1 BAB 1. PENDAHULUAN
pesawat Boeing 747, dilengkapi dengan satu bay yang digunakan untuk
heavy maintenance dari Boeing 747, memperbarui kabin dan
memodifikasi wingpylon dari pesawat milik Garuda Indonesia dan klien
GMF yang lain), Hangar 2 (terdiri dari tiga aircraft bays yang digunakan
untuk perawatan minor, A dan B check berkapasitas satu pesawat
berbadan lebar dan satu pesawat berbadan kecil) dan Hangar 3 (terdiri
dari tiga aircraft bays dan digunakan khusus untuk heavy maintenance,
berkapasitas satu pesawat berbadan lebar dan satu pesawat berbadan
kecil).
Ketiga hangar yang ada pada saat ini berfungsi sebagai sarana
operasional perawatan, perbaikan dan overhaul serta menyediakan
layanan teknis pendukung industri penerbangan di Kawasan bandara
Soekarno-Hatta. Namun, hingga saat ini kapasitas hangar yang ada dinilai
masih belum memenuhi kebutuhan pasar industri penerbangan yang terus
meningkat di Indonesia. Atas dasar tersebut, PT. GMF AeroAsia dalam
menghadapi era globalisasi dan meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan berencana membangun Hangar 4 diatas lahan seluas 55.200
m2. Hangar ini mampu menampung 16 pesawat narrow body (badan
sempit) yang bisa melakukan perawatan bersama-sama.
Dokumen lingkungan yang telah dimiliki oleh PT. GMF AeroAsia
adalah Dokumen DELH untuk kegiatan pembangunan dan operasional
Hangar 1, 2 dan 3. Sedangkan untuk pembangunan Hangar 4 PT GMF
AeroAsia akan dikaji melalui dokumen tersendiri. Sesuai dengan kebijakan
pemerintah Indonesia yang telah ditetapkan dalam Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, dinyatakan bahwa setiap rencana usaha dan atau kegiatan
pembangunan harus selalu memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
sehingga dapat diwujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk
mengantisipasi kegiatan pembangunan yang diprakirakan akan
Mar – Mei
Mar – Mei
Mar – Apr
Nov – Des
Mei – Jun
Jan – Feb
Jul – Des
Agustus
Agustus
Kegiatan
Sept
Sept
Feb
Feb
Okt
Jun
Jun
Jan
Jan
Jul
Jul
Tahap Pra Konstruksi
1. Perolehan lahan
2. Perencanaan teknis
3. Perijinan
4. Sosialisasi publik
Tahap Konstruksi
1. Rekruitmen tenaga kerja kontruksi
2. Mobilisasi alat dan material
3. Persiapan konstruksi
4. Pembangunan fisik hangar
5. Finishing bangunan
Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja operasional
2. Operasional hangar 4
3. Pemeliharaan bangunan
Sumber : PT. GMF AeroAsia
a. Hangar
Bangunan aula besar terbuka yang diperlukan untuk memarkir
pesawat-pesawat yang akan dirawat, baik itu berupa suatu
pengontrolan, pemasangan engine, penggantian cat, pengisian air
bersih, pengisian bahan bakar, pembuangan limbah, dan lain-lain.
Selain itu hangar juga dipakai untuk memperbaiki pesawat dock, lift,
dan sebagainya. Kapasitas perawatan pesawat pada hangar adalah
16 pesawat narrow body (badan sempit) yang bisa melakukan perawatan
bersama-sama.
b. Apron
Merupakan tempat parkir pesawat yang menampung pesawat yang
terletak di depan hangar. Selain itu juga tempat ini dilengkapi oleh
dua buah bay untuk pencucian pesawat dan engine run-up.
c. Utility Building
Merupakan pusat kelistrikan GMF. Fasilitas ini memuat peralatan
utamayang diperlukan sebagai sumber tenaga penggerak bagi
fasilitas yang ada di lingkungan GMF. Beberapa sumber tenaga
penggerak ini yaitu generator, transformator serta air pressure untuk
keperluan hangar, bengkel dan gedung perkantoran.
d. General Storage (GS)
Ruangan yang menyimpan suku cadang pesawat.
e. Ground Support Equipment (GSE)
Fasilitas ini merupakan bengkel perawatan dan perbaikan semua
peralatan penunjang kebutuhan peasawat. Pada tempat ini juga
terdapat kendaraan untuk mengangkut perlengkapan pesawat.
Untuk mengatasi air larian yang berasal dari air hujan, direncanakan
pembangunan sumur resapan sebagai upaya konservasi air.
Mengingat alokasi lahan yang ada pada Rencana Pembangunan
Hangar 4 hanya dialokasikan untuk bangunan Hangar dan Apron,
maka pembangunan sumur resapan direncanakan menggunakan
lahan pada kawasan PT. GMF AeroAsia.
100 cm
25 cm
10 m
3m
Waduk
Sal. terbuka
c. Jaringan Listrik
Sumber listrik berasal dari PLN dengan daya 20 KVA untuk digunakan
pada tahap konstruksi dan untuk tahap operasional, juga akan
digunakan genset sebesar 1.500 KVA sebagai cadangan bilamana
aliran listrik dari PLN mengalami gangguan.
d. Sarana Air Bersih
Kebutuhan air bersih bagi kegiatan operasional PT. GMF AeroAsia
bersumber dari kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (PT.
Angkasa Pura II) dengan kapasitas mencapai 1.735 m3/hari. Air bersih
untuk operasional kegiatan didistribusikan ke lokasi kegiatan dengan
sistem perpipaan dari PT. (Persero) Angkasa Pura II Kantor Cabang
Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
e. Sarana Pengolahan Air Buangan
Pengolahan air buangan akan dibuang ke STP GMF eksisting dengan
unit pompa 2 x 2000 liter/menit dan selanjutnya diteruskan ke sistem
pengolahan air limbah PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola
kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta.
j. Mushola
Mushola untuk karyawan dan tamu muslim disediakan 2 tempat, akan
ditempatkan di masing-masing lantai.
