SKRIPSI MINOR
Disusun Oleh:
LISIANI HULU
NIM: 15100131014
SKRIPSI MINOR
Disusun Oleh:
LISIANI HULU
NIM: 15100131014
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya
Selvin Kecamatan Gomo”. Skripsi Minor ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan dalam meraih gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi
luput dari kekurangan dan kelemahan. Hal ini dapat diatasi penulis berkat adanya
bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
1. Bapak yohanes Dakhi, SE., M.M sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti dan menulis skripsi minor ini.
2. Bapak Samalua Waoma, SE., M.M, sebagai Wakil Ketua I Bidang Akademik
STIE Nias Selatan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti
3. Ibu Alwinda Manao, SE., M.M selaku wakil ketua II STIE Nias Selatan yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti dan menulis skripsi
minor ini.
4. Bapak Timotius Duha, SE., M.M selaku wakil ketua III STIE Nias Selatan
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti dan menulis skripsi
minor ini.
i
5. Bapak Reaksi Zagoto, SE., M.M selaku Ketua Program Studi dan Ibu
Anskaria S Gohae, SE., M.M selaku sekertaris Program Studi Akuntansi yang
skripsi minor ini dan sekaligus dosen pembimbing penulis yang telah
6. Bapak/ Ibu dosen yang telah mengajari, memberikan motivasi dan semangat
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan yang Maha Kuasa berkenan
membalas semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi minor ini
Lisiani Hulu
NPM.15100131014
ii
DAFTAR ISI
LembarPersetujuan ………………………………………………................... i
Abstrak ………………………………………………………………………… x
Abstract .......................................................................................................... xi
iii
2.1.2 Pengertian Akuntansi....................................................................... 9
iv
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………….. 35
4.2 Saran……………………………………………………………………….. 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….... 39
v
DAFTAR TABEL
Gomo ......................................................................................... 24
Tabel 3.2 Data Pembelian Barang-Barang yang ada di UD. Selvin ............. 27
Tabel 3.3 Data Penjualan Barang-Barang yang ada di UD. Selvin .............. 27
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ABSTRAK
Oleh:
Lisiani Hulu
NIM. 15100131014
DosenPembimbing:
Reaksi Zagoto, SE.,MM
ix
ABSTRACT
LisianiHulu
NIM. 15100131014
Supervisor:
Reaksi Zagoto, SE., MM
x
BAB I
PENDAHULUAN
sebaik mungkin. Salah satu aset usaha dagang dan berhubungan langsung untuk
dagang tersebut.
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang
jadi. Pada laporan neraca saldo usaha dagang persediaan adalah salah satu aktiva
1
lancar yang mempunyai nilai investasi terbesar, sehingga dari hal tersebut diatas
Persediaan adalah salah satu syarat pokok yang harus dipenuhi dan
menjadi kas beserta keuntungan yang diperoleh dari harga jual persediaan.
dalam evaluasi usaha serta sebagai alat untuk pengendalian intern yang
usaha dagang dengan baik agar dapat memberikan informasi yang akurat
usaha dagang berskala kecil yang mempunyai aktifitas utama yang menjual
2
bangunan dan lain-lain. Usaha dagang ini menjual produk tanpa melakukan
perubahan pada produk tersebut dan membeli produk dari distributor produk
yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan beras, pupuk,
gula, garam, minyak tanah dan lain sebagainya. Sesuai dengan aktifitas
Dari alur pembelian yang dilakukan UD. Selvin Kecamatan Gomo tidak
melakukan ketilitian dan pengawasan pada jumlah persediaan barang awal dan
persediaan akhir yang ada digudang, dengan hanya berpatokan pada jumlah
barang yang ada pada faktur pembelian saja. UD. Selvin Kecamatan Gomo tidak
mengkalkulasikan semua biaya yang terjadi pada saat pembelian persedian masuk
maupun persediaan keluar, hanya harga pembelian yang tercantum pada faktur
persediaan pada UD. Selvin Kecamatan Gomo tidak ada atau tidak dibuat,
3
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan menengah pada UD. Selvin
Kecamatan Gomo.
