Abstract
The purpose of this study was to analyze the financial performance of PT Bata Tbk by using
profitability and activity ratios in the period of literature study. The research used the quantitative
method and literature review. The research found that financial performances at PT Bata Tbk were
less efficient. This could be seen in 2015’s financial performance has increased while in 2014 and
2016 have decreased. PT Bata Tbk has failed in planning and developing its business strategy in an
effort to obtain maximum profitability. Firm could not evaluate and measure performance
standards that had been achieved on the basis of projected financial performance in the past, so
that it could affect its customer loyalty and investor confidence levels. Meanwhile frequent
fluctuations in the results which were achieved over a period of three years at PT Bata Tbk caused
by unbalanced capital use, the management of its assets, and the imbalance between level of
sales generated and suppressed cost. A slow inventory turnover rate and the low level of sales had
leaded to lower profit level.
berdasarkan penggunaan modal yang telah dirasa perlu untuk menganalisis bagaimana
dilakukan. Rasio profitabilitas ini biasanya kinerja keuangan PT Bata Tbk guna
mengunakan beberapa alat test seperti gross meningkatkan efektifitas dan efisiensi
profit margin yaitu suatu alat analisis atau perusahaannya. Dari segi laporan keuangan,
rasio yang membandingkan antara laba kotor penelitian ini menganalisis kinerja keuangan
terhadap penjualan. Rasio lain yang PT Bata Tbk dengan menggunakan rasio
digunakan yaitu net profit margin yang profitabilitas dan rasio aktivitas selama 4
membandingkan antara laba bersih yang tahun terakhir. Berikut beberapa gambaran
telah dicapai dengan tingkat penjualan yang mengenai elemen laporan keuangan PT Bata
sudah dilakukan. Selanjutnya return on Tbk dari tahun 2013 sampai tahun 2016.
investment yang menganalisis bagaimana
kemampuan memperoleh laba dari total Tabel 1.
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Total Aktiva, Laba Bersih, Dan Penjualan
Selain dimensi profitabilitas, seperti PT Bata Tbk
telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini Tahun Penjualan Total Aktiva Laba/Rugi
juga menggunakan kelompok rasio aktivitas. Bersih
2013 902.459.209 680.685.060 44.373.679
Terkait dengan aktivitas ini, ada bebrapa alat
2014 1.008727.515 774.891.087 71.246.429
analisis yang digunakan yaitu pertama, 2015 1.028.850.578 795.257.974 129.519.446
perputaran piutang yang diperoleh dengan 2016 999.802.379 804.742.917 42.231.663
cara membagi penjualan dengan rata-rata Sumber : Laporan Keuangan PT Bata Tbk.
piutang. Rasio ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana kita dapat Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
memperoleh atau menagih piutang dengan penjualan selama 3 tahun dari tahun 2013
cepat. Rasio kedua yang digunakan adalah sampai dengan 2015 terjadi peningkatan
rasio perputaran persediaan. Rasio ini penjualan namun pada tahun 2016
diperoleh dengan cara membagi antara harga mengalami penurunan kembali. Total aktiva
pokok penjualan dengan rata-rata selama empat tahun terus mengalami
persediaan. Dan yang terakhir adalah rassio peningkatan. Sedangkan laba bersih
perputaran total aktiva yang mengukur mengalami fluktuasi selama periode ini.
