Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN PENDIDIKAN
“KEMITRAAN DALAM BERWIRAUSAHA”

Oleh :

Lenggana Intan Sari 037116137


Khanza Ayu Nadhifa 037116155
Rizki Andyani Nurwanti 037116158

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tugas mata kuliah Kewirausahaan Pendidikan mengenai “Kemitraan
Dalam Kewirausahaan”.
Dalam penyusunannya, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
mata kuliah Kewirausahaan Pendidikan Ibu Dr. Yuyun Elizabeth, M.Pd yang telah
memberi dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Apabila ada kekurangan dan kesalahan kata dalam makalah, kami mohon
maaf yang sebesar – besarnya.
Serta tak lupa, kritik serta saran yang bersifat membangun untuk
memotivasi kami untuk lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil makalah ini
bermanfaat.

Bogor, 20 Februari 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemitraan ............................................................................... 3

B. Unsur-Unsur Kemitraan ........................................................................... 4

C. Tujuan Kemitraan .................................................................................... 4

D. Hubungan Kemitraan ............................................................................... 5

E. Pola Kemitraan ......................................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................. 9

B. Saran ....................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemitraan sangat penting dalam dunia usaha, karena dengan adanya


kemitraan ini akan membantu Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mendapatkan
modal dan mengembangkan usahanya. Kemitraan di negara-negara yang telah
lebih maju itu adalah karena kemitraan usahanya terutama didorong oleh adanya
kebutuhan dari pihak-pihak yang bermitra itu sendiri, atau diprakarsai oleh dunia
usahanya sendiri sehingga kemitraan dapat berlangsung secara alamiah. Hal ini
dimungkinkan mengingat iklim dan kondisi ekonomi Negara telah cukup
memberikan rangsangan ke arah kemitraan yang berjalan dengan baik.

Kemitraan telah terbukti berhasil diterapkan di banyak negara, antara lain di


Jepang dan empat negara macan Asia, yaitu Korea Selatan, Taiwan, Jepang, dan
sebagainya. Di negara-negara tersebut kemitraan umumnya dilakukan melalui
pola sub kontrak yang memberikan peran kepada industri kecil dan menengah
sebagai pemasok bahan baku dan komponen industri besar.

Oleh karena itu, demi kemajuan suatu kemitraan di Negara Indonesia sendiri,
maka makalah ini dibuat agar dapat memberi kejelasan secara pasti mengenai
kemitraan usaha agar dapat diterapkan secara nyata dan konkret. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka penulis bermaksud untuk mengangkat sebuah
makalah yang berjudul “Kemitraan dalam Berwirausaha”

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan dari makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kemitraan?

2. Apa saja unsur-unsur kemitraan?

3. Apa tujuan dengan adanya kemitraan?

4. Apa saja hubungan yang ada didalam kemitraan?

5. Apa saja pola-pola dari kemitraan?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui definisi dari kemitraan

2. Dapat mengetahui unsur-unsur kemitraan

3. Dapat mengetahui tujuan kemitraan

4. Dapat mengetahui huubungan yang terdapat dikemitraan

5. Dapat mengetahui pola-pola kemitraan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemitraan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 9 tahun 1995 kemitraan


adalah kerjasama antara usaha kecil dan usaha menengah atau usaha besar disertai
pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.
Menurut Tugimin kerjasama itu adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan
oleh beberapa pihak secara bersama-sama dengan penuh tanggung jawab untuk
mencapai hal yang lebih baik dari pada dikerjakan secara individu.
Menurut para ahli kemitraan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih
yang bertujuan untuk mencari keuntungan dimana suatu pihak berada dalam
kondisi yang lebih rendah dari yang lainnya namun membentuk suatu hubungan
yang mendudukkan keduanya berdasarkan kata sepakat untuk mencapai suatu
tujuan.
Kemitraan dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai
pihak,baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo, kemitraan
adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok
atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatutugas atau tujuan tertentu.
Menurut Muhammad jafar hafsah, kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan.
Lan Lion mengatakan bahwa kemitraan adalah suatu sikap menjalankan bisnis
yang diberi ciri dengan hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat
tinggi, saling percaya, dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain
untuk mencapai tujuan bisnis bersama.