Dari uraian di atas, debit limbah air bekas (grey water) sebanyak
55 liter/org/hr dan air tinja (black water) sebanyak 5 liter/org/hr.
Debit limbah cair dari konstruksi relatif diasumsikan sebanyak 10%
dan meresap ke dalam tanah. Prakiraan debit air limbah tahap
konstruksi ditampilkan dalam tabel berikut.
31,35
31,35
GREY WATER GREASE TRAP
34,20
MCK PEKERJA
KONSTRUKSI
0,175 Air limpasan
DISTRIBUSI DARI BLACK WATER SEPTIC TANK
PT. ANGKASA PURA II 2,85 0,14
(38,193 m3/hari)
31,49
SALURAN AIR
TANGKI TAMPUNG KOTOR KAWASAN
PT. GMF AeroAsia PT. GMF
(38,193 m3/hari)
KETERANGAN:
Ø Satuan dalam m3/hari
5,40
DRAINASE AIR KOTOR
6,75
MCK PEGAWAI 5,40
0,175
DISTRIBUSI DARI SEPTIC TANK
PT. ANGKASA PURA II 1,75
170,00 170,00 SALURAN AIR
PENCEGAHAN
KOTOR KAWASAN
BAHAYA KEBAKARAN
PT. GMF
0,86 0,086
SEPTIC TANK
RESERVOIR TANK 1,08 0,22
PT. GMF AeroAsia MUSHOLLA
(357,75 m3/hari)
DRAINASE AIR KOTOR
0,22
0,261
16,00 15,20
PEMELIHARAAN IWWT BAK PENAMPUNG
16,00 HANGAR & PESAWAT PT. GMF PT. GMF
KETERANGAN:
Ø Satuan dalam m3/hari
Ø Efisiensi pengolahan tinja pada septic tank 90%, sebesar 10% menjadi IPAL PT. ANGKASA
air limpasan (PerGub DKI No. 122/2005) PURA II
Ø Efisiensi pengolahan IWWT PT. GMF sebesar 95%, sebesar 5% menjadi
kandungan pengotor
DRAINASE UMUM
e) Penanganan Limbah B3
Operasional hangar dan fasilitas penunjang akan menimbulkan
limbah B3 baik cair maupun padat, berupa sisa oli, aki, lampu TL,
katalist bahan kimia dan lainnya akan ditempatkan dalam TPS
limbah B3 eksiting dan selanjutnya akan dikelola melaui kerjasama
dengan Pihak III yang memiliki izin dari instansi yang berwenang.
Wujud Estimasi
Kode Nama Sat Catatan jumlah/
Cair Padat Sludge tahun Sifat
Toner Bekas
D248 Ea 200 Beracun
Oil Bekas Mudah
L 2.000
Terbakar
Fuel Bekas Mudah
L 10.000
Terbakar
Majun Beracun,
Kg 1.000 Mudah
D251 Terbakar
Serbuk Beracun,
Gergaji Bekas Kg 1.00 Mudah
Terbakar
Bekas Beracun,
Kemasan B3 Kg 1.000 Mudah
Terbakar
Sumber : PT. GMF AeroAsia, 2013
Ket : Ea = Emulsion Aggregation; L=Liter; Kg= Kilo Gram
Electroplating = proses pelapisan logam, berupa lapis seng (zinc), galvanis, tembaga, dan
krom. Proses ini dilakukan untuk melapis kembali spare part yang sudah
aus akibat penggunaan operasi pesawat.
Anodizing = proses pelapisan untuk melindungi logam dari pengaruh korosi, yang
diterapkan untuk spare part yang sudah rusak atau aus
f) Penanganan Sampah
Operasional hangar akan menimbulkan dampak timbulan limbah
padat atau sampah. Timbulan sampah bersumber dari pekerja
kantor, kegiatan di hangar, bekas kemasan barang dan
pemeliharaan hangar. Perkiraan jumlah timbulan sampah pada
tahap operasional ditampilkan dalam tabel berikut.
PEKERJA
OPS. HANGAR PENGHIJAUAN
KANTOR
WADAH
WADAH DOUBLE
DOUBLE BIN
BIN WASTE
WASTE BIN
BIN WASTE
WASTE BIN
BIN
(Organik
(Organik &
& Anorganik)
Anorganik)
KENDARAAN
KENDARAAN TPS GMF PENGOLAHAN
PENGANGKUT
PENGANGKUT SAMPAH
SAMPAH AEROASIA SAMPAH PT. AP II
Komponen
No. Sumber Dampak Deskripsi Dampak
penerima
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Penerimaan tenaga Masyarakat Peningkatan Kesempatan kerja
kerja dan Berusaha.
Perubahan Persepsi masyarakat
2. Operasional Hangar 4 Udara Penurunan kualitas udara
ambien Peningkatan kebisingan
Masyarakat Gangguan Kesehatan Masy.
Perubahan Persepsi masyarakat
Gangguan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
3. Operasional Fasilitas Air Penurunan kualitas air
Penunjang permukaan permukaan
Peningkatan air larian
Transportasi Peningkatan volume lalu lintas
Kesmas Timbulnya limbah padat
Timbulnya limbah B3
4. Pemeliharaan Masyarakat Gangguan Kesehatan Masy.
Bangunan Perubahan Persepsi masyarakat
Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
B. Konstruksi
1. Penerimaan tenaga Peningkatan Pembangunan kegiatan Hangar 4 akan memerlukan tenga kerja X V V X DPH
kerja Kesempatan terampil di bidang konstruksi, dimana 20% berasal dari tenaga
kerja dan kerja lokal. Dengan adanya penambahan tenaga kerja akan
Berusaha memberikan peningkatan ekonomi lokal. Dengan demikian
dampak yang terjadi adalah dampak penting hipotetik
Perubahan Rencana perekrutan tenaga kerja konstruksi yang berasal dari X V X X DPH
Persepsi penduduk setempat akan memberikan persepsi masyarakat yang
masyarakat positif terhadap rencana kegiatan Hangar 4. Untuk itu dampak
yang terjadi merupakan dampak penting hipotetik
2. Mobilisasi alat dan Penurunan Mobilisasi alat berupa 3 bh traktor, 1 bh buldozer, 2 bh excavator, X X V V DPH
material kualitas udara truk 5 buah, mobil pickup 5 buah, dan mobil crane 2 buah akan
memberikan dampak penurunan kualitas udara di lokasi
pembangunan. Untuk itu dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai dampak penting hipotetik
Peningkatan Kegiatan mobilisasi akan menimbulkan dampak kebisingan. X X X X Bukan DPH
Kebisingan Penye-baran kebisingan diperkirakan tidak akan menyebar ke
lingkungan permukiman, mengingat kawasan Bandara Soekarno-
Hatta cukup luas. Oleh karena itu dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik
Peningkatan Mobiliasi kendaraan pengangkut material berupa 5 buah truk, 5 V V V X DPH
volume lalu buah mobil pickup, serta kendaraan kontraktor akan memberikan
lintas dampak peningkatan volume lalu lintas, terutama di Jalan M1.