perputaran dari semua aset yang dimiliki
perusahaan. KAJIAN LITERATUR
Penelitian ini dilakukan di PT BATA Tbk, Pengertian Laporan Keuangan
sebuah perusahaan yang memproduksi dan Menurut Kasmir (2013:7) dalam
memasarkan bermacam jenis sandal dan pengertian yang sederhana, laporan
sepatu untuk kalangan remaja, dewasa keuangan adalah laporan yang menunjukkan
maupun anak anak. PT Sepatu Bata Tbk kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
adalah anggota Bata Shop Organization (BSO) atau dalam suatu periode tertentu. Maksud
yang mempunyai kantor pusat di Lausanne, laporan keuangan yang menunjukkan kondisi
Swiss. BSO ini merupakan salah satu keuangan perusahaan saat ini adalah
produsen terbesar penghasil sepatu di dunia merupakan kondisi terkini. Kondisi
yang beroperasi di banyak negara dan perusahaan terkini adalah keadaan keuangan
menghasilkan serta menjual jutaan pasang perusahaan pada tanggal tertentu (untuk
sepatu setiap tahunnya. neraca) dan periode tertentu (untuk laporan
Sebagai produsen sepatu yang sangat laba rugi). Laporan keuangan
besar dan memiliki pangsa pasar yang sangat menggambarkan pos-pos keuangan
luas serta begitu banyak pesaing yang bisa perusahaan yang diperoleh dalam suatu
mengancam keadaan bisnis perusahaan, periode. Munawir (2010:5) menyatakan pada
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 14-27
15
Ratningsih dan Tuti Alawiyah E-ISSN 2502-5678
umumnya laporan keuangan itu terdiri dari suatu informasi yang menggambarkan
neraca dan perhitungan laba-rugi serta tentang kinerja suatu perusahaan.
laporan perubahan ekuitas. Neraca Dari definisi-definisi di atas, dapat
menunjukkan atau menggambarkan jumlah disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah
aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu laporan yang menyajikan informasi yang akan
perusahaan pada tanggal tertentu. digunakan oleh pihak pihak yang
Perhitungan (laporan) laba-rugi berkepentingan dengan posisi keuangan
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan, kinerja perusahaan, perubahan
oleh perusahaan dan beban yang terjadi ekuitas, dan arus kas serta informasi lain yang
selama periode tertentu. Sedangkan laporan merupakan hasil dari proses akuntansi
perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan selama periode akuntansi dari suatu kesatuan
penggunaan atau alasan-alasan yang usaha.
menyebabkan perubahan ekuitas Jenis-Jenis Laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan yang disusun oleh
Harahap (2009:105) menjelaskan manajemen perusahaan terdiri dari:
laporan keuangan menggambarkan kondisi 1. Laporan Posisi Keuangan
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan Informasi mengenai posisi keuangan
pada saat tertentu atau jangka waktu perusahaan pada saat tertentu terutama
tertentu. Adapun jenis laporan keuangan disajikan dalam neraca (balance sheet).
yang lazim dikenal adalah neraca (laporan Neraca mempunyai tiga unsur laporan
posisi keuangan), laporan laba-rugi atau hasil keuangan yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas.
usaha, laporan perubahan ekuitas, dan Aset adalah sumber daya yang dikuasai
laporan arus kas. Senada dengan ini, Brigham oleh perusahaan sebagai akibat dari
dan Houston (2010) menambahkan bahwa peristiwa masa lalu dan dari mana
laporan keuangan adalah beberapa lembar manfaat ekonomik di masa depan
kertas dengan angka-angka yang tertulis diharapkan akan diperoleh di masa depan
diatasnya tetapi penting juga untuk (IAI,2015). Darsono (2005:19)
memikirkan aset-aset nyata yang berada berpendapat bahwa kewajiban adalah hak
dibalik angka tersebut. Hal ini diperkuat oleh dari pemberi hutang (kreditor) terhadap
pendapat dari Subramanyam (2010) yang kekayaan perusahaan, sedangkan ekuitas
menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hak pemilik atas kekayaan
merupakan produk proses laporan keuangan perusahaan. Pembagian dalam sisi
