Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami
sehingga kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Komunikasi Organisasi” dengan lancar dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku
Organisasi pada jurusan Manajemen Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Demikian penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini.
Sekian dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan
kami mengucapkan terima kasih.

16 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Pengertian Komunikasi Organisasi................................................................3
B. Unsur-unsur Komunikasi................................................................................3
C. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi............................................................4
D. Peranan Komunikasi dalam Organisasi.........................................................5
E. Bentuk-bentuk Komunikasi.............................................................................6
F. Gaya Komunikasi dalam Organisasi.....................................................8
G. Proses Komunikasi dalam Organisasi...................................................9
H. Hambatan dalam Komunikasi.............................................................11
I. Cara Mengatasi Hambatan dalam Komunikasi.................................13
BAB 111.................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................14
B. Saran Dan Penutup...............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
Lampiran..............................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi
menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang
atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy,
2000 : 13). Manusia di dalam kehidupannya tidak terlepas dari komunikasi,
artinya memerlukan orang lain atau kelompok untuk saling berinteraksi.
Di dalam suatu kelompok atau organisasi selalu terdapat bentuk
kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup
kelompok atau organisasi yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting untuk
sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan,
memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan
manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi
dalam perusahaan agar kinerja dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien
dan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan agar terbentuk
suatu kerja sama yang baik dan jelas, perlu adanya komunikasi yang baik
antara unsur-unsur yang ada di dalam organisasi. Komunikasi yang baik akan
menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam bekerja.

1
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud pengertian komunikasi organisasi ?
2. Apa sajakah unsur-unsur komunikasi organisasi ?
3. Apa sajakah fungsi-fungsi komunikasi dalam organisasi ?
4. Apa sajakah peranan komunikasi dalam organisasi ?
5. Apa sajakah bentuk-bentuk komunikasi dalam organisasi ?
6. Apa sajakah gaya komunikasi dalam organisasi ?
7. Bagaimanakah proses komunikasi dalam organisasi ?
8. Apa sajakah hambatan-hambatan dalam komunikasi ?
9. Bagaimanakah cara menghadapi hambatan dalam komunikasi ?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui maksud pengertian komunikasi organisasi.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur komunikasi organisasi.
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi dalam organisasi.
4. Untuk mengetahui peranan komunikasi dalam organisasi.
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi dalam organisasi.
6. Untuk mengetahui gaya komunikasi dalam organisasi.
7. Untuk mengetahui proses komunikasi dalam organisasi.
8. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam komunikasi.
9. Untuk mengetahui cara menghadapi hambatan dalam komunikasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Organisasi

Pace & Faules, (2001: 31-33) menjelaskan bahwa komunikasi


organisasi merupakan perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana
mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas
apa yang terjadi. Wiryanto juga mengungkapakan bahwa komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi organisasi adalah suatu perilaku yang dilakukan di dalam
organisasi untuk pertukaran informasi seperti pengiriman dan penerimaan
pesan di antara orang-orang yang berada di dalam organisasi.

B. Unsur-unsur Komunikasi

a) Komunikator (communicator), artinya pemberi berita, yaitu orang yang


berbicara atau yang memberikan berita.
b) Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah,
laporan, atau saran. Komunikator bisa tunggal, kelompok atau organisasi
pengirim berita. Seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau
informasi harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa
yang akan dia sampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.
c) Saluran/Media/Channel, merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh
isi pernyataan komunikator kepada komunikasi dan sebaliknya. Pesan
dapat kirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon,
televisi, fax, photo copy, email, sandi morse, smartphone, sms, dan
sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada
sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto, 1994).
d) Komunikan (communicate), artinya orang yang menerima berita, yaitu
orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung.

3
C. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi


adalah sebagai berikut:
a)   Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik
yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan)
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan,
izin cuti, dan sebagainya.
b)   Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang
berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan.
Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang
boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c)   Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih
suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4
d)  Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut, yaitu:
a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan
untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.

D. Peranan Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak


terjadinya salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi
dan agar tercapainya tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk
menyatukan dan mensinkronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama
sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa
adanya sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi tidak akan
mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota
organisasi yang dapat berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi
tugas kerja atau mungkin pembagian tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah
proses hubungan komunikasi antara 2 orang atau lebih dimana orang yang
satu bertindak sebagai pemberi informasi dan orang yang lain berperan
sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan
terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi. Dengan kata
lain, dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang juga sebagai proses
penyampaian informasi yang berguna untuk mengkoordinasikan lingkungan
dan orang lain demi mencapai suatu tujuan.

