Anda di halaman 1dari 142

Rencana Pembangunan Hangar 4

PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

1 BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam industri penerbangan, pemeriksaan dan perawatan
komponen mesin dan struktur adalah sangat penting. Kegagalan suatu
komponen mesin dalam pesawat terbang dapat menyebabkan
castatropic effect (bencana) yang dapat merugikan. Dalam suatu
penerbangan diperlukan check untuk memastikan semua komponen
dalam kondisi prima sebelum dimulai penerbangan sehingga dapat
mencegah adanya gangguan pada penerbangan.
PT. GMF AeroAsia merupakan salah satu perusahaan Maintenance
Repair Overhaul (MRO) terbesar di Indonesia. PT. GMF AeroAsia adalah
anak perusahaan dari Garuda Indonesia Airways yang bisnis prosesnya
adalah menunjang kegiatan maintenance dari semua armada pesawat
terbang (aircraft) yang dimiliki Garuda Indonesia. Selain merupakan
fasilitas pelaksanaan maintenance dari aircraft Garuda Indonesia, PT. GMF
AeroAsia juga melayani jasa maintenance dari airlines lain baik dari
domestik maupun internasional. Perkembangan customer menuntut
perusahaan MRO seperti GMFAeroAsia menyesuaikan diri di segala
bidang, terutama dalam hal capability. Perkembangan Garuda, dalam
jumlah pesawat maupun tipe misalnya, menuntut GMF meningkatkan
kapabilitas agar tetap mampu memberi pelayanan.
Hangar merupakan salah satu kelengkapan berdirinya sebuah
Maintenance Repair and Organization (MRO) agar dapat melakukan
perawatan pesawat, engine maupun komponennya. Untuk itu PT. GMF
AeroAsia berupaya meningkatkan kinerja operasionalnya dengan
menambah fasilitas perbaikan pesawat (hangar) yaitu dengan
membangun hangar tambahan yaitu Hangar 4.Hingga saat ini PT. GMF
AeroAsia telah memiliki 3 buah Hangaryaitu Hangar 1 (berkapasitas 2

I-1 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

pesawat Boeing 747, dilengkapi dengan satu bay yang digunakan untuk
heavy maintenance dari Boeing 747, memperbarui kabin dan
memodifikasi wingpylon dari pesawat milik Garuda Indonesia dan klien
GMF yang lain), Hangar 2 (terdiri dari tiga aircraft bays yang digunakan
untuk perawatan minor, A dan B check berkapasitas satu pesawat
berbadan lebar dan satu pesawat berbadan kecil) dan Hangar 3 (terdiri
dari tiga aircraft bays dan digunakan khusus untuk heavy maintenance,
berkapasitas satu pesawat berbadan lebar dan satu pesawat berbadan
kecil).
Ketiga hangar yang ada pada saat ini berfungsi sebagai sarana
operasional perawatan, perbaikan dan overhaul serta menyediakan
layanan teknis pendukung industri penerbangan di Kawasan bandara
Soekarno-Hatta. Namun, hingga saat ini kapasitas hangar yang ada dinilai
masih belum memenuhi kebutuhan pasar industri penerbangan yang terus
meningkat di Indonesia. Atas dasar tersebut, PT. GMF AeroAsia dalam
menghadapi era globalisasi dan meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan berencana membangun Hangar 4 diatas lahan seluas 55.200
m2. Hangar ini mampu menampung 16 pesawat narrow body (badan
sempit) yang bisa melakukan perawatan bersama-sama.
Dokumen lingkungan yang telah dimiliki oleh PT. GMF AeroAsia
adalah Dokumen DELH untuk kegiatan pembangunan dan operasional
Hangar 1, 2 dan 3. Sedangkan untuk pembangunan Hangar 4 PT GMF
AeroAsia akan dikaji melalui dokumen tersendiri. Sesuai dengan kebijakan
pemerintah Indonesia yang telah ditetapkan dalam Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, dinyatakan bahwa setiap rencana usaha dan atau kegiatan
pembangunan harus selalu memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
sehingga dapat diwujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk
mengantisipasi kegiatan pembangunan yang diprakirakan akan

I-2 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

menimbulkan dampak terhadap lingkungan, wajib dilengkapi dengan


Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun
2012 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, maka rencana
pembangunan Hangar 4 oleh PT. GMF AeroAsia (luas lahan ≥ 50.000 m2)
sudah memenuhi kriteria untuk kajian AMDAL. Dokumen Amdal yang
disusun berpedoman kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
Dengan adanya studi AMDAL tersebut diharapkan kegiatan
pembangunan hangar 4 yang akan dilakukan lebih terarah dan
terencana sehingga dapat meminimalisir dan menanggulangi dampak
negatif yang mungkin timbul serta dapat mengembangkan dampak positif
yang mungkin terjadi. Dengan demikian diharapkan kegiatan
pembangunan tersebut akan memberikan manfaat yang optimal bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan tidak mengakibatkan
kerusakan lingkungan. Dokumen AMDAL ini akan dibahas di Komisi Penilai
AMDAL Kota Tangerang karena lokasi kegiatan secara administatif berada
di wilayah Kota Tangerang sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 pasal 54 ayat (5). Persetujuan prinsip yang menyatakan bahwa
kegiatan ini dapat dilakukan sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Perizinan Yang Telah Dimiliki
No Perihal Nomor dan Tanggal Dikeluarkan oleh
Ijin 660.3/Kep 170-
1 Penyimpanan Konservasi BPLH Kota Tangerang
Sementara LB3 November 2013
Kementerian
Rekomendasi
Perhubungan Dirjen
Ketinggian OBSH/7421 TEK.05/2012
2 Perhubungan Darat
Bangunan 17 Desember 2012
Kantor Otoritas Bandar
Hangar
Udara Wilayah II
Sumber :PT. GMF AeroAsia

I-3 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

1.2. Deskripsi Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan


Lingkup rencana usaha yang akan ditelaah dalam studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ini adalah pembangunan
Hangar 4 PT. GMF Aerosia.Tahapan rencana kegiatan yang harus dikaji
dalam studi AMDAL berdasarkan PERMEN LH No. 16 Tahun 2012 tentang
Penyusunan Dokumen Lingkungan terdiri atas tahap pra-konstruksi,
konstruksi, dan operasi.
Proses rencana kegiatan biasanya merupakan proses bertahap
dimana pada setiap tahap, pemrakarsa harus mengkaji sejumlah alternatif
konsep kegiatan. Pada tahap awal perencanaan, alternatif yang dikaji
sifatnya makro (berhubungan dengan desain dasar kegiatan) dan ditahap
perencanaan seterusnya, alternatif yang dipertimbangkan sifatnya lebih
mikro atau rinci. Penjadwalan atau pentahapan kegiatan yang terjadi
meliputi :
1. Tahap pra-konstruksi, yaitu tahap yang berkaitan dengan
perencanaan awal dalam membangun Hangar 4.
2. Tahap konstruksi, yaitu tahap pembangunan awal yang meliputi
pembangunan konstruksi dan segala fasilitas penunjang Hangar 4.
3. Tahap operasi, yaitu tahap dimana telah berlangsungnya kegiatan-
kegiatan Hangar 4.
Dalam mengevaluasi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh
pembangunan Hangar 4 diperlukan suatu metode yang tepat dan runut.
Metode yang digunakan dalam mengevaluasi dampak yang besar dan
penting dalam perencanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Penelurusan hubungan kausatif antara komponen kegiatan dengan
komponen lingkungan yang diduga akan terkena dampak.
2. Menggambarkan dengan jelas karakteristik dampak lingkungan
yang akan terkena dampak.
3. Kesenjangan perubahan lingkungan yang diinginkan dan
perubahan lingkungan yang mungkin akan terjadi.

I-4 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

4. Luas persebaran masing-masing dampak baik di dalam wilayah


kajian maupun di luar wilayah kajian.
5. Memilih alternatif pendekatan dalam rangka pengendalian dampak
lingkungan baik yang positif maupun negatif, dari aspek
pendekatan teknologi, ekonomi, dan institusi.
6. Perumusan arahan yang dituangkan dalam Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

1.2.1. Kegiatan Eksisting


Kondisi eksisting (terlampir) pada lokasi tapak saat ini dalam proses
pembangunan (tahap kontruksi). Rencana Pembangunan Hangar 4
merupakan penambahan sarana pada kegiatan eksisting PT. GMF
AeroAsia, dimana telah terbangun Hangar 1-3 beserta fasilitas
pendukungnya. Dalam rencana pembangunan Hangar 4, akan
melingkupi pembangunan Bangunan Hangar dan apron. Seluruh kegiatan
pendukung aktivitas Hangar 4 telah tersedia oleh aktivitas eksisting PT. GMF
AeroAsia saat ini.

1.2.2. Lokasi dan Luas Rencana Kegiatan


Lokasi kegiatan Pembangunan Hangar 4 oleh PT. Garuda
Maintenance Facility (GMF) AeroAsia yang berada di Kelurahan Pajang,
Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Peruntukan lahan di
lokasi kegiatan tersebut telah sesuai dengan Peraturan Daerah No. 06
tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Tahun
2012-2032 sebagai Kawasan Berikat industri Penerbangan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta.
Berdasarkan Masterplan Bandara Soekarno-Hatta rencana
pembangunan hangar 4 PT. GMF AeroAsia terdapat pada area yang
dapat digunakan untuk kegiatan pendukung usaha penerbangan. Jenis
kegiatan yang ditelaah dalam studi AMDAL ini adalah Rencana

I-5 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Pembangunan Hangar 4 yang terdiri dari bangunan hangar pesawat dan


apron. Didalam hangar 4 dilengkapi beberapa fasilitas pendukung yaitu
berupa utility building, general storage dan ground support equipment
pada lahan seluas 55.200 m2.
Hangar 4 ini dirancang dengan konsep butterfly, terdiri dari dua
wing. Satu wing khusus digunakan untukperawatan pesawat Garuda dan
satu wing lain untuk non Garuda baik domestik maupun Internasional
sehingga bentuk nyamenyerupai kupu-kupu. Lokasi kegiatan
Pembangunan terletak di Jalan M-1 Bandara Soekarno-Hatta, Kelurahan
Pajang, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Propinsi Banten. (Gambar
1.1).

I-6 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Gambar 1.1. Lokasi Rencana Pembangunan Hangar 4 PT. GMF AeroAsia

I-7 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

I-8 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Beberapa rekomendasi aspek tata ruang Pembangunan Hangar 4


berdasarkan rekomendasi ketinggian bangunan hangar dari Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah I, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,
Kementerian Perhubungan, meliputi:
- Besaran tinggi rencana bangunan 27 meter terhadap muka tanah
setempat (AGL) atau 32,675 m terhadap ambang landas pacu
terendah (AES) atau 39 m terhadap MSL.
- Posisi bangunan hangar dengan ketinggian sebagaimana tersebut di
atas tidak menghalangi pandangan mata ATC.
- Tidak diperkenankan menggunakan peralatan elektronika yang
dapat mengganggu pancaran alat bantu navigasi dan komunikasi
radio antar bandar udara dan pesawat udara.

Batas lokasi tapak proyek dengan kegiatan lain disekitarnya adalah:


 Pada bagian Utara, lokasi kegiatan Pembangunan Hangar 4 PT. GMF
AeroAsia berbatasan dengan lahan parkir PT. Garuda Indonesia
Airways, jalan raya kawasan Bandar Udara Internasional Soekarno-
Hatta.
 Pada bagian Barat, Pembangunan Hangar 4 PT. GMF AeroAsia
berbatasan dengan Hangar PT. GMF yang telah ada sebelumnya.
 Pada bagian Timur, lokasi kegiatan Pembangunan Hangar 4PT. GMF
AeroAsia berbatasan dengan kawasan Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta, lahan terbuka hijau.
 Pada bagian Selatan, lokasi kegiatan Pembangunan Hangar 4 PT.
GMF AeroAsia berbatasan dengan area hijau dan run way.

1.2.3. Waktu Rencana Pelaksanaan


Dalam kegiatan pembangunan Hangar 4 PT. GMF AeroAsia melalui
beberapa tahapan, yaitu tahap pra kontruksi, tahap konstruksi dan tahap
operasi yang direncanakan waktunya sebagai berikut:

I-9 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.2. Waktu Rencana Pelaksanaan Proyek


2013 2014 2015

Mar – Mei

Mar – Mei
Mar – Apr

Nov – Des
Mei – Jun
Jan – Feb

Jul – Des

Agustus

Agustus
Kegiatan

Sept

Sept
Feb

Feb
Okt
Jun

Jun
Jan

Jan
Jul

Jul
Tahap Pra Konstruksi
1. Perolehan lahan
2. Perencanaan teknis
3. Perijinan
4. Sosialisasi publik
Tahap Konstruksi
1. Rekruitmen tenaga kerja kontruksi
2. Mobilisasi alat dan material
3. Persiapan konstruksi
4. Pembangunan fisik hangar
5. Finishing bangunan
Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja operasional
2. Operasional hangar 4
3. Pemeliharaan bangunan
Sumber : PT. GMF AeroAsia

1.2.4. Penggunaan Lahan dan Bangunan


1. Rencana Bangunan Utama Hangar 4
Rencana Pembangunan Hangar 4 ini berada dalam kawasan yang
telah diperuntukkan untuk Kawasan Berikat Industri Penerbangan dengan
status kepemilikan lahan adalah milik PT. (Persero) Angkasa Pura II yang
disewa oleh PT. GMF AeroAsia.
Rencana penggunaan lahan untuk Pembangunan Hangar 4 (Tabel
1.3) di atas lahan seluas 55.200 m², terdiri dari pembangunan Hangar seluas
46.400 m² dan Apron seluas 8.800 m² serta beberapa faslitas penunjang
dalam bangunan hangar yang meliputi utility building, general storage,
dan ground support equipment. Adapun penjelasan komponen-
komponen tersebut adalah sebagai berikut:

I-10 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

a. Hangar
Bangunan aula besar terbuka yang diperlukan untuk memarkir
pesawat-pesawat yang akan dirawat, baik itu berupa suatu
pengontrolan, pemasangan engine, penggantian cat, pengisian air
bersih, pengisian bahan bakar, pembuangan limbah, dan lain-lain.
Selain itu hangar juga dipakai untuk memperbaiki pesawat dock, lift,
dan sebagainya. Kapasitas perawatan pesawat pada hangar adalah
16 pesawat narrow body (badan sempit) yang bisa melakukan perawatan
bersama-sama.
b. Apron
Merupakan tempat parkir pesawat yang menampung pesawat yang
terletak di depan hangar. Selain itu juga tempat ini dilengkapi oleh
dua buah bay untuk pencucian pesawat dan engine run-up.
c. Utility Building
Merupakan pusat kelistrikan GMF. Fasilitas ini memuat peralatan
utamayang diperlukan sebagai sumber tenaga penggerak bagi
fasilitas yang ada di lingkungan GMF. Beberapa sumber tenaga
penggerak ini yaitu generator, transformator serta air pressure untuk
keperluan hangar, bengkel dan gedung perkantoran.
d. General Storage (GS)
Ruangan yang menyimpan suku cadang pesawat.
e. Ground Support Equipment (GSE)
Fasilitas ini merupakan bengkel perawatan dan perbaikan semua
peralatan penunjang kebutuhan peasawat. Pada tempat ini juga
terdapat kendaraan untuk mengangkut perlengkapan pesawat.

I-11 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.3. Penggunaan Lahan Hangar 4 PT. GMF AeroAsia


No Penggunaan Sebelum Hangar 4 Setelah Hangar 4
Keterangan
A Lahan Tertutup Bangunan m2 % m2 %
1 Management Building *) 16.270 1,67 16.270 1,67
2 Test Cell Building 2.374 0,24 2.374 0,24
3 Gedung Serba Guna **) 6.030 0,62 6.030 0,62
4 Special Store (SS) 2.030 0,21 2.030 0,21
5 Customer Service Building 870 0,09 870 0,09
6 Ground Support Equipment 5.802 0,60 5.802 0,60
7 Workshop 1 (WS 1) 9.574 0,98 9.574 0,98
8 Workshop 1 (WS 2) 10.574 1,09 10.574 1,09
9 Utility 3.669 0,38 3.669 0,38
10 Maintenance Support Facility 1 29.100 2,99 29.100 2,99
11 Maintenance Support Facility 2 6.480 0,67 6.480 0,67
12 Material Department (MD) 15.720 1,62 15.720 1,62
13 Hangar 1 21.400 2,20 21.400 2,20
14 Hangar 2 28.800 2,96 28.800 2,96
15 Hangar 3 28.800 2,96 28.800 2,96
16 Photozone 90 0,01 90 0,01
17 Posko Security (Public Building) 2.190 0,23 2.190 0,23
18 Multi function Building 1.620 0,17 1.620 0,17
19 IWWT 188 0,02 188 0,02
20 Masjid 2.500 0,26 2.500 0,26
21 Cover Storage 2.000 0,21 2.000 0,21
22 GA Canteen 200 0,02 200 0,02
23 Gedung Sarana Olahraga 240 0,02 240 0,02
24 Hangar 4 - - 46.400 4,77
Total 1 196.521 242.921
B Lahan Terbuka Tak Hijau
1 Parking Area Motor ***) 3.620 0,37 3.620 0,37 1.600 motor
2 Parking Area Mobil ***) 64.129 6,60 64.129 6,60 2.194 mobil
3 Apron 130.400 13,41 130.400 13,41
4 Run Up Bay 52.000 5,35 52.000 5,35
5 Washing Bay 16.540 1,70 16.540 1,70
6 Apron Hangar 4 - - 8.800 0,91
Total 2 266.689 47,65 275.489 53,33
C Lahan Terbuka Hijau
1 Ruang Terbuka Hijau 506.913 52,14 451.713 46,47
2 Waduk 2.000 0,21 2.000 0,21
Total 3 508.913 52,35 453.713 46,67
Luas Total Keseluruhan (1+2+3) 972.123 100 972.123 100

Sumber : PT. GMF AeroAsia, 2014


Keterangan : *) Lahan milik PT. Garuda Indonesia Airlines (PT. GIA)
Lantai 1 untuk kegiatan PT. GIA, Lantai 2 dan 3 untuk kegiatan PT GMF Aero Asia
**) Lahan & bangunan PT. GIA (dimanfaatkan untuk sarana kantin, tempat training,
gedung serba guna
***) Lahan PT GIA yang digunakan untuk sarana parkir kendaraan bermotor

I-12 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Gambar 1.2. Site Plan Hangar 4 PT. GMF AeroAsia ��

I-13 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

2. Rencana Bangunan Penunjang Hangar 4


Pada dasarnya Rencana Pembangunan Hangar 4 hanya mencakup
pembangunan Hangar dan Apron. Bangunan penunjang yang akan
mendukung aktivitas Hangar 4 adalah fasilitas yang sudah terbangun di
areal PT. GMF AeroAsia. Sarana penunjang Hangar 4 yang sudah tersedia
(eksisting) di kawasan PT. GMF AeroAsia adalah:
a. Sarana Jalan
Jalan masuk ke lokasi Hangar 4 menggunakan jalan eksisting (lebar
jalan 3,5 m) dengan panjang dari gate 2 ke hangar 4 sepanjang 503
m dan selanjutnya akan dihubungkan dengan jalan yang berada
pada area PT. GMF AeroAsia yang termasuk pada area yang telah
terbangun sebelumnya (Lampiran 1).
b. Sarana Saluran Air Hujan.
Sarana untuk mengalirkan air hujan yang berasal dari atap gedung
menggunakan sistem siphonic (Lampiran 2) selanjutnya dialirkan ke
saluran tertutup dan dialirkan ke sistem drainase terbuka Jalan
lingkungan, selanjutnya masuk ke saluran induk.

Untuk mengatasi air larian yang berasal dari air hujan, direncanakan
pembangunan sumur resapan sebagai upaya konservasi air.
Mengingat alokasi lahan yang ada pada Rencana Pembangunan
Hangar 4 hanya dialokasikan untuk bangunan Hangar dan Apron,
maka pembangunan sumur resapan direncanakan menggunakan
lahan pada kawasan PT. GMF AeroAsia.

Dengan luas bangunan sebesar 55.200 m2, berdasarkan Peraturan


Menteri LH No. 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan, maka
setiap 50 m2 bangunan diwajibkan membangun 1 buah sumur
resapan dengan volume 1 m3. Disamping sumur resapan, pada
Peraturan tersebut diatur kewajiban untuk membangun Lubang
Resapan Biopori untuk setiap luasan bangunan sebesar 7 m2, dengan
volume lubang sebesar 0,25 m3. Berdasarkan ketentuan tersebut,

I-14 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

rencana penyediaan sarana pengelolaan air hujan pada Rencana


Pembangunan Hangar 4 ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 1.4. Penyediaan Sarana Pengelolaan Air Hujan


Jumlah Sarana Resapan *)
Luas Lahan Vol. Resapan
SR LRB Keterangan
(m2) (m3) (buah) (buah)
Kewajiban pemenuhan SR berdasarkan Permenlh no. 12/2009
55.200 1.104 368
Rencana penanganan air larian
- 15.00 5 Penempatan pada
lahan GMF
2,25 50 Penempatan pada
sal. Drainase dan tali
air
2.000 **) 3.000 Alokasi waduk pada
kawasan
TOTAL 3.200 50 200
Sumber: PT. GMF AeroAsia, 2014.
Keterangan:
Vol. Resapan: setiap 1 m3 resapan dari 50 m2 luas tutupan lahan
SR = Sumur Resapan; LRB = Lubang Resapan Biopori
*) : volume setiap sumur resapan adalah 3 m3
**) : ketinggian waduk rata-rata 1,5 meter

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12


Tahun 2009, disebutkan bahwa standar ukuran diameter biopori
sebesar 10-25 cm dengan tinggi 100 cm. Sedangkan standar ukuran
Sumur Resapan kedalaman 0,5 sampai 10 meter dengan diameter 3
m.

100 cm

25 cm

Gambar 1.3. Rancangan Lubang Biopori

I-15 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

10 m

3m

Gambar 1.4. Potongan Rancangan Sumur Resapan

Direncanakan air hujan larian dari Hangar 4 akan dialirkan melalui


saluran menuju kolam penampung (waduk). Lokasi waduk tersebut
terletak sekitar ± 1,7 km dari Hangar 4. Lokasi waduk tidak bisa terlalu
dekat dengan Hangar 4 karena sekeliling Hangar 4 berupa apron
dengan perkerasan keras.

