Disusun oleh
Liza mizanny
1815020034
Fakultas ekonomi
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
Tahun ajaran 2020 /2021
Banda aceh
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami sampaikan kepada ALLAH SWT atas rahmat dan ridho-Nya, makalah ini dapat
kami selesaikan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Akuntansi Keperilakuan dan
Organisasi.Makalah ini membahas kajian tentang aspek- aspek keperilakuan terhadap evaluasi kinerja
Selanjutnya, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan pengajaran dan
arahan yang telah diberikan oleh ibuk Sufitrayati sebagai dosen pembimbing dalam mata kuliah ini, serta
kepada teman-teman yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa penulisan pada makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Namun, dengan segala
keterbatasan yang ada, kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan guna memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya dalam bidang
Akuntansi Keperilakuan dan Organisasi. Dan kami juga sangat mengharapkan kritikan dan masukannya
demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih
Liza mizanny
1.1.LatarBelakang
Dalam beberapa tahun terakhir, aspek perilaku pengambilan keputusan telah mengasumsikan bahwa
penting adanya peningkatan dalam literature manajemen. Secara tradisional, akuntan telah mengikuti
ekonom dalam asumsi masalah organisasi utama untuk dapat memaksimumkan pendapatan dan alokasi
sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Akibatnya, akuntan cenderung menganggap
organisasi dari sudut pandang teknis, memperlakukan orang sebagai tambahan atau sebagai pengganti
mesin, dan dipekerjakan untuk tujuan memaksimalkan produktivitas dan keuntungan. Realisasi kini telah
mengembangkan bahwa pentingnya akuntansi terkait dengan pengambilan keputusan telah menyoroti
kebutuhan untuk memahami perilaku manusia dalam organisasi. Perkembangan ini juga dirangkum oleh
sebuah komite Asosiasi Akuntansi Amerika yang melaporkan:
"Untuk menyatakan masalah ini secara singkat, tujuan utama dari laporan akuntansi adalah untuk
mempengaruhi tindakan, yaitu, perilaku. Selain itu, terdapat hipotesis bahwa proses mengumpulkan
informasi, serta perilaku orang-orang yang melakukan akumulasi, akan mempengaruhi perilaku orang
lain. Secara singkat, pada dasarnya, akuntansi adalah proses perilaku. "(The Accounting Review,
Tambahan, 2001.)
Oleh karena itu, akuntan harus memiliki pemahaman tentang perilaku manusia. Dimana perilaku manusia
akan mengarah pada kinerja yang dapat dihasilkan. Evaluasi mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan. Karena evaluasi menunjukkan keterampilan dan kompetensi pekerja yang ada sekarang
ini kurang cukup, sehingga dikembangkan sebuah progam, yaitu program evaluasi kinerja. Efektifitas
pelatihan pengembangan dipertimbangkan dengan mengukur seberapa baik pekerja yang berpartisipasi
mengerjakan evaluasi kinerja.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa Definisi, Tujuan dan Manfaat evaluasi kinerja?
2. Mengapa Motivasi digunakan sebagai alat promosi efisiensi proposional?
3. Apa pengaruh penghargaan (reward) terhadap perilaku?
4. Apa saja jenis penghargaan?
5. Apa saja tahap penilaian kinerja?
6. Bagaimana hubungan perilaku dengan penilaian kinerja menggunakan informasi akuntansi?
1.3.Tujuan
1. Memaparkan definisi, tujuan dan manfaatdari evaluasi kinerja.
2. Menjelaskan pengaruh motivasi terhadap kinerja serta hubungannya dengan promosi efisiensi
proposional.
3. Menjelaskan pengaruh penghargaan yang diberikan terhadap perilaku karyawan.
4. Menyebutkan jenis-jenis penghargaan yang didapat karyawan atas kinerja yang telah dilakukan.
5. Menjelaskan tahapan mengenai penilaian kinerja, yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian.
6. Menjelaskan hubungan perilaku dengan penilaian kinerja yang menggunakan informasi akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
Penilaian kinerja merupakan pendapat yang bersifat evaluative atas sifat, perilaku seseorang,
atau prestasi sebagai dasar untuk keputusan dan rencana penggembangan personel (kreitner dan
kinick, 2001:300).