2. Tidak adanya ketelitian dan pengawasan pada jumlah persediaan barang awal
3. Pencatatan persediaan pada UD. Selfi Kecamatan Gomo, tidak ada atau tidak
1. 3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis mencoba
1. 4 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian
4
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Dan Menengah Tahun 2018 di UD.
3. Bagi STIE Nias Selatan : Peneliti ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
5
sistematika penulisan skripsi yang memberi gambaran tentang
BAB II: Tinjauan Pustaka. Dalam bab ini dibahas mengenai teori teori
BAB III: Metode penelitian: dalam bab ini dibahas mengenai pendekatan
data.
BAB IV: Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan
6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS
beberapa indikator seperti jumlah unit pelaku UMKM, tenaga kerja yang diserap
oleh UMKM terhadap produk Domestik Bruto (PDB) dan kontribusi UMKM
mempunyai defenisi yang berbeda beda yang mengacu pada kriteria lembaga atau
7
Kriteria EMKM /UMKM Menurut Undang undang no.20 tahun 2008 yaitu :
1. Usaha Mikro.
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak RP.50.000.000 (Lima
Puluh Juta Rupiah).
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak RP. 300.000.000
(Tiga Ratus Juta Rupiah).
2. Usaha Kecil.
a. memiliki kekayaan bersih antara RP. 50.000.000 (Lima Puluh
Juta Rupiah)
b. memiliki hasil penjualan tahunan antara RP. 300.000.000 (Tiga
Ratus Juta Rupiah). Dan RP.2.500.000.000 (dua miliar lima ratus
juta rupiah).
3. Usaha Menengah.
a. Memiliki kekayaan bersih antara RP. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah). Dan RP. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah).
b. Memiliki hasil penjualan tahunan antara RP. 2.500.000.000 (dua
miliar lima ratus juta rupiah). Dan RP. 50.000.000 (lima puluh
miliar rupiah).
kecil, dan menengah (UMKM) dapat diartikan sebagai usaha yang berdiri sendiri
atau perorangan yang memiliki jumlah karyawan maksimal 300 orang serta yang
bergantung pada uang sendiri dalam modal usahanya dan memiliki omzet
maksimal 10 miliar.
didefinisikan dalam SAK ETAP, yang memenuhi defenisi dan kriteria usaha
Akuntansi Indonesia (DSAK IAI) menyadari pentingnya peran usaha mikro, kecil,
8
2.1.2. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan jasa dalam
pencatatan pengklasifikasian dengan cara yang sepatuhnya dan dalam satuan uang
pencatatan tersebut.
kepada paran pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak pihak yang
Akuntansin juga sering dikatakan sebagai bahasa bisnis, dimana bahasa bisnis
penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang mengunakan
informasi itu. Hal ini menegaskan bahwa data yang telah diproses menjadi
9
keputusan.
2.1.3 Persediaan
Persediaan merupakan salah satu istilah yang menunjukan barang yang
dimiliki oleh suatu usaha dagang yang tergantung pada jenis usaha masing
dijual pada masa periode yang akan datang. Pada setiap usaha dagang, baik usaha
jumlah persediaan yang dimiliki, persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak
boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi
biaya yang akan dikeluarkan untuk persediaan tersebut. Jika persediaan dijual,
maka jumlah tercatatnya diakui sebagai beban pada periode dimana pendapatan
diakui.
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi
barang barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk
10
memproduksi barang barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang barang-
barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali disebut persediaan barang
dagang.
pos pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam opersi bisnis normal atau barang
yang akan digunakan atau dikomsumsi dalam memproduksi barang yang akan
dijual.
barang barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan pada
umumnya, meliputi jenis barang yang cukup banyak yang merupakan bagian yang
cukup berarti dari seluruh aktiva perusahaan. Persediaan barang dagang pada
sebagai keseluruhan barang yang dibeli dari pemasok ,disimpan dalam gudang
dan dijual kepada konsumen. persediaan barang dalam perusahaan dagang tidak
1. Prinsip konsisten
Prinsip konsistensi (consistency principle) menyatakan bahwa
perusahaan harus menggunakan metode akuntansi yang sama dari
periode keperiode.