5
Sebuah bentuk organisasi pasti mengedepankan sebuah komunikasi
agar tercipta hasil yang selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu
organisasi meliputi atasan dan bawahan dengan penyampaian yang terarah
dari suatu atasan ke bawahannya yang semata-mata semua berorientasi
berdasarkan organisasi.
Tujuan komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan
banyak manfaat secara langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari
instruksi-instruksi yang diberikan dari atasan dan untuk mengurangi
kesalahpahaman yang biasa terjadi dan memang sudah melekat pada suatu
organisasi. Apabila semua bawahan dan atasan dapat berinteraksi dengan
baik, maka seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan berkurang,
karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang
berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian semua pelaku organisasi harus
berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu lingkungan
kondusif dan mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar dugaan
karena kesalahan komunikasi sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.

E. Bentuk-bentuk Komunikasi

a) Komunikasi internal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan
antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan
organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara
sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud
komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga
komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder
(menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim
dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan
dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan
dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal,
pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,
informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan

6
bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-
pengaduan, dsb. kepada pimpinan.
 Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara
sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada
manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian
yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian.
Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan,
pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi
untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang
lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
b) Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi
besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan
masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh
pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting
saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
 Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini
dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel
surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;
leaflet; poster; konferensi pers.
 Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek
dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

7
F. Gaya Komunikasi dalam Organisasi

a) The Controlling Style


Controlling style communication ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang
menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator
satu arah atau one-way communications.
b) The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara
terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks,
santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan
setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat
dua arah (two-way communication).
c) The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan
verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang
harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur
organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada
keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi
tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku
dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur
yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan
verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan
dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

8
d) The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic
style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye
ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau
saleswomen).
e) The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk
memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak
untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
f) The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya
tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang
memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada
beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh
orang-orang tersebut.

G. Proses Komunikasi dalam Organisasi

a) Tahap Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses pencipataan gagasan atau
informasi yang dilakukan oleh komunikator.
b) Tahap Ecoding
Tahap encoding adalah gagasan atau informasi disusun dalam
serangkain bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan
kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi
yang akan digunakan. Simbol atau sandi dapat berbentuk kata-kata (lisan
maupun tertulis), gambar (poster atau grafik), atau tindakan.

9
c) Tahap Pengiriman
Tahap pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-pesan
yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan
media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan
dapat dilakukan dengan  berbicara, menulis, menggambar,
dan bertindak. Saluran yang dilalui pesan-pesan disebut media
komunikasi. saluran  dan media komunikasinya dapat
berbentuk lisan (telepon, temu-muka langsung) atau tertulis (papan
pengumuman, poster dan buku pedoman), mengalir kebawah (memo dan
instruksi tertulis), keatas (kotak saran, grievance prosedure, laporan
prestasi kerja), atau ke samping (panitia, pertemuan antar departemen),
formal (diskripsi jabatan dan prosedur kerja, konferensi)
atau informal (ngobrol makan siang di kafetaria perusahaan), dan aliran
satu arah (laporan tahunan yang dipublikasikan) atau dua arah
(konferensi, wawancara pemutusan hubungan kerja).
d) Tahap Penerimaan
Setelah pesan dikirimkan melalui media komunikasi, maka
diterima oleh komunikan. Penerimaan pesan ini dapat melalui
proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung pada
saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya. Jika
informasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan, maka seringkali
kegagalan dalam mendengarkan dan berkonsentrasi mengakibatkan
hilangnya pesan-pesan tersebut.

10
e) Tahap Encoding
Tahap encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima
diinterprestaikan, dibaca, diartikan, dan diuraikan secara langsung atau
tidak langsung melalui suatu proses berpikir. Pikiran manusia, sistem
memori mekanis, instink binatang, dan proses berpikir lainnya berfungsi
sebagai mekanisme decoding. Dalam tahap decoding ini dapat terjadi
ketidaksesuaian atau bahkan penolakan terhadap gagasan atau idea yang
di”encoding” oleh komunikator dikarenakan adanya hambatan teknis,
dan lebih-lebih adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan
persepsi komunikan dalam hal arti kata atau semantik.
f) Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap
pesan-pesan yang diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu
proses komunikasi. Dalam tahap ini, respon komunikan dapat berbentuk
usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan, atau
melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan yang dikirimkan
komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa yang diharapkan,
maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif.

H. Hambatan dalam Komunikasi

a) Hambatan dari Proses Komunikasi


Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
 Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti
lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
 Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio
dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

11
 Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima.
 Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian
pada saat menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
 Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan
tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
b) Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan
(cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat
komunikasi dan sebagainya.
c) Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-
kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai
arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi
pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa ( bahasa
daerah, nasional, maupun internasional), adanya istilah-istilah yang
hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, misalnya bidang bisnis,
industri, kedokteran, dll.
d) Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda
antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas
pemikiran-pemikiran dari si pengirim maupun si penerima pesan yang
hendak disampaikan.
e) Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi,
persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.