Waduk
Sal. terbuka

Gambar 1.5. Penyaluran Air Limpasan ke Waduk

I-16 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

c. Jaringan Listrik
Sumber listrik berasal dari PLN dengan daya 20 KVA untuk digunakan
pada tahap konstruksi dan untuk tahap operasional, juga akan
digunakan genset sebesar 1.500 KVA sebagai cadangan bilamana
aliran listrik dari PLN mengalami gangguan.
d. Sarana Air Bersih
Kebutuhan air bersih bagi kegiatan operasional PT. GMF AeroAsia
bersumber dari kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (PT.
Angkasa Pura II) dengan kapasitas mencapai 1.735 m3/hari. Air bersih
untuk operasional kegiatan didistribusikan ke lokasi kegiatan dengan
sistem perpipaan dari PT. (Persero) Angkasa Pura II Kantor Cabang
Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
e. Sarana Pengolahan Air Buangan
Pengolahan air buangan akan dibuang ke STP GMF eksisting dengan
unit pompa 2 x 2000 liter/menit dan selanjutnya diteruskan ke sistem
pengolahan air limbah PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola
kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Gambar 1.6. Sistem Pengelolaan Air Limbah PT. GMF AeroAsia

I-17 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Gambar 1.7. Fasilitas Integrated Waste Water Treatment (IWWT)

f. Sarana Pengelolaan Sampah


Sarana pengelolaan sampah dengan menyediakan tempat sampah
tertutup yang akan ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis
dan diperlukan, selanjutnya akan diambil oleh pekerja secara rutin
dengan kantong plastik ukuran besar. Hasil pengumpulan akan
disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sampah yang
tertutup. Selanjutnya sampah dikelola bekerja sama dengan pihak
pengelola kawasan untuk pengangkutan secara periodik menuju TPA.
g. Sarana Parkir
Rencana pembangunan Hangar 4 tidak akan menambah fasilitas
tempat parkir, baik bagi kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda
4. Fasilitas parkir yang ada saat ini mampu menampung 1.600
kendaraan roda 2 (motor) dan 2.194 kendaraan roda 4 (mobil).
Jumlah fasilitas parkir yang tersedia masih dapat menampung
kendaraan tambahan akibat pembangunan Hangar 4.

Gambar 1.8. Fasilitas Parkir Kendaraan

I-18 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

h. Taman/Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Taman/Ruang terbuka Hijau akan menggunakan sarana yang ada
pada area kawasan PT. GMF AeroAsia yang ada sebelumnya seluas
451.713 m2. Penambahan penghijauan dialokasikan dengan
menambah tanaman dalam pot di sekitar Hangar 4.
i. Pencegahan Kebakaran
Sarana pencegahan kebakaran direncanakan akan mengacu pada
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan. Untuk sarana pencegahan
kebakaran yang direncanakan dengan springkler sejumlah 948 unit,
dimana cara kerjanya secara otomatis. Hal-hal yang akan
diperhatikan dalam perencanaan sistem fire sprinkler :
1) Jenis Sistem dan fungsi bahaya kebakaran.
2) Perhitungan hidrolik tiap jenis hunian
3) Kepadatan pancaran dan kerja maksimum yang diestimasi
4) System penyediaan air
5) Jenis kepala sprinkler

Selain springkler juga terdapat beberapa proteksi kebakaran pasif


seperti fire extinguisher, foam box dan foam cannon, hydrant box dan
hydrant pilar. Tabung fire extinguisher berisi gas CO2 dan Chemical
Powder untuk area perkantoran serta penyediaan Emergency
Assemby Point sebanyak 5 titik. Berikut disampaikan kapasitas dan
jumlah dari emergency equipment.

I-19 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.5. Kapasitas dan Kuantitas Emergency Equipment


No Jenis Jumlah Kapasitas Keterangan
1. Foam Box 18
2. Foam Cannon 18
3. Hydrant Box 20
4. Fire Extinguisher 45 4.5 kg Berisi gas CO2
8 5 kg dan chemical
1 6 kg powder
1 6.8 kg
1 7 kg
1 15 kg
17 25 kg
13 30 kg
2 35 kg
5. Hydrant Pilar 4
Sumber: PT. GMF Aeroasia, 2014.

j. Mushola
Mushola untuk karyawan dan tamu muslim disediakan 2 tempat, akan
ditempatkan di masing-masing lantai.

1.2.5. Tahapan Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak


Rencana kegiatan pembangunan Hangar 4 PT. GMF AeroAsia
yang berada di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta Kelurahan Pajang,
Kecamatan Benda, Kota Tangerang dibagi dalam 3 tahap yaitu: tahap
prakontruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi.

1.2.5.1. Tahap Pra Kontruksi


Pada tahap prakonstruksi aktivitas yang akan dilakukan adalah:
1. Perolehan Lahan
Lahan rencana kegiatan merupakan bagian dari lahan kawasan
Angkasa Pura II yang disewa oleh PT. GMF AeroAsia dengan Berita
Acara Surat Kesepakatan Sementara Atas Pemanfaatan lahan.
2. Perencanaan Teknis
Kegiatan perencanaan meliputi perencanaan arsitektur,
perencanaan struktur, perencanaan mekanikal elektrikal. Pihak

I-20 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

pemrakarsa meminta bantuan konsultan untuk perencanaan tersebut


melalui proses tender.
3. Perijinan
Pengurusan perijinan mencakup Ijin Lokasi, ijin Operasional, termasuk
Iijin Lingkungan (AMDAL). Setelah melakukan AMDAL maka akan
dilakukan proses perijinan selanjutnya berupa Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB), dan ijin lainnya yang menunjang operasional.
4. Sosialisasi Publik
Berkaitan dengan rencana pembangunan dan studi amdal, sesuai
dengan Permen LH No.16/2012 telah dilakukan sosialisasi rencana
kegiatan, yaitu pengumuman di surat kabar Tangerang Pos tanggal
18 Juli 2013 dan sosialisasi ke masyarakat Kelurahan Pajang pada
tanggal 23 Juli 2013 bertempat di Aula Kantor Kelurahan Pajang,
Kecamatan Benda yang dihadiri oleh perwakilan Badan
Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Tangerang, aparat pemerintah
Kecamatan Benda, aparat Kelurahan Pajang, tokoh masyarakat,
serta masyarakat di sekitar kegiatan. Hasil kegiatan sosialisasi adalah:
a) Masyarakat sebagian besar tidak keberatan dengan
pembangunan Hangar Narrow Body (Hangar 4) dan Fasilitas
Pendukungnya, karena sudah menjadi bagian dari
pengembangan kawasan.
b) Masyarakat berharap kepada pemrakarsa dapat mempekerjakan
penduduk setempat pada tahap konstruksi maupun pada tahap
operasi.
c) Masyarakat berharap pemrakarsa dapat melaksanakan program
CSR untuk membantu masyarakat sekitar.

1.2.5.2. Tahap Kontruksi


Tahapan konstruksi berlangsung terdiri dari beberapa tahap
kegiatan dimulai dari persiapan lahan, pembangunan fisik dan lanscaping.
Tahap konstruksi melibatkan tiga kontraktor dan 1 konsultan, yaitu:

I-21 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

kontraktor konstruksi, kontraktor mekanikal elektrikal dan kontraktor


arsitektur dan konsultan pengawas pembangunan. Pelaksanaan konstruksi
pembangunan Hangar 4 mencakup hal-hal berikut:
1. Penerimaan Tenaga Kerja Kontruksi
Perkiraan kebutuhan tenaga kerja pada saat konstruksi adalah 570
orang, dengan perincian sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.6. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
NO Status Jumlah
1 Pekerjaan tanah 20
2 Pekerjaan struktur 300
3 Pekerjaan Arsitektur & interior 150
4 Pekerjaan mekanikal & elektrikal 100
Jumlah (orang) 570
Sumber : PT. GMF AeroAsia, 2013

2. Mobilisasi Alat dan Bahan


Untuk pelaksanaan konstruksi pembangunan fisik baik infrastruktur
utama dan penunjang lainnya diperlukan sejumlah peralatan berat.
Jenis-jenis peralatan berat dan bahan yang akan digunakan
ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 1.7. Peralatan Konstruksi
No Alat Berat Jumlah Penggunaan
A Pekerjaan Tanah
1 Traktor 3 bh Sebagai tenaga penggerak untuk
mendorong, misalnya: buldozer, loader, dan
untuk menarik scrapper, sheepfoot
roollerSebagai tenaga penggerak untuk alat
angkut, misalnya truk Sebagai dudukan alat
lain/mounting, misalnya crane
2 Bulldozer 1 bh  Pembersihan tapak proyek dari
pepohonan, kayu dan bonggolnya,
puing-puing bekas bangunan dan
sebagainya (land clearing)
 Pembukaan jalan-jalan kerja darurat
menuju lokasi pekerjaan
 Pembukaan atau penggusuran tanah
dalam jarak dekat (100 m)
 Mendorong scrapper pada waktu

I-22 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

No Alat Berat Jumlah Penggunaan


memuat (push)
 Meratakan timbunan tanah pada
daerah fill, mengisi kembali galian atau
parit, spreading dsb.
 Memelihara jalan kerja, jalan angkut
 Menyiapkan bahan-bahan dari quarry
atau tempat pengambilan material
 Mengupas tanah bagian atas yang jelek
(stripping)
 Meratakan permukaan atau
menghaluskan permukaan bidang rata
(finishing)
3 Excavator 2 bh Untuk menggali material di bawah
(Backhoe) permukaan tanah atau dibawah
kedudukan alatnya, seperti: pembuatan
parit, lubang pondasi, lubang galian pipa
B Alat Angkut
1 Tower Crane 2 bh Untuk mengangkut material dari permukaan
tanah menuju tempat yang lebih tinggi
2 Truk 5 bh Untuk mengangkut bahan-bahan material
kapasitas 6 yang volumenya besar dari tempat
m3 penjualan ke lokasi proyek
3 Mobil pickup 5 bh Untuk mengangkut bahan-bahan material
yang volumenya kecil dari tempat
penjualan ke lokasi proyek
4 Mobil crane 2 bh Untuk mengangkut material dari permukaan
tanah menuju tempat yang lebih tinggi
C Peralatan Pondasi
1 HSPD 1 Untuk melakukan pemancangan tiang
(Hidraulic pondasi dengan menggunakan sistem
Static Piling tekan.
Driver)
D Peralatan Beton
1 Truk Mixer 10 Untuk mengangkut campuran beton dari
beton tempat pencampuran ke lokasi proyek
2 Pompa 1 Untuk memompa coran beton ke lantai
Beton bangunan yang lebih tinggi
Sumber : PT. GMF AeroAsia, 2013.

3. Pembukaan dan Pematangan Lahan


Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan mencakup kegiatan
pembersihan dan perataan lahan. Pada tahap ini lahan dibersihkan
dari benda-benda maupun tumbuhan liar yang akan mengganggu
jalannya proses konstruksi dan menyiapkan landasan yang rata untuk

I-23 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

manuver alat pancang. Untuk perataan lahan digunakan alat berat


buldozer.
4. Kegiatan Kontruksi
Kegiatan Kontruksi terdiri dari kegiatan persiapan dan pelaksanaan
bangunan fisik. Berikut diuraikan tahapan kegiatan kontruksi.
a. Persiapan Kontruksi
Kegiatan persiapan kontruksi meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Pemagaran Lokasi
Pemagaran lokasi ditujukan untuk menjaga keamanan seperti
mencegah pencurian dan perusakan alat/bahan bangunan,
agar tidak menarik perhatian pengemudi kendaraan yang
melintas di sekitar lokasi proyek, dan untuk kenyamanan
lingkungan.
2) Persiapan Penyediaan Air Bersih
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibutuhkan manusia,
kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang
perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu
dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas
dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Jurnal Urip Santoso, 2010).
Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga
menurut Sunjaya adalah:
a) Kebutuhan air minum dan mengolah makanan 5 ltr/org/hari.
b) Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan
membersihkan dirinya 25–30 ltr/org/hari.
c) Kebutuhan air mencuci pakaian dan peralatan 25–30
ltr/org/hari.
d) Kebutuhan air untuk fasilitas sanitasi 4–6 ltr/org/hari,
Sehingga total pemakaian perorang adalah 60–70 ltr/hari.
Dari penjelasan diatas, maka perkiraan kebutuhan air untuk
pekerja adalah sebagai berikut :

I-24 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

a. Kebutuhan air minum = 0 (tidak ada karena galon)


b. Kebutuhan air untuk mandi = 30 ltr/org/hr
c. Kebutuhan air untuk mencuci = 25 ltr/org/hr
d. Kebutuhan air untuk sanitasi = 5 ltr/org/hr
Sehingga kebutuhan air untuk pekerja adalah 60 ltr/org/hr.
Kebutuhan air untuk konstruksi paling besar diperlukan untuk
campuran adukan semen dan pasir pada saat pemasangan
pondasi batu kali, pemasangan bata, plester dan pengacian
dinding. Untuk air campuran beton dikerjakan di luar area proyek
karena menggunakan beton ready mix sehingga kebutuhan air
tidak diperhitungkan. Kebutuhan air untuk campuran adukan
semen diperkirakan 22% dari volume adukan (W.C.Vis, Gideon
Kusuma, Pedoman Pengerjaan Beton). Kebutuhan air konstruksi
dapat dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 1.8. Kebutuhan Air Tahap Konstruksi.
Jumlah Standar Jumlah
No. Pemakaian
Pekerja (ltr/org/hari) (m3/hari)
1 Pekerja Konstruksi1) 570 60 34,20
2 Kegiatan Konstruksi2) 3,943
Total 38,193
Keterangan: Perhitungan Konsultan, 2014
1)berdasarkan Sunjaya dalam Jurnal Urip Santoso, 2010
2)Perhitungan dari panduan Sistem Bangunan Tinggi (Juana, 2007)

Luas Seluruh Lantai : 55.200m2


Kebutuhan Air Konstruksi : 30 ltr/m2
Kebutuhan Air Konstruksi Total : 55.200 m2 x 30 ltr/m2 = 1.656.000 ltr
Masa Konstruksi : 14 bulan = 420 hari
Kebutuhan air konstruksi : 1.656.000 ltr/420 hr = 3.943 ltr/hr = 3,943 m3/hr

Pembuangan limbah tahap konstruksi berasal dari limbah


domestik pekerja bangunan dan air ceceran adukan bangunan.
Debit limbah domestik pekerja diperhitungkan sebagai berikut:
1) Air limbah bekas mandi = 30 ltr/org/hr
2) Air limbah bekas mencuci = 25 ltr/org/hr
3) Air limbah tinja = 5 ltr/org/hr

I-25 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Dari uraian di atas, debit limbah air bekas (grey water) sebanyak
55 liter/org/hr dan air tinja (black water) sebanyak 5 liter/org/hr.
Debit limbah cair dari konstruksi relatif diasumsikan sebanyak 10%
dan meresap ke dalam tanah. Prakiraan debit air limbah tahap
konstruksi ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 1.9. Prakiraan Debit Air Limbah Tahap Konstruksi


Jumlah Debit limbah Jumlah
No. Sumber limbah
Pekerja (l/o/h)1) (m3/hari)
Pekerja Konstruksi (grey water) 570 55 31,35
1
Pekerja Konstruksi(black water) 570 5 2,85
2 Kegiatan Konstruksi 10% dari 3,93 0,39
Total 34,59
Sumber : Perhitungan Konsultan, 2014
Keterangan: 1) berdasarkan Sunjaya dalam Jurnal Urip Santoso, 2010

Pengelolaan limbah domestik pada tahap konstruksi dengan


menggunakan septic tank. Neraca air tahap konstruksi
digambarkan sebagai berikut.

I-26 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

31,35
31,35
GREY WATER GREASE TRAP
34,20
MCK PEKERJA
KONSTRUKSI
0,175 Air limpasan
DISTRIBUSI DARI BLACK WATER SEPTIC TANK
PT. ANGKASA PURA II 2,85 0,14
(38,193 m3/hari)
31,49

SALURAN AIR
TANGKI TAMPUNG KOTOR KAWASAN
PT. GMF AeroAsia PT. GMF
(38,193 m3/hari)

MERESAP KE DALAM 3,54


KEGIATAN
TANAH
KONSTRUKSI
3,93 (0,39 m3/hari)

KETERANGAN:
Ø Satuan dalam m3/hari

Gambar 1.9. Neraca Air Tahap Kontruksi

Penyediaan air bersih pekerja selama kegiatan konstruksi akan


disuplai oleh Water Treatment Plant (WTP) kawasan Bandara
Internasional Soekarno Hatta (PT. Angkasa Pura II). Penyedotan
limbah Black Water dilakukan 2 minggu sekali dan akan
bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang.
3) Persiapan Penanganan Timbulan Sampah
Pekerja konstruksi sebanyak 570 orang akan ada timbulan sampah
domestik yang berasal dari pekerja bangunan dan sampah
konstruksi berupa sisa-sisa bahan seperti besi, kayu dan puing-
puing bangunan. Timbulan sampah perkapita dari pekerja
konstruksi dihitung berdasarkan standar timbulan sampah kota
metropolitan yaitu 2,9 liter/orang/hari (Masterplan Pengelolaan
Persampahan Kota Tangerang, 2012), maka timbulan sampah
pada saat konstruksi dari 570 orang pekerja diperkirakan 1.653
liter/hari atau 1,653 m3/hari, sedangkan sampah dari proses

I-27 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

konstruksi volumenya tergantung jenis dan bahannya yang


diperkirakan sebanyak 1 m3/hari.
Penanganan sampah pada saat konstruksi untuk para pekerja
dengan menyediakan tong sampah dari bahan bekas pakai
seperti tong plastik di barak pekerja, sedangkan untuk sampah
konstruksi disediakan lokasi/lahan khusus. Secara periodik sampah
domestik akan dilakukan pembuangan oleh pengelola sampah
kawasan bandara, sedangkan sampah konstruksi yang masih
bernilai ekonomi akan dibuang ke pihak ke-3.

b. Pelaksanaan Kontruksi Bangunan


Pelaksanaan konstruksi bangunan hangar meliputi:
1) Pemancangan Pondasi
Ketinggian lahan pada tapak kegiatan telah sesuai dengan
perencanaan sehingga tidak dilakukan penggalian atau
penimbunan/pengurugan. Pemancangan dilaksanakan pada
lahan yang telah rata, sehingga memudahkan manuver alat
pancang. Alat pancang yang digunakan untuk proyek ini
direncanakan menggunakan alat pancang jenis HSPD (Hidraulic
Static Piling Driver) sebanyak 754 titik, kapasitas pemancangan
alat ini adalah 15 titik perhari dengan ukuran tiang pancang
diameter 50 cm, dengan kedalaman rata-rata 18 m. Metode
pemancangan tiang pancang dengan mesin HSPD ini lebih
ramah lingkungan karena kebisingan yang ditimbulkan relatif
rendah dibandingkan dengan metoda yang lain.

Tiang pancang yang digunakan direncanakan jenis precast


dengan panjang 9-18 m untuk satu tiangnya, yang diangkut dari
pabrik ke lokasi proyek dengan menggunakan trailer.
Penyambungan tiap tiang pancang dengan cara pengelasan
pada bagian sepatu tiang pancang yang terbuat dari besi baja.

I-28 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

2) Pekerjaan Struktur, Pasangan, Apron dan Saluran Drainase


a) Pekerjaan Struktur
Pekerjaan struktur bangunan terdiri dari pekerjaan struktur
bawah dan struktur atas. Pekerjaan struktur bawah dilakukan
dengan menggunakan konstruksi beton, dengan tahap
pekerjaan adalah:
 Pembesian : kolom, balok dan plat lantai.
 Bekisting : kolom, balok dan plat lantai.
 Pengecoran : kolom, balok dan plat lantai.
Sedangkan untuk pekerjaan strutur bangunan atas, dirancang
berbentuk kupu-kupu (butterfly). Rangka atap menggunakan
sistem “Tridome” space frame, yaitu konstruksi atap
menggunakan pipa besi, dimana secara total terdiri dari
komponen member atau batang pipa, ujung pipa
(endcones), balljoint, dan baut. Spesifikasi besi yang
digunakan adalah kualitas baja JIS G3444 dengan tegangan
leleh + 2500 kg/cm2.
b) Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan pasangan meliputi pekerjaan pemasangan bata
ringan untuk dinding antar ruangan, plesteran dan acian
dinding, pemasangan ubin, pemasangan kaca, pintu dan
jendela.
c) Pembuatan Apron dan Saluran
Pembuatan Apron dan saluran menggunakan alat berat
buldozer untuk meratakan tanah, three shell roller (stoom)
sebagai penggilas dan pemadat tanah serta menggunakan
excavator backhoe untuk menggali saluran drainase yang
direncanakan.
3) Pekerjaan Arsitektur

I-29 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Pekerjaan arsitektur meliputi pekerjaan interior dan exterior


gedung untuk memperindah tampilan seperti: pengecatan
dinding, asesoris interior kantor, hangar, gudang dan ruangan
lainnya.
4) Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
Pekerjaan mekanikal & elektrikal meliputi pekerjaan instalasi
perpipaan air bersih, instalasi perpipaan air kotor dan perpipaan
pencegahan kebakaran, pemasangan AC, pemasangan jaringan
listrik, jaringan telekomunikasi, peralatan pompa, ventilasi udara,
instalasi pengolahan air limbah dan instalasi instrumen kerja
hangar (pemeriksaan dan perbaikan pesawat).
5) Pekerjaan instalasi perpipaan/plumbing:
Pekerjaan instalasi perpipaan/plumbing terdiri dari:
 Pekerjaan perpipaan air bersih, yang dimulai dari instalasi pipa
eksisting.
 Pekerjaan instalasi perpipaan pencegahan kebakaran, yang
dimulai dari instalasi pipa hisap di tangki penampungan
bawah kemudian didistribukan ke setiap hidran gedung,
hidran halaman dan springkler yang ada pada setiap
ruangan. Disamping perpipaan kebakaran, dipasang juga
APAR (Alat Pemadam Api Ringan sebanyak dua buah pada
setiap lantai dengan kapasitas 15 kg.
6) Pekerjaan tata udara dan ventilasi
Pekerjaan tata udara dan ventilasi terdiri dari:
 Instalasi pendingin udara (AC) menggunakan sistem terpusat
dengan distribusi secara radial pada setiap ruangan dengan
menggunakan sistem VRF (Outdoor dilantai atap dan Indoor
di setiap ruangan), sedangkan pada ruangan menggunakan
AC Split Wall Mounted. Skema tata udara dan ventilasi
terlampir (Lampiran 3). Peralatan yang digunakan dalam

I-30 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

intalasi AC Hangar 4 yaitu Chiller Air Cooled Capacity 200 TR 3


Unit, Air Handling Unit 16 Unit, Chiller Pump (CHWP) 3 Unit, Fan
Coil Unit ( FCU ) 29 Unit. Skema sistem AC terlampir (Lampiran
4).
 Sistem ventilasi mekanis (exhaust fan), dipergunakan pada
ruangan-ruangan tertentu, seperti: toilet, ruangan peralatan,
pantry, dapur, hangar.
7) Pekerjaan Utility Bangunan
Pekerjaan ini memuat instalasi peralatan utamayang diperlukan
sebagai sumber tenaga penggerak bagi fasilitas yang ada di
lingkungan GMF. Beberapa sumber tenaga penggerak untuk
keperluan hangar 4 yaitu Compressor terdiri dari 3 unit,
Tranformator 3 unit, dan chiller 3 unit, gambar sistem terlampir
(Lampiran 5).
8) Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing merupakan kegiatan pemulihan kembali
lingkungan setelah kegiatan konstruksi berakhir terutama berupa
usaha pembersihan sisa-sisa bahan konstruksi yang sudah tidak
terpakai lagi. Sisa bahan konstruksi seperti besi, kayu, dan puing-
puing bangunan dikumpulkan di satu tempat (TPS) di dalam areal
proyek yang bernilai ekonomi akan dimanfaatkan kembali oleh
pihak ke-3.
9) Pekerjaan penghijauan
Penghijauan yang dilakukan adalah dengan membuat taman
dan pepohonan dalam pot yang dirawat agar tidak tinggi tetapi
cukup hijau dan menyejukkan di sekitar area kegiatan. Hal ini
perlu dilakukan dalam upaya menambah nilai estetika dan
berfungsi sebagai daerah resapan air saat terjadi hujan.

