Anda di halaman 1dari 11

ETIKA DAN PEMASARAN

MAKALAH

ETIKA DAN BISNIS

KELOMPOK 7:

1. Siti Khami Datunnisa (2012010280)

2. Dita Damayanti Aprillia (2012010288)

3. Nur Kotimah (2012010294)

4. Mimin Pembayuningtyas (2012010305)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang “Etika dan Pemasaran”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Etika dan Pemasaran” ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kediri, 20 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................4

1.1. Latar Belakang Makalah.............................................................................4

1.2. Rumusan Makalah......................................................................................5

1.3. Tujuan Makalah..........................................................................................5

1.4. Manfaat Makalah........................................................................................5

BAB II..................................................................................................................6

KAJIAN TEORI...................................................................................................6

2.1. Isu Etis dalam Pemasaran : Sebuah Kerangka Kerja..................................6

2.2. Tanggung Jawab terhadap Produk: Keamanan dan Tanggung Jawab.......6

1. Standar Kontraktual untuk Kemanan Produk.............................................6

2. Standar Tort untuk Keamanan Produk.......................................................7

3. Tanggug Jawab Produk yang Ketat............................................................7

2.3. Tanggung Jawab terhadap Produk : Periklanan dan Penjualan..................7

2.4. Isu-isu Etis dalam Periklanan.....................................................................8

2. 5. Etika Pemasaran dan Otonomi Konsumen................................................9

BAB III...............................................................................................................10

KESIMPULAN...................................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................................10

3.2 Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Makalah


Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha
termasuk dalam berinterkasi dengan pemangku kepentingan. Etika bisnis adalah studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Sebagaimana
kita mengetahui bahwa orientasi ilmu pemasaran adalah pasar. Sebab pasar merupakan mitra
sasaran dan sumber penghasilan yang dapat menghidupi dan mendukung pertubuhan
perusahaan. Oleh karena itu segala upaya dalam bidang pemasaran selalu berorientasi pada
kepuasan pasar. Dan jika pasar dilayani oleh perusahaan, kemudian pasar merasa puas, maka
hal ini membuat pasar tetap loyal terhadap produk perusahaan dalam jangka waktu yang
panjang. Untuk itu kita dituntut bukan saja mempercanggih teknik pemasaran kita tetapi juga
memperhatikan tanggung jawab terhadap konsumen dan masyarakat.Tidak dipungkiri,
tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan
dari konsumen dan masyarakat sehingga akan kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
menjunjung tinggi nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaaan tidak mentolerir
tindakan yang tidak etis. Misalnya diskriminsi dalam sistem jenjang karier.Ketika para
pebisnis membicarakan mengenai etika bisnis, maka maknanya adalah:

1. Penghindaran terhadap pelanggaran hukum kriminal dalam aktivitas kerja seseorang

2. Tindakan penghindaran terhadap perlawanan hukum sipil yang dilakukan perusahaan

3. Penghindaran terhadap penciptaan imej buruk perusahaan.

Bisnis biasanya memperhatikan tiga hal tersebut jika sudah mengalami kerugian dan
reputasi perusahaan mulai menurun. Munculnya kasus-kasus yang melahirkan problematik
etika bisnis bisa beragam sifatnya, seperti adanya kepentingan pribadi yang berlawanan
dengan kepentingan orang lain, hadirnya tekanan persaingan dalam meraih keuntungan yang
melahirkan konflik perusahaan dengan pesaingnya, munculnya pertentangan antara tujuan
perusahaan dengan nilai-nilai pribadi yang melahirkan pertentangan antara kepentingan
atasan dan bawahannya

1.2. Rumusan Makalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana isu etis dalam pemasaran sebuah kerangka kerja ?


2. Bagaimana tanggung jawab terhadap produk keamanan ?

3. Bagaimana tanggung jawab terhadap produk periklanan dan penjualan ?

4. Bagaimana isu etis dalam periklanan ?

5. Bagaimana etika pemasaran dan otonomi pemasaran ?

1.3. Tujuan Makalah


Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan tujuan penyusun makalah sebagai berikut:

1. Untuk memahami tentang isu etis dalam pemasaran sebuah kerangka kerja

2. Untuk memahami bagaimana tanggung jawab terhadap produk keamanan

3. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab terhadap produk periklanan dan penjualan

4. Untuk memahami bagaimana isu etis dalam periklanan

5. Untuk memahami antara etika pemasaran dan otonomi pemasaran

1.4. Manfaat Makalah


Dari tujuan diatas maka penyusun dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Akademik

Perumusan tentang Etika dan Pemasaran dapat membantu mempelajari tentang etika bisnis
dalam bidang pemasaran untuk menghadapi pelayanan pada publik dan konsumen.

