NIM : A31115313
MANAJEMEN STRATEGI D
Setiap strategi yang telah direncanakan untuk implementasi faktanya hanya menghasilkan
keberhasilan sekitar 10 persen atau kurang, hal tersebut dikarenakan kegagalan dalam
melakukan segmentasi pasar yang baik, terlalu memperhatikan kebijakan akuntansi baru, dan
tertinggal jauh dari para pesaing dalam litbang. Implementasi strategi berpengaruh langsung
terhadap kehidupan manajer pabrik manajer-manajer divisi, manajer departemen-departemen,
manajer penjualan, manajer produk, manajer proyek, manajer personalia, manajer staf,
supervisor, dan seluruh karyawan. Terkadang dalam situasi ini individu tidak ingin
berpartisipasi dalam proses formulasi strategi secara keseluruhan dan mungkin saja tidak
mengapresiasi, memahami, atau menerima pekerjaan dan pemikirannya terhadap strategi
yang telah dibuat. Individu cenderung menghambat atau menolak untuk mengambil bagian
dalam proses implementasi. Manajer dan karyawan yang tidak memahami bisnis dan tidak
berkomitmen terhadap bisnis juga mungkin dapat mensabotase implementasi strategi dengan
harapan mereka bahwa organisasi akan kembali dengan gaya yang lama (baik struktur,
kebijakan, dan sebagainya). Tahapan implementasi strategi terhadap proses manajemen
strategi digambarkan pada bagan di bawah ini :
ISU PEMASARAN
Ada beberapa contoh dari keputusan pemasaran yang mungkin membutuhkan kebijakan :
Pemasaran lebih mengenai membangun hubungan dua arah dengan pelanggan daripada hanya
menyampaikan informasi kepada pelanggan mengenai produk dan layanan yang ia berikan.
Saat ini bagian pemasar harus dapat membuat pelanggan terlibat dalam situs perusahaan
mereka dan meminta feedback kepada pelanggan berupa kritik dan saran atas produk dan
layanan yang ditawarkan agar perusahaan dapat mengembangkan dan memperbaikinya. Di
zaman sekarang ini, dalam memberikan feedback untuk perusahaan dibuat dalam bentuk
online sehingga respon yang diterima lebih cepat, biaya yang dilekuarkan lebih murah, dan
efektif dibandingkan dengan cara tradisional yang berfokus pada kelompok-kelompok dan
survei-survei.
Contoh perusahaan yang berinteraksi dengan pelanggan menggunakan sosial media yaitu
Wells Fargo dan Bank of America dimana mereka menggunakan tweet untuk berkomunikasi
dengan pelanggan, yang berarti mereka menempatkan pesan sebanyak 140 karakter atau
kurang melalui Twitter untuk menggambarkan bagaimana fitur produk mereka. Adapun
pemasaran mengenai fitur produknya dibuat dalam bentuk video dan diunggah ke Youtube.
Masalah pemasaran yang berfokus pada pengingkatan pelanggan saat ini merupakan
kelanjutan dari apa yang dilakukan perusahaan untuk mengikuti pergerakan individu di
internet, bahkan mampu mengidentifikasi individu berdasarkan nama dan alamat e-mail.
Sebagai contoh, Tokopedia merupakan salah satu perusahaan yang berbasis online (e-
commerce), dimana salah satu media pemasarannya yaitu dengan menggunakan internet. Kita
membuat akun di website atau aplikasi Tokopedia, secara otomatis data yang kita masukkan
pada saat registrasi juga langsung diidentifikasi dan tersimpan ke dalam arsipnya. Secara
otomatis pula iklan yang ditawarkan di sosial media kita disesuaikan dengan search result
kita pada website atau aplikasi dari e-commerce tersebut.
Ada dua variabel penting dalam implementasi strategi dalam segi pemasaran, yaitu
segmentasi pasar dan positioning produk, dimana kedua variabel ini menjadi kontribusi
pemasaran yang paling penting dalam manajemen strategi.
Segmentasi Pasar
L’Oreal yang seperti kita ketahui membuat beberapa jenis sabun pembersih wajah untuk
sasaran konsumen yang berbeda, misalnya Garnier yang sasarannya untuk kalangan remaja
dengan harga yang terjangkau dan produknya dapat ditemukan di Alfamart dan Lottemart.
Adapun jenis sabun pembersih wajah yang lain yaitu L’Oreal di mana sasarannya untuk
kalangan wanita berusia 30-an keatasa dengan harga yang relatif tinggi dan produknya dapat
ditemukan di supermarket maupun di departemen store.
Segmentasi pasar merupakan variabel yang penting dalam implementasi strategi karena
setidaknya terdapat tiga alasan utama. Pertama, strategi-strategi seperti pengembangan pasar,
pengembangan produk, penetrasi pasar, dan diversifikasi membutuhkan segmentasi pasar
guna peningkatan penjualan melalui adanya prosuk dan pasar baru dengan cara perusahaan
harus dapat membuat segmenntasi pasar baru dengan cara memperluas jaringan pasar atau
memperbaiki pasar yang lama dengan cara meningkatkan promosi iklan dan sebagainya.