12
I. Cara Mengatasi Hambatan dalam Komunikasi

a) Memerikan umpan balik atau Feed Back yaitu memberikan kesempatan


pada seseorang untuk menyampaikan informasi dan gagasannya sehingga
tercipta komunikasi 2 (dua) arah.
b) Mengenali si penerima berita yaitu mengenali latar belakang , pendidikan
serta kondisi penerima pesan agar pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik dan mudah dimengerti oleh si penerima pesan.
c) Susunlah secara terperinci apa, dan kapan informasi tersebut harus
disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut akan disampaikan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi pada beberapa sub di atas maka dapat ditarik kesimpulan yakni :
A. Pengertian Komunikasi Organisasi :
Komunikasi organisasi adalah suatu perilaku yang dilakukan di
dalam organisasi untuk pertukaran informasi seperti pengiriman dan
penerimaan pesan di antara orang-orang yang berada di dalam organisasi.

B. Unsur-unsur Komunikasi :
a) Komunikator (communicator).
b) Berita-berita yang disampaikan (message).
c) Saluran/Media/Channel.
d) Komunikan (communicate).

C. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi :


Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi
adalah sebagai berikut:
a) Fungsi informatif.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.

b) Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi.

14
c) Fungsi persuasif.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.

d) Fungsi integratif.
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik.

D. Peranan Komunikasi dalam Organisasi :


Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak
terjadinya salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu
organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu. Maka dari itu semua
pelaku organisasi harus berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk
membangun suatu lingkungan kondusif dan mengetahui situasi-situasi
yang akan terjadi diluar dugaan karena kesalahan komunikasi sekecil
apapun pasti akan berakibat fatal.

E. Bentuk-bentuk Komunikasi :
a)   Komunikasi internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian
pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk
kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan
dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb.
b)   Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.

15
F. Gaya Komunikasi dalam Organisasi :
a) The Controlling Style
Controlling style communication ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
b) The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara
terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style
dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang
rileks, santai dan informal.
c) The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan
verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang
harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur
organisasi.
d) The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan
agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa
lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented).
e) The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada
keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender)
mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
f) The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya
tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang
memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada
beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh
orang-orang tersebut.

16
G. Proses Komunikasi dalam Organisasi :
a) Tahap Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses pencipataan gagasan atau
informasi yang dilakukan oleh komunikator.
b) Tahap Ecoding
Tahap encoding adalah gagasan atau informasi disusun dalam
serangkain bentuk simbol atau sandi.
c) Tahap Pengiriman
Tahap pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-pesan
yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan
media komunikasi yang tersedia dalam organisasi.
d) Tahap Penerimaan
Setelah pesan dikirimkan melalui media komunikasi, maka
diterima oleh komunikan.
e) Tahap Encoding
Tahap encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima
diinterprestaikan, dibaca, diartikan, dan diuraikan secara langsung
atau tidak langsung melalui suatu proses berpikir.
f) Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap
pesan-pesan yang diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu
proses komunikasi.

17
H. Hambatan dalam Komunikasi :

a) Hambatan dari Proses Komunikasi


Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
 Hambatan dalam penyandian/symbol.
 Hambatan media.
 Hambatan dalam bahasa sandi.
 Hambatan dari penerima pesan.
 Hambatan dalam memberikan balikan.
b) Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dan lain lain.
c) Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-
kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda.
f) Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi.
g) Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi,
persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.

I. Cara Mengatasi Hambatan dalam Komunikasi :


a) Memerikan umpan balik
b) Mengenali si penerima berita
c) Susunlah secara terperinci apa, dan kapan informasi tersebut harus
disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut akan disampaikan.

18
A. Saran dan Penutup
Dalam sebuah organisasi pasti tidak luput dengan permasalahan
komunikasi. Komunikasi yang terjalin antar sesama karyawan, antara atasan
dengan bawahan, maupun atasan dengan atasan harus terjalin dengan baik,
agar seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan berkurang, karena
tiap manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang berbeda-beda
secara verbal. Komunikasi sendiri sudah sering kita terapkan di dalam
kehidupan sehari-hari dengan berbagai bentuk, cara, dan gaya agar orang lain
dapat menangkap maksud dan keinginan kita. Komunikasi juga memiliki
hambatan, maka dari itu kita harus berhati-hati dalam berkomunikasi, dan
harus bisa cepat memahami maksud orang lain.