Evaluasi kinerja disebut juga “Performance evaluation” atau “Performance appraisal”. Appraisal
berasal dari kata Latin “appratiare” yang berarti memberikan nilai atau harga. Evaluasi kinerja
berarti memberikan nilai atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang untuk diberikan imbalan,
kompensasi atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil
dalammemberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja. Setiap orang pada umumnya ingin
berprestasi dan mengharapkan prestasinya diketahui dan dihargai orang lain. Leon C.
Mengginson mengemukakan evaluasi kinerja atau penilaian prestasi adalah “penilaian prestasi
kerja (Performance appraisal), suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah
seseorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.”
(Dalam Mangkunegara, 2005:10).
Berdasarkan pendapat di atas, maka evaluasi kinerja merupakan suatu proses penilaian kinerja
aparatur yang dilakukan untuk melihat tanggung jawab pekerjaannya setiap hari apakah terjadi
peningkatan atau penurunan sehingga pemimpin bisa memberikan suatu motivasi penunjang
untuk melihat kinerja aparatur kedepannya. Evaluasi harus sering dilakukan agar masalah yang
di hadapi dapat diketahui dan dicari jalan keluar yang baik.
Pemberian Reward. Dapat digunnakan untuk proses penentuan kenaikan gaji, insentif dan
promosi. Berbagai organisasi juga menggunakan untuk membarhentikan pegawai.
Kompensasi. Dapat memberikan informasi yang digunakan untuk menentukan apa yang
harus diberikan kepada pegawai yang berkinerja tinggi atau rendah dan bagaimana
prinsip pemberian komp ensasi yang adil.
Menurut Gomez (2003:177) bahwa kinerja/performance adalah fungsi dari motivasi dan
kemampuan atau dapat ditulis dengan rumus :
P= M x A
Dimana :
P = performance/kinerja,
M = motivation/motivasi,
A = ability/kemampuan.
Kemampuan melekat dalam diri seseorang dan merupakan bawaan sejak lahir serta diwujudkan
dalam tindakannya dalam bekerja, sedangkan motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk
menggerakkan kreativitas dan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, serta
selalu bersemangat dalam menjalankan pekerjaan tersebut.
Dari sebagian uraian yang telah dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa para karyawan
mampu melakukan pekerjaan dan ingin mencapai hasil maksimal dalam pekerjaannya.
Perwujudan kinerja yang maksimal, dibutuhkan suatu dorongan untuk memunculkan kemauan
dan semangat kerja, yaitu dengan motivasi. Motivasi berfungsi untuk merangsang kemampuan
karyawan maka akan tercipta hasil kinerja maksimal.
Teori Ekspektasi merupakan suatu teori terbaik dalam memprediksi motivasi dan kinerja.
Menurut teori ini perilaku sesorang dipengaruhi oleh probabilitas yang dilekatkan orang tersebut
terhadap hubungan sebagai berikut:
• Usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan
• Kinerja dan penghargaan
• Penghargaan yang memuaskan tujuan pribadi
Tahap penilaian
Perbandingan kinerja sesungguhnya dgn sasaran.
Penentuan penyebab terjadinya penyimpangan.
Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku
yang tidak diinginkan.
Dengan batas tanggungjawab dan sasaran yang jelas, seseorang akan mudah dinilai kinerjanya.
Ada tiga hal yang berkaitan dengan penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang
bertanggungjawab antara lain:
a. Kriteria penetapan tanggungjawab
Untuk memotivasi karyawan secara efektif, hal-hal berikut perlu diperhatikan:
Pertanggungjawaban harus konsisten dengan wewenang manajer terhadap pendapatan dan atau
biaya.
Definisi pertanggungjawaban harus akurat dan adil
Untuk meningkatkan pengendalian operasi, area pertanggungjawaban yang ditugaskan harus
mampu mengukur efisiesi dan efektifitas operasional dari pemenuhan tugas yang spesifik
Kriteria penilaian kinerja yang dipilih harus sesuai dengan bidang pertanggungjawaban yang
diberikan
b. Tipe pusat pertanggungjawaban.