yang diatur oleh standar dan aturan kewajiban dan ekuitas dalam neraca
akuntansi, insentif manajer, serta mekanisme adalah:
pelaksanaan dan pengawasan perusahaan. a. Kewajiban jangka pendek
Pemahaman mengenai lingkungan pelaporan b. Kewajiban jangka panjang
keuangan perlu disertai pemahaman tujuan c. Ekuitas
dan konsep yang mendasari informasi 2. Laporan Laba Rugi
akuntansi yang disajikan dalam laporan Informasi mengenai kinerja perusahaan
keuangan. Pengetahuan ini akan membantu terutama disediakan dalam laporan laba
dalam melihat posisi keuangan yang rugi (income statement). Informasi kinerja
sesungguhnya dan kinerja perusahaan entitas, terutama profitabilitas,
dengan lebih baik. menunjukkan berapa efektif dan efisien
Di sisi lain, Fahmi (2011) mengatakan entitas dalam mendayagunakan sumber
laporan keuangan merupakan suatu daya entitas (IAI,2015). Laporan ini juga
informasi yang menggambarkan kondisi suatu berkaitan dengan pendapatan dan biaya-
perusahaan, yang selanjutnya akan menjadi biaya selama periode waktu tertentu,
mampu mengelola sumber daya yang pemegang saham sebagai persentase dari
dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga penjualan serta mengukur seluruh efisiensi,
mampu menghasilkan laba yang tinggi. baik produksi, administrasi, pemasaran,
Sebaliknya, sebuah perusahaan yang memiliki pendanaan, penentuan harga maupun
profitabilitas rendah menunjukkan bahwa manajemen pajak. Rasio ini menunjukkan
perusahaan tersebut tidak mampu mengelola seberapa besar persentase pendapatan
sumber daya yang dimilikinya dengan baik, bersih yang diperoleh dari setiap penjualan,
sehingga tidak mampu menghasilkan laba karena memiliki kemampuan yang tinggi
tinggi. Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang untuk mendapatkan laba. Meskipun rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar diharapkan tinggi, akan tetapi karena adanya
kemampuan perusahaan memperoleh laba kekuatan persaingan industri, kondisi
baik dengan hubungan penjualan maupun ekonomi, pendanaan utang dan karakteristik
laba rugi modal sendiri. operasi, maka rasio ini biasanya berbeda di
antara perusahaan.
3. Jika ROIt > ROIt-1 , maka kinerja keuangan Semakin besar gross profit margin semakin
perusahaan dapat dinyatakan baik. baik keadaan operasi perusahaan, karena hal
ini menunjukkan bahwa cost of good sold
Keterangan : lebih rendah dibandingkan dengan penjualan.
GPMt: Gross Profit Margin pada periode
tahun ke-t
GPMt-1: Gross Profit Margin pada periode
tahun ke-t-1
NPMt: Net Profit Margin pada periode tahun
ke-t
NPMt-1: Net Profit Margin pada periode
tahun ke-t-1
ROIt: Return on Investment pada periode
tahun ke-t
ROIt-1: Return on Investment pada periode Berdasarkan hasil perhitungan, gross
tahun ke-t-1 profit margin pada tahun 2014 sebesar
44,66%, artinya setiap 1 rupiah penjualan
B. Rasio Aktivitas menghasilkan laba sebesar Rp0,4466,
1. Jika RTt > RTt-1, maka kinerja keuangan sedangkan pada tahun 2015 gross profit
perusahaan dapat dinyatakan baik. margin sebesar 39,53% yang artinya setiap 1
2. Jika ITt > ITt-1, maka kinerja keuangan rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar
perusahaan dapat dinyatakan baik. Rp0,3953 dan pada tahun 2016 gross profit
3. Jika TATt > TATt-1, maka kinerja keuangan margin sebesar 43,15% yang artinya setiap 1
perusahaan dapat dinyatakan baik. rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar
Rp0,4315. Berdasarkan hasil perhitungan di
Keterangan : atas menunjukkan gross profit margin pada
RTt: Receivable Turnover pada periode tahun tahun 2015 mengalami penurunan sebesar
ke-t 5,13% yang disebabkan oleh penurunan laba
RTt-1: Receivable Turnover pada periode kotor dan diikuti dengan peningkatan
tahun ke-t-1 penjualan. Pada tahun 2016 gross profit
ITt: Inventory Turnover pada periode ke-t margin mengalami peningkatan kembali
ITt-1: Inventory Turnover pada periode ke-t-1 sebesar 3,62%, hal ini disebabkan oleh
