PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Hal yang umum di jumpai dalam kasus-kasus yang beragam di industri global
ini adalah manajer dan pemimpin bisnis yang memiliki wawasan dan mengandalkan
pengejaran perusahaannya akan peluang pasar tidak hanya pada peluang eksternal,
tetapi juga kesadaran bahwa keunggulan kompetitif perusahaan berasal dari sumber
daya, kapabilitas dan keahlian internal perusahaan. Suatu kesadaran yang realistis dan
apresiasi atas keunggulan perusahaan yang dihasilkan secara internal membawa
keberhasilan yang luar biasa sementara ketiadaan hal tersebut membawa dampak
yang berlawanan bagi upaya pengembangan perusahaan.
Manajer seringkali melakukan hal ini secara subjektif, berdasarkan intuisi dan
perasaan baik. Pengalaman industri selama bertahun-tahun memosisikan manajer
untuk melakukan penilaian subjektif yang baik, namun hal tersebut seringkali tidak
terjadi. Dalam lingkungan yang cepat berubah, mengandalkan pada pengalaman masa
lalu dapat membuat manajer memiliki pandangan yang sempit atau cenderung
menerima status quo dan mengabaikan sinyal yang menandakan bahwa perubahan
perlu dilakukan.
Peluang
Peluang (opportunity) merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan. Kecenderungan utama merupakan salah satu
sumber peluang. Identifikasi segmen pasar, perubahan dalam kondisi
persaingan atau regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan
dengan pembeli atau pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan.
Ancaman
Ancaman (threat) merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkunag suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi
perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya
pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar-
menawar dari pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi dan
direvisinya atau pembaharuan peraturan dapat menjadi penghalang bagi
keberhasilan perusahaan.
Kekuatan
Kekuatan (strenght) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang
dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat
perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayani. Kekuatan akan muncul dari
sumber daya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan.
Sel 3:
Sel 1:
Mendukung strategi
Mendukung strategi
yang berorientasi
yang agresif
pada perubahan
Sel 4: Sel 2:
Mendukung strategi Mendukung strategi
yang defensif yang diversifikasi
Aktivitas Primer
Sumber: Pearce II, John A dan Richard B. Robinson, Manajemen Strategis (2013)
Kerangka analisis rantai nilai membagi aktivitas dalam perusahaan menjadi
dua kategori umum, yaitu:
Langkah awal untuk memulai analisis tiga lingkaran (three circle analysis),
kelompok ahli yang terdiri dari direktur harus memulai analisisnya dengan
memikirkan secara mendalam tentang apa yang dinilai oleh pelanggan mengenai tipe
produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dan bagaimana cara pelanggan
menilainya. Misalnya, para pelanggan mungkin menilai jasa yang cepat karena
mereka ingin meminimalkan biaya persediaan melalui sistem just-in-time. Melihat
temuan – temuan dari analisis rantai nilai atau dari pandangan berbasis sumber daya
dari suatu perusahaan, namun melalui sudut pandang target pelanggan, menjadi suatu
pendekatan yang sederhana, namun seringkali tidak tersadari dimana perusahaan
dapat mengevaluasi kompetensi intinya.
F A E
D C
Keterangan:
A: Titik perbedaan kita G
B: Titik kesamaan
C: Titik perbedaan mereka
Penawaran pesaing
Gambar 3. Analisis Tiga Lingkaran
Sumber: Pearce II, John A dan Richard B. Robinson, Manajemen Strategis (2013)
Setiap area dalam lingkaran merupakan hal yang penting, namun area A, B, dan C
merupakan area yang penting dalam mengidentifikasi dan membentuk keunggulan
kompetitif berdasarkan pada nilai sesungguhnya. Tim perencanaan harus bertanya
tentang tiap – tiap lingkaran:
Lingkaran A: Seberapa besar dan bertahankah keunggulan kita? Apakah
keunggulan tersebut berdasarkan pada kapabilitas yang unik?
Lingkaran B: Apakah kita menyampaikan produk dan jasa kita secara efektif
pada area irisan ketiga lingkaran?
Lingkaran C: Bagaimana kita menghadapi keunggulan para pesaing.
Pandangan berbasis sumber daya adalah suatu metode untuk menganalisis dan
mengidentifikasi keunggulan strategis suatu perusahaan yang didasarkan pada
tinjauan terhadap kombinasi dari aset, keahlian, kapabilitas, dan aset takberwujud
yang spesial sebagai suatu organisasi.
Kapabilitas
Aset Berwujud Aset Takberwujud
Organisasi
Pengertian Aset yang paling mudah Aset perusahaan Keterampilan
diidentifikasi, biasanya yang tidak dapat (kemampuan dan
terdapat di neraca dilihat dan disentuh, cara-cara untuk
perusahaan. Mencakup namun seringkali menggabungkan
fasilitas produksi, bahan penting dalam aset , manusia, dan
mentah, sumber daya membangun proses) yang
keuangan, bangunan, keunggulan digunakan oleh
dan komputer. kompetitif. perusahaan untuk
mengubah input
menjadi output.
Contoh Armada penerbangan Merek Adidas Proses
FedEx pengembangan
produk Google
Sumber: Pearce II, John A dan Richard B. Robinson, Manajemen Strategis (2013)
3.1 Kesimpulan
Para manajer harus melakukan analisis internal guna sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan strategis perusahaan. Analisis internal
yang bisanya dipakai oleh perusahaan-perusahaan adalah analisis SWOT, analisis
rantai nilai (value chain analysis) dan pandangan berbasis sumber daya (resource
based view-RBV). Analisis SWOT merupakan pendekatan tradisional yang telah
digunakan selama beberapa dekade untuk membantu menstrukturisasi usaha manajer
dalam mempertahankan kapabilitas perusahaan. Namun analisis SWOT ini memiliki
beberapa kelemahan sehingga muncullah pendekatan yang lebih komprehensif yaitu
analisis rantai nilai. Pendekatan rantai nilai memecah aktivitas-aktivitas perusahaan
ke dalam kategori aktivitas primer dan aktivitas pendukung, kemudian memecahnya
lebih lanjut menjadi jenis-jenis aktivitas tertentu yang bertujuan memecah aktivitas
tersebut menjadi subbagian-subbagian yang lebih berarti.
Pendekatan ketiga adalah pandangan berbasis sumber daya atau RBV. RBV
didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan membangun keunggulan kompetitifnya
berdasarkan pada sumber daya, keahlian, dan kapabilitas unik yang dikendalikan atau
dikembangkannya yang dapat menjadi landasan bagi keunggulan kompetitif unik
berkelanjutan, yang memungkinkan perusahaan menyusun strategi kompetitif yang
berhasil.
3.2 Saran