Untuk itu dampak yang terjadi termasuk dampak penting hipotetik
Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Perubahan Adanya mobilisasi alat dan bahan ke lokasi proyek akan V V V X DPH
Persepsi memberikan beban volume tambahan di Jl. M1 Bandara,
Masyarakat sementara saat ini volume lalu lintas di Jl. M1 Bandara sudah cukup
tingg. Dengan demikian dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai dampak penting hipotetik
Gangguan Gangguan kesehatan timbul apabila kegiatan mobiliasi alat dan X X X X Bukan DPH
Kesehatan material memberikan gangguan terhadap masyarakat sekitar.
Masyarakat Mengingat lokasi proyek berada di kawasan Bandara Soekarno-
Hatta, maka masyarakat yang terkena dampak tidak siginifikan,
sehingga dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik
3. Pembukaan dan Penurunan Pengoperasian alat berat untuk menyiapkan lahan dapat X X X X Bukan DPH
pematangan lahan kualitas udara memberikan pengaruh terhadap kualitas udara, baik dari emisi gas
buang kendaraan maupun dari debu yang terbang akibat
terbukanya lapisan tanah. Mengingat lahan berada di kawasan
Bandara Soekarno-Hatta dan eksisting lahan berada di tempat
terbuka, sehingga dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
bukan dampak penting hipotetik
Perubahan Lahan eksisting merupakan lahan hijau. Dengan adanya Hangar 4 X X X X Bukan DPH
fungsi lahan akan mengurangi lahan hijau GMF sebesar 5,67%. Adanya
pengurangan lahan hijau tidak mengurangi lahan hijau yang
dipersyaratkan dalam aturan. Dengan demikian dampak yang
terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik
Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Peningkatan Perubahan fungsi lahan dari semula penghijauan menjadi Hangar X X X X Bukan DPH
air larian akan menyebabkan terjadinya air larian. Pengelolaan telah
dilakukan dengan menampung pada saluran drainase GMF yang
daya tampungnya masih sesuai, yang selanjutnya dialirkan ke
saluran kawasan Bandara. Untuk itu, dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik
Penurunan Pembersihan lahan akan mengakibatkan adanya peningkatan X X X V DPH
kualitas air kandungan padatan terlarut (TSS) pada saluran air. Dikhawatirkan
permukaan konsentrasi TSS yang teralirkan ke saluran melebihi baku mutu
lingkungan yang berlaku. Untuk itu, dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Gangguan Terjadi perubahan fungsi lingkungan terutam biota yang tumbuh, X X X X Bukan DPH
Biota darat yaitu dari tanaman rumput menjadi bangunan. Perubahan tidak
signifikan, mengingat hanya satu macam saja jenis tumbuhan
yang hidup. Oleh karena itu, dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai bukan dampak penting hipotetik
Perubahan Pembukaan dan pematangan lahan pada areal GMF tidak X X X X Bukan DPH
Persepsi memberikan pengaruh langsung terhadap masyarakat sekitar,
masyarakat sehingga dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik
4. Kegiatan Konstruksi Penurunan Kegiatan konstruksi akan memberikan pengaruh terhadap kualitas X X X V DPH
kualitas udara udara di sekitar tapak proyek. Obyek yang akan menerima
dampak adalah para pekerja konstruksi. Untuk itu, dampak yang
terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Peningkatan Pelaksanaan konstruksi menimbulkan kebisingan di lingkungan X X X X Bukan DPH
Kebisingan proyek. Kebisingan yang terjadi tidak akan menyebar ke areal
permukiman masyarakat, mengingat jarak yang cukup jauh. Untuk
itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak
penting hipotetik
Penurunan Kegiatan konstruksi terutama aktivitas para pekerja konstruksi yang X X X V DPH
kualitas air tinggal di tapak proyek, akan memberikan dampak peningkatan
permukaan beban pencemaran air ke saluran buangan dan drainase.