TATt: Total Asset Turnover pada periode ke-t peningkatan laba kotor yang diikuti oleh
TATt-1: Total Asset Turnover pada periode ke- penurunan penjualan. Terlihat juga bahwa
t-1 kinerja operasional perusahaan dilihat dari
gross profit margin berfluktuasi, yaitu pada
HASIL DAN PEMBAHASAN tahun 2015 nilai gross profit margin menurun
Perhitungan Rasio Profitabilitas dari tahun 2014 dan pada tahun 2016
A. Gross Profit Margin nilainya mengalami kenaikan dari tahun
GPM merupakan perbandingan 2015. Dari perhitungan di atas dapat
penjualan bersih dikurangi harga pokok diketahui bahwa kinerja operasional
penjualan dengan penjualan bersih atau rasio perusahaan ini kurang baik karena nilai gross
antara laba kotor dengan penjualan bersih. profit marginnya pada tahun 2015 dan 2016
Rasio ini mengukur efisiensi lebih rendah dari pada tahun dasarnya yaitu
pengendalian harga pokok atau biaya tahun 2014. Hal ini menandakan bahwa
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan tersebut rawan terhadap
perusahaan untuk berproduksi secara efisien. perubahan harga, baik harga jual maupun
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 14-27
21
Ratningsih dan Tuti Alawiyah E-ISSN 2502-5678
harga pokok, ini berarti bahwa apabila terjadi NPM terjadi fluktuasi yang sangat tajam
perubahan pada harga jual atau harga pokok, terutama jika kita lihat dari tahun 2015 ke
perubahan ini akan sangat berpengaruh tahun 2016 terjadi penurunan kinerja yang
terhadap laba perusahaan. sangat drastis, hal ini dikarenakan tingkat
penjualan yang terjadi dalam tahun 2016
B. Net Profit Margin tidak seimbang dengan tingkat biaya yang
NPM merupakan rasio antara laba (net digunakan, jadi untuk dapat meningkatkan
profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi kinerja operasional perusahaan maka harus
dengan seluruh biaya termasuk pajak dapat menekan biaya usaha guna
dibandingkan dengan penjualan. memperoleh tingkat penjualan yang sangat di
Rasio ini menunjukkan seberapa besar dalam menghasilkan laba.
persentase pendapatan bersih yang diperoleh
dari setiap penjualan, karena memiliki C. Return On Investment
kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan Return on investment merupakan
laba. pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan
dengan menjumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi
rasio ini, maka semakin baik keadaan suatu
perusahaan karena keseluruhan aktiva
perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi
untuk memperoleh laba.
Inventory 1,87 Kali 2,08 Kali 1,87 Kali penurunan paling drastis bisa kita lihat pada
Turnover tahun 2016 sehingga dapat dikatakan kinerja
Total Asset 1,39 Kali 1,31 Kali 1,25 Kali
Turnover
keuangan perusahaan berdasarkan rasio
Rata-Rata Rasio 13,63 15,10 12,36 Kali profitabilitas adalah kurang baik. Dapat
Aktivitas Kali Kali diartikan bahwa kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba pada tahun 2014
Rasio Profitabilitas dan 2016 adalah tidak efektif.
A. Gross Profit Margin
Rasio Aktivitas
44,66% (2014) > 39,53% (2015) < 43,15% A. Receivable Turnover
(2016)
37,64 kali (2014) < 41,92 kali (2015) > 33,97
Gross profit margin pada tahun 2014 kali (2016)
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan
yang baik sedangkan pada tahun 2015 dan Receivable turnover pada tahun 2014
2016 menunjukkan kinerja keuangan dan 2016 mengalami perputaran yang sangat
perusahaan yang kurang baik. lambat dalam setahun. Ini menunjukkan
bahwa perputaran piutang sangat lama yang
B. Net Profit Margin dikarenakan customer membayar tagihan
tidak tepat waktu dan piutang tidak bisa
7,06% (2014) < 12,59% (2015) > 4,22% (2016) secepatnya dijadikan uang. Tetapi di tahun
2015 perputaran piutang sangat baik dalam
Net profit margin pada tahun 2014 dan setahun, hal ini terjadi karena perusahaan
2016 menunjukkan kinerja keuangan mengembalikan piutang lebih cepat dengan
perusahaan yang kurang baik sedangkan menambah penjualan kredit bersih.