2. Bagi Pembaca

Manfaat makalah ini dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi pembaca jika mau
membaca serta dapat menambah pemahaman tentang etika dan pemasaran.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Isu Etis dalam Pemasaran : Sebuah Kerangka Kerja


Kerangka kerja ini akan menyediakan pemahaman yang mendalam untuk membantu
para pengambil keputusan untuk sampai pada sebuah keputusan yang etis tetapi tidak akan
mengarah kepada keputusan yang benar karena ini bukanlah kerangka kerja yang normatif
dengan kata lain, hal ini tidak menentukan jawaban yang benar tetapi mengidentifikasi hak-
hak, tanggung jawab, tugas dan kewajiban, sebab dan akibat. Setelah parameter ini
ditetapkan, para pengambil keputusan menggunakan kerangka kerja untuk menganalisis
skenario secara efektif dan sampai pada keputusan yang paling baik merefleksikan orang-
orang dan struktur nilai profesionalnya.

2.2. Tanggung Jawab terhadap Produk: Keamanan dan Tanggung Jawab


Kategori umum dari tanggung jawab bisnis untuk produk dan jasa yang dijualnya
meliputi topik-topik yang sangat beragam. Hanya sedikit isu yang menerima cukup banyak
pengawasan dari ilmu hukum, politik, dan etika jika dibandingkan dengan tanggung jawab
bisnis karena bahaya yang disebabkan oleh produknya. Bisnis memiliki tanggung jawab etis
untuk merancang, memproduksi, dan mempromosikan produknya dalam cara yang
menghindarkan timbulnya bahaya bagi konsumen.

Baik hukum dan etika bergantung pada kerangka kerja yang serupa ketika
mengevaluasi kasus di mana produk atau jasa dari bisnis menyebabkan kerusakan di pasar.
Fokus dari kebanyakan diskusi mengenai tanggung jawab bisnis atas keamanan produk
adalah pada penentuan tanggung jawab(yang bersalah) atas kerusakan yang disebabkan oleh
produk yang tidak aman.

1. Standar Kontraktual untuk Kemanan Produk


Etika yang tersirat dalam pendekatan kontrak berasumsi bahwa para konsumen cukup
memahami produk dengan baik sehingga mereka secara layak diharapkan dapat melindungi
diri mereka sendiri. Tetapi para konsumen tidak selalu benar-benar memahami produknya
dan mereka tidak selalu bebas memilih untuk tidak membeli beberapa barang. Akibatnya,
standar jaminan tersirat mengalihkan beban pembuktian dari konsumen kepada produsen
dengan memungkinkan pelanggan untuk berasumsi bahwa produk produsen aman untuk
penggunaan yang normal. Dengan membawa barang dan jasa ke pasar, produsen secara
tersirat menjanjikan bahwa produknya aman untuk penggunaan normal. Dasar etis untuk
keputusan ini adalah asumsi bahwa konsumen tidak akan memberikan persetujuan untuk
membeli jika mereka memiliki alasan untuk percaya bahwa mereka akan celaka ketika
menggunakan produk tersebut dengan normal.
2. Standar Tort untuk Keamanan Produk
Perspektif etis yang digaris bawah oleh hukum tort menyatakan bahwa kita
semua memiliki kewajiban umum tertentu kepada orang lain, bahkan ketika kita tidak
mengasumsikan secara eksplisit dan sukarela. Secara khusus, saya memiliki kewajiban
kepada orang lain untuk tidak menempatkannya pada risiko yang tidak perlu dan dapat
dihindari. Dengan demikian, meskipun saya tidak pernah berjanji secara eksplisit kepada
siapapun bahwa saya akan menyetir dengan hati-hati, saya memiliki tugas etis untuk tidak
menyetir secara ceroboh di jalan.

Kelalaian merupakan komponen utama hukum tort. Sebagaimana dirujuk oleh


kata tort, kelalaian melibatkan suatu jenis kelalaian yang etis, khususnya kelalaian seorang
dari kewajiban untuk berhati-hati agar tidak mencelakai orang lain. Banyak isu etis dan
hukum yang mengelilingi tanggung jawab perusahaan manufaktur untuk produk yang
dipahami sebagai upaya untuk merinci kelalaian apa yang ada di dalam rancangan, produksi,
dan penjualan mereka.

