( Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seminar Manajemen Operasi )
Oleh
Kelas H
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Abstrak
Adidas merupakan salah satu perusahaan global yang sudah memiliki nama di dunia internasional
khususnya dikalangan konsumennya. Beberapa penghargaan telah mampu diraih oleh Adidas
berkat prestasi mereka. Namun kesuksesan Adidas saat ini tidak lepas dari peran strategi Operasi
perusahaan secara keseluruhan pada masing-masing lini fungsi yang ada didalam proses
berlangsungnya perusahaan.
Paper ini menerangkan bagaimana Adidas mampu bertahan hingga waktu yang sangat
lama dengan memanfaatkan Strategi Global yang dimilikinya mulai dari sistem perekrutan,
marketing, hingga proses Supply chain yang dapat di implementasikan dengan baik menggunakan
bantuan Teknologi.
Kata Kunci : Strategi Operasi Global, Recruitment, Marketing, Supply Chain, Integrating
BAB I
PENDAHULUAN
Adidas menghadapi persaingan yang ketat di industri barang olahraga dan terdorong untuk
harus tetap dapat mengungguli para pesaingnya itu. Namun perusahaan akan menghadapi
tantangan yang cukup sulit mengenai membedakan dirinya dari pemain lain dan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang beragamnya tentu saja sangat tiggi.
Peusahaan Adidas yang keberadaannya tersebar di dunia tentu saja akan mengalami
permasalahan yang kompleks baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar
perusahaan. Dalam perkembangannya, semakin banyak saja para pencari kerja (job seeker) yang
mendatangi Perusahaan Adidas untuk mengajukan lamaran. Untuk lebih mengefisienkan proses
perekrutan pada Adidas maka perusahaan menggunakan sistem Perekrutan secara Global.
Begitu pula halnya dengan proses marketing dan supply chain Adidas juga dilakukan secara
global. Dengan mengintegrasikan antara proses operasional dan teknologi maka setiap proses
yang ada pada sistem operasi akan dapat berjalan dengan lebih maksimal.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi sistem operasi Adidas yang menggunakan
Global Operation yang terintegrasi dengan teknologi informasi
BAB II
PEMBAHASAN
Model Pabrik harus memberikan standar yang jelas dan pedoman untuk bagaimana setiap kategori
keputusan harus dilakukan. Kategori keputusan dalam Strategi operasi digunakan untuk memberikan
bimbingan tentang bidang utama seperti fasilitas, kapasitas, proses technology, integrasi vertikal,
manajemen mutu organisasi, dan perencanaan dan pengendalian sistem.Tujuannya adalah untuk
membuat model kertas (sebagai lawan-komputer berdasarkan model virtual seperti yang dijelaskan
dalam ). Untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi tanpa kehilangan fokus pelanggan,
Pabrik Model menetapkan frame untuk bagaimana pabrik dan sistem manufaktur harus dirancang
pada dua tingkat; mikro dan makro-pabrik. Sebuah mikro-pabrik adalah produksi didefinisikan
dengan baik process melibatkan tata letak, bauran produk dan volume,organisasi dan struktur
pemasok. Mikro-pabrik dirancang untuk menghasilkan produk yang lengkap dan setiap mikro-
pabrik diatur untuk menghasilkan sebagian besar, jika tidak semua, produk dalam keluarga
produk. Makro-pabrik adalah, pada gilirannya, terdiri dari satu set pabrik mikro. Relationship antara
mikro dan makro-pabrik, yang menyerupai konsep. Fungsi dukungan yang dibagi antara mikro-
pabrik dalam makro-pabrik untuk menyediakan skala ekonomi (lihat Gambar. 3 ).
Jumlah mikro-pabrik menentukan total kapasitas
jaringan manufaktur. Mikro-pabrik yang terkait
dengan kelompok produk tertentu dan saat ini dan
diproyeksikan permintaan untuk kelompok produk
tertentu digunakan untuk menentukan jumlah
pabrik mikro yang dibutuhkan.Mikro-pabrik yang
kemudian didistribusikan antara makro-pabrik
didasarkan pada kombinasi dari tersedia ruang
dalam jaringan, kedekatan dengan pasar yang
untuk dilayani, biaya distribusi, dan situs
kompetensi.