pada tahun 2015 menunjukkan kinerja
keuangan perusahaan yang baik. B. Inventory Turnover
C. Return On Investment 1,87 kali (2014) < 2,08 kali (2015) > 1,87 kali
(2016)
9,19% (2014) < 16,29% (2015) > 5,25% (2016)
Inventory turnover pada tahun 2014 dan
Return on investment pada tahun 2014 tahun 2016 mengalami perputaran sama
dan 2016 menunjukkan kinerja keuangan serta stabil hanya saja kurang baik jika
perusahaan yang kurang baik sedangkan dibandingkan dengan tahun 2015. Hal ini
pada tahun 2015 menunjukkan kinerja menunjukkan bahwa kinerja keuangan
keuangan perusahaan yang baik. perusahaan pada tahun 2015 adalah baik
Jika dilihat dari perhitungan tiap-tiap karena perputaran persediaan untuk proses
rasio profitabilitas pada tabel 2, kinerja produksi berputar sangat cepat dan dapat
keuangan perusahaan mengalami fluktuasi berisiko adanya kekurangan persediaan di
dari tahun ke tahun, tetapi jika dilihat dari gudang.
rata-rata rasio profitabilitas, kinerja keuangan
perusahaan pada tahun 2015 secara C. Total Asset Turnover
keseluruhan adalah baik walaupun pada
perhitungan net profit margin sempat 1,39 kali (2014) > 1,31 kali (2015) > 1,25 kali
menurun di tahun 2015. Pada tahun 2014 (2016)
dan 2016 mengalami penurunan dan
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)
Volume 3 No. 2 Tahun 2017, Hal. 14-27
25
Ratningsih dan Tuti Alawiyah E-ISSN 2502-5678
Total asset turnover pada tahun 2014 dengan tahun sebelumnya. Walaupun
paling besar dibandingkan tahun 2015 dan demikian angka GPM untuk tahun 2015
2016. Kalau perputarannya cepat, hal ini menunjukkan penurunan karena di tahun ini
menunjukkan bahwa kemampuan menjual perusahaan mengalami penurunan laba
lebih besar jika dibanding dengan aktiva yang meski sisi penjualan mengalami peningkatan.
dimiliki. Pihak perusahaan sepertinya tidak mampu
Kinerja keuangan perusahaan yang menekan biaya usaha yang dikeluarkan.
paling baik adalah tahun 2015. Jika dilihat Secara keseluruhan kinerja keuangan dengan
dari perhitungan tiap-tiap rasio aktivitas menggunakan rasio profitabilitas juga
maupun dari rata-rata rasio. Hal ini menunjukkan belum efisien.
disebabkan oleh tingginya nilai penjualan
pada tahun tersebut. Mengacu pada rasio aktivitas PT Bata Tbk,
Kinerja keuangan perusahaan pada di tahun 2015 kinerja cukup efisien karena
tahun 2014 masih di atas tahun 2016, karena adanya pengembalian piutang yang sangat
pada tahun 2016 mengalami penurunan cepat oleh pihak perusahaan dan adanya
yang disebabkan oleh penurunan penjualan perputaran pesediaan yang sangat cepat
dan diikuti oleh kenaikan rata-rata dalam proses produksi. Begitu juga penjualan
persediaan dan rata-rata total aktiva. yang mengalami peningkatan jika
Sehingga dapat dikatakan kinerja keuangan dibandingkan dengan pengelolaan aktivanya.
perusahaan adalah kurang baik. Dengan kata Sedangkan pada tahun 2016 terjadi
lain perusahaan tidak efektif mengelola penurunan jumlah penjualan, maupun
aktiva-aktivanya pada tahun 2016. tingkat pengelolaan aktivanya.