Dalam organisasi perusahaan, penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang
bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat pertangungjawaban dan tolak
ukur kinerjanya.
Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang pertanggungjawab.Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu
sistem yangmengolah masukan menjadi keluaran.
c.Karakteristik Pusat pertanggungjawaban
Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja Manajemen puncak harus memperoleh
jaminan bahwa setiap manajer bertindak sesuai dengan sasaran perusahaan.Untuk mewujudkan
hal ini, harus terdapat kesesuaian antara sasaran organisasi dengan sasaran manajer secara
individual.Kesesuaian sasaran dipengaruhi oleh prosedur yang digunakan untuk menilai kinerja
manajer, karena penilaian kinerja memaksa setiap manajer bertindak sesuai dengan ukuran yang
ditetapkan dalam kriteria kinerja.
c. Permainan (gaming)
Manipulasi hasil kerja dapat pula dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai aspek hubungan
antara atasan dengan bawahannya.
Jika misalnya manajer atas menetapkan aturan main dalam pengukuran kinerja seperti target
laba, biaya standar, aturan untuk pendistribusian penghargaan, manajer bawahnya kemudian
memilih satu diantara altematif tindakan yang mungkin dilaksanakan, yang menghasilkan
dampak yang paling menguntungkan bagi dirinya. Permainan ini dapat dicegah dengan
mengukur kinerja manajer tidak dengan kriteria tunggal tapi dengan kriteria beragam (multiple
creteria) atau kriteria gabungan (composite criteria).
d. Penonjolan dan pelanggaran aturan (focusing and illegal act)
Cara lain yang digunakan oleh manajer yang mengirim pesan tentang ukuran kinerjanya agar
sesuai dengan kebutuhan pribadinya adalah penonjolan dengan tindakan melanggar aturan.
Penonjolan terjadi dengan cara menonjolkan pesan yang menguntungkan diri pengirim pesan dan
menyembunyikan pesan yang tidakmenguntungkan dirinya. Prilaku ini seringkali terjadi jika
perusahaan menggunakan kriteria beragam untuk pengukuran kinerja. Penonjolan dapat berupa
pemalsuan data yang digunakan untuk pengukuran kinerja jikamanajer tidak dapat mencapai
target yang telah ditetapkan atau manajer dapat membatasi keluaran bagiannya untuk
menghindari dinaikkannya target keluaran dimasa yang akan datang atau karyawan yang sangat
produktif ditekan oleh rekan sekerjanya untuk mengurangi kecepatan kerjanya.
Penonjolan sering berbentuk pelanggaran aturan perusahaan atau bahkan pelanggaran hukum.
Misalnya untuk memberikan gambaran profitabilitas perusahaan kepada calon kreditur atau
investor, manajemen perusahaan memalsukan angka-angka pendapatan dan biaya.
2.5.2. Tahap Penilaian
1).Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan tujuan yang telah ditentukan.
Laporan kinerja berisi unsur terkendali dan unsur tidak terkendali yang disajikansecara terpisah,
sehingga manajer yang bertanggungjawab atas kinerja dapat dimintai pertanggungjawaban atas
unsur-unsur yang dikendalikan olehnya.Penyajian laporan kinerja sebaiknya memperhatikan
kemampuan penerima dalam memahami laporan tersebut.
Karena laporan kinerja disusun oleh akuntan , sebagian besar adalah tabulasistatistik keuangan .
Untuk membuat laporan dimengerti pengguna dengan tidak memiliki latar belakang akuntansi ,
banyak perusahaan telah menemukan itu bermanfaat untuk menggunakan diagram dan grafik
dalam persentation mereka.
Akhirnya ,perbedaan harus dilaporkan untuk periode masa lalu dan saat ini dan secara kumulatif
sampai saat ini . Catatan kaki harus digunakan untuk menjelaskan penyebab dikenal
penyimpangan tertentu dan mengarahkan perhatian pada kondisi yang memerlukan perhatian.