2. Prinsip pengungkapan (disclosere principle)
Menyatakan perusahaan harus melaporkan informasi yang cukup
11
kepada pihak luar agar bisa membuat keputusan yang bijak
mengenai perusahaan.
3. Konsep Materialitas (materialiti concept)
Menyatakan bahwa perusahaan harus menjalankan akuntansi yang
benar secara ketat hanya untuk pos- pos yang signifikasi.
sebagai keseluruhan barang yang dibeli dari pemasok ,disimpan dalam gudang
dan dijual kepada konsumen. persediaan barang dalam perusahaan dagang tidak
yang sangat penting. Penjualan dan pelanggan bisa hilang jika pesanan mereka
tidak sesuai dengan model, kuantitas dan kualitas yang diinginkan. Oleh karena
itu, perusahaan harus selalu memonitor tingkat persediaan secara seksama dan
12
menkredit kas atau utang usaha. Pada tanggal terjadinya
penjualan, Harga pokok penjualan dicatat dengan mendebit
harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan.
2. Metode Biaya Persediaan Dalam Sistem Periodik (fisik)
Dalam sistem periodik, hanya pendapatan yang dicatat setiap
kali terjadi penjualan. Tidak ayat jurnal yang dibuatpada saat
penjualan untuk mencatat harga pokok penjualan. Pada akhir
periode akuntansi, perhitungan fisik persediaan dilakukan untuk
menghitungbiaya persediaan dan harga pokok penjualan.
menggunakan salah satu dari dua jenis sistem agar pencatatan persediaan tetap
a. Sistem Perpetual
Sistem persediaan perpertual (perpetual inventory system) secara
terus-menerus melacak perubahan akun persediaan. Yaitu, semua
pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara
langsung ke akun persediaan pada saat terjadi. Karakteristik
akuntansi dari sistem persediaan perpertual adalah :
1. Pembelian barang dagang untuk dijual atau Pembelian
bahan baku untuk produksi didebet ke persediaan dan bukan
ke pembelian
2. Biaya teransportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan
harga, serta diskon pembelian didebet ke persediaan dan
bukan ke akun terpisah.
3. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan
dengan mendebet akun harga pokok penjualan, dan
mengkredit persediaan.
4. Persediaan merupakan akun pengendalian yang didukung
oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persediaan
individual.
b. Sistem Periodik
Menurut sistem persediaan periodik (periodic inventory system),
kuantitas persediaan di tangan ditentukan, seperti yang tersirat
oleh namanya, secara periodik. semua pembelian persediaan
selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun
pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode akuntansi
ditambahkan ke biaya persediaan di tangan pada awal periode
untuk menentukan total biaya barang yang tersedia untuk dijual
selama periode berjalan.
13
Perbedaan dari metode pencatatan persediaan perpetual dengan metode
pencatatan persediaan fisik menurut Baridwan (2011:129), adalah sebagai berikut:
a. Metode Perpetual
1. Tidak terdapat perkiraan pembelian, retur pembelian,
potongan pembelian, dan biaya angkut pembelian.
2. Transaksi pembelian, retur pembelian, potongan pembelian
dan biaya angkut pembelian dicatat dalam perkiraan
persediaan barang dagang.
3. Setiap terjadi penjualan harus diikuti adanya pencatatan
harga pokok penjualan.
4. Lebih sesuai digunakan oleh grosir, agen khusus atau
distributor dengan sedikit macam barang yang diperdagang-
kan dan mudah untuk menentukan besarnya harga pokok
penjuala setiap terjadi penjualan secara tepat.
b. Metode Periodik/fisik
1. Terdapat perkiraan pembelian, retur pembelian, potongan
pembelian, dan biaya angkut pembelian.
2. Transaksi pembelian, retur pembelian, potongan pembelian,
dan biaya angkut pembelian dicatat dalam perkiraan masing-
masing.
3. Setiap terjadi penjualan tidak perlu dilakukan pencatatan
harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dihitung pada
akhir periode secara agregat.