Model Pabrik, adalah sarana untuk mencapai efisiensi global, yang pertama dari tiga-
komponen komponen dalam transnasional. Tapi, karena fakta bahwa jaringan diatur dan
dikendalikan melalui mikro pabrik, Pabrik Model juga memfasilitasi produksi skala kecil,
economies of scope dan responsif lokal .
Tahap pertama yaitu suatu brand positioning yang baru : “forever sport-from competition to
lifestyle”. Sebagai kepala pemasaran global, Erich Stamminger mencatat bahwa pada 2001, “we
want to mean more to more people. We want to expand our customer base and again deeper market
penetration in our existing markets”. Agar target ini berhasil, 3 divisi di perusahaan direstrukturisasi
pada bagian lini produknya: performance product, leisure products, multifunctional products.
Pada Januari 2002, perusahaan mengajak bergabung agen periklanan untuk beberapa tahun,
London-based Leagas Delany. Agen baru Adidas, Los Angeles-based TBWA, akan bekerjasama
dengan sebuah agen Belanda. Stramminger mencatat, “by appointing one global agency network, we
are continuing our strategy of strengtheing the addidas brand worldwide”. TBWA mendapat izin
untuk bekerja. Unitnya di Jepang mengembangkan sebuah billboard dengan 2 orang bermain
vertical soccer. Perusahaan menerima penghargaan pada World Athletic Championships 2002 di
Paris, di mana seorang sprinter dari Karibia yang bernama Kim Collins menang pada final 100
meter dengan memakai sepasang sepatu Retro-styled Adidas. Eksekutif Adidas melihat pada
Olympic games 2004 di Athena, di mana di dalamnya termasuk 18 tim yang disponsori oleh Adidas.
Seperti Mike Riehl, kepala Global Sport Marketing, mencatat, “Athletics (track&field) goes back all
the way for us-it is a fixed part of our philosophy to make product for all Olimpyc discipline, all
about brand positioning and our claim to be the Olympic brand”.
Dwain Chambers, seorang sprinter Inggris yang menjadi endorse Adidas, terkena THG
positif. Sepanjang 2003 Adidas terpuruk dan strategi Adidas tidak berjalan, pesanan dalam pasar
USA turun. Sedangkan Nike menjadi pemimpin industri dengan 40% pangsa pasar untuk pasar
sepatu atletik. Perusahaan sepatu T-Mac dengan Tracy Mc Grandy sebagai endorse di Orlando
Magic yang menjadi penjual teratas sepatu basketball di USA pada 2001 dan 2002.
Untuk menetralkan situasi, Stamminger mengirimkan kabar ke Portland, Oregon dan
memberikan perubahan di kawasan Amerika Utara. Saat musim semi 2004, Adidas mengeluarkan
$50 juta global print dan kampanye TV untuk tagline, “nothing is imposible”. Beberapa model
advertising, seperti legenda tinju Muhammad Ali menyampaikan cerita “past and present” tentang
hubungan figur olahraga dari era dulu dengan bintang modern saat ini. Pada Mei, Stamminger
mengumumkan buah dari rahasia, pembangunan 3 tahun: Adidas, sebuah sepatu dengan sebuah
microchip untuk kekuatan atlet dan kebutuhan performance. Dalam sebuah pemberitaan,
Stamminger mencatat “this is the world’s first intelligent shoes : it senses, understands, and adopts”
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Salah satu kunci keberhasilan perusahaan agar berhasil dalam persaingan adalah berusaha
untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya dengan menggunakan strategi yang baik.
Dalam persaingan global dibutuhkan daya saing yang kuat, hal ini telah mampu diterapkan
oleh Adidas. Hal tersebut telah nampak pada setiap sistem operasionalnya yang dilakukan
secara global dengan ngengintegrasikannya dengan teknologi untuk kelancaran setiap
prosesnya.
Ide Topik
Sistem Operasi Global sebagai Faktor Peningkat Daya Saing dalam Persaingan Global
(Global Competitive Advantage)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Aug 2006 . “Adidas AG 2006 company profile edition 1: SWOT Analysis”.
Aroq Limited : United Kingdom
. Mar 2015. “January (Jan) Brecht - CIO and Head of Global Supply Chain,
Adidas AG”. Boardroom Insiders, Inc. : San Francisco, United States
Hadfield, Will. Dec 2006. “Adidas scores savings with global recruitment system”.
TechTarget : United States