3. Tanggug Jawab Produk yang Ketat


Standar kelalaian dari hukum tort berfokus pada pemahaman tanggung jawab
yang melibatkan tanggung jawab atau kesalahan. Dan karenanya, standar ini
mempertanyakan apa yang telah diramalkan atau seharusnya diramalkan oleh orang atau
bisnis yang terlibat. Akan tetapi ada juga kasus di mana konsumen dapat mengalami
kecelakaan yg disebabkan oleh produk di mana kelalaian tidak terlibat. Pada kasus seperti ini
di mana tidak ada pihak yang salah, pertanyaan mengenai pertanggungjawaban tetap ada.
Siapa yang seharusnya membayar kerugian pada saat konsumen terluka oleh produk dan
tidak ada pihak yang bersalah? Doktrin hukum dari tanggung jawab produk yang ketat
menyatakan bahwa perusahaan manufakturlah yang bertanggung jawab dalam kasus-kasus
tersebut.

2.3. Tanggung Jawab terhadap Produk : Periklanan dan Penjualan


Tujuan dari semua pemasaranadalah penjualan, pertukaran akhir antara penjual dan
pembeli. Sebuah unsur utama dari pemasaran adalah promosi penjualan, upaya untuk
memengaruhi pembeli untuk menyelesaikan pembelian. Pemasaran target dan riset
pemasaran adalah dua unsur penting dari penempatan produk, berusaha untuk menentukan
audiens mana yang paling mungkin untuk membeli, dan audiens mana yang paling mungkin
untuk dipengaruhi oleh promosi produk.

Ada dua cara untuk mempengaruhi orang lain, yaitu cara yang baik dan cara yang
buruk. Diantara cara yang baik untuk memengaruhi orang lain secara etis adalah
membujuk/persuasi, bertanya, memberitahu, dan menasihati. Sedangkan cara mempengaruhi
orang lain secara tidak etis adalah ancaman, pemaksaan, penipuan, manipulasi, dan
berbohong. Sering kali ditemukan praktik penjualan dan periklanan yang menggunakan cara-
cara yang menipu atau manipulasi untuk memengaruhi, contohnya adalah pada pasar
penjualan otomotif, khususnya pada pasar mobil bekas sering kali ditemukan praktik
manipulasi.

Manipulasi adalah sebuah proses rekayasa dengan melakukan penambahan,


penyembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah
realitas, kenyataan, fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem
perancangan sebuah tata sistem nilai, manipulasi adalah bagian penting dari tindakan
penanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu.Memanipulasi
sesuatu sama artinya dengan membimbing atau mengarahkan perilakunya. Manipulasi tidak
membutuhkan keterlibatan kendali penuh dan bahkan tampak seperti suatu proses
mengarahkan atau mengelola secara halus. Salah satu cara dimana kita dapat memanipulasi
seseorang adalah melalui penipuan, salah satu bentuknya adalah berbohong secara terang-
terangan.

Kita dapat melihat bagaimana hal ini relevan dengan etika pemasaran. Kritik
menyalahkan bahwa banyak praktik pemasaran memanipulasi konsumennya. Jelaslah,
banyak iklan menipu dan beberapa di antaranya benar-benar berbohong. Semakin banyak
seseorang mempelajari psikologi pelanggan, semakin baik orang itu dapat memuaskan
keinginan pelanggan tetapi semakin baik juga orang itu akan dapat memanipulasi perilaku
pelanggan.

2.4. Isu-isu Etis dalam Periklanan


Tradisi deontologis dalam etika memiliki penolakan yang terbesar terhadap
manipulasi. Manipulasi merupakan contoh yang jelas dari tidak menghormati seseorang
karena melangkahi pengambilan keputusan rasional yang dimilikinya. Karena kejahatannya
terletak pada niat untuk menggunakan orang lain sebagai alat, bahkan manipulasi yang tidak
berhasil bersalah atas kesalahan etis ini.

Tradisi utilitarianisme akan menawarkan kritik manipulasi yang lebih kondisional,


bergantung pada konsekuensinya. Sudah pasti ada kasus manipulasi yang paternalistik, di
mana seseorang dimanipulasi untuk kebaikan dirinya. Akan tetapi, bahkan dalam kasus
seperti itu, bahaya yang tidak dapat diramalkan dapat terjadi. Disini, manipulasi cenderung
mengikis ikatan kepercayaan dan penghormatan diantara sesama. Hal tersebut dapat
mengikis kepercayaan diri seseorang dan menunda pengembangan pilihan yang bertanggung
jawab di antara mereka yang dimanipulasi. Pada umumnya, karena sebagian besar manipulasi
dilakukan untuk mendorong pencapaian tujuan akhir pihak yang memanipulasi atas biaya
yang dikeluarkan pihak yang dimanipulasi, pandangan utilitarianisme cenderung berpikiran
bahwa manipulasi mengurangi kebahagiaan secara keseluruhan. Praktik manipulasi yang
umum, seperti yang dituduhkan kritik banyak terjadi pada praktik penjualan, dapat merusak
praktik sosial (yaitu penjualan) itu sendiri yang ditujukan untuk mempromosikan ketika
reputasi penjualan diturunkan. Bentuk manipulasi khusus yang sangat buruk terjadi ketika
orang-orang yang rentan menjadi target eksploitasi. Praktik pemasaran yang berusaha
menemukan konsumen mana yang mungkin telah dipengaruhi secara bebas untuk membeli
sebuah produk adalah sah secara etis. Praktik pemasaran yang berusaha mengidentifikasi
populasi yang dapatdengan mudah dipengaruhi dan dimanipulasi, di lain pihak, tidaklah etis.
Penjualan dan pemasaran yang menampilkan ketakutan, kekhawatiran, atau motivator yang
tidak rasional adalah tidak benar secara etis.