Berdasarkan hasil analisis dan
perhitungan kinerja keuangan dengan Rasio profitabilitas dan rasio aktivitas
menggunakan rasio profitabilitas dan rasio saling berpengaruh satu sama lain. Dengan
aktivitas, secara keseluruhan kinerja adanya rasio profitabilitas perusahaan dapat
keuangan PT Bata Tbk belum dikatakan baik menilai kinerjanya dalam menghasilkan laba
karena bisa kita lihat dari perolehan tingkat atas penggunaan sejumlah modal dan aktiva
laba, total aktiva maupun dari tingkat yang dikelola dan dimilikinya. Dan dengan
penjualan yang dicapai mengalami fluktuasi rasio aktivitas perusahaan dapat mengetahui
dan cenderung tidak ada peningkatan yang pengelolaan aktiva perusahaan secara
signifikan. Pada tahun 2015 kinerja keuangan maksimal untuk menghasilkan keuntungan
menunjukkan kondisi yang baik namun pada dari penjualan yang dilakukan.
tahun 2014 dan 2016 terjadi penurunan Sebagai saran perusahaan harus selalu
sangat drastis. Perlu dilakukan suatu bentuk melakukan evaluasi dalam melakukan proses
evaluasi lebih mendalam guna memperbaiki bisnisnya terutama pada tahap pengendalian
kinerja keuangan yang ada dengan manajemen. Rasio profitabilitas dan rasio
menerapkan strategi usaha supaya tingkat aktivitas dapat digunakan sebagai salah satu
laba maupun pengelolaan aktiva meningkat. alat pengukuran kinerja keuangan dalam
meningkatkan kemampuan perusahaan
KESIMPULAN DAN SARAN melakukan penjualan dan menghasilkan laba.
Kinerja keuangan PT Bata Tbk selalu
berfluktuasi setiap tahunnya. Dapat kita lihat DAFTAR PUSTAKA
pada kemampuan perusahaan dalam Kasmir, 2013. “Analisis Laporan Keuangan”.
menggunakan modalnya untuk memperoleh Edisi 1, Cetakan ke-6 Jakarta: Rajawali
laba yang menunjukan kinerja keuangan yang Pers.
cukup baik pada tahun 2015 dibandingkan
Munawir, 2004. Analisis Laporan Keuangan. Gitosudarmo, Indriyo., dan Basri. 2002.
Cetakan Kelima, Liberty,Yogyakarta. Manajemen Keuangan. BPFE :
Harahap, Sofyan Syafry. 2009. “Analisis krisis Yogyakarta.
Atas Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja Warsono, M. M. 2003. Manajemen Keuangan
Grafindo Persada. Perusahaan, Jilid Satu, Edisi Tiga,
Brigham dan Houston. 2010. Dasar Dasar Cetakan Pertama, Bayumedia
Manajemen Keuangan, Buku 1. (Edisi Publishing, Malang.
11). Jakarta : Salemba Empat. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar
Subramanyam, KR dan John, J. Wild, 2010. Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Analisis Laporan Keuangan, Buku Satu, Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE,
Edisi Sepuluh , Salemba Empat, Jakarta. Yogjakarta.
Fahmi, Irham. 2010. Analisis Laporan Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan
Keuangan, Lampulo : Alfabeta. Internasional, BPFE : Yogyakarta.
Darsono, 2005. Pedoman Praktis Memahami Djarwanto, PS. 2001. Pokok-Pokok Analisa
Laporan Keuangan. Edisi pertama. Laporan Keuangan, Edisi Pertama,
Andi: Yogyakarta. Cetakan ke delapan, BPFE Yogyakarta.
Munawir, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2015. Standar
Konsep dan Aplikasi, Penerbit Akuntansi Keuangan. Penerbit :
Yogyakarta. Salemba Empat, Jakarta.
Bastian, Indra dan Suhardjono., 2006.
Akuntansi Perbankan, Salemba Empat,
Jakarta.