Dengan demikian, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
dampak penting hipotetik
Peningkatan Pekerjaan pemancangan pondasi dan pekerjaan struktur akan X X X X Bukan DPH
air larian memberikan dampak terhadap peningkatan air larian. Air larian
yang ditimbulkan volumenya tidak signifikan, dibandingkan
kegiatan lainnya. Sehingga dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai bukan dampak penting hipotetik
Timbulnya Pekerjaan konstruksi terutama aktivitas para pekerja yang tinggal X X V X DPH
limbah padat di barak pekerja, akan memberikan dampak timbulnya sampah,
baik organik maupun anorganik. Untuk itu dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Gangguan Aktivitas di barak kerja akan memberikan dampak gangguan X X X X Bukan DPH
Kesehatan kesehatan masyarakat yang diakibatkan tidak terkelolanya sanitasi
Masyarakat lingkungan. Pihak kontraktor yang ditunjuk oleh GMF diwaijibkan
menerapkan sistem sanitasi yang baik, sehingga dampak yang
terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik
Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Gangguan Pekerjaan konstruksi, akan memberikand ampak terhadap K3 para X X X X Bukan DPH,
Kesehatan dan pekerja. Adanya SOP dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi tetapi
Keselamatan yang menjadi syarat utama penunjukan kontraktor, akan dikelola
Kerja meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu dampak
yang terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak penting
hipotetik tetapi tetap dikelola
Perubahan Kegiatan konstruksi yang dilakukan di tapak proyek tidak akan X X X X Bukan DPH
Persepsi memberikan dampak negatif terhadap masyarakat sekitar. Untuk
masyarakat itu dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak
penting hipotetik
C. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga Peningkatan Penambahan tenaga kerja tahap operasional sebanyak 135 orang X V X X DPH
kerja Kesempatan akan memberikan dampak signifikan terhadap penyerapan
kerja dan angkatan kerja terutama di Kelurahan Pajang. Untuk itu dampak
Berusaha yang terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Perubahan Komposisi penerimaan tenaga kerja yang memfasilitasi 20% X V X X DPH
Persepsi penduduk lokal akan memberikan dampak perubahan persepsi
masyarakat masyarakat. Dengan demikian dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai dampak penting hipotetik
2. Operasional Hangar Penurunan Penurunan kualitas udara terjadi dari proses pengecatan pesawat. X X X X Bukan DPH
4 kualitas udara Pengecatan hanya dilakukan di dalam hangar dan menggunakan
ruangan khusus sehingga tidak meluas ke lingkungan sekitar. Untuk
itu dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak
penting hipotetik
Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Peningkatan Operasinal hangar terutama proses blasting powder akan X X X X Bukan DPH
Kebisingan mberikan dampak peningkatan kebisingan di sekitar tempat kerja.
Kebisingan tidak akan meluas sampai ke luar hangar atau ke
lingkungan sekitar. Dengan demikian, dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik
Gangguan Kegiatan operasional hangar yang menghasilkan air limbah, penu- X X X X Bukan DPH
Kesehatan runan kualitas udara dan peningkatan kebisingan akan
Masy. memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat.
Gangguan lingkungan hanya terjadi di sekitar lokasi kerja hangar.
Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik
Perubahan Perubahan persepsi masyarakat terjadi karena aktivitas hangar X V X X DPH
Persepsi yang menghasilkan limbah. Dengan demikian, dampak yang
masyarakat terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Gangguan Gangguan K3 akan terjadi pada pengoperasian hangar 4, akibat X X X X Bukan DPH,
Kesehatan dan kebisingan dan penggunaan alat kerja. SOP pengelolaan K3 telah tetapi
Keselamatan ditetapkan di lingkungan GMF sesuai dengan standar internasional dikelola
Kerja pemeliharaan pesawat. Untuk itu, dampak yang terjadi dikate-
gorikan sebagai bukan dampak penting hipotetiktetapi dikelola
3. Operasional Fasilitas Penurunan Kegiatan pemeliharaan dan domestik para pekerja akan X X X X Bukan DPH,
Penunjang kualitas air menghasilkan air limbah, yang akan memberikan pengaruh tetapi
permukaan terhadap kualitas air permukaan. Penanganan air limbah akan dikelola
disalurkan ke IWWT yang selanjutnya dialirkan ke IPAL Kawasan
Bandara. Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
dampak penting hipotetiktetapi dikelola
Peningkatan Pengelolaan fasilitas penunjang hangar 4 akan menghasilkan X X X X Bukan DPH,
air larian dampak peningkatan air larian akibat semakin meningkatnya tetapi
perkerasan di lokasi Hangar 4. Dengan demikian, dampak yang dikelola
terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetiktetapi
dikelola
Peningkatan Operasional Hangar 4 beserta fasilitas penunjangnya akan X V V X DPH
volume lalu mengakibatkan peningkatan volume lalu lintas, terutama di Jalan
lintas M1 Bandara. Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
dampak penting hipotetik
Timbulnya Aktivitas Hangar 4 dan fasilitas penunjangnya, baik dari X X V X DPH
limbah padat pemeliharaan pesawat maupun kegiatan domestik karyawan
akan menimbulkan sampah. Dengan demikian, dampak yang
terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Timbulnya Limbah B3 timbul dari pemeliharaan pesawat, dimana selanjutnya V V V V DPH
Limbah B3 dikelola dengan standar pengelolaan limbah B3 pada fasilitas
penunjang. Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
dampak penting hipotetik
4. Pemeliharaan Gangguan Pemeliharaan bangunan berupa perbaikan fisik bangunan, akan X X X X Bukan DPH
Bangunan Kesehatan memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar.
Masyarakat Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik
Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Gangguan Perbaikan fisik bangunan akan memberikan dampak persepsi X V X X DPH
Persepsi masyarakat yang positif, sehingga dapat meningkatkan
masyarakat anggapan masyarakat terhadap aktivitas di dalam Hangar 4.
Dengan demikian, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
dampak penting hipotetik
Keterangan:
1 = Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?
2 = Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan
ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis)?
3 = Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan tersebut?
4 = Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh dampak tersebut?