I-31 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Gambar 1.10. Konsep Landscaping Kegiatan Hangar 4

10) Pengaturan Lalulintas


Kegiatan mobilisasi bahan bangunan dan alat pendukung pada
tahap konstruksi akan menimbulkan beban pada lalulintas baik di
lingkungan kawasan maupun di jalan raya yang dilalui kendaraan
pengangkut. Penambahan beban lalu lintas atau bangkitan
lalulintas yang ditimbulkan akan dihindari dengan cara mengatur
waktu pengiriman barang untuk menghindari waktu jam puncak.

1.2.5.3. Tahap Operasional


Pada tahap operasional Hangar 4 akan dilakukan kegiatan sebagai
berikut:
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Operasional tenaga kerja di Hangar Body Narrow (Hangar 4) PT. GMF
AeroAsia diperhitungkan mencapai 1.050 pegawai, dimana
penambahan karyawan baru akibat pengoperasian Hangar 4
sebanyak 135 orang. Waktu operasi kerja pegawai dibagi menjadi 3
shift, dengan waktu kerja masing-masing 8 jam/shift sehari selama 5
hari kerja. Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pegawai
PT.GMF AeroAsia dengan Jamsostek dan PT. Inhealth.

I-32 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.10. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap operasional


No Status Jumlah TK Lama Jumlah TK Baru Pendidikan
1 Manajemen 500 50 S1 - S2
2 Operasional 380 70 SLA – S1
3 Keamanan 15 5 SLP - SLA
4 Kebersihan 20 10 SD - SLA
Jumlah 9151050 135
Jumlah Total 1050
Sumber : PT. GMF AeroAsia, 2013.

Dari hasil sosialisasi, pihak pemrakarsa memprioritaskan tenaga kerja


untuk penduduk lokal sekitar 20% di Wilayah Kecamatan Benda atau
sebanyak 27 tenaga kerja dari kebutuhan total pekerja baru, dengan
syarat harus memenuhi kriteria yang ditetapkan yang akan dilakukan
secara bertahap.
2. Operasional Hangar 4
Kegiatan operasional Hangar 4 terdiri dari kegiatan pemeliharaan
pesawat. Jenis kegiatan yang dilaksanakan di Hangar 4 oleh PT. GMF
AeroAsia adalah pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang
sebagai kegiatan utama.
PT. GMF AeroAsia secara lengkap mampu memberikan berbagai
solusi layanan perawatan berat pesawat terbang dari pemeriksaan
berat biasa, perbaikan cacat utama, pengecatan exterior pesawat
ke bagian dekoratif finishing dan modifikasi phylon sayap pesawat,
perbaikan kabin dan konfigurasi ulang, state of the inflight installation,
perbaikan struktur berat dan konversi kargo. PT. GMF AeroAsia dapat
melayani sampai tingkat periksa ‘D’.

I-33 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.11. Jenis dan Kapasitas Pesawat Yang Akan Diperbaiki


Narrow Body
Max. Event Hangar 4 Hangar
Aircraft Avg. Maintenance
Workscope Setahun/ Slot 4 Max.
Type TAT Event Plan
Line Availability Capacity
2014 *
B737- C-Check 14 20 2 34 25
NG D-Check 30 9 1 8 0
B737- C-Check 21 13 7 79 14
Classic D-Check 35 8 2 14 3
C-Check 14 20 2 34 4
A320
D-Check 30 9 1 8 1
Jumlah 15 47
Sumber: PT. GMF AeroAsia, 2014.

PT. GMF AeroAsia telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan


dalam setiap aspek kegiatan sehari-hari. Keselamatan menjadi
prioritas utama karena PT.GMF AeroAsia konsisten bekerja sesuai
dengan komitmen untuk menciptakan keamanan dan keselamatan
penerbangan. Sistem Manajemen Keselamatan terus memperkuat
keselamatan seluruh fasilitas dan meminimalkan resiko kecelakaan.
Proses pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang dimulai
dengan kedatangan pesawat yang ditempatkan pada lokasi
washing bay untuk dilakukan pencucian badan pesawat. Air cucian
disalurkan ke Integrated Waste Water Treatment (IWWT) selanjutnya
diolah pada IPAL Kawasan. Proses selanjutnya adalah pemeriksaan
kerusakan pesawat dengan melakukan pembongkaran mesin,
rangka dan komponen yang rusak. Setelah melewati struktur
perbaikan pesawat selanjutnya dilakukan pengecatan. Limbah
pengecatan ditampung pada tempat khusus TPS B3/container dan
secara periodik diangkut oleh pihak ketiga yang memiliki izin KLH.
Proses selanjutnya dilakukan uji coba penerbangan pesawat, untuk
mengetahui layak tidaknya pesawat digunakan. Proses kegiatan
dapat dilihat pada Gambar 1.6. berikut.

I-34 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Gambar 1.11. Diagram Alir Proses Perbaikan dan Pemeliharaan


Pesawat Terbang

GMF AeroAsia dalam melaksanakan perbaikan dan perawatan


pesawat dilengkapi dengan sertifikat berstandar nasional maupun
internasional yaitu sertifikasi DKU-PPU (Direktorat Kelaikan Udara dan
Pengoperasian Pesawat Udara), FAA (Federal Aviation and
Administration) dan EASA (European Aviation Safety Agency).

3. Operasional Fasilitas Penunjang


Kegiatan operasional pemanfaatan fasilitas penunjang terdiri dari:
a) Penyediaan Energi Listrik
Kebutuhan sumber energi listrik untuk operasional PT. GMF
AeroAsia dipenuhi dengan menggunakan tenaga listrik dari PT.

I-35 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

PLN (Persero), sedangkan genset untuk emergency sebesar 1.600


KVA sebanyak 1 unit (cadangan bila listrik PLN terputus).
Tabel 1.12. Penggunaan Energi Hangar 4
Jenis Energi Kapasitas Unit
1)Listrik PLN 4.800KVA -
1) 2) Genset 1.600KVA 1 unit
Sumber: PT.GMF AeroAsia, 2013.

b) Penyediaan Air Bersih


Penyediaan air bersih akan disuplai dari instalasi pengolahan air
bersih (IPAB) Kawasan Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola oleh
PT. Angkasa Pura II (Persero). Air dari IPAB akan langsung
disalurkan dari PT. Angkasa Pura dengan sistem perpipaan ke
tempat-tempat yang diperlukan air bersih (kamar mandi, toilet
pantri, hydrant dan lokasi yang dianggap perlu).
Distribusi penggunaan air/neraca penggunaan air untuk proses
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang di lokasi
PT.GMF AeroAsia ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 1.13. Kebutuhan Air Bersih Operasional Hangar 4
Jumlah
No Kegiatan Pemakai Kebutuhan Satuan
(m3/hr)
1 Tenaga Kerja 135 org 50* ltr/org/hr 6,75
2 Musholla 108 org 10** ltr/org/hr 1.08
3 Pemeliharaan 16 pswt 1000*** Liter/pesawat 16.00
4 Pencegahan - 170 m3/hari 170,00
Bahaya
kebakaran
JUMLAH 193,83
Sumber: *)Ditjen Cipta Karya, 2004
**) Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
***) Peraturan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/77/VI/2005

Neraca air pada saat operasional ditampilkan dalam gambar berikut.

I-36 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

5,40
DRAINASE AIR KOTOR

6,75
MCK PEGAWAI 5,40
0,175
DISTRIBUSI DARI SEPTIC TANK
PT. ANGKASA PURA II 1,75
170,00 170,00 SALURAN AIR
PENCEGAHAN
KOTOR KAWASAN
BAHAYA KEBAKARAN
PT. GMF
0,86 0,086
SEPTIC TANK
RESERVOIR TANK 1,08 0,22
PT. GMF AeroAsia MUSHOLLA
(357,75 m3/hari)
DRAINASE AIR KOTOR
0,22
0,261

16,00 15,20
PEMELIHARAAN IWWT BAK PENAMPUNG
16,00 HANGAR & PESAWAT PT. GMF PT. GMF

KETERANGAN:
Ø Satuan dalam m3/hari
Ø Efisiensi pengolahan tinja pada septic tank 90%, sebesar 10% menjadi IPAL PT. ANGKASA
air limpasan (PerGub DKI No. 122/2005) PURA II
Ø Efisiensi pengolahan IWWT PT. GMF sebesar 95%, sebesar 5% menjadi
kandungan pengotor

DRAINASE UMUM

Gambar 1.12. Neraca Air Tahap Opersional

c) Penanganan Air Limbah Di Dalam Kawasan Angkasa Pura


Operasional hangar akan menimbulkan limbah cair yang
merupakan buangan dari aktivitas domestik pekerja. Limbah cair
domestik akan meningkatkan beban pencemaran pada badan
air. Timbulan air limbah domestik (black water) dari kegiatan
hangar diperkirakan sebanyak 10,5 m3/hari yang dialirkan ke
dalam septic tank, sedangkan limbah toliet (grey water) masuk ke
dalam sistem drainase. Limbah hasil black water dan proses
pemeliharaan akan diolah melalui IPAL PT. GMF dan selanjutnya
akan disalurkan ke dalam unit pengolah/IPAL Kawasan PT.
Angkasa Pura II (Persero).

I-37 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

d) Pengelolaan Limbah Cair Kegiatan Pemeliharaan Pesawat


Air limbah cair kegiatan pemeliharaan pesawat pada hangar 4
PT. GMF AeroAsia akan dialirkan melalui saluran tertutup air
buangan industri (ABI) dan dikumpulkan di bak pengumpul air
buangan industri. Air buangan kemudian akan diolah dalam
IWWT(Integrated Waste Water Treatment).
Output dari proses IWWT kemudian akan dikumpulkan bersama
dengan air buangan domestik dalam bak penampung kemudian
dipompakan ke saluran IPAL PT. Angkasa Pura II. Di dalam IWWT
PT. GMF limbah cair akan diolah dengan mekanisme proses
berikut.

Bak Oil trap –


penampung pembubuhan pH adjustmant Clariflocculator Sand filter
limbah cair bahan kimia

Gambar 1.13. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Limbah

e) Penanganan Limbah B3
Operasional hangar dan fasilitas penunjang akan menimbulkan
limbah B3 baik cair maupun padat, berupa sisa oli, aki, lampu TL,
katalist bahan kimia dan lainnya akan ditempatkan dalam TPS
limbah B3 eksiting dan selanjutnya akan dikelola melaui kerjasama
dengan Pihak III yang memiliki izin dari instansi yang berwenang.

I-38 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.14. Limbah B3 yang dihasilkan (satuan ton)


Wujud Estimasi
Kode Nama Sat Catatan jumlah/
Cair Padat Sludge tahun Sifat
Lampu TL
---  Ea 100 Beracun
Bekas
Kaleng
Aerosol Bekas Mudah
---  Ea 20
Pengharum Material meledak
Ruangan Kadaluarsa
Material Mudah
kadaluarsa   Kg terbakar,
beracun
--- Kemasan 100
material B3
 Kg Beracun
yang
rusak/bocor
Larutan Limbah
Bekas Chemical Korosif,
D215  L Bekas
Electroplating Beracun
& Anodizing
Limbah
Laboratorium
D228  L Beracun
Kimia &
Logam
Larutan
Bekas
D239  L Beracun
Laundry &
Dry Cleaning
Chemical 500 Mudah
Bekas Aircraft terbakar,
 L
Parts Beracun,
Cleaning Korosif
Cairan bekas
Aircraft
L Beracun
D247 Cleaning/
Washing
Chemical
Mudah
bekas
terbakar,
components  L
Beracun,
/parts
Korosif
cleaning
Bekas Paint Beracun,
D216  Kg 2000
Stripping Korosif
Batere Sel
D217  Kg 20 Beracun
Kering Bekas
D218 Aki Bekas  Ea 20 Beracun
Komputer
Bekas
(Monitor,
D219  Ea 5 Beracun
Keyboard,
CPU)

I-39 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Wujud Estimasi
Kode Nama Sat Catatan jumlah/
Cair Padat Sludge tahun Sifat
Toner Bekas
D248  Ea 200 Beracun
Oil Bekas Mudah
 L 2.000
Terbakar
Fuel Bekas Mudah
L 10.000
Terbakar
Majun Beracun,
 Kg 1.000 Mudah
D251 Terbakar
Serbuk Beracun,
Gergaji Bekas  Kg 1.00 Mudah
Terbakar
Bekas Beracun,
Kemasan B3  Kg 1.000 Mudah
Terbakar
Sumber : PT. GMF AeroAsia, 2013
Ket : Ea = Emulsion Aggregation; L=Liter; Kg= Kilo Gram
Electroplating = proses pelapisan logam, berupa lapis seng (zinc), galvanis, tembaga, dan
krom. Proses ini dilakukan untuk melapis kembali spare part yang sudah
aus akibat penggunaan operasi pesawat.
Anodizing = proses pelapisan untuk melindungi logam dari pengaruh korosi, yang
diterapkan untuk spare part yang sudah rusak atau aus

Penanganan limbah B3 yang berasal dari aktivitas Hangar 4


berupa Chemical Bekas Aircraft Parts Cleaning, Cairan bekas
Aircraft Cleaning/ Washing, Chemical bekas components/parts
cleaning, Bekas Paint Stripping, Oil Bekas, Fuel Bekas, majun,
Serbuk Gergaji Bekas, dan bekas kemasan akan dikelola bersama
dengan limbah B3 yang berasal dari aktivitas Hangar 1-3 GMF
AeroAsia. Penempatan limbah B3 akan dilakukan pada 1 lokasi
TPS Limbah B3 yang saat ini telah memiliki izin TPS Limbah B3.
Penambahan volume limbah B3 akibat aktivitas Hangar 4, akan
mengakibatkan perlunya penyesuaian izin yang telah dimiliki saat
ini. Revisi izin TPS Limbah B3 akan dilakukan setelah beroperasinya
Hangar 4.

I-40 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

f) Penanganan Sampah
Operasional hangar akan menimbulkan dampak timbulan limbah
padat atau sampah. Timbulan sampah bersumber dari pekerja
kantor, kegiatan di hangar, bekas kemasan barang dan
pemeliharaan hangar. Perkiraan jumlah timbulan sampah pada
tahap operasional ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 1.15. Prakiraan Timbulan Sampah Tahap Operasional


VOLUME
No PEMAKAIAN JUMLAH STANDAR SAMPAH
(m3/hari)
1 Pekerja 135 0,0029*) (m /org/hari)
3 0,39
2 Operasional Hangar 1 3,000 (m3/hari) 3,00
3 Penghijauan 1 0,05 (m3/hari) 0,05
Jumlah 3,44
Sumber: *) Master Plan Pengelolaan Sampah Kota Tangerang Tahun 2012.

Sampah yang dihasilkan dari aktivitas Hangar 4 berupa sampah


organik dan anorganik. Sampah organik dihasilkan dari aktivitas
pekerja dan penghijauan (tanaman dalam pot). Sedangkan
sampah anrganik dihasilkan dari aktivitas administrasi kantor pada
Hangar 4 dan operasional Hangar. Penanganan sampah yang
akan dilakukan meliputi:

PEKERJA
OPS. HANGAR PENGHIJAUAN
KANTOR

WADAH
WADAH DOUBLE
DOUBLE BIN
BIN WASTE
WASTE BIN
BIN WASTE
WASTE BIN
BIN
(Organik
(Organik &
& Anorganik)
Anorganik)

KENDARAAN
KENDARAAN TPS GMF PENGOLAHAN
PENGANGKUT
PENGANGKUT SAMPAH
SAMPAH AEROASIA SAMPAH PT. AP II

Gambar 1.14. Penanganan Sampah dari Hangar 4

I-41 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

g) Penanganan Lalu Lintas


Operasional Hangar Narrow Body PT. GMF AeroAsia akan
menimbulkan bangkitan kendaraan yang bersumber dari
kendaraan pekerja dan pengunjung. Pengelolaan kendaraan
meliputi pengaturan keluar masuk kendaraan, pengaturan parkir
kendaraan, dan pemasangan rambu lalu lintas di sekitar lokasi
kegiatan.
h) Penanganan Air Larian
Perubahan fungsi lahan dari tanah kosong menjadi area
terbangun akan menimbulkan peningkatan air larian pada saat
musim hujan. Peningkatan volume air larian akan menambah
beban saluran drainase yang ada disamping jalan menuju
drainase induk kawasan. Sistem drainase hangar 4 terintegrasi
dengan sistem drainase kawasan GMF.
4. Pemeliharaan Bangunan
Pada tahap operasional diperlukan pemeliharaan bangunan, taman
dan sarana pendukungnya. Pemeliharaan gedung baik interior
maupun exteriornya serta sarana pendukungnya (seperti pompa-
pompa, sistem kelistrikan, perlatan kerja dan sarana lainnya)
memerlukan keahlian khusus untuk menjaga agar seluruh kegiatan
dapat berjalan dengan baik.

PT. GMF AeroAsia telah melakukan program CSR dalam upaya


melaksanakan tanggung sosial terhadap limgkungan sosial di sekitar
wilayah kegiatan. Beberapa program CSR yang telah dilakukan adalah:
1. Bantuan pembangunan ruang kelas MTs Sepatan (Februari 2013)
2. Pembangunan SMK Islam Al-Hikmah (Februari 2013)
3. Bantuan sarana olahraga Muhammadiyah 5 Cibodas (April 2013)
4. Pembangunan Musholla Nur Ikhlas, Perum Rajeg – Banten (April 2013)

I-42 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

5. Bantuan kegiatan Summer Camp 4 Rumah Yatim Satu Bersih (Mei


2013)
6. Bantuan untuk kegiatan Isro Mi’roj Festifal MTQ Majlis Ta’lim oleh Forum
Bersatu Neglasari (Juni 2013)
7. Bantuan kepada Kecamatan Neglasari untuk turut serta pada
kegiatan Pekan Olahraga Tangerang (Juni 2013)

Beberapa program dibawah ini merupakan kegiatan reguler yang


dilakukan oleh PT. GMF AeroAsia.
1. Memberikan dana bantuan pendidikan kepada mahasiswa
berprestasi
2. Mempersiapkan dan mengkoordinasi penyelenggaraan program
rutin donor darah setiap tiga bulan
3. Menerima praktek kerja lapangan baik para siswa maupun para
mahasiswa yang sedang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
maupun Tugas Akhir
4. Mengembangkan program training baik yang bersifat langsung
maupun seminar yang bersifat pendukung terhadap kelancaran
operasional perusahaan.
5. Melanjutkan pelaksanaan program rutin menerima Kunjungan
Masyarakat maupun Instansi Sekolah dan Perguruan Tinggi dalam
rangka ikut mencerdaskan masyarakat.

1.3. Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah/Dikaji


1.3.1. Identifikasi Dampak Potensial
Identifikasi dampak menggunakan matrik interaksi dan bagan alir,
yaitu dengan menginteraksikan keterkaitan antara rencana kegiatan
dengan komponen lingkungan.Berikut disajikan matrik interaksi.

I-43 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.16. Matrik Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Hangar 4


Komponen Kegiatan Tahapan Kegiatan
No. Pra Konstruksi Konstruksi Operasional
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A FISIK KIMIA
1 Kualitas Udara X X X X
2 Kebisingan X X X
3 Kualitas Air Permukaan X X X
4 Air larian X X
5 Lalu Lintas X X
6 Perubahan Fungsi Lahan X
7 Limbah B3 X
B BIOLOGI
1 Biota darat X X
C SOSEKBUD
1 Kesempatan kerja dan Berusaha X X
2 Persepsi Masyarakat X X X X X X X X X X
D KESMAS
1 Kesehatan Masyarakat X X
2 Peningkatan Limbah padat X X
3 Kesehatan Keselamatan Kerja X X X
Keterangan:
Pra Kontruksi: Kontruksi: Operasional:
1. Perolehan lahan 1. Penerimaan Tenaga Kerja Kontruksi 1. Penerimaan Tenaga Kerja
2. Perencanaan Tehnis 2. Mobilisasi Alat dan Bahan 2. Operasional Hangar 4
3. Perijinan 3. Pembukaan dan Pematangan Lahan 3. Operasional Fasilitas Penunjang
4. Sosialisasi Publik 4. Kegiatan Kontruksi 4. Pemeliharaan Bangunan

I-44 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.17. Dampak Potensial Pembangunan Hangar 4


KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK
No. KOMPONEN KEGIATAN
FISIK KIMIA BIOLOGI SOSEKBUD KESMAS
1. Tahap Prakonstruksi
a. Perolehan lahan - - Perubahan Persepsi -
masyarakat
b. Perencanaan Tehnis - - Perubahan Persepsi -
masyarakat
c. Perizinan - - Perubahan Persepsi -
masyarakat
d. Sosialisasi Publik - - Perubahan Persepsi -
masyarakat
2. Tahap Konstruksi
a. Penerimaan tenaga - - Peningkatan -
kerja
Kesempatan kerja dan
Berusaha
Perubahan Persepsi
masyarakat
b. Mobilisasai alat dan Penurunan kualitas udara - Perubahan Persepsi Gangguan
material Peningkatan kebisingan masyarakat Kesehatan Masy.
Peningkatan Vol. Lalulintas
c. Pembukaan & Penurunan kualitas udara Gangguan Perubahan Persepsi Gangguan
pematangan lahan Penurunan kualitas air permukaan biota darat masyarakat Kesehatan Masy.
Peningkatan Air Larian
Perubahan Fungsi lahan
d. Kegiatan Konstruksi Penurunan kualitas udara Gangguan Perubahan Persepsi Gangguan
biota darat masyarakat
Kesehatan Masy.