3
Menurut Louis E. boone dan david L. Kurtz kemitraan juga termaksuk
partnershipmerupakan afiliasi dari dua atau lebih perusahaan dengan tujuan
bersama, yaitu saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.

B. Unsur- Unsur Kemitraan

Tiga unsur utama dalam pengertian kemitraan yaitu:

1. Unsur kerjasama antara usaha kecil disitu pihak dan usaha menengah
atau usaha besar dilain pihak.
2. Unsur kewajiban pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha
menengah dan pengusaha besar.
3. Usaha paling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.

C. Tujuan Kemitraan

Tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil


dibidang manajemen, produk, pemasaran, dan teknis, disamping agar bisa
mandiri demi kelangsungan usahanya sehingga bisa melepaskan diri dari sifat
ketergantungan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat
2. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.
3. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha
kecil
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi perdesaan, wilayah dan nasional.
5. Memperluas kesempatan kerja.
6. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

4
D. Hubungan Kemitraan

Hubungan kemitraan merupakan bentuk kerjasama dua orang atau lebih orang
atau lembaga untuk berbagi biaya, resiko, dan manfaat dengan cara
menggabungkan kompetensinya masing-masing.
Sebagai pengembangan dari Hubungan kemitraan perlu dipegang dan
diusahaakan sebagai berikut :
1. Mempunyai tujuan yang sama (common goal)
Tujuan dari semua perusahaan sebutulnya sama, yaitu dapat hidup dan
berkembang untuk itu, harus terus-menerus menghasilkan barang/jasa yang
bermutu dengan harga yang layak sehingga laku terjual di pasaran dengan
imbalan imbalan keuntungan yang sama. Kesalahan yang sering terjadi
keuntungan merupakan tujuan utama perusahaan.

2. Saling menguntungkan (mutual benefit)


Setiap pihak harus saling menghasilkan sesuatu yang saling menguntungan
belah pihak. Terjadinya kegagalan dalam mitra dikarnakan tidak bolehnya
menguntungkan satu pihak saja dan merugiakan pihak lain. Saling
menguntungkan adalah motivasi yang sangat kuat. Oleh karna itu, tidak ada
satu pihak pun yang boleh merasa berada di atas pihak lain dan semua harus
merasa dan diperlakukan sejajar.

3. Saling mempercayai (muntual trust)


Saling percaya disini termaksuk dalam perhitungan biaya produksi dan
harga barang/jasa yang dihasilkan.Saling percaya juga tidak hanya pada
kejujuran dan itikad baik masing-masing, tetapi juga pada kapasitas masing-
masing, tetapi juga pada kapabilitas masing- masing untuk memenuhi
perjanjian dan kesepakatan bersama, misalnya dalam ketepatan waktu
pembayaran, waktu penyerahan, dan mutu barang.

5
4. Bersifat terbuka (transparent)
Bersifat terbuka itu memang dalam batasan-batasan tertentu yang cukup
luas pula, data dari kedua belah pihak dapat dilihat oleh pihak lain. Termasuk
disini ialah data perhitungan harga dan sejenisnya tentu saja kedua belah pihak
terikat secara legal maupun moral untum merahasiakan .teransparansi dapat
meningkatkan saling percaya dan sebaliknya pula saling percaya memerlukan
saling keterbukaan.

5. Mempunyai hubungan jangka panjang (long term relationship)


Kedua belah pihak merasa saling percaya saling menguntungkan dan
mempunyai kepentingan yang sama, cendrung akan bekerjasama dalam waktu
yang panjang, tidak hanya 5 tahun atau 10 tahun, tetapi sering kali lebih dari
20 tahun. Hubungan jangka panjang juga memungkinkan untuk meningkatkan
mutu produknya.
6. Terus-menerus melakukan perbaikan dalam mutu dan harga/ biaya
(continuous improvement in quality and cost)
Salah satu perinsip yang penting dalam kemitraan adalah bahwa kedua
belah pihak harus senantiasa terus-menerus meningkatkan mutu barang atau
jasa serta efisiensi atau biaya atau harga barang/jasa dimaksud.