Deskripsi Rencana
kegiatan yang Komponen
Berpotensi Lingkungan Dampak
Batas Waktu kajian
menimbulkan yang terkena potensial
Dampak Dampak
Lingkungan
Tahap Operasi
1. Penerimaan Masyarakat Peningkatan 7 hari pada masa penerimaan
Tenaga Kerja Kesempatan tenaga kerja
kerja dan
Berusaha
Masyarakat Perubahan 7 hari pada masa penerimaan
Persepsi tenaga kerja
Masyarakat
2. Operasional Masyarakat Perubahan 1 tahun pada tahap
Hangar 4 Persepsi operasional
Masyarakat
3.Operasional Lalu lintas Peningkatan 1 tahun pada tahap
Fasilitas volume lalu operasional, sesuai dengan
Penunjang lintas perkembangan aktivitas
kawasan Bandara Soekarno-
Hatta
Lahan Timbulnya 1 tahun pada tahap
limbah padat operasional, sesuai dengan
peningkatan aktivitas PT. GMF
4.Pemeliharaan Masyarakat Perubahan 1 tahun pada tahap
Bangunan Persepsi operasional
Masyarakat
A. Temperatur
Secara umum data temperatur udara rata-rata di wilayah studi
ditunjukan dalam Tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Rata-rata Temperatur Udara (dalam oC)
Tahun Jan Peb Mar April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
2005 26,5 27,0 27,4 28,0 28,1 27,4 27,0 27,0 28,0 29,7 27,6 27,0
2006 26,6 27,1 27,1 27,5 27,6 26,9 27,4 27,0 27,4 29,7 26,2 27,9
2007 27,9 26,5 27,1 27,4 27,6 27,4 27,4 27,3 27,7 27,9 27,9 27,0
2008 27,4 25,9 26,6 27,2 27,6 27,3 27,1 27,3 28,1 28,3 27,8 27,3
2009 27,2 27,7 28,0 29,0 28,6 27,6 27,4 27,7 27,0 27,4 27,9 27,3
2010 27,1 27,7 26,3 29,0 28,6 27,6 27,4 27,7 27,0 27,4 27,9 27,3
2011 26,9 27,2 27,2 27,8 28,0 28,0 27,3 27,3 27,5 28,5 28,2 28,0
2012 27,2 27,5 27,7 27,6 28,0 28,1 27,7 27,7 28,1 28,5 27,9 27,9
2013 26,6 27,5 28,4 28,2 28,1 28,1 26,9 27,8 28,1 26,6 28,2 27,2
2014 26,5 26,6 27,4 28,3 28,3 28,0 27,3 27,8 28,1 28,9 28,2 27,9
Rata2 27,0 27,1 27,3 28,1 28,1 27,6 27,3 27,5 27,7 28,4 28,4 27,5
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015.
B. Curah Hujan
Tabel 2.2. Curah Hujan Bulanan (dalam mm)
Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
2005 383,0 237,0 264,0 94,0 93,0 22,0 17,0 4,0 1,0 24,6 56,0 104,5
2006 206,5 485,6 219,7 301,0 112,7 78,8 33,0 106,0 1,0 41,0 125,0 239,0
2007 138,0 66,8 97,9 197,6 55,2 140,7 1,0 47,6 1,6 81,0 173,8 144,2
2008 289,7 252,8 211,1 305,2 196,5 129,1 29,3 15,4 36,8 38,7 246,9 187,7
2009 264,4 213,6 214,8 55,4 67,8 184,5 124,1 108,0 187,4 181,7 87,1 169,6
2010 141,0 179,0 93,5 235,0 134,0 65,0 117,0 0,0 13,0 22,0 29,0 16,01
2011 249,2 98,6 97,9 238,3 127,5 54,2 1,6 8,3 4,5 85,0 47,4 103,0
2012 555,0 230,8 190,3 45,5 203,5 108,0 155,0 21,8 90,0 63,7 156,0 331,9
2013 277,9 262,5 180,2 179,6 136,0 101,5 76,9 39,7 41,0 72,2 120,3 189,2
2014 682,4 633,0 208,5 90,9 152,3 83,9 202,9 36,4 21,9 35,5 139,5 184,1
Rata2 318,7 266,0 177,8 174,3 127,9 96,8 91,6 38,7 39,8 64,5 118,1 181,6
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015
C. Kelembaban Udara
Tabel 2.3. Kelembaban Udara Rata-rata Bulanan (dalam %)
Tahun Jan Peb Mart April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
2005 83,3 86,4 84,8 82,1 81,2 84,6 27,8 81,1 78,6 72,4 80,9 82,5
2006 86,2 85,4 83,8 81,5 80,9 79,7 27,2 72,1 68,9 68,7 74,6 -
2007 77,2 86,2 81,4 83,9 81,5 78,1 27,4 72,5 71,8 74,9 74,8 81,5
2008 79,8 87,7 83,8 81,2 77,2 79,6 27,7 76,7 75,5 77,6 81,3 82,2
2009 84,4 83,6 80,6 82,1 81,7 79,0 27,5 74,5 71,1 74,3 78,7 81,0
2010 83,0 84,4 81,8 76,6 79,3 83,3 27,9 72,5 84,1 80,2 79,3 80,5
2011 83,0 82,0 83,0 82,0 80,0 77,0 79,0 73,0 73,0 75,0 78,0 80,0
2012 83,0 82,0 80,0 81,0 79,0 77,0 76,0 72,0 73,0 77,0 82,0 83,0
2013 88,0 84,0 81,0 82,0 82,0 80,0 84,0 78,0 80,0 76,0 75,0 87,0
2013 88,0 84,0 81,0 82,0 82,0 82,0 84,0 78,0 80,0 75,0 74,0 87,0
2014 85,0 86,0 84,0 79,0 80,0 80,0 80,0 75,0 71,0 72,0 78,0 79,0
Rata2 83,3 84,8 82,4 81,1 80,3 80,0 77,8 74,7 74,7 74,7 78,2 81,9
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015
D. Kecepatan Angin
Tabel 2.4. Kecepatan Angin Rata-rata Bulanan (dalam Knot)
Tahun Jan Peb Mart April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
2005 1,8 1,3 1,4 2,1 0,1 2,4 2,2 2,3 3,1 3,2 2,5 6,1
2006 4,4 4,3 3,5 3,8 2,6 2,3 3,3 3,8 4,4 4,2 3,5 4,9
2007 6,4 2,0 5,3 5,3 2,2 5,1 2,1 3,6 3,8 3,0 4,8 5,4
2008 6,6 5,1 3,7 3,1 3,1 4,1 4,3 5,5 3,9 4,9 5,3 5,9
2009 6,2 6,9 5,3 4,9 3,9 5,5 4,6 5,0 5,2 4,8 7,1 4,4
2010 6,0 4,1 4,6 6,4 4,5 3,9 3,9 4,5 3,5 5,1 6,9 5,8
2011 9,1 7,5 10,9 8,6 6,3 7,6 6,6 7,6 7,9 8,0 7,0 8,8
2012 5,2 4,5 6,8 3,4 3,7 3,8 3,6 4,3 4,1 2,5 2,4 3,2
2013 3,0 2,5 2,4 5,3 3,9 3,9 3,4 5,8 5,9 3,7 4,0 3,9
2014 5,0 3,6 3,8 5,4 3,9 3,6 3,7 5,0 5,2 5,1 4,0 5,1
Rata2 5,4 4,2 4,8 4,8 3,4 4,2 3,8 4,7 4,7 4,5 4,8 5,4
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015
E. Arah Angin
Tabel 2.4. Arah Angin Rata-rata Bulanan
Tahun Jan Peb Mart April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
2005 W W NW W C E E NW NE N NE W
2006 W W W W N N N N N N N N
2007 W W W W N N N N N N W W
2008 W W W S N N N N N N W W
2009 W W W W N N N N N NE W W
2010 W W N W N N N N N W W W
2011 W W SW W ES ES ES ES ES ES S SW
2012 W W SW W ES ES ES ES ES ES S SW
2013 SW SW SW SW ES ES NE ES ES NE SW SW
2014 SW SW SW SW ES ES ES NE NE NE NE SW
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015
a. Geologi
Kota Tangerang termasuk dalam Cekungan Jakarta bagian Barat,
yang tersusun oleh endapan alluvium pantai, endapan delta dan
sebagian tersusun dari material gunungapi. Yang berada pada suatu
tinggian struktur yang dikenal dengan sebutan Tangerang High. Tinggian ini
terdiri atas batuan Tersier yang memisahkan Cekungan Jawa Barat Utara
di bagian barat dengan Cekungan Sunda di bagian timur. Di bagian timur
patahan normal tersebut terbentuk cekungan pengendapan yang disebut
dengan Sub cekungan Jakarta.