I-45 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK


No. KOMPONEN KEGIATAN
FISIK KIMIA BIOLOGI SOSEKBUD KESMAS
Peningkatan kebisingan Timbulnya limbah
padat
Penurunan kualitas air permukaan Gangguan
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
3. Tahap Operasi
a. Penerimaan Tenaga - - Peningkatan -
Kerja Kesempatan kerja dan
Berusaha
Perubahan Persepsi
masyarakat
b. Operasional Hangar Penurunan kualitas udara - - Gangguan
4 Kesehatan Masy.
Peningkatan kebisingan Gangguan
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
c. Operasional Fasilitas Penurunan kualitas air permukaan - - Timbulnya limbah
Penunjang Peningkatan Air Larian padat
Peningkatan Vol. Lalulintas
Timbulnya Limbah B3
d. Pemeliharaan - - Perubahan Persepsi Gangguan
masyarakat
Bangunan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja

I-46 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Dari matriks identifikasi dampak potensial yang telah diuraikan di atas,


maka diperoleh daftar dampak potensial sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1.18. Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Hangar 4


Komponen
No. Sumber Dampak Deskripsi Dampak
penerima
A. PRA KONSTRUKSI
1. Perolehan lahan Masyarakat Perubahan Persepsi masyarakat
2. Perencanaan Tehnis Masyarakat Perubahan Persepsi masyarakat
3. Perizinan Masyarakat Perubahan Persepsi masyarakat
4. Sosialisasi Publik Masyarakat Perubahan Persepsi masyarakat
B. KONSTRUKSI
1. Penerimaan Tenaga Masyarakat Peningkatan Kesempatan kerja
Kerja dan Berusaha
Perubahan Persepsi masyarakat
2. Mobilisasi alat dan Udara Penurunan kualitas udara
material ambien Peningkatan kebisingan
Transportasi Peningkatan volume lalu lintas
Masyarakat Gangguan kesehatan Masy
Perubahan Persepsi masyarakat
3. Pembukaan dan Udara Penurunan kualitas udara
pematangan lahan ambien
Masyarakat Perubahan Persepsi masyarakat
Air Penurunan kualitas air
permukaan permukaan
Peningkatan air larian
Lahan Perubahan Fungsi Lahan
Gangguan biota darat
4. Kegiatan Konstruksi Udara Penurunan kualitas udara
ambien Peningkatan kebisingan
Air Penurunan kualitas air
permukaan permukaan
Masyarakat GangguanKesehatan Masy.
Perubahan Persepsi masyarakat
Gangguan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Kesmas Timbulnya limbah padat
Flora dan Gangguan Biota
Fauna

I-47 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Komponen
No. Sumber Dampak Deskripsi Dampak
penerima
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Penerimaan tenaga Masyarakat Peningkatan Kesempatan kerja
kerja dan Berusaha.
Perubahan Persepsi masyarakat
2. Operasional Hangar 4 Udara Penurunan kualitas udara
ambien Peningkatan kebisingan
Masyarakat Gangguan Kesehatan Masy.
Perubahan Persepsi masyarakat
Gangguan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
3. Operasional Fasilitas Air Penurunan kualitas air
Penunjang permukaan permukaan
Peningkatan air larian
Transportasi Peningkatan volume lalu lintas
Kesmas Timbulnya limbah padat
Timbulnya limbah B3
4. Pemeliharaan Masyarakat Gangguan Kesehatan Masy.
Bangunan Perubahan Persepsi masyarakat

1.3.2. Evaluasi Dampak Potensial


Pelingkupan pada tahap ini adalah mengevaluasi sifat penting
dampak dari dampak potensial bertujuan untuk menghilangkan/
meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak relevan terhadap
rencana kegiatan sehingga diperoleh dampak penting hipotetik, sehingga
diperoleh seperangkat dampak penting hipotetik. Metode yang
digunakan pada tahap ini adalah interaksi kelompok, brainstroming, dan
studi literatur dan mengacu Keputusan Kepala Bapedal Nomor 056 Tahun
1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Langkah ini bertujuan menyeleksi semua dampak potensial untuk
ditetapkan menjadi dampak penting hipotetik, dengan cara
menghilangkan/meniadakan dampak-dampak potensial yang tidak
penting atau tidak relevan. Komponen lingkungan yang secara hipotetis
ditetapkan berdampak penting tersebut akan dikaji secara mendalam
dalam studi Andal. Pada tahap ini belum diperhatikan besar kecilnya

I-48 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

dampak tetapi hanya penting tidaknya dampak yang mengacu pada


kriteria dampak penting sesuai Keputusan Kepala Bapedal No. Kep 056
Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Metoda yang digunakan adalah konsultasi masyarakat/dengar
pendapat di wilayah studi (public hearing), diskusi antar tim penyusun,
pemrakarsa, dan instansi teknis yang berwenang, peraturan terkait,
observasi lapangan dan professional judgement (penilaian para ahli).
Untuk membantu menentukan dampak penting hipotetis terlampau
dini dan luas untuk menggunakan 6 kriteria dampak, karena waktu dan
keterbatasan informasi yang diperoleh, berdasarkan Panduan Pelingkupan
dalam AMDAL [KLH], penetapan tersebut dibantu dengan menjawab 4
pertanyaan berikut ini. Jika ya maka dampak tersebut bisa dikategorikan
dampak penting.
1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder dan observasi
lapangan.
2. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan
ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai
ekologis)? Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi lapangan
3. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang
komponen lingkungan tersebut?
Hal ini dapat dilihat dari hasil terjemahan konsultasi masyarakat.
4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau
dilampaui oleh dampak tersebut?
Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan yang
menetapkan baku mutu lingkungan, tata ruang dan sebagainya.
Proses penetapan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetis dapat dilihatdalam tabel berikut.

I-49 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Tabel 1.19. Hasil Evaluasi Dampak Potensial Rencana Pembangunan Hangar 4


Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
A. Prakonstruksi
1. Perolehan lahan Perubahan Lahan yang digunakan milik PT. Angkasa Pura II yang disewa oleh X X X X Bukan DPH
Persepsi PT. GMF AeroAsia. Secara tata ruang sudah memenuhi peruntukan
masyarakat sebagai kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Sehingga dampak
yang terjadi di masyarakat tidak potensial dan dikategorikan
sebagai bukan dampak penting hipotetik
2. Perencanaan Tehnis Perubahan Rencana pembangunan Hangar 4 termasuk dalam rencana X X X X Bukan DPH
Persepsi pengembangan GMF dan Bandara, sehingga tidak akan
masyarakat menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif terhadap rencana
pengembangan ini. untuk itu dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik
3. Perizinan Perubahan Perizinan dalam kawasan Bandara Soekarno-Hatta harus X X X X Bukan DPH
Persepsi dikoordinasikan dengan PT. Angkasa Pura II. Proses pelibatan
masyarakat masyarakat melalui pihak Kelurahan Pajang dan Kecamatan
Benda dilakukan sesuai dengan aturan, sehingga dampak yang
terjadi bukan dampak penting hipotetik
4. Sosialisasi Publik Perubahan Hasil sosialisasi publik menyatakan bahwa secara prinsip X X X X Bukan DPH
Persepsi masyarakat tidak berkeberatan terhadap rencana
masyarakat pembangunan, mengingat lokasi berada di kawasan Bandara
yang telah dikelola dengan baik. Untuk itu dampak yang terjadi
bukan dampak penting hipotetik

I-50 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
B. Konstruksi
1. Penerimaan tenaga Peningkatan Pembangunan kegiatan Hangar 4 akan memerlukan tenga kerja X V V X DPH
kerja Kesempatan terampil di bidang konstruksi, dimana 20% berasal dari tenaga
kerja dan kerja lokal. Dengan adanya penambahan tenaga kerja akan
Berusaha memberikan peningkatan ekonomi lokal. Dengan demikian
dampak yang terjadi adalah dampak penting hipotetik
Perubahan Rencana perekrutan tenaga kerja konstruksi yang berasal dari X V X X DPH
Persepsi penduduk setempat akan memberikan persepsi masyarakat yang
masyarakat positif terhadap rencana kegiatan Hangar 4. Untuk itu dampak
yang terjadi merupakan dampak penting hipotetik
2. Mobilisasi alat dan Penurunan Mobilisasi alat berupa 3 bh traktor, 1 bh buldozer, 2 bh excavator, X X V V DPH
material kualitas udara truk 5 buah, mobil pickup 5 buah, dan mobil crane 2 buah akan
memberikan dampak penurunan kualitas udara di lokasi
pembangunan. Untuk itu dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai dampak penting hipotetik
Peningkatan Kegiatan mobilisasi akan menimbulkan dampak kebisingan. X X X X Bukan DPH
Kebisingan Penye-baran kebisingan diperkirakan tidak akan menyebar ke
lingkungan permukiman, mengingat kawasan Bandara Soekarno-
Hatta cukup luas. Oleh karena itu dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik
Peningkatan Mobiliasi kendaraan pengangkut material berupa 5 buah truk, 5 V V V X DPH
volume lalu buah mobil pickup, serta kendaraan kontraktor akan memberikan
lintas dampak peningkatan volume lalu lintas, terutama di Jalan M1.
Untuk itu dampak yang terjadi termasuk dampak penting hipotetik

I-51 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Perubahan Adanya mobilisasi alat dan bahan ke lokasi proyek akan V V V X DPH
Persepsi memberikan beban volume tambahan di Jl. M1 Bandara,
Masyarakat sementara saat ini volume lalu lintas di Jl. M1 Bandara sudah cukup
tingg. Dengan demikian dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai dampak penting hipotetik
Gangguan Gangguan kesehatan timbul apabila kegiatan mobiliasi alat dan X X X X Bukan DPH
Kesehatan material memberikan gangguan terhadap masyarakat sekitar.
Masyarakat Mengingat lokasi proyek berada di kawasan Bandara Soekarno-
Hatta, maka masyarakat yang terkena dampak tidak siginifikan,
sehingga dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik
3. Pembukaan dan Penurunan Pengoperasian alat berat untuk menyiapkan lahan dapat X X X X Bukan DPH
pematangan lahan kualitas udara memberikan pengaruh terhadap kualitas udara, baik dari emisi gas
buang kendaraan maupun dari debu yang terbang akibat
terbukanya lapisan tanah. Mengingat lahan berada di kawasan
Bandara Soekarno-Hatta dan eksisting lahan berada di tempat
terbuka, sehingga dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
bukan dampak penting hipotetik
Perubahan Lahan eksisting merupakan lahan hijau. Dengan adanya Hangar 4 X X X X Bukan DPH
fungsi lahan akan mengurangi lahan hijau GMF sebesar 5,67%. Adanya
pengurangan lahan hijau tidak mengurangi lahan hijau yang
dipersyaratkan dalam aturan. Dengan demikian dampak yang
terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik

I-52 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Peningkatan Perubahan fungsi lahan dari semula penghijauan menjadi Hangar X X X X Bukan DPH
air larian akan menyebabkan terjadinya air larian. Pengelolaan telah
dilakukan dengan menampung pada saluran drainase GMF yang
daya tampungnya masih sesuai, yang selanjutnya dialirkan ke
saluran kawasan Bandara. Untuk itu, dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik
Penurunan Pembersihan lahan akan mengakibatkan adanya peningkatan X X X V DPH
kualitas air kandungan padatan terlarut (TSS) pada saluran air. Dikhawatirkan
permukaan konsentrasi TSS yang teralirkan ke saluran melebihi baku mutu
lingkungan yang berlaku. Untuk itu, dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Gangguan Terjadi perubahan fungsi lingkungan terutam biota yang tumbuh, X X X X Bukan DPH
Biota darat yaitu dari tanaman rumput menjadi bangunan. Perubahan tidak
signifikan, mengingat hanya satu macam saja jenis tumbuhan
yang hidup. Oleh karena itu, dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai bukan dampak penting hipotetik
Perubahan Pembukaan dan pematangan lahan pada areal GMF tidak X X X X Bukan DPH
Persepsi memberikan pengaruh langsung terhadap masyarakat sekitar,
masyarakat sehingga dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik
4. Kegiatan Konstruksi Penurunan Kegiatan konstruksi akan memberikan pengaruh terhadap kualitas X X X V DPH
kualitas udara udara di sekitar tapak proyek. Obyek yang akan menerima
dampak adalah para pekerja konstruksi. Untuk itu, dampak yang
terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik

I-53 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Peningkatan Pelaksanaan konstruksi menimbulkan kebisingan di lingkungan X X X X Bukan DPH
Kebisingan proyek. Kebisingan yang terjadi tidak akan menyebar ke areal
permukiman masyarakat, mengingat jarak yang cukup jauh. Untuk
itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak
penting hipotetik
Penurunan Kegiatan konstruksi terutama aktivitas para pekerja konstruksi yang X X X V DPH
kualitas air tinggal di tapak proyek, akan memberikan dampak peningkatan
permukaan beban pencemaran air ke saluran buangan dan drainase.
Dengan demikian, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
dampak penting hipotetik
Peningkatan Pekerjaan pemancangan pondasi dan pekerjaan struktur akan X X X X Bukan DPH
air larian memberikan dampak terhadap peningkatan air larian. Air larian
yang ditimbulkan volumenya tidak signifikan, dibandingkan
kegiatan lainnya. Sehingga dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai bukan dampak penting hipotetik
Timbulnya Pekerjaan konstruksi terutama aktivitas para pekerja yang tinggal X X V X DPH
limbah padat di barak pekerja, akan memberikan dampak timbulnya sampah,
baik organik maupun anorganik. Untuk itu dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Gangguan Aktivitas di barak kerja akan memberikan dampak gangguan X X X X Bukan DPH
Kesehatan kesehatan masyarakat yang diakibatkan tidak terkelolanya sanitasi
Masyarakat lingkungan. Pihak kontraktor yang ditunjuk oleh GMF diwaijibkan
menerapkan sistem sanitasi yang baik, sehingga dampak yang
terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik

I-54 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Gangguan Pekerjaan konstruksi, akan memberikand ampak terhadap K3 para X X X X Bukan DPH,
Kesehatan dan pekerja. Adanya SOP dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi tetapi
Keselamatan yang menjadi syarat utama penunjukan kontraktor, akan dikelola
Kerja meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja. Untuk itu dampak
yang terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak penting
hipotetik tetapi tetap dikelola
Perubahan Kegiatan konstruksi yang dilakukan di tapak proyek tidak akan X X X X Bukan DPH
Persepsi memberikan dampak negatif terhadap masyarakat sekitar. Untuk
masyarakat itu dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak
penting hipotetik
C. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga Peningkatan Penambahan tenaga kerja tahap operasional sebanyak 135 orang X V X X DPH
kerja Kesempatan akan memberikan dampak signifikan terhadap penyerapan
kerja dan angkatan kerja terutama di Kelurahan Pajang. Untuk itu dampak
Berusaha yang terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Perubahan Komposisi penerimaan tenaga kerja yang memfasilitasi 20% X V X X DPH
Persepsi penduduk lokal akan memberikan dampak perubahan persepsi
masyarakat masyarakat. Dengan demikian dampak yang terjadi dikategorikan
sebagai dampak penting hipotetik
2. Operasional Hangar Penurunan Penurunan kualitas udara terjadi dari proses pengecatan pesawat. X X X X Bukan DPH
4 kualitas udara Pengecatan hanya dilakukan di dalam hangar dan menggunakan
ruangan khusus sehingga tidak meluas ke lingkungan sekitar. Untuk
itu dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan dampak
penting hipotetik

I-55 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Peningkatan Operasinal hangar terutama proses blasting powder akan X X X X Bukan DPH
Kebisingan mberikan dampak peningkatan kebisingan di sekitar tempat kerja.
Kebisingan tidak akan meluas sampai ke luar hangar atau ke
lingkungan sekitar. Dengan demikian, dampak yang terjadi
dikategorikan sebagai bukan dampak penting hipotetik
Gangguan Kegiatan operasional hangar yang menghasilkan air limbah, penu- X X X X Bukan DPH
Kesehatan runan kualitas udara dan peningkatan kebisingan akan
Masy. memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat.
Gangguan lingkungan hanya terjadi di sekitar lokasi kerja hangar.
Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik
Perubahan Perubahan persepsi masyarakat terjadi karena aktivitas hangar X V X X DPH
Persepsi yang menghasilkan limbah. Dengan demikian, dampak yang
masyarakat terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Gangguan Gangguan K3 akan terjadi pada pengoperasian hangar 4, akibat X X X X Bukan DPH,
Kesehatan dan kebisingan dan penggunaan alat kerja. SOP pengelolaan K3 telah tetapi
Keselamatan ditetapkan di lingkungan GMF sesuai dengan standar internasional dikelola
Kerja pemeliharaan pesawat. Untuk itu, dampak yang terjadi dikate-
gorikan sebagai bukan dampak penting hipotetiktetapi dikelola
3. Operasional Fasilitas Penurunan Kegiatan pemeliharaan dan domestik para pekerja akan X X X X Bukan DPH,
Penunjang kualitas air menghasilkan air limbah, yang akan memberikan pengaruh tetapi
permukaan terhadap kualitas air permukaan. Penanganan air limbah akan dikelola
disalurkan ke IWWT yang selanjutnya dialirkan ke IPAL Kawasan
Bandara. Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai

I-56 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
dampak penting hipotetiktetapi dikelola
Peningkatan Pengelolaan fasilitas penunjang hangar 4 akan menghasilkan X X X X Bukan DPH,
air larian dampak peningkatan air larian akibat semakin meningkatnya tetapi
perkerasan di lokasi Hangar 4. Dengan demikian, dampak yang dikelola
terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetiktetapi
dikelola
Peningkatan Operasional Hangar 4 beserta fasilitas penunjangnya akan X V V X DPH
volume lalu mengakibatkan peningkatan volume lalu lintas, terutama di Jalan
lintas M1 Bandara. Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
dampak penting hipotetik
Timbulnya Aktivitas Hangar 4 dan fasilitas penunjangnya, baik dari X X V X DPH
limbah padat pemeliharaan pesawat maupun kegiatan domestik karyawan
akan menimbulkan sampah. Dengan demikian, dampak yang
terjadi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
Timbulnya Limbah B3 timbul dari pemeliharaan pesawat, dimana selanjutnya V V V V DPH
Limbah B3 dikelola dengan standar pengelolaan limbah B3 pada fasilitas
penunjang. Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
dampak penting hipotetik
4. Pemeliharaan Gangguan Pemeliharaan bangunan berupa perbaikan fisik bangunan, akan X X X X Bukan DPH
Bangunan Kesehatan memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar.
Masyarakat Untuk itu, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai bukan
dampak penting hipotetik

I-57 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Rencana Kegiatan
Pelingkupan Dikaji
yang Berpotensi
dalam
No. Menimbulkan Kriteria
Dampak Amdal
Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial 1 2 3 4 (DPH)
Lingkungan
Gangguan Perbaikan fisik bangunan akan memberikan dampak persepsi X V X X DPH
Persepsi masyarakat yang positif, sehingga dapat meningkatkan
masyarakat anggapan masyarakat terhadap aktivitas di dalam Hangar 4.
Dengan demikian, dampak yang terjadi dikategorikan sebagai
dampak penting hipotetik
Keterangan:
1 = Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?
2 = Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan
ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis)?
3 = Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan tersebut?
4 = Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh dampak tersebut?