E. Pola-Pola Kemitraan

Dari hubungan kemitraan tersebut dilakukan dengan melakukan melalui pola-


pola kemitraan yang sesuai sifat atau kondisi dan tujuan usaha yang dimitrakan.
Beberapa jenis pola kemitraan yang telah banyak dilaksanakan, dapat di jelaskan
sebagai berikut :

1. Pola Inti Plasma


Pola inti plasma merupakan pola hubungan kemitraan antra kelompok
mitra usaha sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra. Salah satu
kemitraan ini adalah pola perusahaan inti rakyat (PIR), dimana perusahaan inti
menyediakan seperti Lahan, Sarana produksi, Bimbingan teknis, Manajemen,

6
Penampung, Pengelola dan Memasarkan hasil produksi, disamping itu inti
tetap memperoduksi kebutuhan perusahaan. Sedangkan mitra usaha sebagai
plasma memenuhi kebutughan perusahaan sesuai dengan peryaratan yang
telah disepakati.

2. Pola Subkontrak
Pola subkontrak merupakan pola hubungan kemitraan antara perusahan
mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang memperoduksi kebutuhan
yang diperlukan oleh perusahan sebagai bagian dari komponen produksinya.
Bentuk kemitraan ini telah banyak diterapkan dalam kemitraan yang
dilaksanakan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah dan besar.

3. Pola Dagang Umum

Pola dagang umum merupakan pola hubungan kemitraan mitra usaha yang
memasarkan hasil dengan kelompok usaha yang mensuplai kebutuhan yang
diperlukan oleh perusahaan.Untuk memenuhi atau mensuplai kebutuhannya
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan mitra usaha.
Keuntungan dari pola ini adalah adanya jaminan harga atas produk yang
dihasilkan dan kualitas sesuai dengan yang telah ditentukan atau disepakati.
Namun demikian kelemahan dari pola ini adalah memerlukan permodalan
yang kuat sebagai modal kerja dalam menjalankan usahanya baik oleh
kelompok mitra usaha maupun perusahaan mitra usaha.

4. Pola Keagenan
Pola keagenan merupakan salah satu bentuk hubungan kemitraan dimana
usaha kecil diberikan hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa dari
usaha menengah atas usaha besar sebagai mitranya. Keuntungan yang
diperoleh dari hubungan kemitraan pola keagenan dapat berbentuk komisi
yang diusahakan oleh usaha besar atau menengah. Kelebihan dari pola
keagenan ini anatara lain bahwa agen dapat merupakan tulang punggung dari
ujung tombak pemasaran usaha besar atau menengah. Memberikan manfaat

7
saling menguntungkan dan saling memperkuat, maka agen harus lebih
professional, handal dan ulet dalam pemasaran.

5. Pola Waralaba
Waralaba merupakan pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra
usaha dengan perusahaan mitra usaha yang memeberikan hak lisensi, merek
dagang seluran distribusi perusahaannnya kepada kelompok mitra usaha
sebagai penerima warlaba yang disertai dengan bantuan bimbingan
manajemen. Kelebihan dari warlaba ini adalah bahwa perusahaan pewarlaba
dan perusahaan terwaralaba sama-sama mendapatkan keunggulan sesuai
dengan hak dan kewajibannya. Keuntungan tersebut dapat berupa adanya
alternatif sumber dana, penghematan modal, efisiensi. Sedangkan
kelemahannya adalah bila salah satu pihak ingkar dalam menempati
kesepakatan yang telah ditetapkan sehingga terjadi perselisihan. Hal lain
adalah ketergantungan yang sangat besar dari perusahaan terwaralaba terhadap
perusahaan pewaralaba dalam hal teknis dan aturan atau petunjuk yang
mengikat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Mitra adalah teman, partner kerja, rekan. Sedangkan kemitraan artinya


perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Kemitraan dalam
berwirausaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan
antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah atau besar (Perusahaan
Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar,
sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini semoga dapat membantu mahasiswa untuk


memperoleh ilmu tentang berbagai aspek kemitraan dalam berwirausaha yang
baik seperti posisi yang paling kuat untuk menjalin kemitraan yang sejajar,
saling membutuhkan dan saling menguntungkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jafar Mohammad. 2000. Kemitraan Usaha. Jakarta. Sinar Harapan.


James, Akrasana. 1993. Aspek-Aspek Financial Usaha Kecil dan Menengah.
Jakarta. LP3ES.
Subanar. 1997. Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta. BPFE.
Tohar M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta. Kanisius

10

Anda mungkin juga menyukai