Formasi geologi Kawasan Pembangunan Hangar 4 sebagian besar
merupakan endapan aluvial yang terdiri atas batuan lempung, pasir dan
kerikil, Bagian bawah disusun oleh batuan vulkanik tuf Banten yang terdiri
atas tuf, tuf berbatuan apung dan batu pasir tufanyang berumur Pliosen
Atas hingga Plistosen Bawah yang merupakan hasil erupsi gunung api
tersebar ke arah Utara-Selatan dengan ketebalan puluhan hingga ratusan
meter. Tuf tersebut menunjukkan sifat yang lebih asam (pumice)
dibandingkan dengan batuan vulkanik yang diendapkan sesudahnya.
Bagian atas satuan tersebut menunjukkan adanya perubahan kondisi
lingkungan pengendapan dari lingkungan pengendapan di atas
permukaan air menjadi di bawah permukaan air.
Berdasarkan Peta Resiko Gempa Indonesia (Dirjen PU Pengairan
1980) sebagian besar daerah Jawa Barat temasuk lokasi studi memiliki
koefisien zona (z) sebesar 1,00. Dengan memasukkan faktor korelasi jenis
tanah/batuan sebesar 0,71 dan 2,76 maka koefisien gempa yang terjadi di
sekitar lokasi proyek dalam periode ulang gempa (T) 20 tahun dan
percepatan (a) 85 gal adalah sebesar 0,05. Dari data yang diperoleh,
sampai saat ini daerah Tangerang pada umumnya belum merasakan
gempa yang berat.
b. Hidrogeologi
Ditinjau dari aspek hidrogeologi, konfigurasi akuifer secara regional
berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Tangerang (1990) terdiri dari 4
(empat) sistem akuifer sebagai berikut :
a. Unconfined Aquifer, terletak pada kedalaman antara 0 - 15 m
dibawah muka tanah tersusun oleh top soil yang dibatasi bagian
bawahnya oleh suatu impermeable layer dari tufa lempungan. Muka
air tanah terdapat pada kedalaman antara 0.50 - 3.00 m dari muka
tanah eksisting dengan potensi debit antara 1 - 5 L/detik.
b. Semi-confined Aquifer Bagian Atas, terletak pada kedalaman antara
15 - 35 m dibawah muka tanah tersusun oleh pasir tufaan yang
bagian atasnya dibatasi oleh impermeable layer berupa tuf
lempungan dan bagian bawahnya dibatasi oleh semipermeable
layer berupa tuf.
c. Semi-confined Aquifer Bagian Tengah, terletak pada kedalaman
antara 55 - 85 m dibawah muka tanah tersusun oleh tuf pasiran dan
pasir tufaan yang bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh semi-
permeable layer berupa tuf.
d. Semi-confined Aquifer Bagian Bawah, terletak pada kedalaman lebih
dari 95 m dibawah muka tanah tersusun oleh pasir tufaan dibatasi
bagian atasnya oleh tuf.
e. Sistem unconfined aquifer memiliki parameter hidrolika berupa harga
keterusan (transmissivity) sebesar 235 m²/day dan kapasitas jenis
(specific capacity) sebesar 6 L/dt/m, debit sumurnya sebesar 5 L/dt.
c. Hidrologi
Kota Tangerang dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai yaitu Sungai
Cisadane, Kali Angke dan Kali Cirarab, dengan panjang daerah yang
dilalui 32 kilometer.
Tabel 2.9.Daerah Aliran Sungai di Kota Tangerang
Nama Daerah Aliran Panjang Debit
Lebar (m) Tinggi (m)
Sungai (DAS) (Km) (m3/det)
DAS Cisadane 15,00 100,00 12,50 70
DAS Cirarab 7,70 8,00 4,00 12
DAS Angke 10,45 14,00 4,70 18
Sumber : Kota Tangerang Dalam Angka, 2013
d. Transportasi
Sistem transportasi Kota Tangerang tidak dapat lepas dari pengaruh
sistem transportasi Jabodetabek secara makro. Setiap rencana
pengembangan jaringan jalan internal kota memerlukan penyesuaian
dengan pengembangan jaringan jalan Jabodetabek (terutama dengan
DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang). Lokasi yang strategis dengan
akses tol bandara yang menyebabkan lokasi dilalui lalu lintas regional baik
barang maupun penumpang. Pergerakan tersebut menjadi salah satu
penyebab permasalahan transportasi disekitar lokasi rencana
pembangunan Hangar 4 PT. GMF AeroAsia.
Nilai VCR (Volume Capacity Ratio)untuk ruas jalan yang terpengaruh
oleh kegiatan Hangar 4 yang terletak di M-1 berdasarkan rekomendasi
hasil survey (2014) adalah sebagai berikut.
