan lebih
massive di Indonesia bersamaan dengan jumlah outletnya yang sudah sangat banyak.

Anda mungkin juga menyukai