4. Lebih sesuai digunakan pada perusahaan eceran/retail yang
mempunyai banyak macam persediaan dagang dan sulit
untuk dilakukan untuk penentuan harga pokok setiap terjadi
penjualan.
persediaan dapat setiap saat diketahui. Sedangkan dalam metode biaya persediaan
14
untuk mencatat pembelian persediaan. Pada sistem pencatatan periodik pembelian
periode akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang
Tabel 2.1
Perbandingan penyajian laporan laba rugi
Sistem Periodik Sistem Perpetual
Penjualan xxx Penjualan xxx
Retur Penjualan (xxx) Retur Penjualan (xxx)
Pot. Penjualan (xxx) Pot. Penjualan (xxx)
Penjualan Bersih xxx Penjualan Bersih xxx
Harga Pokok Penjualan : HPP (xxx)
Pers. Barang (awal) xxx
Pembelian xxx
Ongkos Angkut (xxx)
Pot. Pembelian (xxx)
Barang tersedia dijual xxx
Pers. Barang (akhir) (xxx)
HPP (xxx)
Laba Kotor xxx Laba Kotor
Sumber: Kieso (2007:287) xxx
menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan terdapat sepuluh
cara yaitu:
1. Identifikasi Khusus
Metode identifikasi khusus didasarkan pada anggapan bahwa arus
barang harus sama dengan arus biaya. Untuk itu perlu disiapkan
tiap- tiap jenis barang berdasarkan harga pokoknya dan untuk
masing-masing kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri,
sehingga masing-masing harga pokok dapat diketahui. Harga
pokok penjualan terdiri dari harga pokok harga pokok barang-
15
barang yang dijual dan sisanya merupakan persediaan akhir.
2. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/FIFO
Harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan
terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang
maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok yang
paling dahulu, disusul yang masuk berikutnya. Persediaan akhir
dibebani harga pokok terakhir.
16
keadaan yang baru.
7. Biaya Rata-rata sederhana (Simple Average)
Harga pokok persediaan dalam metode ini ditentukan dengan
menghitung rata-ratanya tanpa memperhatikan jumlah barangnya.
Apabila jumlah barang yang dibeli berbeda-beda maka
metode ini tidak menghasilkan harga pokok yang dapat mewakili
seluruh persediaan.
sistem pencatatan fisik, karena tidak tersedia catatan persediaan yang terinci.
17
Ada tiga macam metode Menurut Kartikahadi (2012:335) tentang
yaitu:
harga pokok penjualan dan persediaan akhir yang berbeda. Jadi, penggunaan
18
keuangan, yaitu laporan laba rugi dan neraca. Dalam standar akuntansi keuangan,
diperkenankan lagi dipakai. Oleh karena itu, dalam laporan ini tidak membahas
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Nama Tahun Judul Hasil Penelitian
1 Jacqueline 2017 Penerapan Hasil penelitian menunjukkan
Y. S. Akuntansi bahwa persediaan akuntansi
Wuwungan Persediaan telah sesuai dengan standar
Barang akuntansi berdasarkan SAK
Dagangan EMKM tahun 2018, dengan
Berdasarkan sistem pecatatan periodik,
SAK EMKM metode penilaian yang
tahun 2018 digunakan adalah metode
pada pada FIFO. Jenis penelitian ini
Apotik Uno adalah deskriptif kualitatif.
Medika
2 Jilma Dewi 2018 Analisis Hasil penelitian menunjukkan
Ayu Penerapan bahwa persediaan akuntansi
Ningtyas Akuntansi telah sesuai dengan standar
Persediaan akuntansi berdasarkan SAK
Barang EMKM tahun 2018, dengan
Dagangan sistem pecatatan periodik,
Berdasarkan metode penilaian yang
SAK EMKM digunakan adalah metode
tahun 2018 FIFO. Jenis penelitian ini
19
(Study Kasus di adalah deskriptif kualitatif.