Penyimpangan yang merugikan memberi tanda bahaya dan memerlukan penyelidikan lebih
lanjut untuk menemukan penyebab yang tepat. Penyimpangan yang menguntungkan juga
memerlukan perhatian yang sama dari manajemen karena mengandung informasi yang banyak
manfaatnya. Penyimpangan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memberikan
penghargaan terhadap kinerja yang luar biasa dan untuk menunjukkan realistis atau tidaknya
sasaran yang ditetapkan. Penyimpangan yang menguntungkan dapat pula menjelaskan
ketidakefisienarl dibidang yang lain.
Masalah yang kemungkinan timbul dalam menentukan penyebab penyimpangan adalah manajer
dan bawahannya tidak bekerja sama dalam penyelidikan. Seringkali pencarian penyebab
terjadinya penyimpangan dianggap sebagai upaya untuk rnencari siapa yang salah. Dalam situasi
ini manajer seringkali merasa terancam, bersikap bertahan, menolak kekeurangan yang terjadi
atau mencoba untuk menyalahkan orang lain. Untuk rnenghindari situasi seperti ini para manajer
harus diyakinkan bahwa proses evaluasi adalah mencari penyebab yang ditujukan untuk
memecahkan masalah masa yang akan datang dan bukan mencari siapa yang salah atas hasil
yang tidak menguntungkan dimasa yang lalu.
3). Penguatan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku
yang tidak diinginkan
Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku tertentu
didalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.Sasaran yang dicapai dengan menggunakan
perilaku tidak seperti yang diinginkan bukan merupakan tujuan penilaian kinerja.Perilaku
merupakan tindakan orang untuk memproduksi hasil.
Hasil merupakan petunjuk efektifitas kinerja.Organisasi harus melakukan evaluasi atas
keduanya, perilaku dan hasil yang dicapai dari perilaku tersebut. Hasil dimasa yang akan datang
dapat dipengaruhi oleh penegakkan perilaku yang diinginkan melalui sistem penghargaan yang
didasarkan atas kinerja. Sistem akuntansi memiliki fungsi yang penting dalam evaluasi kinerja
manajer dengan cara menyediakan data kuantitatif untuk menentukan bagaimana, kepada siapa,
dan untuk apa penghargaan didistribusikan atau tidak didistribusikan. Sistem akuntansi juga
dapat menunjukkan bidang yang didalamnya perlu diadakan perubahan perilaku untuk
penyehatan dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.
2.6. Aspek Perilaku dari Penilaian Kinerja yang Menggunakan Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi pada semua level perusahaan atau pusat pertanggung jawaban sangat
berperan untuk melakukan penilaian kinerjanya. Jika informasi akuntansi dipakai sebagai salah
satu dasar penilaian kinerja maka yang akan dibutuhkan adalah informasi akuntansi manajemen
yang dihubungkan dengan peran kunci individu dalam suatu perusahaan. Orang juga akan
bereaksi pada kinerja yang kurang baik yang dihasilkan dari informasi akuntansi dan
menggunakannya sebagai alasan.
Informasi akuntansi mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh perusahaan dari bisnisnya
dan yang dikorbankan oleh para manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis perusahaan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi:
Hubungan antara struktur organisasi dengan struktur laporan keuangan.
Tingkat partisipasi dalam penetapan standar.
Tingkat pemahaman managemen terhadap informasi akuntansi dan sistem akuntansi.
BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi Kinerja merupakan penentuan secara periodic efektivitas operasional suatu perusahaan,
bagian perusahaan, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dimana bertujuan untuk memotivasi pegawai dalam mencapai sasaran
organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan tindakan yang diinginkan.
Dengan adanya program evaluasi kinerja, dapat memberikan keadilan bagi para karyawanya itu
dengan memberikan penghargaan dan hukuman yang sesuai dengan hasil pekerjaan mereka, dan
untuk kedepannya para manajer dan karyawan diharapkan mampu memberikan kontribusi
maksimal dalam usaha untuk mencapai sasaran, tujuan dan keberlangsungan perusahaanya itu
dengan terus menghasilkan profit dan kesejahteraan bagi karyawan.