I-58 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Dari tabel evaluasi dampak potensial yang telah disajikan, maka


dampak penting hipotetik yang akan dikaji dalam ANDAL adalah sebagai
berikut:
Tahap Konstruksi
1. Peningkatan Kesempatan kerja dan Berusaha
2. Penurunan kualitas air permukaan
3. Timbulnya limbah padat
4. Penurunan kualitas udara
5. Peningkatan volume lalulintas
6. Perubahan Persepsi masyarakat
Tahap Operasi
1. Peningkatan Kesempatan kerja dan Berusaha
2. Peningkatan volume lalulintas
3. Peningkatan air larian
4. Timbulnya Sampah
5. Timbulnya Limbah B3
6. Perubahan Persepsi masyarakat

Disamping dampak penting hipotetik yang telah ditetapkan, pada


table evaluasi dampak potensial dihasilkan pula bukan dampak penting
hipotetik yang dikelola. Hal ini merujuk telah adanya standard operation
procedure (SOP) yang dimiliki oleh PT. GMF AeroAsia. Dampak-dampak
tersebut adalah:
1. Gangguan kesehatan dan keselamatan kerja
2. Penurunan kualitas air permukaan
3. Peningkatan air larian

I-59 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

DESKRIPSI DAMPAK POTENSIAL DAMPAK PENTING


KEGIATAN 1. Fisik-Kimia HIPOTETIK
 Penurunan kualitas
 Prakonstruksi Udara 1. Kontruksi
 Konstruksi  Peningkatan  Peningkatan Kesempatan Kerja
 Operasi Kebisingan dan Berusaha
 Penurunan kualitas  Penurunan Kualitas Air Permukaan
Air permukaan  Timbulnya Limbah Padat
 Peningkatan Air  Penurunan Kualitas Udara
Identifikasi larian  Peningkatan volume Lalulintas
Evaluasi
Dampak  Timbulnya Limbah B3  Perubahan Persepsi Masyarakat
DESKRIPSI Dampak
Potensial  Peningkatan volume 2. Operasi
RONA Potensial
LINGKUNGAN lalu lintas  Peningkatan Kesempatan Kerja
AWAL 2. Biologi dan Berusaha
 Gangguan Biota  Peningkatan Vol. Lalu Lintas
1. Komponen Darat  Peningkatan Air Larian
Fisik-Kimia 3. Sosial-Ekonomi-  Timbulnya Limbah Padat
2. Komponen Budaya  TimbulnyaLimbah B3
Biologi  Peningkatan  Perubahan Persepsi Masyarakat
3. Komponen Kesempatan Bekerja
& berusaha Metode BUKAN DPH TETAPI DIKELOLA
Sosekbud
Metode  Perubahan Persepsi  Studi Literatur
4. Komponen  Kajian 1. Kontruksi
 Matriks Masyarakat
Kesmas StudiEksisting  Gangguan Kesehatan
sederhana 4. KESMAS
 Obs.lapang  Diskusi masyarakat
 Gangguan K3 Kelompok
an 2. Operasi
 Gangguan  Profesional  Gangguan Kesehatan
Kesehatan Judgement
masyarakat
masyarakat
 Penurunan Kualitas Air Permukaan
 Timbulnya limbah
 Peningkatan Air larian
padat

Gambar 1.15. Diagram Alir Pelingkupan Rencana Pembangunan Hangar 4

I-60 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

1.4. Batas Wilayah Studi dan Waktu Kajian


1.4.1. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi merupakan resultante dari batas proyek,
ekologi, sosial dan administrasi.
1. Batas Proyek
Batas proyek adalah tapak proyek sesuai batas Rencana Hangar 4
PT. GMF AeroAsia, dimana batas-batasnya :
 Pada bagian Utara, berbatasan dengan lahan parkir PT.
Garuda Indonesia Airways, Jalan M1 Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta.
 Pada bagian Barat, berbatasan dengan Hangar PT. GMF yang
telah ada sebelumnya.
 Pada bagian Timur, berbatasan dengan kawasan Bandar
Udara Internasional Soekarno-Hatta, lahan terbuka hijau dan
area parkir pesawat DC-9, F-27, F-28, CN-235.
 Pada bagian Selatan, berbatasan dengan area hijau dan run
way
2. Batas Ekologis
Batas Ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan menurut media transportasi
limbah (air dan udara) dimana proses alami yang berlangsung di
dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar
rencana usaha dan/atau kegiatan yang secara ekologis memberi
dampak terhadap aktivitas usaha dan/atau kegiatan.
Batas ekologis diperoleh berdasarkan pertimbangan berikut:
 Batas ekologis air: saluran drainase yang akan menampung air
hujan dan air limbah yaitu saluran drainase kawasan.
 Batas ekologis udara: dibatasi sesuai arah angin, mengingat
arah angin Kota Tangerang rata-rata dari Utara serta letak

I-61 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

lokasi kegiatan yang berbatasan dengan tanah kosong maka


wilayah ekologis udara yang terkena dampak adalah di
lingkungan kegiatan dan sekitarnya.
3. Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai
interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan
proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
Batas sosial ini sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
studi ini, mengingat adanya kelompok-kelompok masyarakat yang
kehidupan sosial ekonomi dan budayanya akan mengalami
perubahan mendasar sebagai dampak aktifitas usaha dan/atau
kegiatan. Mengingat dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan
oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan menyebar tidak
merata, maka batas sosial ditetapkan dengan membatasi batas-
batas terluar dengan memperhatikan hasil identifikasi komunitas
masyarakat yang terdapat dalam batas proyek, ekologis serta
komunitas masyarakat yang berada diluar batas proyek dan
ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari
rencana usaha dan/atau kegiatan melalui penyerapan tenaga
kerja, pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
4. Batas Administrasi
Batas Administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara
leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
dalam ruang tersebut. Batas ruang ini dapat berupa batas
administrasi pemerintahan atau batas konsesi pengelolaan sumber

I-62 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

daya oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Dengan


memperhatikan batas-batas tersebut di atas dan
mempertimbangkan kendala-kendala teknis yang dihadapi (dana,
waktu dan tenaga), maka akan diperoleh batas administratif yaitu
wilayah kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta di Kelurahan
Pajang, Kecamatan Benda.
5. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi ditentukan sebagai resultan dari batas proyek,
batas administrasi, batas ekologis, dan batas sosial. Dalam batas
wilayah studi inilah ditetapkan titik-titik pengambilan sampel pada
berbagai bidang keahlian yang terlibat dalam studi AMDAL
Rencana Pembangunan Hangar 4 ini.

I-63 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Gambar 1.16. Peta Tapak Proyek PT. GMF AeroAsia

I-64 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Gambar 1.17. Peta Batas Wilayah Studi

I-65 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

1.4.2. Batas Waktu Kajian


Batas waktu kajian dampak penting hipotetik disajikan pada tabel
di bawah.
Tabel 1.20. Batas Waktu Kajian
Deskripsi Rencana
kegiatan yang Komponen
Berpotensi Lingkungan Dampak
Batas Waktu kajian
menimbulkan yang terkena potensial
Dampak Dampak
Lingkungan
Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Masyarakat Peningkatan 2 Minggu mengingat durasi
Tenaga Kerja Kesempatan penerimaan tenaga kerja
kerja dan sekitar 2 minggu.
Berusaha
2. MobilisasiAlat Udara Penurunan 6 bulan pada masa konstruksi
dan Bahan ambien Kualitas Udara
Lalu Lintas Peningkatan 6 bulan pada masa konstruksi
volume lalu
lintas
Masyarakat Perubahan 6 bulan pada masa konstruksi
persepsi
masyarakat
3. Pembukaan Kualitas Air Penurunan 1 hari dengan asumsi bahwa
dan Kualitas Air dalam kegiatan pematangan
pematangan Permukaan lahan berlangsung selama 2
lahan bulan, dianggap sama
sehingga besaran yang perlu
dikelola dan dipantau adalah
secara harian saja
4. Kegiatan Udara Penurunan 6 bulan pada masa konstruksi
Konstruksi ambien Kualitas Udara
Kualitas Air Penurunan 3 bulan pada masa konstruksi
Kualitas Air
Permukaan
Lahan Timbulnya 1 bulan mengingat timbulan
limbah padat sampah terjadi setiap hari yang
disesuaikan dengan besaran
yang perlu dikelola dan
dipantau adalah secara harian
saja

Masyarakat Persepsi 6 bulan, dengan asumsi durasi


Masyarakat kegiatan konstruksi
berlangsung lama.

I-66 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia

Deskripsi Rencana
kegiatan yang Komponen
Berpotensi Lingkungan Dampak
Batas Waktu kajian
menimbulkan yang terkena potensial
Dampak Dampak
Lingkungan
Tahap Operasi
1. Penerimaan Masyarakat Peningkatan 7 hari pada masa penerimaan
Tenaga Kerja Kesempatan tenaga kerja
kerja dan
Berusaha
Masyarakat Perubahan 7 hari pada masa penerimaan
Persepsi tenaga kerja
Masyarakat
2. Operasional Masyarakat Perubahan 1 tahun pada tahap
Hangar 4 Persepsi operasional
Masyarakat
3.Operasional Lalu lintas Peningkatan 1 tahun pada tahap
Fasilitas volume lalu operasional, sesuai dengan
Penunjang lintas perkembangan aktivitas
kawasan Bandara Soekarno-
Hatta
Lahan Timbulnya 1 tahun pada tahap
limbah padat operasional, sesuai dengan
peningkatan aktivitas PT. GMF
4.Pemeliharaan Masyarakat Perubahan 1 tahun pada tahap
Bangunan Persepsi operasional
Masyarakat

I-67 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

BAB 2. RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

Rona lingkungan yang akan diuraikan adalah komponen lingkungan fisik-


kimia, komponen lingkungan Biologi, komponen lingkungan sosial-budaya
dan komponen lingkungan kesehatan masyarakat. Berikut uraian rona
lingkungan:

2.1. Komponen Lingkungan Fisik-Kimia


2.1.1. Iklim
Iklim wilayah rencana kegiatan merupakan iklim wilayah Banten.
Wilayah Banten sangat dipengaruhi oleh Angin Monson dan Gelombang
La Nina atau El Nino. Saat musim penghujan (Nopember-Maret) cuaca
didominasi oleh angin Barat (dari Sumatera, Samudra Hindia) yang
bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan
(Agustus), Berikut komponen iklim yang mempengaruhi lokasi kegiatan.

A. Temperatur
Secara umum data temperatur udara rata-rata di wilayah studi
ditunjukan dalam Tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Rata-rata Temperatur Udara (dalam oC)

Tahun Jan Peb Mar April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
2005 26,5 27,0 27,4 28,0 28,1 27,4 27,0 27,0 28,0 29,7 27,6 27,0
2006 26,6 27,1 27,1 27,5 27,6 26,9 27,4 27,0 27,4 29,7 26,2 27,9
2007 27,9 26,5 27,1 27,4 27,6 27,4 27,4 27,3 27,7 27,9 27,9 27,0
2008 27,4 25,9 26,6 27,2 27,6 27,3 27,1 27,3 28,1 28,3 27,8 27,3
2009 27,2 27,7 28,0 29,0 28,6 27,6 27,4 27,7 27,0 27,4 27,9 27,3
2010 27,1 27,7 26,3 29,0 28,6 27,6 27,4 27,7 27,0 27,4 27,9 27,3
2011 26,9 27,2 27,2 27,8 28,0 28,0 27,3 27,3 27,5 28,5 28,2 28,0
2012 27,2 27,5 27,7 27,6 28,0 28,1 27,7 27,7 28,1 28,5 27,9 27,9
2013 26,6 27,5 28,4 28,2 28,1 28,1 26,9 27,8 28,1 26,6 28,2 27,2
2014 26,5 26,6 27,4 28,3 28,3 28,0 27,3 27,8 28,1 28,9 28,2 27,9
Rata2 27,0 27,1 27,3 28,1 28,1 27,6 27,3 27,5 27,7 28,4 28,4 27,5
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015.

II-1 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

B. Curah Hujan
Tabel 2.2. Curah Hujan Bulanan (dalam mm)
Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
2005 383,0 237,0 264,0 94,0 93,0 22,0 17,0 4,0 1,0 24,6 56,0 104,5
2006 206,5 485,6 219,7 301,0 112,7 78,8 33,0 106,0 1,0 41,0 125,0 239,0
2007 138,0 66,8 97,9 197,6 55,2 140,7 1,0 47,6 1,6 81,0 173,8 144,2
2008 289,7 252,8 211,1 305,2 196,5 129,1 29,3 15,4 36,8 38,7 246,9 187,7
2009 264,4 213,6 214,8 55,4 67,8 184,5 124,1 108,0 187,4 181,7 87,1 169,6
2010 141,0 179,0 93,5 235,0 134,0 65,0 117,0 0,0 13,0 22,0 29,0 16,01
2011 249,2 98,6 97,9 238,3 127,5 54,2 1,6 8,3 4,5 85,0 47,4 103,0
2012 555,0 230,8 190,3 45,5 203,5 108,0 155,0 21,8 90,0 63,7 156,0 331,9
2013 277,9 262,5 180,2 179,6 136,0 101,5 76,9 39,7 41,0 72,2 120,3 189,2
2014 682,4 633,0 208,5 90,9 152,3 83,9 202,9 36,4 21,9 35,5 139,5 184,1
Rata2 318,7 266,0 177,8 174,3 127,9 96,8 91,6 38,7 39,8 64,5 118,1 181,6
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015

C. Kelembaban Udara
Tabel 2.3. Kelembaban Udara Rata-rata Bulanan (dalam %)
Tahun Jan Peb Mart April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des

2005 83,3 86,4 84,8 82,1 81,2 84,6 27,8 81,1 78,6 72,4 80,9 82,5
2006 86,2 85,4 83,8 81,5 80,9 79,7 27,2 72,1 68,9 68,7 74,6 -
2007 77,2 86,2 81,4 83,9 81,5 78,1 27,4 72,5 71,8 74,9 74,8 81,5
2008 79,8 87,7 83,8 81,2 77,2 79,6 27,7 76,7 75,5 77,6 81,3 82,2
2009 84,4 83,6 80,6 82,1 81,7 79,0 27,5 74,5 71,1 74,3 78,7 81,0
2010 83,0 84,4 81,8 76,6 79,3 83,3 27,9 72,5 84,1 80,2 79,3 80,5
2011 83,0 82,0 83,0 82,0 80,0 77,0 79,0 73,0 73,0 75,0 78,0 80,0
2012 83,0 82,0 80,0 81,0 79,0 77,0 76,0 72,0 73,0 77,0 82,0 83,0
2013 88,0 84,0 81,0 82,0 82,0 80,0 84,0 78,0 80,0 76,0 75,0 87,0
2013 88,0 84,0 81,0 82,0 82,0 82,0 84,0 78,0 80,0 75,0 74,0 87,0
2014 85,0 86,0 84,0 79,0 80,0 80,0 80,0 75,0 71,0 72,0 78,0 79,0
Rata2 83,3 84,8 82,4 81,1 80,3 80,0 77,8 74,7 74,7 74,7 78,2 81,9
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015

II-2 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

D. Kecepatan Angin
Tabel 2.4. Kecepatan Angin Rata-rata Bulanan (dalam Knot)
Tahun Jan Peb Mart April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
2005 1,8 1,3 1,4 2,1 0,1 2,4 2,2 2,3 3,1 3,2 2,5 6,1
2006 4,4 4,3 3,5 3,8 2,6 2,3 3,3 3,8 4,4 4,2 3,5 4,9
2007 6,4 2,0 5,3 5,3 2,2 5,1 2,1 3,6 3,8 3,0 4,8 5,4
2008 6,6 5,1 3,7 3,1 3,1 4,1 4,3 5,5 3,9 4,9 5,3 5,9
2009 6,2 6,9 5,3 4,9 3,9 5,5 4,6 5,0 5,2 4,8 7,1 4,4
2010 6,0 4,1 4,6 6,4 4,5 3,9 3,9 4,5 3,5 5,1 6,9 5,8
2011 9,1 7,5 10,9 8,6 6,3 7,6 6,6 7,6 7,9 8,0 7,0 8,8
2012 5,2 4,5 6,8 3,4 3,7 3,8 3,6 4,3 4,1 2,5 2,4 3,2
2013 3,0 2,5 2,4 5,3 3,9 3,9 3,4 5,8 5,9 3,7 4,0 3,9
2014 5,0 3,6 3,8 5,4 3,9 3,6 3,7 5,0 5,2 5,1 4,0 5,1
Rata2 5,4 4,2 4,8 4,8 3,4 4,2 3,8 4,7 4,7 4,5 4,8 5,4
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015

E. Arah Angin
Tabel 2.4. Arah Angin Rata-rata Bulanan
Tahun Jan Peb Mart April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
2005 W W NW W C E E NW NE N NE W
2006 W W W W N N N N N N N N
2007 W W W W N N N N N N W W
2008 W W W S N N N N N N W W
2009 W W W W N N N N N NE W W
2010 W W N W N N N N N W W W
2011 W W SW W ES ES ES ES ES ES S SW
2012 W W SW W ES ES ES ES ES ES S SW
2013 SW SW SW SW ES ES NE ES ES NE SW SW
2014 SW SW SW SW ES ES ES NE NE NE NE SW
Sumber : Stasiun BMKG Kelas I Tangerang, 2015

Arah angin kota Tangerang berdasarkan data dari BMKG Kelas I


Tangerang untuk periode 2005-2014 dapat dilihat pada Gambar 2.1.

II-3 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Gambar 2.1. Windrose Kota Tangerang

Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 27,0-28,4⁰C dengan


suhu terendah terjadi pada bulan Januari dan suhu tertinggi terjadi pada
bulan Oktober dan November. Kelembaban udara rata-rata bulanan
berkisar antara 74,7-84,8% dengan kelembaban udara terendah terjadi
pada bulan Agustus, September dan November,sedangkan kelembaban
udara tertinggi terjadi pada bulan Februrari. Curah hujan dalam 1 (satu)
bulan berkisar antara 38,7-318,7 mm dengan curah hujan bulanan tertinggi
pada bulan Januari selama 28 hari. Kecepatan angin rata-rata bulanan
berkisar antara 3,4-5,4 Knot, dengan arah angin terbanyak kearah Utara.

2.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan


Berdasarkan hasil analisa laboratorium terhadap kualitas udara di
lokasi kegiatan pembangunan Hangar 4, secara umum nilai parameter
udara masih dibawah ambang baku mutu. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

II-4 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 2.6. Kualitas Udara Lokasi Tapak Rencana Pembangunan Hangar 4


Lokasi Baku Mutu
No Parameter Unit
U-1 U-2
Udara Ambien PP41/1999
1 Karbon Monoksida (CO) g/Nm3 <1143 <1143 30.000
2 Nitrogen dioksida (NO2) g/Nm3 0,17 1,47 400
3 Sulfur Dioksida (SO2) g/Nm3 16,5 20,8 900
4 Total Particulate (TSP) g/Nm3 162 142 230
Kep MENLH No. KEP-
Kebauan
50/ 1996
5 Hidrogen Sulfida (H2S) ppm 0,0094 0,0105 0,02
6 Amoniak (NH3) ppm 0,285 0,106 2
Kep MENLH No. KEP-
Kebisingan
48/ 1996
7 Kebisingan - dBA 58,1 52,4 70*)
Iklim
8 Temperatur oC 30 31 -
9 Kelembaban (RH) % 70 70 -
10 Cuaca - Cerah Cerah -
11 Kec. Angin Km/jam 8,3 1,7 -
12 Arah Angin - Selatan Timur -
Sumber: Hasil analisis laboratorium PT. Medio Pratama
Keterangan:
*) : Peruntukan kawasan perdagangan dan jasa
Pengambilan sampel tanggal 28 Januari 2014
U-1 : Area Taxi Way
U-2 : Sebelah Barat

Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kualitas udara ambien yang


diukur menunjukkan bahwa seluruh parameter yang diukur masih
memenuhi Baku Mutu Udara Ambien, sesuai dengan PP No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Kep. MENLH No. Kep-
50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan. Bahkan konsentrasi
pencemar masih jauh di bawah BMUA. Kondisi ini menunjukkan bahwa
kualitas udara di sekitar rencana Pembangunan Hangar 4.

Untuk tingkat kebisingan yang terukur di lokasi kegiatan dan daerah


sekitarnya, menunjukkan kondisi yang masih di bawah Baku Tingkat
Kebisingan sesuai dengan Kep MENLH No. KEP-48/MENLH/11/1996, yaitu
sebesar 70 dBA (kawasan perdagangan dan jasa).

II-5 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 2.7. Kualitas Udara Lingkungan Kerja


Lokasi Baku Mutu
No Parameter Unit
Tapak Proyek
Permenakertrans No.
Udara Ambien
13/MEN/X/2011
1 Karbon Monoksida (CO) g/Nm3 <1143 29000
2 Nitrogen dioksida (NO2) g/Nm3 0,373 5644
3 Sulfur Dioksida (SO2) g/Nm3 20,6 250
4 Total Particulate (TSP) g/Nm3 290 10000
5 Hidrogen Sulfida (H2S) g/Nm3 0,188 1390
6 Amoniak (NH3) g/Nm3 97,2 17000
Kep MENLH No. KEP-48/
Kebisingan
1996
7 Kebisingan - dBA 61,2 85*)
Iklim
8 Temperatur oC 31 -
9 Kelembaban (RH) % 70 -
Sumber: Hasil analisis laboratorium PT. Medio Pratama
Keterangan:
*) : Peruntukan kawasan perdagangan dan jasa
Pengambilan sampel tanggal 28 Januari 2014

Pengujian kualitas udara dilakukan pula pada lingkungan kerja di PT.


GMF AeroAsia. Pengujian di lingkungan kerja diambil untuk mengetahui
kualitas udara di lingkungan kerja yang dapat dianalogikan dengan
kondisi Rencana Hangar 4. Hasil pengujian menunjukan bahwa kualitas
udara dalam lingkungan kerja masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas
sesuai dengan Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011.

2.1.3. Fisiografi Wilayah


Aspek fisiografi wilayah yang diamati meliputi topografi dan
kemiringan lahan di lokasi studi. Secara fisiografi lokasi penelitian terletak
pada zona Pedataran Pantai Utara Yakarta (Van Bemmelen, 1949) yang
memiliki karakteristik morfologi pedataran dengan kelas kemiringan lahan
sekitar 0-2 % dan dibentuk oleh endapan vulkanik kuarter dengan elevasi
terletak sekitar 14 dpl (Kota Tangerang Dalam Angka Tahun 2013).

II-6 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

a. Geologi
Kota Tangerang termasuk dalam Cekungan Jakarta bagian Barat,
yang tersusun oleh endapan alluvium pantai, endapan delta dan
sebagian tersusun dari material gunungapi. Yang berada pada suatu
tinggian struktur yang dikenal dengan sebutan Tangerang High. Tinggian ini
terdiri atas batuan Tersier yang memisahkan Cekungan Jawa Barat Utara
di bagian barat dengan Cekungan Sunda di bagian timur. Di bagian timur
patahan normal tersebut terbentuk cekungan pengendapan yang disebut
dengan Sub cekungan Jakarta.
Formasi geologi Kawasan Pembangunan Hangar 4 sebagian besar
merupakan endapan aluvial yang terdiri atas batuan lempung, pasir dan
kerikil, Bagian bawah disusun oleh batuan vulkanik tuf Banten yang terdiri
atas tuf, tuf berbatuan apung dan batu pasir tufanyang berumur Pliosen
Atas hingga Plistosen Bawah yang merupakan hasil erupsi gunung api
tersebar ke arah Utara-Selatan dengan ketebalan puluhan hingga ratusan
meter. Tuf tersebut menunjukkan sifat yang lebih asam (pumice)
dibandingkan dengan batuan vulkanik yang diendapkan sesudahnya.
Bagian atas satuan tersebut menunjukkan adanya perubahan kondisi
lingkungan pengendapan dari lingkungan pengendapan di atas
permukaan air menjadi di bawah permukaan air.
Berdasarkan Peta Resiko Gempa Indonesia (Dirjen PU Pengairan
1980) sebagian besar daerah Jawa Barat temasuk lokasi studi memiliki
koefisien zona (z) sebesar 1,00. Dengan memasukkan faktor korelasi jenis
tanah/batuan sebesar 0,71 dan 2,76 maka koefisien gempa yang terjadi di
sekitar lokasi proyek dalam periode ulang gempa (T) 20 tahun dan
percepatan (a) 85 gal adalah sebesar 0,05. Dari data yang diperoleh,
sampai saat ini daerah Tangerang pada umumnya belum merasakan
gempa yang berat.