Tabel 2.11. Kapasitas Kendaraan Yang Melintas di Lokasi Kegiatan
Volume Kendaraan Per Jenis
Waktu survey (jam) Sepeda Kendaran Kendaraan Jumlah
Motor Ringan Berat
16.00-16.15 611 220 8 839
16.15-16.30 587 268 12 867
16.30-16.45 564 298 9 871
16.45-17.00 632 312 16 960
Jumlah 2.394 1.098 45 3.537
Sumber: Survey, 2014
2.2.1. Flora
2.2.2. Fauna
2.3.1. Demografi
determinan sifat dinamika kehidupan kota yang sangat tinggi yaitu, faktor
kependudukan dan faktor kegiatan penduduk.
Berdasarkan data Kecematan Benda Dalam Angka tahun 2013,
jumlah penduduk di Kelurahan Pajang sebesar 7.329 jiwa dengan jumlah
Rumah Tangga (RT) sebesar 1.805 dan kepadatan penduduk Kelurahan
Pajang 18.321 jiwa/km2. Adapun jumlah penduduk Kelurahan Pajang
dapat di lihat pada gambar berikut.
8.000 7.329
7.000
6.000
Jumlah (Jiwa)
5.000 3.868
3.461
4.000
3.000
1.805
2.000
1.000
-
Laki-Laki Perempuan Total RT
431
425
421
450
403
386
375
400
353
345
342
341
332
328
325
316
350
302
286
280
268
300
Jumlah (Jiwa)
232
250
168
200
139
114
150
108
83
100
50
39
29
29
24
22
50
18
15
-
> 75
5-9
0-4
10-14
15-19
20-24
35-39
40-44
45-49
50-54
70-74
25-29
30-34
55-59
60-64
65-69
Laki-Laki Perempuan
852
900
778 778
800 731
700 634 658 653 621
Jumlah (Jiwa)
554
600
500 400
400
300 247
197
200
79 68
100 40 39
-
> 75
0-4
5-9
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
70-74
10-14
15-19
55-59
60-64
65-69
Total
3000 2697
2415
2500
Jumlah (Jiwa)
2000
1500 1099
971
1000
500 72 75
0
0-14 15-64 >65
Laki-Laki Perempuan
Balai
Dokter
Pengobatan;
Praktek; 2
2
Masjid; 2
Mushola; 11
Diare 1661
Hepatitis 4
DBD 3
Campak 5
Pnumonia 444
TB Paru Klinis 20
Jumlah (Jiwa)
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Masyarakat/penduduk yang akan Penting
penduduk yang akan terserap sebagai tenaga kerja
terkena dampak sebanyak 114 orang
2 Luas wilayah Dampak akan menyebar ke seluruh Penting
penyebaran dampak wilayah Kelurahan Pajang
Kecamatan Benda Kota Tangerang
3 Intensitas dan Intensitas dampak akan mengenai Penting
lamanya dampak 114 tenaga kerja lokal yang terserap
berlangsung pada proyek pembangunan Hangar
4 dan lamanya dampak akan
berlangsung selama tahap konstruksi
4 Banyaknya Komponen lingkungan hidup lain Penting
komponen yang terkena dampak adalah
lingkungan hidup lain lingkungan sosial ekonomi dan
yang akan terkena kesejahteraan masyarakat
dampak
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
5 Sifat kumulatif Dampak tidak bersifat kumulatif Tidak
dampak Penting
6 Berbalik atau tidak Dampak akan berbalik seiring Penting
berbaliknya dampak dengan berakhirnya tahap konstruksi
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
tekno logi
Kesimpulan Positif Penting ( PP )
1 H z
2 2
1 H z
C x ,0, z ; H
q e 2 z e 2 z
2 z u
atau
Jika H = 0, maka
2q
C x , 0 , 0; 0
2 z u
C = Konsentrasi emisi (g/m³)
q = Laju emisi dari sumbernya (g/det) = jumlah polutan yang diemisikan per
satuan waktu
U = Kecepatan angin maksimum = 10,9knot = 5,6 m/detik (1 knot = 0,51
m/detik)
q = EF x A x (1 – ER/100)
EF = Faktor Emisi =jumlah polutan yang diemisikan oleh tiap unit
komponen kegiatan dari suatu sumber emisi, sebagaimana tabel di
bawah ini.
Tabel 3.4. Faktor Emisi
Jenis Faktor Emisi Parameter Kualitas Udara
Kegiatan/ Satuan
SO2 CO CO2 NOx HC Partikulat
peralatan
Berbahan
- 462,63 2597,86 21,35 54,09 - gr/lt bensin
bakar bensin
Berbahan gr/lt
- 35,57 2924,9 39,53 8,15 -
bakar solar solar
Sumber: Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, 2007
B. Kegiatan Konstruksi
Kegiatan kontruksi yang menggunakan peralatan kerja maupun alat
berat akan menimbulkan dampak terhadap kualitas udara. Kualitas
udara hasil pengukuran di lokasi kegiatan untuk kadar debu atau
Total Suspended Particulate (TSP) adalah 162 g/Nm3 untuk lokasi
III-6 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia
Taxi Way, 142 g/Nm3 untuk lokasi Sebelah Barat, dan 142 g/Nm3
untuk lokasi lingkungan kerja. Pada pelaksanaan kegiatan konstruksi,
peralatan berat yang beroperasi adalah 10 buah truk mixer beton, 1
buah pompa beton, dan 5 buah truk.
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Pekerja proyek yang terkena Penting
penduduk yang langsung dari sumber dampak, sekitar
akan terkena 570 orang pada saat puncak
dampak kegiatan konstruksi
2 Luas wilayah Sekitar lokasi merupakan Kawasan Tidak
penyebaran Bandara Soekarno-Hatta Penting
dampak
3 Intensitas dan Intensitas dampak relatif kecil dan Tidak
lamanya dampak parameter gas SO2, NO2, CO dan Penting
berlangsung debu selama konstruksi masih
memenuhi baku mutu. Lamanya
dampak berlangsung yaitu selama
tahap konstruksi
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah
lingkungan hidup kenyamanan di sekitar lokasi
lain yang akan kegiatan.