Kedua, segmentasi pasar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan sumber daya
yang terbatas karena produksi massal, distribusi massal, dan iklan massal tidak diperlukan.
Terakhir, keputusan segmentasi pasar secara langsung mempengaruhi variabel bauran
pemasaran (marketing mix variable), yaitu produk, distribusi, promosi, dan harga.
Pemosisian Produk/Pemetaan Perseptual
Setelah dibentuk segmentasi pasar berupa membuat pasar berdasarkan kelompok pelanggan
dalam implementasi strategi selanjutnya adalah menemukan hal yang pelanggan inginkan dan
harapkan. Mengenali pelanggan yang disasar memberikan fokus bagi pemasar untuk
menentukan tahap bagi keputusan tentang bagaimana memenuhi keinginan dan kebutuhan
kelompok konsumen. Pemosisian produk secara luas digunakan untuk tujuan ini, dimana
pemosisian merupakan pengemabangan skema representasi yang mencerminkan produk atau
jasa suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing lain dalam sebuah industri. Strategi
pemosisian produk yang efektif memenuhi dua kriteria : (1) produk yang ingin dipasarkan
memiliki keunikan sehingga memiliki daya saing yang tinggi, dan (2) membawa konsumen
untuk mengharapkan layanan yang sedikit berbeda dari yang akan atau bisa diberikan
konsumen.
Terdapat beberapa contoh keputusan yang membutuhkan kebijakan keuangan dan akuntansi
yaitu :
Memperoleh modal dengan utang jangka pendek, utang jangka panjang, saham preferen,
dan saham biasa
Menyewa atau membeli aset-aset tetap
Menentukan rasio dividen payout yang tepat
Untuk menggunakan LIFO (last-in, first-out), FIFO (first-in, first-out), atau pendekatan
akuntansi nilai pasar dalam menentukan harga pokok penjualan
Untuk memperpanjang periode piutang
Untuk membuat suatu prsentase diskon tertentu pada akun-akun dalam periode waktu
yang ditentukan
Untuk menentukan jumlah kas yang tersedia di tangan
Agar implementasi strategi dapat diraih maka terkadang perusahaan membutuhkan tambahan
modal. Di samping laba bersih dari operasi dan penjualan aset, dua sumber dasar perolehan
modal untuk sebuah perusahaan adalah pinjaman dan setoran modal. Menentukan kombinasi
yang tepat antara utang dam modal yang disetor dalam struktur modal perusahaan merupakan
hal yang paling penting dalam pencapaian implementasi strategi. Analisis laba per
saham/laba sebelum bunga dan pajak (earnings per share—EPS/earnings before interest and
taxes—EBIT) merupakan teknik yang paling banyak digunakan untuk menentukan apakah
utang, saham, atau kombinasi keduanya merupakan alternatif terbaik untuk memperoleh
modal dalam mengimplementasikan strategi.
Secara teoritis, suatu perusahan harus memiliki jumlah pinjaman yang cukup dalam struktur
modalnya untuk mendorong pengembalian atas investasi (return on investment—ROI) dengan
mengaplikasikan utang ke produk dan memperkirakan pendapatan akan lebih besar dari biaya
yang ditimbulkan dari utang tersebut. Dalam periode pada saat laba berkurang, pinjaman
yang terlalu banyak dalam struktur modal dapat berdampak pada risiko tingkat pengembalian
pemegang saham dan risiko kelangsungan hidup perusahaan. Kewajiban utang tetap pada
umunya harus dipenuhi tanpa memandang kondisi perusahaan apakah sedang untung besar
atau dalam keadaan rugi. Ini tak bermaksud bahwa penawaran saham lebih baik
dibandingkan utang dalam menambah modal. Ketika biaya modal (tingkat bunga) rendah,
maka utang mungkin lebih baik dibandingkan saham untuk menyediakan modal, namun
analisis tetap harus dilakukan karena harga saaham yang tinggi biasanya menyertai tingkat
bunga yang rendah, sehingga membuat penerbitan saham menjadi menarik untuk
menyediakan modal. Cara lain yang bisa dilakukan perusahaan untuk memperoleh modal
yaitu dengan mengeluarkan obligasi.
Analisis proyeksi laporan keuangan (projected financial statement analysis) adalah teknik
utama dalam implementasi strategi sentral karena memungkinkan organisasi untuk
memeriksa hasil yang diharapkan dari berbagai tindakan dan pendekatan. Analisis ini dapat
digunakan untuk memperkirakan dampak dari berbagai keputusan mengenai implementasi
(meningkatkan biaya promosi guna mendukung strategi pengembangan pasar, meningkatkan
biaya gaji guna mendukung penetrasi pasar, meningkatkan biaya penelitian dan
pengembangan guna mendukung pengembangan produk, atau menjual saham guna
mendapatkan modal bagi strategi diversifikasi). Hampir semua institusi keuangan
membutuhkan setidaknya proyeksi laporan keuangan selama tiga tahun dari sebuah bisnis
yang mencari modal. Proyeksi laporan keuangan dan posisi laporan keuangan memungkinkan
organisasi menghitung rasio keuangan untuk proyeksi berbagai skenario implementasi
strategi. Jika perhitungan rasio keuangan perusahaan dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya maka dapat memberikan pengetahuan mengenai kelayakan berbagai pendekatan
implementasi strategi.
Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan memiliki beberapa batasan. Pertama, program anggaran dapat menjadi
terlalu terperinci, sehingga rumit dan sangat mahal. Anggaran yang terlalu tinggi
(overbudgeting) atau kekurangan anggaran (underbudgeting) dapat menyebabkan masalah-
masalah. Kedua, anggaran keuangan dapat menjadi pengganti berbagai tujuan. Ketiga,
anggaran dapat menyembunyikan ketidakefisienan jika berdasarkan pada preseden daripada
evaluasi periodik lingkungan dan strandar tertentu. Akhirnya, anggaran terkadang sebagai
instrument bagi tirani akibat rasa frustasi, ketidaksukaan, ketidakhadiran, dan tingkat keluar-
masuk karyawan yang tinggi. Untuk meminimalkan dampak dari hal tersebut, manajer
seharusnya meningkatkan partisipasi bawahan dalam menyiapkan anggaran.
Valuasi Perusahaan
Mengevaluasi nilai dari sebuah bisnis adalah hal yang penting dalam implementasi strategi
karena strategi yang integratif, intensif, dan diversifikasi sering kali diimplementasikan
dengan mengakuisisi perusahaan lain. Strategi lainnya seperti pengunduran diri atau divestasi
dapat mengakibatkan terjualnya satu divisi dalam organisasi tau perusahaan itu sendiri.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam menentukan nilai bisnis : (1) apa yang dimiliki sebuah
perusahaan, (2) hal yang dihasilkan perusahaan, atau (3) hal yang akan dibawa perusahaan ke
pasar.
Menjadi perusahaan go public berarti menjual sebagian kepemilikan perusahaan ke orang lain
dengan tujuan untuk memperoleh tambahan modal, dengan konsekuensi mengurangi kendali
pemilik atas perusahaan dengan alasan bahwa semakin banyaknya orang yang memiliki
saham di perusahaan tersebut. Menjadi perusahaan go public tidak direkomendasikan untuk
perusahaan yang penjualannya masih kurang dari 10 juta dolar karena biaya awal untuk
melakukannya terlalu tinggi untuk perusahaan dalam menghasilkan aliran kas yang
mencukupi untuk membuat menjadi perusahaan go public.
Terdapat tiga pendekatan litbang yang utama dalam mengimplementasikan strategi. Strategi
pertama adalah menjadi perusahaan yang pertama yang memasarkan produk berteknologi
baru. Pendekatan litbang yang kedua yaitu menjadi peniru inovatif dari produk yang berhasil,
sehingga meminimalkan risiko dan biaya awal, di mana pada strategi ini perusahaan pengikut
membiarkan perusahaan pelopor untuk mengembangkan produknya terlebih dahulu, lalu
perusahaan pengikut mengembangkan produk yang sama dengan menawarkan kelebihan
yang sedikit berbeda dengan produk perusahaan pelopor. Strategi litbang ketiga yaitu menjadi
produsen berbiaya rendah dengan produk serupa yang dibuat massal, tetapi lebih murah
daripada produk yang baru diperkenalkan perusahaan lain, di mana strategi ini membutuhkan
investasi yang besar dalam bentuk pabrik dan peraalatan, tetapi dengan pengeluaran yang
lebih sedikit dalam hal litbang dibandingkan pendekatan yang digambarkan sebelumnya.
Sistem informasi manajemen (SIM) juga dapat menjadi alat pengukur mengenai apakah
perusahaan itu berhasil atau tidak dalam mengumpulkan, mengasimilasi, dan mengevaluasi
informasi eksternal dan internal yang secara efektif dalam memperoleh keunggulan kometitif.
Kegiatan yang berhubungan dengan memperoleh informasi didapatkan dengan cara
melakukan penjualan silang kepada pelanggan, memonitor pemasok, membuat manajer dan
karyawan mendapat informasi yang vukup, berkoordinasi antara divisi, dan mengelola dana.
Sistem informasi yang baik dapat memudahkan perusahaan untuk mengurangi biaya.
Contohnya, pesanan online dari tenaga penjual ke divisi produksi dapat mempersingkat
waktu pemesanan dan mengurangi biaya persediaan. Contoh yang yaitu, dengan adanya
bisnis e-commerce membuat perusahaan untuk tidak mengeluarkan biaya yang besar dalam
hal biaya iklan dan promosi serta biaya distribusi atau pengiriman juga dapat diminimalkan.
Di berbagai perusaahaan, teknologi informasi tidak harus dilakukan di tempat kerja,
Karyawan boleh bekerja di rumah atau di tempat manapun, karena dengan adanya aplikasi
yang digunakan perusahaan yang berdampak pada semakin terefisiensinya kinerja karyawan
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Fred R. David, Strategic Management, terj. Dono Sunardi Manajemen Strategis: Konsep,
Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2009