II-7 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Gambar 2.2. Peta Geologi Lokasi Rencana Pembangunan Hangar 4

II-8 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Gambar 2.3. Peta Hidrogeologi Lokasi Rencana Pembangunan


Hangar 4

II-9 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Pada umumnya lapisan tanah permukaan pada kedalaman antara


0,00-2,00 m merupakan tanah timbunan, sedangkan pada kedalaman
2,00-6,00 m merupakan lapisan lempung lanauan (silty clay) dengan
konsistensi soft sampai medium. Lapisan tanah permukaan ini terhampar
diatas lapisan keras berupa pasir lanauan (silty sand) yang sebagian besar
dijumpai dalam keadaan tersementasi.

b. Hidrogeologi
Ditinjau dari aspek hidrogeologi, konfigurasi akuifer secara regional
berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Tangerang (1990) terdiri dari 4
(empat) sistem akuifer sebagai berikut :
a. Unconfined Aquifer, terletak pada kedalaman antara 0 - 15 m
dibawah muka tanah tersusun oleh top soil yang dibatasi bagian
bawahnya oleh suatu impermeable layer dari tufa lempungan. Muka
air tanah terdapat pada kedalaman antara 0.50 - 3.00 m dari muka
tanah eksisting dengan potensi debit antara 1 - 5 L/detik.
b. Semi-confined Aquifer Bagian Atas, terletak pada kedalaman antara
15 - 35 m dibawah muka tanah tersusun oleh pasir tufaan yang
bagian atasnya dibatasi oleh impermeable layer berupa tuf
lempungan dan bagian bawahnya dibatasi oleh semipermeable
layer berupa tuf.
c. Semi-confined Aquifer Bagian Tengah, terletak pada kedalaman
antara 55 - 85 m dibawah muka tanah tersusun oleh tuf pasiran dan
pasir tufaan yang bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh semi-
permeable layer berupa tuf.
d. Semi-confined Aquifer Bagian Bawah, terletak pada kedalaman lebih
dari 95 m dibawah muka tanah tersusun oleh pasir tufaan dibatasi
bagian atasnya oleh tuf.
e. Sistem unconfined aquifer memiliki parameter hidrolika berupa harga
keterusan (transmissivity) sebesar 235 m²/day dan kapasitas jenis
(specific capacity) sebesar 6 L/dt/m, debit sumurnya sebesar 5 L/dt.

II-10 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

f. Sistem aquifer selanjutnya dengan kedalaman lebih dari 15 m


dibawah muka tanah merupakan semi-confined aquifer bagian atas
hingga bawah, terdiri atas beberapa lapisan akuifer batupasir tufaan
dengan ketebalan tunggalnya antara 3–18 m. Parameter hidrolika
berupa harga keterusan (transmissivity) sebesar 9.6–300 m²/hari,
kapasitas jenis (specific capacity) sebesar 0.50–1.0 L/dt/m, dan debit
sumurnya sebesar 5–25 L/sec (Suhirman, 1994).
g. Arah aliran air tanah di daerah studi relatif kearah utara sesuai
dengan pola kontur muka air tanah yang terdapat didalam Peta
Lembar Tangerang (1990).
Batuan yang bertindak sebagai akuifer adalah tufa pasiran.
Diantara lapisan akuifer tertekan dan lapisan akuifer tak tertekan ini
dibatasi oleh lapisan impermeable. Kedalaman lapisan air tanah tertekan
antara 25–72 m dan lapisan air tanah tak tertekan mencapai kedalaman
25 m.
Tabel 2.8.Hasil Pengukuran Kualitas Air Sumur Pembangunan Hangar 4
Parameter Satuan Hasil Baku Mutu
Fisika
Residu Terlaut (TDS) mg/l 348 1500
Kekeruhan NTU 6,2 25
Warna Pt-co 8 50
Bau - Tdk Berbau Tdk Berbau
Rasa - Tdk Berasa Tdk Berasa
Kimia
pH - 7,44 6,5-9
Klorida (Cl-) mg/l 16,6 600
Besi (Fe) mg/l 0,274 1
Flourida (F) mg/l 0,382 1,5
Kromhexavalen(Cr 6+) mg/l <0,013 0,05
Kadmium(Cd) mg/l <0,001 0,005
Mangan (Mn) mg/l 0,3 0,5
Arsen (As) mg/l 0,001 0,05
Selenium (Se) mg/l 0,004 0,01
Surfaktan (MBAS) mg/l 0,115 0,5
Kesadahan (CaCO3) mg/l 134 500
Nitrat (NO3-N) mg/l 3 10
Nitrit (NO2-N) mg/l <0,0069 1
Sulfat (SO4) mg/l 1 400

II-11 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Parameter Satuan Hasil Baku Mutu


Sianida (Cn) mg/l 0,001 0,1
Seng (Zn) mg/l <0,0042 15
Timbal (Pb) mg/l 0,0042 0,05
Zat Organik (KMnO4) mg/l 1,5 10
Air Raksa (Hg) mg/l <0,0002 0,001
Mikrobiologi
Total Coliform MPN/100 ml 0 50
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium PT. Medio Pratama
*) = Permenkes No.416/MENKES/IX/1990. Kualitas Air Bersih

Berdasarkan hasil analisa laboratorium terhadap kualitas air sumur


pada lokasi kegiatan pembangunan Hangar 4, untuk parameter fisika dan
kimia masih di bawah baku mutu lingkungan. Namun untuk parameter
biologi (coli) sudah mengalami pencemaran, dengan ditunjukkan nilai
total coli dan tinja coli sudah melampui baku mutu lingkungan.

c. Hidrologi
Kota Tangerang dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai yaitu Sungai
Cisadane, Kali Angke dan Kali Cirarab, dengan panjang daerah yang
dilalui 32 kilometer.
Tabel 2.9.Daerah Aliran Sungai di Kota Tangerang
Nama Daerah Aliran Panjang Debit
Lebar (m) Tinggi (m)
Sungai (DAS) (Km) (m3/det)
DAS Cisadane 15,00 100,00 12,50 70
DAS Cirarab 7,70 8,00 4,00 12
DAS Angke 10,45 14,00 4,70 18
Sumber : Kota Tangerang Dalam Angka, 2013

II-12 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 2.10.Hasil Pengukuran Kualitas Air Drainase Pembangunan Hangar 4


Hasil
Parameter Satuan Baku Mutu
Selatan Utara
Fisika
Residu Terlaut (TDS) mg/l 260 350 1000
Residu Tersuspensi (TSS) mg/l 54 56 50
Kimia
pH mg/l 7,06 7,24 6-9
Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) mg/l 152 60,8 3
Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) mg/l 234 127 25
Oksigen Terlarut (DO) mg/l 1,8 1,5 4
Besi (Fe) mg/l 0,226 0,207 0
Total Fosfat (PO4-P) mg/l 1,11 0,54 0,2
Nitrat (NO3-N) mg/l 13,6 10,2 10
Amoniak (NH3-N) mg/l 21,1 3,41 0
Air Raksa (Hg) mg/l 0,001 0,001 0,002
Allumunium (Al) mg/l 0,16 1,1 0
Nitrit (NO2-N) mg/l 0,046 0,029 0,06
Surfaktan (MBAS) mg/l 1,72 0,36 0,2
Fenol mg/l 0,02 0,1 0,001
Minyak dan Lemak mg/l 1,6 1,4 1
Sumber : Hasil Analisa Laboratorium PT. Medio Pratama
*)= Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Kelas II

Berdasarkan hasil analisa diperoleh secara keseluruhan parameter


sudah berada di atas baku mutu lingkungan. Parameter yang melebihi
Baku Mutu adalah BOD, COD, DO, Besi (Fe), Total Fosfat, Nitrat, Amoniak,
Alumunium, MBAS, Fenol, dan Minyak dan lemak. Dengan melihat jenis
parameter dan besarannya, dapat diperkirakan bahwa air saluran telah
tercemar oleh air limbah domestik.

II-13 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

II-14 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

d. Transportasi
Sistem transportasi Kota Tangerang tidak dapat lepas dari pengaruh
sistem transportasi Jabodetabek secara makro. Setiap rencana
pengembangan jaringan jalan internal kota memerlukan penyesuaian
dengan pengembangan jaringan jalan Jabodetabek (terutama dengan
DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang). Lokasi yang strategis dengan
akses tol bandara yang menyebabkan lokasi dilalui lalu lintas regional baik
barang maupun penumpang. Pergerakan tersebut menjadi salah satu
penyebab permasalahan transportasi disekitar lokasi rencana
pembangunan Hangar 4 PT. GMF AeroAsia.
Nilai VCR (Volume Capacity Ratio)untuk ruas jalan yang terpengaruh
oleh kegiatan Hangar 4 yang terletak di M-1 berdasarkan rekomendasi
hasil survey (2014) adalah sebagai berikut.
Tabel 2.11. Kapasitas Kendaraan Yang Melintas di Lokasi Kegiatan
Volume Kendaraan Per Jenis
Waktu survey (jam) Sepeda Kendaran Kendaraan Jumlah
Motor Ringan Berat
16.00-16.15 611 220 8 839
16.15-16.30 587 268 12 867
16.30-16.45 564 298 9 871
16.45-17.00 632 312 16 960
Jumlah 2.394 1.098 45 3.537
Sumber: Survey, 2014

Tabel 2.12. Volume Kendaraan Yang Melintas di Lokasi Kegiatan


Volume Volume dalam smp (satuan
Jenis Kendaraan EMP
Kendaraan mobil penumpang)
Kendaraan Ringan 1.098 1 1.098
Kendaraan Berat 45 1,5 68
Sepeda Motor 2.394 0,33 790
Total volume dalam satuan smp 1.956
Sumber: survey, 2014

II-15 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 2.13. Kapasitas Jalan di Jalan M.1


Faktor Penyesuaian Untuk Kapasitas
Kapasitas Kapasitas
Hambatan
Dasar Lebar Jalur Pemisahan Ukuran Kota (C)
Samping
(CO) (FCw) Arah (FCsv) (FCcs) smp/jam
(FCsf)
2.900 0,87 1 0,98 0,94 2324,19
Sumber: survey, 2014

Berdasarkan data diatas dan rasio volume kendaraan (V/C Ratio) =


0,84 menunjukkan kondisi jalan di Jalan M-1 dalam kategori mendekati
rawan macet dikarenakan:
 Tingkat pelayanan pada ruas jalan dalam tingkat pelayanan D.
 Mendekati arus yang tidak stabil dimana hampir seluruh pengemudi
akan dibatasi.
 Volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas jalan akan sering
berhenti.

2.2. Komponen Biologi

2.2.1. Flora

Lahan di tapak kegiatandidominasi oleh tanaman binaaan dan perdu.


Untuk tanaman di sekitar tapak kegiatan terdapat beberapa jenis tanaman,
antara lain kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), pisang (Musa
paradisiaca), papaya (Carica papaya),pohon cemara kipas. Selain itu
masih dijumpai vegetasi alami semak; antara lain: alang-alang (Imperata
cylindrica). Sisa tegakan pohon/perdu, antara lain: seseureuhan (Piper
aduncum), jambu samawar (Eugenia sp.); Kisireum (Syzygium sp.).

2.2.2. Fauna

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat di


wilayah studi, jenis fauna yang dapat dijumpai, antara lain:
A. Serangga: jenis-jenis lalat (Muscadomestica; Tabanus spp.
Sarcophagus spp.), jenis-jenis nyamuk (Culex spp.), kecoa
(Periplanetaamericana), kupu-kupu (Lepidoptera), capung

II-16 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

(Odonata), tawon-kumbang (Xylocopa sp.), rayap (Macrotermes


spp.) dan jenis-jenis kumbang kelapa/palem (Oryctes rhinoceros;
Xylotrupes gideon).
B. Amfibia: katak (Bufomelanostictus), kodok (Rhacophorus
leucomystax).
C. Reptilia: kadal rumput (Mabouyamulti fasciata), cicak pohon
(Hemydactylusfreynatus), cekiber (Dracovolans).
D. Aves/burung: burung gereja (Passermontanus), layang-layang
(Hirundorustica), prenjak (Priniafamiliaris), pipit (Lonchura
leucogastroides).
E. Mamalia: tikus got (Rattus rattus norvegicus).

Secara keseluruhan, keragaman komposisi biota darat


(flora/vegetasi dan fauna/satwaliar) di wilayah studi dikategorikan cukup
baik. Jenis-jenis hewan peliharaan pada wilayah studi, antara lain: kucing
(Felis felis familiaris) dan anjing (Canis canis familiaris). Jenis hewan ternak
yang dibudidayakan masyarakat sekitar proyek, pada umumnya: ayam
buras (Gallusgallusdomesticus).

2.3. Komponen Sosio-Ekonomi-Budaya

2.3.1. Demografi

Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor utama yang


mempengaruhi perkembangan suatu perkotaan. Penambahan dan
pengurangan jumlah penduduk akibat adanya perubahan batas
administrasi, migrasi, kelahiran dan juga kematian mempengaruhi
kebutuhan akan sarana dan prasarana yang dibutuhkan yang pada
akhirnya akan menentukan arahan perkembangan suatu wilayah.
Perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Benda kian lama
terus mengalami peningkatan, hal ini dapat disebabkan oleh tingginya
kebutuhan akan permukiman yang berdampak pada terkonversinya
lahan menjadi areal permukiman. Ada dua faktor yang dikenal sebagai

II-17 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

determinan sifat dinamika kehidupan kota yang sangat tinggi yaitu, faktor
kependudukan dan faktor kegiatan penduduk.
Berdasarkan data Kecematan Benda Dalam Angka tahun 2013,
jumlah penduduk di Kelurahan Pajang sebesar 7.329 jiwa dengan jumlah
Rumah Tangga (RT) sebesar 1.805 dan kepadatan penduduk Kelurahan
Pajang 18.321 jiwa/km2. Adapun jumlah penduduk Kelurahan Pajang
dapat di lihat pada gambar berikut.

8.000 7.329

7.000
6.000
Jumlah (Jiwa)

5.000 3.868
3.461
4.000
3.000
1.805
2.000
1.000
-
Laki-Laki Perempuan Total RT

Gambar 2.5. Jumlah Penduduk Kelurahan Pajang Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan struktur umur jumlah penduduk di Kelurahan Pajang di


dominasi pada kelompok umur 25-29 tahun dengan total 852 jiwa
(Kecamatan Benda dalam Angka, 2013).

II-18 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

431
425

421
450

403
386

375
400

353

345
342

341
332

328
325
316
350

302

286
280

268
300
Jumlah (Jiwa)

232
250

168
200

139

114
150

108

83
100

50

39
29

29

24
22
50

18

15
-

> 75
5-9
0-4

10-14

15-19

20-24

35-39

40-44

45-49

50-54

70-74
25-29

30-34

55-59

60-64

65-69
Laki-Laki Perempuan

Gambar 2.6. Jumlah Penduduk Kelurahan PajangBerdasarkan Struktur Umur (Laki-


laki dan Perempuan)

852
900
778 778
800 731
700 634 658 653 621
Jumlah (Jiwa)

554
600
500 400
400
300 247
197
200
79 68
100 40 39

-
> 75
0-4
5-9

20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54

70-74
10-14
15-19

55-59
60-64
65-69

Total

Gambar 2.7. Jumlah Penduduk Kelurahan Pajang Berdasarkan Struktur Umur


(total)

II-19 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

3000 2697
2415
2500

Jumlah (Jiwa)
2000

1500 1099
971
1000

500 72 75
0
0-14 15-64 >65

Laki-Laki Perempuan

Gambar 2.8.Jumlah Penduduk Kelurahan Pajang Berdasarkan KelompokUsia

2.3.2. Fasilitas Umum


Fasilitas umum yang terdapat di Kelurahan Pajang diantaranya
terdapat prasarana kesehatan, peribadatan, dan ekonomi dan jasa.
Prasarana tersebut dapat di lihat pada gambar berikut.

Balai
Dokter
Pengobatan;
Praktek; 2
2

Gambar 2.9. Jumlah Prasarana Kesehatan di Kelurahan Pajang

II-20 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Masjid; 2

Mushola; 11

Gambar 2.10. Jumlah Prasarana Peribadatan di Kelurahan Pajang

2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat


Berdasarkan data Puskesmas Benda (Kecamatan Benda dalam
angka tahun 2012), jenis penyakit yang sering diderita oleh masyarakat di
Kecamatan Benda adalah diare dan Pnemunia. Dominannya penyakit ini
karena berkaitan erat dengan kualitas udara di wilayah tersebut.

Diare 1661

Hepatitis 4

DBD 3

Campak 5

Pnumonia 444

TB Paru BTA (+) 32

TB Paru Klinis 20

0 500 1000 1500 2000

Jumlah (Jiwa)

Tabel 2.11Jenis Penyakit Tertinggi di Puskesmas Benda

Tingkat polusi udara baik dari kendaraan bermotor, asap pabrik


maupun debu tampaknya telah cukup tinggi. Selain itu pengaturan tata
letak perumahan penduduk yang sebagian besar belum teratur dan tidak

II-21 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

merata merupakan salah satu sumber penyakit yang patut


dipertimbangkan.

2.5. Kegiatan Lain Di Sekitar Lokasi Proyek

Rencana kegiatan pembangunan Hangar 4 dan fasilitas


pendukungnya merupakan pengembangan dari hangar pesawat yang
telah terbangun sebelumnya (hangar 1, 2 dan 3) dan berada dalam
kesatuan dengan pengembangan industri penerbangan dalam kawasan
Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero),
sehingga kegiatan-kegiatan yang ada dalam kawasan merupakan suatu
kegiatan-kegiatan yang akan saling mendukung kegiatan industri/usaha
penerbangan yang ada di Bandara soekarno-Hatta.
Kegiatan lain di sekitar rencana kegiatan adalah sebagai berikut:
 Pada bagian utara terdapat lahan parkir PT. Garuda Indonesia
Airways, jalan raya kawasan Bandar Udara Internasional Soekarno-
Hatta.
 Pada bagian Barat terdapat Hangar 1, 2 dan 3 PT. GMF AeroAsia
yang telah beroperasi sebelumnya.
 Pada bagian Timur terdapat kawasan Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta, lahan terbuka hijau dan area parkir pesawat DC-9,
F-27, F-28, CN-235
 Pada bagian Selatan terdapat area hijau dan run way Soekarno-
Hatta yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) lokasi kegiatan
Pembangunan Hangar 4 dan Fasilitas Pendukungnya PT. GMF
AeroAsia berbatasan dengan area hijau dan run way.

II-22 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

BAB 3. PERKIRAAN DAMPAK PENTING

Prakiraan dampak penting terhadap lingkungan dinyatakan dalam


dua bentuk, yakni besar dampak (magnitude of impact) dan sifat penting
dampak (importance of impact). Dalam hal ini, besar dampak ditentukan
dengan cara membandingkan perubahan kualitas lingkungan yang
terjadi akibat dilaksanakannya rencana kegiatan dengan kualitas
lingkungan tanpa adanya kegiatan. Prakiraan besaran dampak ini
didekati dengan metoda matematika dan atau analogi dengan dampak
kegiatan sejenis di wilayah yang memiliki karakteristik hampir sama.
Penentuan dampak penting berdasarkan pada: Tujuh Kriteria
Dampak Penting (Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009). Dampak
lingkungan dinyatakan penting apabila satu atau lebih
komponen/indikator/parameter lingkungan terkena dampak penting.Tujuh
komponen/indikator/parameter lingkungan dimaksud adalah:
1) Besaranya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana
usaha dan/atau kegiatan,
2) Luas wilayah persebaran dampak,
3) Intensitas danlamanya dampak berlangsung,
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak,
5) Sifat kumulatif dampak,
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak,
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi

Prakiraan dampak lingkungan dilakukan terhadap dampak penting


hipotetik yang telah disepakati dalam pelingkupan KA-ANDAL. Dalam
kegiatan pembangunan Hangar 4, dampak penting hipotetik yang
diprakirakan besaran dan sifat dampak adalah sebagai berikut.

III-1 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

3.1. Tahap Konstruksi


3.1.1. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi akan mempengaruhi
terhadap kesempatan kerja dan berusaha, bagi penduduk di sekitar
terutama di wilayah Kelurahan Pajang Kecamatan Benda.
Kebutuhan tenaga kerja tahap konstruksi adalah sebanyak 570
orang yang sebagian besar adalah tenaga non ahli. Alokasi
komposisi tenaga kerja tahap konstruksi lokal adalah sebesar 20%
dari total kebutuhan tenaga kerja tahap konstruksi atau sebesar 114
orang. Dengan terserapnya tenaga kerja lokal sebesar 114 orang,
akan ada pengurangan tenaga kerja tidak tetap dan yang belum
bekerja, walaupun sifatnya sementara.
Adanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar/lokal karena
adanya mobilisasi tenaga kerja merupakan dampak yang sifatnya
Positif Penting dengan pertimbangan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Kesempatan Kerja


dan Berusaha Tahap Konstruksi

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Masyarakat/penduduk yang akan Penting
penduduk yang akan terserap sebagai tenaga kerja
terkena dampak sebanyak 114 orang
2 Luas wilayah Dampak akan menyebar ke seluruh Penting
penyebaran dampak wilayah Kelurahan Pajang
Kecamatan Benda Kota Tangerang
3 Intensitas dan Intensitas dampak akan mengenai Penting
lamanya dampak 114 tenaga kerja lokal yang terserap
berlangsung pada proyek pembangunan Hangar
4 dan lamanya dampak akan
berlangsung selama tahap konstruksi
4 Banyaknya Komponen lingkungan hidup lain Penting
komponen yang terkena dampak adalah
lingkungan hidup lain lingkungan sosial ekonomi dan
yang akan terkena kesejahteraan masyarakat
dampak

III-2 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
5 Sifat kumulatif Dampak tidak bersifat kumulatif Tidak
dampak Penting
6 Berbalik atau tidak Dampak akan berbalik seiring Penting
berbaliknya dampak dengan berakhirnya tahap konstruksi
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
tekno logi
Kesimpulan Positif Penting ( PP )

3.1.2. Penurunan Kualitas Udara


A. Mobilisasi alat dan material
Penurunan kualitas udara disebabkan oleh kegiatan mobilisasi alat
dan material, karena pada kegiatan tersebut diprakirakan sekitar 10
unit truk selama periode mobilisasi material (±5 unit per hari selama
kontruksi). Emisi gas buang yang berasal dari kendaraan pengangkut
material akan menyebabkan penurunan kualitas udara di
lingkungan sekitar kegiatan. Debu juga akan meningkat disebabkan
lalu lalang kendaraan pengangkut khususnya pada saat
mengangkut material urugan.