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak bersifat kumulatif dengan Penting
dampak limbah gas yang diakibatkan oleh
kegiatan transportasi yang ada
sekarang
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
6 Berbalik atau tidak Dampak berbalik setelah dilakukan Tidak
berbaliknya penghijauan. Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
tekno logi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Jumlah bangkitan kendaraan Penting
penduduk yang pengangkut material adalah 5 buah
akan terkena (ukuran 6 m3) dan sebanyak 5 buah
dampak mobil pick-up
2 Luas wilayah Sekitar lokasi merupakan Kawasan Tidak
penyebaran Bandara Soekarno-Hatta Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung selama tahap Penting
lamanya dampak konstruksi, dimana mobilisasi material
berlangsung dilakukan setiap hari
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah penurunan
lingkungan hidup kualitas udara dan kenyamanan di
lain yang akan sekitar lokasi kegiatan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak bersifat kumulatif dengan Penting
dampak aktivitas transportasi yang ada
sekarang
6 Berbalik atau tidak Dampak berbalik setelah dilakukan Tidak
berbaliknya penghijauan. Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
tekno logi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)
TSSo TSSt BM *)
Lokasi Co Ct Po Pt Ket
(mg/L) (mg/L) (mg/L)
Saluran primer
54 0,5 1,0 0,4 1,0 270 400 < BM
(up stream)
Saluran primer
56 0,5 1,0 0,4 1,0 280 400 < BM
(down stream)
Keterangan: *) PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Saluran yang terpengaruh adalah Tidak
penduduk yang saluran kawasan Bandara, sehingga Penting
akan terkena jumlah penduduk yang terkena
dampak dampak sedikit
2 Luas wilayah Sekitar lokasi merupakan Kawasan Tidak
penyebaran Bandara Soekarno-Hatta Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung selama tahap Penting
lamanya dampak konstruksi, khususnya pekerjaan tanah
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah potensi
lingkungan hidup genangan dan peningkatan
lain yang akan perawatan sarana saluran drainase
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak bersifat kumulatif dengan Penting
dampak buangan air dari Kawasan Bandara
yang ada sekarang
6 Berbalik atau tidak Dampak berbalik setelah dilakukan Tidak
berbaliknya penghijauan. Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Sebanyak 570 orang pekerja sebagai Penting
penduduk yang jumlah manusia yang terkena
akan terkena dampak
dampak
2 Luas wilayah Di lokasi tapak rencana Tidak
penyebaran pembangunan Hangar 4 Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung selama tahap Penting
lamanya dampak konstruksi
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah gangguan
lingkungan hidup kesehatan masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Tidak ada dampak kumulatif akibat Tidak
dampak peningkatan volume sampah Penting
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Sebanyak 570 orang pekerja sebagai Penting
penduduk yang jumlah manusia yang terkena
akan terkena dampak
dampak
2 Luas wilayah Di lokasi tapak rencana Tidak
penyebaran pembangunan Hangar 4 dan Jalan Penting
dampak M1 Bandara
3 Intensitas dan Dampak berlangsung selama tahap Penting
lamanya dampak konstruksi
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah peningkatan
lingkungan hidup pendapatan masyarakat dan
lain yang akan gangguan kesehatan masyarakat
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Tidak ada dampak kumulatif Tidak
dampak Penting
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Positif/Negatif Penting (PP/NP )
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Sebanyak 135 orang pekerja sebagai Penting
penduduk yang jumlah manusia yang terkena
akan terkena dampak
dampak
2 Luas wilayah Di kegiatan Hangar 4 GMF dan Penting
penyebaran penduduk sekitar di Kel. Pajang
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung tidak lama, Tidak
lamanya dampak hanya pada kegiatan penerimaan Penting
berlangsung tenaga kerja tahap operasional
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah peningkatan
lingkungan hidup pendapatan masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Tidak ada dampak kumulatif Tidak
dampak Penting
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Positif Penting (PP)
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Penduduk di sekitar tapak proyek Penting
penduduk yang yang dilewati saluran kawasan
akan terkena Bandara
dampak
2 Luas wilayah Hanya di Kawasan Bandara Tidak
penyebaran Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah potensi
lingkungan hidup genangan dan banjir
lain yang akan
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Potensi kumulatif dampak berupa Penting
dampak sedimentasi yang mengurangi daya
tampung saluran
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Pengguna jalan M1 Bandara Penting
penduduk yang
akan terkena
dampak
2 Luas wilayah Hanya di Kawasan Bandara Tidak
penyebaran Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah kerusakan
lingkungan hidup jalan
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak terjadi setiap hari, sehingga Penting
dampak menimbulkan dampak kumulatif
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Pekerja dan penduduk di sekitar Penting
penduduk yang lokasi proyek
akan terkena
dampak
2 Luas wilayah Di kawasan GMF AeroAsia Tidak
penyebaran Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah kesehatan
lingkungan hidup masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak terjadi setiap hari, sehingga Penting
dampak menimbulkan dampak kumulatif
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Pekerja dan penduduk di sekitar Penting
penduduk yang lokasi proyek
akan terkena
dampak
2 Luas wilayah Di kawasan GMF AeroAsia Tidak
penyebaran Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah kesehatan
lingkungan hidup masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak terjadi setiap hari, sehingga Penting
dampak menimbulkan dampak kumulatif
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah relatif besar dari harapan Penting
penduduk yang masyarakat untuk penyerapan
akan terkena tenaga kerja pada penduduk
dampak lokal
2 Luas wilayah Mencakup wilayah Kelurahan Pajang Penting
penyebaran
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah kesehatan
lingkungan hidup masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
5 Sifat kumulatif Dampak terjadi setiap hari, sehingga Penting
dampak menimbulkan dampak kumulatif
Pembangunan
Hanggar 4 PT. GMF Aeroasia
Kontruksi
Timbulnya Limbah B3
Persepsi Masyarakat