UMKM
Bintang Malam
Pekalongan)
3 Tatik 2018 Analisis Hasil penelitian menunjukkan
Penerapan bahwa persediaan akuntansi
Akuntansi telah sesuai dengan standar
persediaan akuntansi berdasarkan SAK
berdasarkan EMKM tahun 2018, dengan
IAI dalam SAK sistem pecatatan periodik,
EMKM tahun metode penilaian yang
2018 (Studi digunakan adalah metode
Kasus Pada FIFO. Jenis penelitian ini
UMKM XYZ adalah deskriptif kualitatif
Yogyakarta)
4 Ni Kadek 2017 Analisis Hasil penelitian menunjukkan
Dewi Akuntansi bahwa persediaan akuntansi
Astriani persediaan telah sesuai dengan standar
berdasarkan akuntansi berdasarkan SAK
SAK EMKM EMKM tahun 2018, dengan
tahun 2018 pada
Usaha Kopi
sistem pecatatan periodik,
Luwak di Desa metode penilaian yang
Demulih Keca- digunakan adalah metode
matan Susut FIFO. Jenis penelitian ini
Kabupaten adalah deskriptif kualitatif
Bangli
5 Ketut Ari 2017 Penerapan Hasil penelitian menunjukkan
Warsadi Akuntansi bahwa persediaan akuntansi
persediaan telah sesuai dengan standar
berdasarkan akuntansi berdasarkan SAK
SAK EMKM EMKM tahun 2018, dengan
Tahun 2018 pada
sistem pecatatan periodik,
PT. Mama Jaya
metode penilaian yang
digunakan adalah metode
FIFO. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif
Sumber: Diambil dari berbagai sumber skripsi minor terdahulu
yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti
20
sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
1. Datar primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian.
Dalam hal ini adalah UD. Selvin Kecamatan Gomo. Data yang diperoleh dari
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut
akuntasi keuangan Entisitas Mikreo Kecil dan Menengah (EMKM) antara lain.
a. Metode periodik
a. Metode FIFO
21
BAB III
PEMBAHASAN
yang berada di Desa Siforoasi Gomo Kecamatan Gomo Kabupaten Nias Selatan.
Atozomasi Tafonao. Usaha dagang ini dijalankan oleh anggota keluarga UD.
utama menjual barang jadi seperti barang alat bagunan dan barang pecah belah.
konsumen dan memanfatkan peluang usaha yang ada disekitar lokasi UD.Selvin
ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis usaha yang
didirikan.
22
3.1.2 Struktur Perusahaan (UD. Selvin kecamatan Gomo)
Gambar3.1 :
STRUKTUR PERUSAHAAN UD. SELVIN
KECAMATAN GOMO
PEMILIK USAHA
(PIMPINAN)
BAGIAN KASIR
BAGIAN
PENJUALANAN
2. Kasir
23
3. Bagian penjualan
loyalitas yang tinggi supaya mencapai target yang maksimal dalam penjualan
persediaan barang jadi yaitu barang yang siap dipakai yang bias langsung
Tabel 3.1
Daftar Persediaan Barang
UD. Selvin Kecamatan Gomo
Jumlah
Tanggal Jenis Barang Unit Harga Per/ unit Total Harga
januari
01-Jan Persediaan awal
24
Ember 24 20.000 Rp 480.000
25
Gergaji 10 60.000 Rp 600.000
26
Tabel 3.2
Data Pembelian
Barang- barang yang ada di UD. Selvin
Tabel 3.3
Data Penjualan
Barang barang yang ada di UD. Selvin
27
01 Okt Penjualan 23 3.665.000
3.3 Pembahasan
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah penerapan pencatatan
26-30 menunjukan tentang persediaan yang ada pada perusahaan tersebut mulai
dari persediaan yang sudah terjual, persediaan akhir dan pembelian yang
dilakukan perusahaan itu, dimana jumlah persedian itu semua sebagai berikut:
berikut:
pengelolaan persediaan, dimana arus keluar masuknya tidak dicatat secara rinci
sehingga untuk mengetahui nilai persediaan pada suatu saat tertentu harus
28
Persediaan Awal 29.765.000
Pembelian 135.025.000
Total 164.790.000
Persediaan Akhir 74.706.000
H.P.P 90.084.000
Sistem pencatatan persediaan barang dalam persediaan yang pertama
dibeli akan dijual lebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir
adalah yang dibeli atau diproses kemudian, serta harga pokok penjualan dicatat
saat transaksi penjualan. Akun persediaan barang dagang dalam sistem akun
yang dilakukan selama periode dan penjualan persediaan selama akhir periode.