Peningkatan kadar debu di udara dapat timbul secara alami, yakni


dengan adanya hembusan angin yang menerpa permukaan tanah
yang terbuka. Pada saat pekerjaan penggalian tanah, permukaan
tanah di lokasi pekerjaan akan terbuka terhadap udara luar. Bila
permukaan tanah ini mengering, partikel-partikel halus (debu) akan
dapat terbang oleh tiupan angin. Pergerakan kendaraan di jalan
sekitar lokasi tapak akan menyebabkan terdispersinya debu yang
berasal dari kegiatan penggalian tersebut.

Penurunan kualitas udara dimungkinkan berasal dari emisi


kendaraan mobilisasi peralatan dan material. Frekuensi kendaraan
mobilisasi peralatan dan material ±5 unit per hari, dengan selang
III-3 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

waktu ± 30 menit antara satu kendaraan dengan kendaraan


berikutnya. Prakiraan penyebaran dampak pada kualitas udara
menggunakan persamaan Gaussian. Sumber garis unlimited dan
sumber kontinyu, rumusnya adalah

  1  H  z  
2 2
1  H z 
  
C  x ,0, z ; H  
q e 2   z   e 2   z 
 

2  z u  
 
atau
Jika H = 0, maka

2q
C  x , 0 , 0; 0  
2  z u
C = Konsentrasi emisi (g/m³)
q = Laju emisi dari sumbernya (g/det) = jumlah polutan yang diemisikan per
satuan waktu
U = Kecepatan angin maksimum = 10,9knot = 5,6 m/detik (1 knot = 0,51
m/detik)

Tabel 3.2. Koefisien dispersi (σ)


Koefisien Dispersi Koefisien Dispersi
Kategori Pasquill
Horizontal σy (m) Vertikal σz (m)
Pedesaan
A 0,22 x (1+0,0001x)-0,5 0,20x
B 0,16 x (1+0,0001x)-0,5 0,12x
C 0,11 x (1+0,0001x)-0,5 0,08 x (1+0,0002x)-0,5
D 0,08 x (1+0,0001x)-0,5 0,06 x (1+0,0015x)-0,5
E 0,06 x (1+0,0001x)-0,5 0,03 x (1+0,0003x)-0,1
F 0,04 x (1+0,0001x)-0,5 0,016 x (1+0,0003x)-0,1
Perkotaan
A-B 0,32 x (1+0,0004x)-0,5 0,24 x (1+0,0001x)-0,5
C 0,22 x (1+0,0004x)-0,5 0,20x
D 0,16 x (1+0,0004x)-0,5 0,14 x (1+0,0003x)-0,5
E-F 0,11 x (1+0,0004x)-0,5 0,08 x (1+0,0015x)-0,5

III-4 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 3.3. Klasifikasi Stabilitas Atmosfer


Siang Malam
Intensitas Sinar Matahari Tutupan Awan
Kecepatan
(Insolation)
Angin (m/s)
≥4/8 ≤3/8
Kuat Sedang Lemah
berawan cerah
<2 A A-B B F F
2-3 A-B B C E F
3-5 B B-C C D E
5-6 C C-D D D D
>6 C D D D D
Ket. A = Sangat Stabil D = Netral
B = Tidak Stabil E = Agak Sedikit Stabil
C = Sedikit Tidak Stabil F = Stabil

q = EF x A x (1 – ER/100)
EF = Faktor Emisi =jumlah polutan yang diemisikan oleh tiap unit
komponen kegiatan dari suatu sumber emisi, sebagaimana tabel di
bawah ini.
Tabel 3.4. Faktor Emisi
Jenis Faktor Emisi Parameter Kualitas Udara
Kegiatan/ Satuan
SO2 CO CO2 NOx HC Partikulat
peralatan
Berbahan
- 462,63 2597,86 21,35 54,09 - gr/lt bensin
bakar bensin
Berbahan gr/lt
- 35,57 2924,9 39,53 8,15 -
bakar solar solar
Sumber: Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, 2007

A = Intensitas kegiatan per-satuan waktu


A = 12 unit kendaraan/hari x 5 liter solar/unit = 60 liter
solar/hari.
ER = Efisiensi pengurangan polutan dari sistem pengendali
EmisiYangdigunakan. (dalam perhitungan ini ER diasumsikan nol
atau tidak ada)

III-5 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 3.5. Konsentrasi Emisi Kendaraan Mobilisasi Peralatan &


Material (pada jarak 45 meter dari sumber)
A EF
U Q X σz Y
No Emisi (Lt (gr/Lt √(2∏) C (gr/m3)
(m/det) (gr/det) (m) (m) (m)
solar/det) solar
1 CO 5,6 0,0006944 2924,9 2,031 45 11 1,7 2,5 0,026219764
2 NOx 5,6 0,0006944 39,53 0,027 45 11 1,7 2,5 0,000354360
3 HC 5,6 0,0006944 8,15 0,006 45 11 1,7 2,5 0,000073059

Tabel 3.6.Konsentrasi Emisi Kendaraan Mobilisasi Peralatan & Material


(pada jarak 50 meter dari sumber)
EF
U A Q X σz Y
No Emisi (gr/Lt √(2∏) C (gr/m3)
(m/det) (Lt solar/det) (gr/det) (m) (m) (m)
solar
1 CO 5,6 0,0006944 2924,9 2,031 50 12 1,7 2,5 0,023541535
2 NOx 5,6 0,0006944 39,53 0,027 50 12 1,7 2,5 0,000318164
3 HC 5,6 0,0006944 8,15 0,006 50 12 1,7 2,5 0,000065597

Tabel 3.7. Rekapitulasi penurunan kualitas udara

Dari tabel di atas besar dampak emisi kendaraan pada jarak 45


meter dari sumber polutan dan pada jarak 50 meter masih berada
dibawahbaku mutu lingkungan.

B. Kegiatan Konstruksi
Kegiatan kontruksi yang menggunakan peralatan kerja maupun alat
berat akan menimbulkan dampak terhadap kualitas udara. Kualitas
udara hasil pengukuran di lokasi kegiatan untuk kadar debu atau
Total Suspended Particulate (TSP) adalah 162 g/Nm3 untuk lokasi
III-6 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Taxi Way, 142 g/Nm3 untuk lokasi Sebelah Barat, dan 142 g/Nm3
untuk lokasi lingkungan kerja. Pada pelaksanaan kegiatan konstruksi,
peralatan berat yang beroperasi adalah 10 buah truk mixer beton, 1
buah pompa beton, dan 5 buah truk.

Dengan adanya kegiatan konstruksi yang menggunakan alat-alat


berat maka akan terjadi peningkatan kadar TSP di sekitar lokasi
rencana kegiatan. Prakiraan emisi gas buang dari kendaraan proyek
dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Prakiraan Jumlah Alat Berat dan Emisinya


Konsumsi Emisi Gas Buang (kg/hari)
No Jenis Alat Berat Jumlah L/hari Bahan Bakar
Debu SO2 CO NO2
(kg/hari)
1 Truck mixer 10 45 38,25 0,20 2,01 1,34 5,49
2 Pompa beton 1 45 38,25 0,20 2,01 1,34 5,49
3 Truck 5 45 38,25 0,20 2,01 1,34 5,49
Total 0,60 2,03 4,02 16,47
Rata-rata emisi gas buang (kg/jam) 0,03 0,08 0,17 0,69
Sumber : Analisis berdasarkan tabel kerja perhitungan beban pencemaran dari sumber bergerak
dari Penilaian Secara Cepat Sumber-sumber Pencemar Air, Tanah dan Udara

Untuk memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien saat


Q .s
kegiatan konstruksi berlangsung, digunakan rumus C = dengan C
u .z

adalah konsentrasi ambien (µg/m3), Q adalah laju emisi


(µg/detik/m2), s adalah panjang daerah tinjauan searah dengan
arah angin (m), u adalah kecepatan angin rata-rata (m/dtk), dan z
adalah tinggi pencampuran (m).

Tabel 3.9. Prakiraan Penurunan Kualitas Udara


Panjang Daerah
Laju Perkiraan Konsentrasi Di
Luas Tinjauan Searah Kecepatan Konsentrasi
Laju Emisi Emisi/luas Peningkatan Udara Ambien Baku Mutu
Daerah Dengan Arah Angin Rona Awal
Daerah Kerja Konsentrasi Saat Konstruksi
Parameter Kerja Angin
Qe Q S u C C rona awal C ambien 1 jam 24 jam
µgram/detik/
Kg/jam µgram/detik m2 m m/detik µgram/ m3 µgram/ m3 µgram/ m3 µgram/ m3
m2
Debu 0.09 25000 55200 0.45 100 2.75 16.47 162 178 - 230
SO2 0.75 208333 55200 3.77 100 2.75 137.24 16.5 154 900 365
CO 1.18 327778 55200 5.94 100 2.75 215.93 1143 1359 30000 10000
NO2 1.16 322222 55200 5.84 100 2.75 212.27 0.17 212 400 150
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014.

III-7 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Hasil perhitungan (Tabel 3.8) menunjukkan bahwa diperkirakan pada


kegiatan konstruksi dalam tapak proyek akan terjadi peningkatan
konsentrasi udara CO dari konsentrasi rona awal maksimum sebesar
1143 µg/m3 menjadi 1359 µg/m3, SO2 dari 16,5 µg/m3 menjadi 154
µg/m3, NO2 dari 0,17 µg/m3 menjadi 212 µg/m3, dan debu dari 162
µg/m3 menjadi 178 µg/m3.

Berdasarkan penjelasan di atas dampak penurunan kualitas udara


pada tahap konstruksi dikategorikan dampak negatif penting dengan
pertimbangan seperti pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Penurunan Kualitas


Udara Tahap Konstruksi

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Pekerja proyek yang terkena Penting
penduduk yang langsung dari sumber dampak, sekitar
akan terkena 570 orang pada saat puncak
dampak kegiatan konstruksi
2 Luas wilayah Sekitar lokasi merupakan Kawasan Tidak
penyebaran Bandara Soekarno-Hatta Penting
dampak
3 Intensitas dan Intensitas dampak relatif kecil dan Tidak
lamanya dampak parameter gas SO2, NO2, CO dan Penting
berlangsung debu selama konstruksi masih
memenuhi baku mutu. Lamanya
dampak berlangsung yaitu selama
tahap konstruksi
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah
lingkungan hidup kenyamanan di sekitar lokasi
lain yang akan kegiatan.
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak bersifat kumulatif dengan Penting
dampak limbah gas yang diakibatkan oleh
kegiatan transportasi yang ada
sekarang

III-8 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
6 Berbalik atau tidak Dampak berbalik setelah dilakukan Tidak
berbaliknya penghijauan. Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
tekno logi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)

3.1.3. Peningkatan Volume Lalu Lintas


A. Mobilisasi Alat dan Material
Kegiatan mobilisasi material konstruksi sebagian besar didatangkan
kontraktor dari arah kota Tangerang dan Jakata yang dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kemajuan pekerjaan konstruksi.
Tingkat pelayanan jalan untuk Jalan M1 saat ini menunjukkan kondisi
padat pada jam-jam tertentu, yaitu pagi dan sore hari. Untuk
mengetahui besarnya bangkitan yang ditimbulkan oleh kegiatan
mobilisasi bahan material, maka digunakan perhitungan sebagai
berikut :
 Ritasi pengambilan selama  Truk/hari
=
masa konstruksi  Ritasi/hari x  hari pengambilan maksimal

Dengan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:


 Moda transportasi yang digunakan adalah jenis light-truck
berkapasitas 5 ton atau 6 m3 yang disesuaikan dengan kondisi
geometri ruas Jalan M1 Bandara.
 Waktu jam kerja per hari adalah 10 jam
 Waktu pengambilan material maksimal selama 3 bulan atau 90
hari.
 Jenis material yang dihitung adalah material dasar dengan
jumlah yang digunakan maksimal untuk satu tahun.

III-9 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Berdasarkan Tabel 1.5., dinyatakan bahwa kendaraan pengangkut


material yang beroperasi tiap harinya berjumlah 5 buah (ukuran 6
m3) dan sebanyak 5 buah mobil pick-up. Penambahan volume lalu
lintas dari kegiatan ini relatif kecil.

Tabel 3.11. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Peningkatan Volume


Lalu Lintas Tahap Konstruksi

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Jumlah bangkitan kendaraan Penting
penduduk yang pengangkut material adalah 5 buah
akan terkena (ukuran 6 m3) dan sebanyak 5 buah
dampak mobil pick-up
2 Luas wilayah Sekitar lokasi merupakan Kawasan Tidak
penyebaran Bandara Soekarno-Hatta Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung selama tahap Penting
lamanya dampak konstruksi, dimana mobilisasi material
berlangsung dilakukan setiap hari
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah penurunan
lingkungan hidup kualitas udara dan kenyamanan di
lain yang akan sekitar lokasi kegiatan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak bersifat kumulatif dengan Penting
dampak aktivitas transportasi yang ada
sekarang
6 Berbalik atau tidak Dampak berbalik setelah dilakukan Tidak
berbaliknya penghijauan. Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
tekno logi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)

III-10 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

3.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan


Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan berupa pekerjaan
tanah serta kegiatan konstruksi, diprakiran akan menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas air permukaan, karena dikhawatirkan
material urugan akan tercecer ke badan air yang ada di sekitar
lokasi kegiatan, sehingga akan meningkatkan kekeruhan yang
menyebabkan turunnya kualitas air permukaan. Aktivitas pekerjaan
tanah memberikan dampak peningkatan kadar TSS dari kondisi rona
lingkungan awal (54 mg/l pada titik pemantauan di saluran bagian
Selatan dan 56 mg/l pada area titik pemantauan di saluran bagian
Utara). Peningkatan TSS ini akan berdampak kepada penurunan
penetrasi sinar matahari yang masuk ke dalam perairan. Hal ini
menyebabkan penurunan kegiatan jasad autotrof dalam
melakukan fotosintesis sehingga dapat menurunkan produktifitas
perairan termasuk organisme yang berada di perairan.
TSSI = TSSo (Ct.Pt)/(Co.Po)
Dimana :
TSSo, TSSt = kadar zat padat terlarut sebelum dan setelah ada pekerjaan
tanah dan drainase
TSSo, TSSt = kadar zat padat terlarut sebelum dan setelah ada pekerjaan
tanah dan drainase
Co, Ct = faktor pengelolaan vegetasi sebelum dan setelah ada
pekerjaan tanah dan drainase
Po, Pt = faktor tindakan konservasi tanah sebelum dan setelah ada
pekerjaan tanah dan drainase

Besarnya perubahan - perubahan kadar zat padatan terlarut (TDS)


dan zat padatan tersuspensi (TSS) setelah pekerjaan tanah dan
drainase seperti disajikan pada tabel berikut.

III-11 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 3.12. Perubahan Kadar TSS Setelah Kegiatan Konstruksi

TSSo TSSt BM *)
Lokasi Co Ct Po Pt Ket
(mg/L) (mg/L) (mg/L)

Saluran primer
54 0,5 1,0 0,4 1,0 270 400 < BM
(up stream)
Saluran primer
56 0,5 1,0 0,4 1,0 280 400 < BM
(down stream)
Keterangan: *) PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

Tabel 3.12. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Penurunan Kualitas


Air Permukaan Tahap Konstruksi

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Saluran yang terpengaruh adalah Tidak
penduduk yang saluran kawasan Bandara, sehingga Penting
akan terkena jumlah penduduk yang terkena
dampak dampak sedikit
2 Luas wilayah Sekitar lokasi merupakan Kawasan Tidak
penyebaran Bandara Soekarno-Hatta Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung selama tahap Penting
lamanya dampak konstruksi, khususnya pekerjaan tanah
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah potensi
lingkungan hidup genangan dan peningkatan
lain yang akan perawatan sarana saluran drainase
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak bersifat kumulatif dengan Penting
dampak buangan air dari Kawasan Bandara
yang ada sekarang
6 Berbalik atau tidak Dampak berbalik setelah dilakukan Tidak
berbaliknya penghijauan. Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)

III-12 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

3.1.5. Timbulnya Limbah Padat


Pekerja konstruksi sebanyak 570 orang akan menimbulkan limbah
padat domestik yang berasal dari pekerja bangunan dan sampah
konstruksi berupa sisa-sisa bahan seperti besi, kayu dan puing-puing
bangunan. Volume sampah dari aktivitas kontruksi diperkirakan
dengan formulasi sebagai berikut.
Volume = Timbulan per kapita x jumlah pekerja (m3/hari)
Timbulan per kapita = 2,9 liter/orang/hari (Masterplan Pengelolaan
sampah Kota Tangerang)
Jumlah pekerja = 570 orang
Volume = 2,9 l/orang/hari x 570 orang = 1653 liter/hari = 1,653 m3/hari

Tabel 3.14. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Timbulnya Limbah


Padat Tahap Konstruksi

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Sebanyak 570 orang pekerja sebagai Penting
penduduk yang jumlah manusia yang terkena
akan terkena dampak
dampak
2 Luas wilayah Di lokasi tapak rencana Tidak
penyebaran pembangunan Hangar 4 Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung selama tahap Penting
lamanya dampak konstruksi
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah gangguan
lingkungan hidup kesehatan masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Tidak ada dampak kumulatif akibat Tidak
dampak peningkatan volume sampah Penting
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting

III-13 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi

Kesimpulan Negatif Penting ( NP )

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa kegiatan konstruksi


pembangunan Hangar 4 menimbulkan dampak yang tergolong
negatif penting (NP) terhadap penurunan kualitas air permukaan.

3.1.6. Perubahan Persepsi Masyarakat


Dampak perubahan persepsi masyarakat terjadi akibat kegiatan
penerimaan tenaga kerja dan mobilisasi alat dan material.
A. Penerimaan Tenaga Kerja
Penerimaan tenaga kerja akan menimbulkan dampak perubahan
persepsi masyaraka berupa persepsi positif. Angkata kerja yang
tersedia di sekitar lokasi kegiatan diharapkan dapat terfasilitasi
menjadi tenaga kerja pada pembangunan Hangar 4 PT. GMF.
Tenaga kerja yang diharapkan merupakan tenaga kerja yang sesuai
dengan kemampuan, yaitu untuk tenaga keamanan (security),
tukang, dan kernet. Berdasarkan uraian di atas, dampak perubahan
persepsi masyarakat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja tahap
konstruksi adalah positif penting (PP).
B. Mobilisasi alat dan material
Kegiatan mobilisasi alat dan material akan menimbulkan dampak
perubahan persepsi masyarakat berupa persepsi negatif. Mobilisasi
material yang melewati Jalan M1 Bandara atau jalan-jalan umum
lainnya akan menimbulkan peningkatan volume kendaraan, yang
pada akhirnya akan menimbulkan kemacetan. Pengangkutan
material diperkirakan menggunakan alat angkut berupa truk
pengangkut sebanyak 5 buah per hari dan kendaraan berupa mobil

III-14 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

pick-up sebanyak 5 buah per hari. Peningkatan volume lalu lintas


dengan waktu konstruksi yang cukup panjang, akan mengakibatkan
persepsi masyarakat yang negatif terhadap pelaksanaan
pembangunan Hangar 4. Dengan demikian, dampak perubahan
persepsi masyarakat dari kegiatan mobilisasi alat dan material
termasuk dampak negatif penting (NP).

Berdasarkan uraian di atas, ditinjau dari 2 (dua) kegiatan tahap


konstruksi yang dapat menimbulkan dampak perubahan persepsi
masyarakat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Tabel 3.15. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Perubahan Persepsi


Masyarakat Tahap Konstruksi

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Sebanyak 570 orang pekerja sebagai Penting
penduduk yang jumlah manusia yang terkena
akan terkena dampak
dampak
2 Luas wilayah Di lokasi tapak rencana Tidak
penyebaran pembangunan Hangar 4 dan Jalan Penting
dampak M1 Bandara
3 Intensitas dan Dampak berlangsung selama tahap Penting
lamanya dampak konstruksi
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah peningkatan
lingkungan hidup pendapatan masyarakat dan
lain yang akan gangguan kesehatan masyarakat
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Tidak ada dampak kumulatif Tidak
dampak Penting
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu

III-15 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Positif/Negatif Penting (PP/NP )

3.2. Tahap Operasi


3.2.1. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Pada pelaksanaan operasi akan menambah 135 orang tenaga kerja
baru. Dari hasil konsultasi publik masyarakat mengharapkan dapat
melibatkan tenaga kerja lokal. Tenaga kerja yang diserap pada
tahap operasional merupakaan tenaga teknis dengan kualifikasi
yang ditetapkan oleh PT. GMF AeroAsia. Meskipun jumlah tenaga
kerja tambahan yang dibutuhkan dalam kegiatan Hangar 4 adalah
135 orang, namun jumlah ini memberikan dampak signifikan apabila
20% tenaga kerja akan melibatkan penduduk sekitar lokasi kegiatan.