2. 5. Etika Pemasaran dan Otonomi Konsumen


Pembela periklanan berargumen bahwa meskipun terdapat kasus praktik yang
menipu, akan tetapi secara keseluruhan periklanan banyak berkontribusi pada ekonomi.
Mayoritas iklan menyediakan informasi kepada konsumen, informasi yang menyampaikan
fungsi efisiensi ekonomi pasar.para pembela berargumen bahwa seiring dengan waktu,
kekuatan pasar akan menyingkirkan iklan dan praktik yang menipu. Mereka menegaskan
bahwa tanggapan yang paling efektif untuk menghadapi iklan yang menipu adalah iklan
pesaing yang memperlihatkan penipuan itu.

Orang-orang mungkin dapat mendapatkan informasi yang penting dan bermanfaat


mengenai produk yang mereka butuhkan. Selain itu calon pelanggan juga akan mendapat
informasi yang membantu mereka untuk membuat pilihan yang bertanggung jawab, atau
bahkan mereka dapat merasa terhibur. Akan tetapi pemasaran juga dapat membentuk
kebudayaan dan individu yang berkembang dan yang bersosialisasi di dalam kebudayaan itu.
Pemasar dapat memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung pada perkembangan diri
seseorang.

Terdapat sebuah fakta yang memiliki tiga implikasi besar dan tidak disukai. Pertama,
dengan menciptakan keinginan periklanan menjunjung tinggi hukum permintaan dan
penawaran. Kedua, periklanan dan pemasaran cenderung menciptakan keinginan konsumen
yang tidak masuk akal dan sepele. Terakhir, dengan menciptakan keinginan konsumen,
periklanan dan praktik pemasaran lain melanggar otonomi konsumen. Dalam hal ini
konsumen yang menganggap dirinya bebas karena mereka dapat membeli apapun yang
mereka inginkan sebenarnya tidak bebas jika keinginan tersebut diciptakan oleh pemasaran.
Intinya dalam hal ini, konsumen dimanipulasi oleh periklanan.

Secara etis, poin yang penting adalah klaim bahwa periklanan melanggar otonomi
konsumen. pada perdebatan ini mengklaim bahwa periklanan mengendalikan perilaku
konsumen. Otonomi melibatkan membuat pilihan yang sukarela dan masuk akal, dan klaim
bahwa periklanan melanggar otonomi mungkin berarti bahwa periklanan mengendalikan
pilihan konsumen. Akan tetapi otonomi konsumen dapat dilanggar dengan cara yang lebih
halus. Alih-alih mengendalikan perilaku, mungkin periklanan menciptakan keinginan dan
hasrat yang menjadi dasar dimana konsumen bertindak. Fokusnya di sini adalah konsep
hasrat yang otonom alih-alih perilaku yang otonom.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Isu Etis dalam Pemasaran Sebuah Kerangka Kerja Kerangka kerja ini akan
menyediakan pemahaman yang mendalam untuk membantu para pengambil keputusan untuk
sampai pada sebuah keputusan yang etis tetapi tidak akan mengarah kepada keputusan yang
benar karena ini bukanlah kerangka kerja yang normatif dengan kata lain, hal ini tidak
menentukan jawaban yang benar tetapi mengidentifikasi hak-hak, tanggung jawab, tugas dan
kewajiban, sebab dan akibat. Banyak isu etis dan hukum yang mengelilingi tanggung jawab
perusahaan manufaktur untuk produk yang dipahami sebagai upaya untuk merinci kelalaian
apa yang ada di dalam rancangan, produksi, dan penjualan mereka. Pemasaran target dan riset
pemasaran adalah dua unsur penting dari penempatan produk, berusaha untuk menentukan
audiens mana yang paling mungkin untuk membeli, dan audiens mana yang paling mungkin
untuk dipengaruhi oleh promosi produk.

3.2 Saran
Karena dari tim penyusun hanya manusia biasa jika adalah kesalahan dalam penulisan
atau penyampian materi mohon dimaafkan. Dan semoga dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://pusatdatamakalah.blogspot.com/2016/04/etika-dan-pemasaran.html

Anda mungkin juga menyukai