1. Transaksi pembelian
Pembelian 135.025.000
kas 135.025.000
- ketika terjadi penjualan
Kas 87.626.000
Penjualan 87.626.000
keuangan. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam menerapkan sistem
penilaian dan pencatatan harga pokok penjualan akan diterapkan dengan berbagai
metode, metode yang digunakan yaitu metode masuk pertama keluar pertama
(FIFO) dan rata- rata tertimbang atau metode periodik yang digunakan untuk
29
mencatat hal- hal yang berkaitan dengan persediaan dalam usaha dagang dimana
persediaan arus keluar masuknya barang tidak dicatat secara rinci sehingga untuk
perhitungan barang yang ada (sisa) pada akhir periode atau dicatat dan dihitung
hanya pada awal dan akhir periode akuntansi saja, untuk menentukan harga
pokok penjualan. Harga pokok penjualan adalah harga beli atau total beban
produksi dari sejumlah barang yang telah laku terjual pada suatu periode tertentu.
Metode periodik ini dipakai oleh usaha dagang yang frekuensi transaksinya
tinggi, untuk usaha dagang ini lebih cocok memakai metode perhitungan periodik
karena jenis persediaan barangnya terlalu banyak dan dihitung hanya pada awal
dan akhir periode saja. sedangkan metode perpetual hanya dipakai untuk
mencatat persediaan dimana persediaan barang dicatat dan dihitung secara detail
baik pada waktu dibeli maupun diwaktu dijual, metode ini lebih cocok untuk
usaha dangang yang memiliki frekuensi transaksi yang tidak terlalu tinggi tetepi
30
- Jurnal Pencatatan Harga Pokok Penjualan
keterangan :
Harga pokok penjualan diatas, menerangkan bahwa nilai persediaan awal barang
dagang yang tertera diatas merupakan persediaan yang tersedia diawal periode
persediaan barang yang tersedia diakhir periode, oleh karena itu nilai dari harga
pokok penjualan adalah hasil dari total persediaan awal dan pembelian dikurangi
31
- Jurnal Harga Pokok Penjualan
Dalam metode ini barang yang akan dikeluarkan / dijual maupun barang yang
tersisa dinilai berdasarkan harga rata-rata sehingga barang yang tersisa pada akhir
periodik barang yang memiliki nilai rata-rata. Metode rata-rata tertimbang nilai
persediaan akhir adalah nilai pembelian rata-rata. Apa bila diatas diperbandingkan
akan tampak bahwa nilai persediaan dan harga pokok penjualan yang dihasilkan
berbeda. Oleh karena itu metode rata- rata tidak berubah dan nilai persediaan dan
harga pokok penjualannya akan terletak diantara metode masuk pertama keluar
pertama.
No PenelitianTerdahulu PenelitianSekarang
1 Jacqueline Y. S. Wuwungan. Sistem Pencatatan persediaan,
(2017) yang berjudul Penerapan metode Penilaian persediaan dan
Akuntansi Persediaan Barang Penyajian persediaan dalam laporan
Dagangan Berdasarkan SAK keuangan pada UD. Selvin
EMKM tahun 2018 pada Apotik Kecamatan Gomo, tidak dilakukan
Uno Medika. Hasil penelitian atau tidak dilaksanakan sesuai
menunjukkan bahwa sistem dengan IAI dalam SAK dalam
persediaan, metode penilaian dan EMKM Tahun 2018.
penyajian laporan keuangan telah
sesuai dengan SAK dalam EMKM
Tahun 2018.