Tabel 3.16. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Kesempatan Kerja


dan Berusaha Tahap Operasional

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Sebanyak 135 orang pekerja sebagai Penting
penduduk yang jumlah manusia yang terkena
akan terkena dampak
dampak
2 Luas wilayah Di kegiatan Hangar 4 GMF dan Penting
penyebaran penduduk sekitar di Kel. Pajang
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung tidak lama, Tidak
lamanya dampak hanya pada kegiatan penerimaan Penting
berlangsung tenaga kerja tahap operasional
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah peningkatan
lingkungan hidup pendapatan masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Tidak ada dampak kumulatif Tidak
dampak Penting

III-16 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Positif Penting (PP)

3.2.2. Peningkatan Air Larian


Sumber dampak peningkatan air larian adalah kegiatan operasional
fasilitas penunjang. Kegiatan ini akan merubah tata guna lahan dari
kondisi sebelumnya berupa lahan terbuka dengan tanaman semak
dan rumput untuk selanjutnya dilakukan pembangunan menjadi
lahan tertutup.
Untuk menghitung perkiraan air larian yang terjadi di tapak proyek,
perlu dihitung intensitas hujan maksimum berdasarkan data curah
hujan. Intensitas hujan dihitung dengan rumus:
𝑅24 24 2⁄3
𝐼= ( )
24 𝑡
Dimana:
R24 = Curah hujan harian maksimum Kota Tangerang = 136 mm/hari
t = lama hujan pada hari tersebut = 5 jam
I = Intensitas hujan Kota Tangerang = 16,1 mm/jam

Untuk menghitung debit air larian, digunakan Rumus Rasional


sebagai berikut.
𝑄 = 0,278 (𝐶2 − 𝐶1 ) 𝐼 𝐴
Hasil perhitungan air larian ditampilkan dalam Tabel 3.16.

III-17 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 3.17. Perkiraan Air Larian


Luas lahan Koefisien Intensitas Hujan Jumlah Air
Jenis Penutup (km²) Air Larian (mm/jam) Larian (m³/detik)
No
Lahan
A C I Q
1. Kondisi Sebelum Proyek
Tanah Kosong 0,0552 0,2 16,1 0,178
Debit Sebelum Proyek 0,178
2. Kondisi Setelah Proyek
Bangunan 0,0464 1 16,1 0,747
Apron 0,0088 0,9 16,1 0,128

Debit Air Larian Setelah Proyek 0,875

Penambahan Debit Air Larian 0,697


Sumber: Hasil analisis, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.16. di atas,


penambahan debit air larian sebesar 0,697 m3/detik. Dengan asumsi
lama hujan maksimum adalah 5 jam, maka debit air larian adalah
12.546 m3/hari.

Tabel 3.18. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Peningkatan Air


Larian Tahap Operasional

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Penduduk di sekitar tapak proyek Penting
penduduk yang yang dilewati saluran kawasan
akan terkena Bandara
dampak
2 Luas wilayah Hanya di Kawasan Bandara Tidak
penyebaran Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah potensi
lingkungan hidup genangan dan banjir
lain yang akan

III-18 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Potensi kumulatif dampak berupa Penting
dampak sedimentasi yang mengurangi daya
tampung saluran
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)

3.2.3. Peningkatan Volume Lalu Lintas


Sumber dampak peningkatan volume lalu lintas adalah kegiatan
Operasional Fasilitas Penunjang berupa aktivitas karyawan PT. GMF
AeroAsia. Kegiatan iniberlangsung selama masa operasi. Jumlah
kendaraan karyawan berkisar antara 20 – 30 unit per hari, dengan
kondisi maksimum sebanyak 30 unit per hari. Dengan demikian
penambahan volume lalu lintas 8 unit perhari. Pada ruas Jl. M-1,
volume lalu lintas dengan kecepatan kendaraan terendah yang
teramati sebesar 20-30 km/jam, dengan kecepatan tersebut akan
menambah kinerja Jalan M-1.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 2.12. didapat total
volume kendaraan eksisting adalah 1.956 smp/jam. Dengan adanya
tambahan 30 kendaraan, maka volume kendaraan menjadi 1.986
smp/jam. Kapasitas jalan masih sesuai dengan kondisi eksisting, yaitu
2.324,19 smp/jam. Sehingga VCR adalah 1986/2324,19 = 0,85.
Dengan demikian dari sisi kecepatan kendaraan, maka kinerja jalan
masih tetap kategori D (V/C ratio = 0,85). Gangguan arus lalu lintas
juga akan dipengaruhi oleh kegiatan manuver keluar masuk
kendaraan ke dan dari Hangar 4.

III-19 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Tabel 3.19. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Peningkatan Volume


Lalu Lintas Tahap Operasional

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Pengguna jalan M1 Bandara Penting
penduduk yang
akan terkena
dampak
2 Luas wilayah Hanya di Kawasan Bandara Tidak
penyebaran Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah kerusakan
lingkungan hidup jalan
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak terjadi setiap hari, sehingga Penting
dampak menimbulkan dampak kumulatif

6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak


berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)

3.2.4. Timbulnya Limbah Padat


Pekerja operasional sebanyak 135 orang akan menimbulkan sampah
domestik karyawan. Sampah yang timbul merupakan sampah
aktivitas sehari-hari dan perkantoran, sehingga jenis sampah yang
timbul berjenis organik dan anorganik. Komposisi sampah untuk
kegiatan perkantoran sebesar 75% anorganik dan 25% organik
(Damanhuri, 1995).

III-20 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Total timbulan sampah dari pengoperasian sarana penunjang


adalah 5,39 m3/hari. Dengan adanya peningkatan timbulan sampah
ini akan memberikan tambahan volume sampah untuk kawasan
Bandara Soekarno-Hatta.

Tabel 3.20. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Timbulnya Limbah


Padat Tahap Operasional

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Pekerja dan penduduk di sekitar Penting
penduduk yang lokasi proyek
akan terkena
dampak
2 Luas wilayah Di kawasan GMF AeroAsia Tidak
penyebaran Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah kesehatan
lingkungan hidup masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak terjadi setiap hari, sehingga Penting
dampak menimbulkan dampak kumulatif
6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak
berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)

3.2.5. Timbulnya Limbah B3


Aktivitas operasional fasilitas penunjang akan menyisakan blasting
powder, chemical cleaner, paint remover, tihinner, dan lainnya yang

III-21 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

tidak terpakai. Material kadaluarsa dan limbah chemical bekas


lainnya tercantum dalam Tabel 1.12. Pengelolaan eksisting yang
dilakukan oleh PT. GMF AeroAsia adalah mengelola menggunakan
Pihak Ketiga yang telah memiliki ijin sebagai pengangkut maupun
sebagai pengolah limbah B3.

Tabel 3.21. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Timbulnya Limbah B3


Tahap Operasional

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah Pekerja dan penduduk di sekitar Penting
penduduk yang lokasi proyek
akan terkena
dampak
2 Luas wilayah Di kawasan GMF AeroAsia Tidak
penyebaran Penting
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah kesehatan
lingkungan hidup masyarakat
lain yang akan
terkena dampak
5 Sifat kumulatif Dampak terjadi setiap hari, sehingga Penting
dampak menimbulkan dampak kumulatif

6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak


berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)

III-22 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

3.2.6. Perubahan Persepsi Masyarakat


Dampak perubahan persepsi masyarakat terjadi akibat kegiatan
penerimaan tenaga kerja, Operasional Hangar 4, dan Pemeliharaan
Bangunan. Seleksi penerimaan tenaga kerja yang tidak transparan
akan memicu timbulnya persepsi negatif mayarakat terutama
masyarakat pencari kerja. Dampak yang diakibatkan oleh kegiatan
Operasional Hangar 4 muncul akibat aktivitas pemeliharaan
pesawat yang dikhawatirkan akan menimbulkan kebisingan dan
pencemaran udara. Sedangkan dampak yang terjadi akibat
pemeliharaan bangunan akan menimbulkan persepsi masyarakat
yang baik akibat semakin terawatnya fisik bangunan Hangar yang
dirancang dengan desain modern.
Sifat penting dampak yang ditimbulkan oleh persepsi masyarakat
pada kegiatan operasi tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 3.22. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak Penurunan Persepsi


Masayrakat Tahap Operasional

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
1 Besarnya jumlah relatif besar dari harapan Penting
penduduk yang masyarakat untuk penyerapan
akan terkena tenaga kerja pada penduduk
dampak lokal
2 Luas wilayah Mencakup wilayah Kelurahan Pajang Penting
penyebaran
dampak
3 Intensitas dan Dampak berlangsung lama, selama Penting
lamanya dampak tahap operasional
berlangsung
4 Banyaknya Komponen lingkungan lain yang Penting
komponen terkena dampak adalah kesehatan
lingkungan hidup masyarakat
lain yang akan
terkena dampak

III-23 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hangar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsia

Kriteria Dampak
No. Uraian / Keterangan Kesimpulan
Penting
5 Sifat kumulatif Dampak terjadi setiap hari, sehingga Penting
dampak menimbulkan dampak kumulatif

6 Berbalik atau tidak Tidak ada dampak yang berbalik Tidak


berbaliknya Penting
dampak
7 Kriteria lain Tidak ada Tidak
berdasarkan Penting
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan Negatif Penting (NP)

III-24 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

BAB IV. EVALUASI DAMPAK PENTING

Evaluasi dampak penting dimaksudkan sebagai penelaahan


dampak penting dari rencana kegiatan pembangunan secara holistik.
Hasil evaluasi selanjutnya menjadi masukan bagi lembaga yang
berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana usaha
atau kegiatan pembangunan. Dalam mengevaluasi dampak penting
akan dilakukan dengan pendekatan secara holistik antara berbagai
komponen lingkungan yang terkena dampak. Berbagai dampak baik
positif maupun negatif akan ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling
terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi sehingga diketahui sampai
sejauh mana perimbangan antara resiko dan manfaat yang akan
diterima. Dampak penting yang dihasilkan dari evaluasi adalah dampak-
dampak ang akan dikelola dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL) dan dipantau dalam Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL). Dalam evaluasi dampak akan dilakukan analisis dengan
pendekatan:
(1) Sebab akibat dampak dengan bantuan bagan alir.
(2) Sifat dan karakteristik dampak, misalnya positif atau negatif, sinergik
atau antagonistik atau saling menetralisir.
(3) Pola persebaran dampak agar mempermudah pengelolaan dampak
yang bersangkutan.
Metode yang digunakan dalam evaluasi dampak penting adalah
Metode Bagan Alir Keterkaitan Dampak dan Metode Matrik karena
dianggap dapat memperlihatkan keholistikan, interaksi antar dampak,
dan aliran dampak, sehingga bisa dengan mudah diketahui dimana dan
kapan upaya pengelolaan dan pemantauan dilakukan. Evaluasi penilaian
dampak berpedoman pada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056 Tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting yaitu:

IV-1 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

1. Sumber manusia yang akan terkena dampak


2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lama dan intensitas dampak berlangsung
4. Banyak komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik dan tidak berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan IPTEK

IV-2 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

4.1. Pendekatan Holistik Kausatif

Pembangunan
Hanggar 4 PT. GMF Aeroasia

Pra Kontruksi Operasi

Kontruksi

Kesempatan Kerja &


Berusaha

Penurunan Kualitas Air


Permukaan

Peningkatan Vol. Lalu lintas

Penurunan Kualitas Udara

Timbulnya Limbah Padat

Peningkatan Air Larian

Timbulnya Limbah B3

Persepsi Masyarakat

Gambar 4.1. Diagram Pendekatan Holistik

IV-3 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

Evaluasi dampak penting merupakan bagian terpenting yang


menguraikan tentang kajian secara holistik dari dampak penting, baik
yang positif maupun yang negatif. Hasil evaluasi dampak penting tersebut
dijadikan sebagai landasan untuk menbuat arahan rencana pengelolaan
lingkungan hidup (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL).
Berdasarkan hasil kajian prakiraan dampak besar dan penting pada
tahap pra kontruksi, tahap kontruksi dan pada tahap operasi dan dengan
memperhatikan bagan alir dampak penting yang memperlihatkan
keterkaitan komponen kegiatan dengan dampak lingkungan maka
telaahan secara holistik di jelaskan sebagai berikut:
1. Kesempatan Kerja dan berusaha
2. Penurunan Persepsi Masyarakat
3. Penurunan Kualitas Air Permukaan
4. Peningkatan Volume lalu Lintas
5. Penurunan Kualitas Udara
6. Timbulnya Limbah Padat
7. Peningkatan Air Larian
8. Timbulnya Limbah B3
Dampak yang terjadi ada secara langsung terutama terhadap
komponen fisik kimia, terjadi tidak lansung terutama pada komponen sosial
dan terjadi secara berantai yang berujung pada persepsi masyarakat.
Kegiatan-kegiatan yang menyebabkan dampak penting yaitu kegiatan
mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, pematangan lahan, mobilisasi
material dan peralatan proyek serta kegiatan operaional Hangar 4.
Dampak langsung terhadap kemacetan lalu lintas disebabkan oleh
mobilisasi kendaraan karyawan kontruksi dan operasional Hangar 4,
dampak kemacetan lalulintas ini akan berlanjut pada dampak penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan yang dapat menyebabkan
dampak turunan terhadap penurunan Kesehatan Masyarakat yang
kemudian bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan persepsi
negatif masyarakat terhadap keberadaan Hangar 4.

IV-4 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

Dampak lansung pada penurunan kualitas air permukaan akibat


buangan limbah cair domestik, dampak ini dapat berlanjut pada
penurunan Kesehatan Masyarakat yang dapat menimbulkan dampak
persepsi negatif masyarakat.
Dampak langsung pada peningkatan air larian akibat
pembangunan Hangar 4 dapat menyebabkan banjir sehingga dapat
menimbulkan dampak turunan terhadap gangguan Kesehatan
Masyarakat dan timbulnya persepsi masyarakat.
Dampak lansung terhadap komponen sosial ekonomi adalah
masalah kesempatan kerja sebagai akibat kegiatan mobilisasi tenaga
kerja dan operasionala Hangar 4. Dampak ini berlanjut pada dampak
peningkatan pendapatan masyarakat yang juga akan berlanjut pada
timbulnya dampak persepsi masyarakat.
Maka berdasarkan uraian tersebut dampak terhadap komponen
kemacetan lalu lintas, kesempatan kerja, peningkatan air larian,
penurunan kualitas air permukaan merupakan prioritas utama dalam
pengelolaannya agar tidak berlanjut dampaknya yang berujung pada
persepsi negatif masyarakat.
Pada tahap kontruksi dan operasi komponen kegiatan mobilisasi
tenaga kerja menyebabkan dampak langsung terhadap komponen sosial
berupa dampak positif penting terhadap terbukanya lapangan kerja dan
memberikan perimbangan yang baik terhadap dampak kegiatan berupa
persepsi masyarakat yang baik terhadap rencana kegiatan. Persepsi
masyarakat pada tahap kontruksi dan operasi kecenderungannya adalah
negatif dan penting hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan
kegiatan fisik yang dilakukan pada tahap kontruksi yang meyebabkan
dampak berantai terhadap komponen sosial lainnya serta dampak
lansung terhadap komponen sosial pada tahap operasi.

IV-5 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

4.2. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan Dampak Penting


Kajian dampak penting rencana kegiatan Pembangunan Hangar 4
telah dikemukakan pada uraian di muka. Dampak-dampak negatif
penting tersebut, baik dampak terhadap lingkungan fisik, kimia, biologi
dan sosekbud pada setiap tahapan kegiatan masih dapat dikendalikan
ditinjau dari aspek teknologi, ekonomi, peraturan perundangan, dan aspek
kelembagaan.
Berdasarkan uraian di atas maka rencana kegiatan Hangar 4 oleh
PT. GMF Aeroasia layak ditinjau dari segi lingkungan hidup untuk
dilaksankan dengan syarat melaksanakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Pemantauan Lingkungan Hidup sesuai dengan dokumentasi Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup Hidup (RPL).

4.2.1. Arah Pengelolaan Dampak Penting


Kajian terhadap Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ini
akan menjadi dasar dalam penyusunan rencana pengelolaan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan ditujukan pada upaya pengelolaan dampak
penting lingkungan dengan meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif:
1. Meminimalkan dampak negatif penting terhadap penurunan
kualitas udara
2. Meminimalkan dampak negatif penting terhadap peningkatan
Kebisingan
3. Meningkatkan dampak positif penting terhadap peningkatan
lapangan kerja.
Dampak pada komponen tersebut jika tidak dikelola dengan baik
maka akan memberikan dampak negatif terhadap komponen sosial
lainnya. Sehingga prioritas penanganan dampak adalah pada komponen
kegiatan utama yang memberikan dampak secara berantai yaitu dengan
pendekatan secara teknologi.

IV-6 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

1. Untuk penanganan dampak air limbah, terutama dari kegiatan


tahap konstruksi perlu dilakukan pengelolaan air limbah domestik
yang tepat dan bersahabat dengan lingkungan. Dengan cara
pengelolaan limbah cair domestik dengan menggunakan septic
tank sehingga tidak bersentuhan dengan badan air.
2. Untuk penanganan air larian perlu membuat sumur-sumur resapan
air hujan dengan membuat sumur resapan dan Lubang biopori
sesuai dengan arahan dari Dinas Bina Marga dan SDA Kota
Tangerang.
3. Untuk penanganan kemacetan lalu lintas perlu di upayakan
memasang rambu-rambu lalul intas seperti rambu dilarang stop atau
parkir disepanjang jalan lalu lintas kendaraan di sekitar pintu masuk
dan keluar, menempatkan petugas pengatur lalu lintas terutama
pada jam sibuk pagi hari dan sore hari di sekitar Hangar 4 untuk
menjaga kelancaran lalulintas.
Untuk mengatisipasi dampak turunan terhadap komponen sosial
masyarakat selain dilakukan penanganan pada sumber dampak
primernya dengan pendekatan teknologi di atas juga dilakukan dengan
pendekatan sosial dan kelembagaan sebagi berikut:
1. Melakukan pendekatan persuatif dan sosialisasi kepada masyarakat
terhadap dampak yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan
2. Melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan sebagai
wujud kepedulian manajemen yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan masyarakat
3. Membina kerjasama yang erat dengan instansi-instansi yang
berkepentingan dan berkaitan dalam pengelolaan lingkungan
hidup
4. Melakukan langkah pengawasan serta pelaporan dari kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

IV-7 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

Berdasarkan evaluasi keterkaitan dampak penting diatas maka komponen


lingkungan yang perlu pengelolaan adalah:
A. Tahap Kontruksi
1. Peningkatan Kesempatan kerja dan Berusaha
2. Penurunan kualitas air permukaan
3. Timbulnya limbah padat
4. Penurunan kualitas udara
5. Peningkatan volume lalulintas
6. Perubahan Persepsi masyarakat
B. Tahap Operasi
1. Peningkatan Kesempatan kerja dan Berusaha
2. Peningkatan volume lalulintas
3. Peningkatan air larian
4. Timbulnya Sampah
5. Timbulnya Limbah B3
6. Perubahan Persepsi masyarakat

4.3. PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN


Untuk menilai kelayakan lingkungan rencana kegiatan Hangar 4,
maka harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Rencana Tata Ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting
dampak dari aspek biogefisik kritis, sosial, ekonomi, budaya, tata
ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi,
konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;

IV-8 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting


sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling
mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting
yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulangi dampak penting negatif yang akan
ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan
dengan pendekatan teknologi, sosial dan kelembagaan;
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau menggangu entitas ekologis yang merupakan;
 entitas dan/atau spesies kunci (key species);
 memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
 memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau
 memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauimya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tamping lingkungan
dimaksud
Dari uraian deskripsi rencana kegiatan, kondisi rona lingkungan, dan
prakiraan dampak penting yang telah dikaji dalam studi AMDAL serta
dengan mempertimbangkan hasil evaluasi dampak penting, maka dapat
disimpulkan status kelayakan bagi kegiatan Rencana Pembangunan
Hangar 4 sebagai berikut:

IV-9 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

 KESESUAIAN DENGAN TATA RUANG :


Berdasarkan Peta RTRW Kota Tangerang dan arahan pemanfaatan
Ruang yang ada, kegiatan pembangunan Hangar 4 sudah sesuai
dengan peruntukkannya.
 KELAYAKAN LINGKUNGAN :
Berdasarkan evaluasi terhadap dampak penting dan kondisi rona
lingkungan serta berdasarkan penilaian terhadap potensi kemampuan
teknologi, sosial-ekonomi dan kelembagaan PT. GMF Aeroasia selaku
pengelola Hangar 4 memiliki potensi kemampuan untuk mengatasi dan
mengelola dampak yang mungkin timbul, maka kegiatan
Pembangunan Hangar 4 layak secara lingkungan untuk dilaksanakan.
PT. GMF Aeroasia berkomitmen :
(1) Menjalankan kegiatan sesuai dengan rencana dan rekomendasi
yang telah diuraikan dalam dokumen ANDAL yang telah disahkan
(2) Melaksanakan Pengelolaan Lingkungan Hidup sesuai dengan
dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang telah
disepakati/disahkan.
(3) Melaksanakan kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup sesuai
dengan dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
yang telah disepakati/disahkan.
 Kepatuhan dalam melaksanakan rekomendasi ANDAL dan
pelaksanaan RKL dan RPL secara benar dan bertanggungjawab
merupakan syarat mutlak bagi kelayakan lingkungan ini.
Atas dasar pertimbangan di atas, Rencana Pembangunan Hangar 4 PT.
GMF AeroAsia memenuhi kelayakan lingkungan hidup.

4.4. Rekomendasi Kelayakan


Berdasarkan kajian cermat dan mendalam terhadap dampak
penting dan kondisi rona dan rencana kegiatan, maka PT. GMF Aeroasia
berkomitmen:

IV-10 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)


Rencana Pembangunan Hanggar 4
PT. Garuda Maintenance Fasility Aeroasia

1. Selama melaksanakan kegiatan yang terkaitan atau berdampak pada


sektor lain harus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas
Perhubungan, Kepolisian, Kecamatan serta kelurahan.
2. Melaksanakan rencana kegiatan pra konstruksi, konstruksi dan operasi
dengan cara / teknik / manajemen / prosedur / peralatan / bahan
yang sesuai sebagaimana telah diuraiakan dalam dokumen ANDAL.
3. Melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak sebagaimana
diuraikan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
4. Menjalankan proses-proses konstruksi dan operasi dengan limbah
minimal, melalui cara menekan limbah pada sumbernya (reduce),
mengolah limbah dan mendaur ulang (recycle), pemanfaatan
kembali (reuse) dan pemulihan kondisi lingkungan yang rusak (restore).
5. Melakukan upaya-upaya konservasi air dengan cara Reduce atau
penghematan pemakaian, Reuse atau pemakaian ulang dan Recycle
atau mendaur ulang air limbah sehingga dapat dipergunakan
kembali.

IV-11 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

Anda mungkin juga menyukai