2 Jilma Dewi Ayu Ningtyas. (2018) Sistem Pencatatan persediaan,
yang berjudul Analisis Penerapan metode Penilaian persediaan dan
Akuntansi Persediaan Barang Penyajian persediaan dalam laporan
Dagangan Berdasarkan SAK keuangan pada UD. Selvin
EMKM tahun 2018(Study Kasus Kecamatan Gomo, tidak dilakukan
32
di UMKM Bintang Malam atau tidak dilaksanakan sesuai
Pekalongan). Hasil penelitian dengan SAK EMKM Tahun 2018.
menunjukan bahwa penerap
anakuntansi persediaan UMKM
Bintang Malam Pekalongan telah
sesuai berdasarkan SAK EMKM
tahun 2018
3 Tatik. (2018) dengan judul Sistem Pencatatan persediaan,
Analisis Penerapan Akuntansi metode Penilaian persediaan dan
persediaan berdasarkan IAI dalam Penyajian persediaan dalam laporan
SAK EMKM tahun 2018 (Studi keuangan pada UD. Selvin
Kasus Pada UMKM XYZ Kecamatan Gomo, tidak dilakukan
Yogyakarta) menunjukan bahwa atau tidak dilaksanakan sesuai
penerapan akuntansi persediaan dengan SAK EMKM Tahun 2018.
pada UMKM XYZ Yogyakarta
sesuai dengan SAK EMKM tahun
2016.
4 Ni Kadek DewiAstriani (2017) Sistem Pencatatan persediaan,
dengan judul Analisis Akuntansi metode Penilaian persediaan dan
persediaan berdasarkan SAK Penyajian persediaan dalam laporan
EMKM tahun 2018 pada Usaha keuangan pada UD. Selvin
Kopi Luwak di Desa Demulih Kecamatan Gomo, tidak dilakukan
Keca-matan Susut Kabupaten atau tidak dilaksanakan sesuai
Bangli, hasil penelitian dengan SAK EMKM Tahun 2018.
menunjukan bahwa penerapan
akuntansi persediaan pada Usaha
Kopi Luwak di Desa Demulih
Kecamatan Susut Kabupaten
Bangli telah sesuai berdasarkan
SAK EMKM tahun 2018.
5 Ketut Ari Warsadi (2017) Sistem Pencatatan persediaan,
Penerapan Akuntansi persediaan metode Penilaian persediaan dan
berdasarkan SAK EMKM Tahun Penyajian persediaan dalam laporan
2016 pada PT. Mama Jaya, hasil keuangan pada UD. Selvin
penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Gomo, tidak dilakukan
pelaksanaan sitem akuntansi atau tidak dilaksanakan sesuai
persediaan pada UKM Mama Jaya dengan SAK EMKM Tahun 2018
telah sesuai dengan sistem
akuntasi berdasarkanSAK
EMKM tahun 2018
yang dilaksanakan pada UD. Selvin Kecamatan Gomo tidak memiliki persamaan
33
dalam system akuntansi persediaan, metode penilaian persedian dan penyajian
laporan keuangan, pada UD. Selvin Kecamatan Gomo dilihat dari system
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti dari penelitian ini
pada SAK EMKM Tahun 2018, karena kurangnya pemahaman akan sistem
tersebut.
Tahun 2018 agar Harga pokok dan persediaan barang dagangan akhir terukur
35
akhir bisa diketahui dan dicatat baik secara manual maupun dengan
36
DAFTAR PUSTAKA
Reeve, James R., Warren, dkk. 2009. Pengantar Akuntansi- Adaptasi Indonesia
Buku1. Salemba Empat, Jakarta Selatan. Erlangga, Jakarta.
Soemarso, S.R. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi IV. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
37
STIE Nias Selatan . 2017, Pedoman Penulisan Skripsi Minor, Telukdalam.
SAK EMKM. 2016. Jakarta. IAI.
Tatik. 2018. Analisis Penerapan Akuntansi persediaan berdasarkan IAI dalam
SAK EMKM tahun 2016. Jurnal Emba. Vol. 1 No. 4
http://ejournal.unsrat.ac.id/index. php/emba/article/view/3349/2899.
Diakses tanggal 14 Maret 2017. Hal. 1697-1705.
38