19
DAFTAR PUSTAKA
Suwigna, Juniar. 2015. Contoh Makalah Komunikasi dalam Organisasi, (Online),
(http://juniarwibisana.blogspot.com/2015/10/contoh-makalah-komunikasi-
dalam.html), diakses 16 September 2016
Bagus, Denny. 2007. Komunikasi: Arti, Fungsi dan Bentuk, (Online),
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2007/12/komunikasi-arti-fungsi-dan-
bentuk.html), diakses 14 September 2016
Prakosa, Adi. 2008. Komunikasi Organisasi, (Online),
(http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-organisasi.html),
diakses 14 September 2016
Fauziah. 2016. Komunikasi Organisasi, (Online),
(http://fauziahziah23.blogspot.com/2016/02/makalah-komunikasi-
organisasi.html), diakses 16 September 2016
Artikelsiana. Tanpa tahun. Pengertian Komunikasi, Fungsi, Tujuan, dan Syarat-
syaratnya, (Online), (http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-
komunikasi-tujuan-fungsi-manfaatnya.html), diakses 14 September 2016
Pratama, Andre. 2013. Komunikasi dalam Organisasi, (Online),
(http://andreprat.blogspot.com/2013/10/makalah-komunikasi-dalam-
organisasi.html), diakses 16 September 2016
Desima, Nenda. 2016. Komunikasi Organisasi, (Online),
(http://desima29.blogspot.com/2016/01/makalah-komunikasi-
organisasi.html), diakses 16 September 2016

20
Lampiran

A. Pengertian Komunikasi Organisasi :


Soal : Apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi ?
Jawaban : Komunikasi organisasi adalah suatu perilaku yang
dilakukan di dalam organisasi untuk pertukaran informasi seperti
pengiriman dan penerimaan pesan di antara orang-orang yang berada di
dalam organisasi.

B. Unsur-unsur Komunikasi :
Soal : Apa saja unsur-unsur komunikasi ?
Jawaban :
e) Komunikator (communicator).
f) Berita-berita yang disampaikan (message).
g) Saluran/Media/Channel.
h) Komunikan (communicate).

C. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi :


Soal : Apa saja fungsi komunikasi dalam organisasi ?
Jawaban :
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi
adalah sebagai berikut:
e) Fungsi informatif.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.

f) Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi.

21
g) Fungsi persuasif.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.

h) Fungsi integratif.
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik.

D. Peranan Komunikasi dalam Organisasi :


Soal : Apa peranan komunikasi dalam organisasi ?
Jawaban :
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak
terjadinya salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu
organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu. Maka dari itu semua
pelaku organisasi harus berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk
membangun suatu lingkungan kondusif dan mengetahui situasi-situasi
yang akan terjadi diluar dugaan karena kesalahan komunikasi sekecil
apapun pasti akan berakibat fatal.

E. Bentuk-bentuk Komunikasi :
Soal : Apa saja bentuk-bentuk komunikasi ?
Jawaban :
a)   Komunikasi internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian
pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk
kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan
dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb.

22
b)   Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.

F. Gaya Komunikasi dalam Organisasi :


Soal : Seperti apa gaya komunikasi dalam organisasi ?
Jawaban :
g) The Controlling Style
Controlling style communication ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
h) The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara
terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style
dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang
rileks, santai dan informal.
i) The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan
verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang
harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur
organisasi.
j) The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan
agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa
lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented).
k) The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada
keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender)
mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.

23
l) The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya
tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang
memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada
beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh
orang-orang tersebut.

G. Proses Komunikasi dalam Organisasi :


Soal : Bagaimana proses komunikasi dalam organisasi ?
Jawaban :
g) Tahap Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses pencipataan gagasan atau
informasi yang dilakukan oleh komunikator.
h) Tahap Ecoding
Tahap encoding adalah gagasan atau informasi disusun dalam
serangkain bentuk simbol atau sandi.
i) Tahap Pengiriman
Tahap pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-pesan
yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan
media komunikasi yang tersedia dalam organisasi.
j) Tahap Penerimaan
Setelah pesan dikirimkan melalui media komunikasi, maka
diterima oleh komunikan.
k) Tahap Encoding
Tahap encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima
diinterprestaikan, dibaca, diartikan, dan diuraikan secara langsung
atau tidak langsung melalui suatu proses berpikir.
l) Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap
pesan-pesan yang diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu
proses komunikasi.

24
H. Hambatan dalam Komunikasi :
Soal : Apa saja hambatan dalam komunikasi ?
Jawaban :

a) Hambatan dari Proses Komunikasi


Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
 Hambatan dalam penyandian/symbol.
 Hambatan media.
 Hambatan dalam bahasa sandi.
 Hambatan dari penerima pesan.
 Hambatan dalam memberikan balikan.
b) Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dan lain lain.
c) Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-
kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda.
i. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi.
ii. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi,
persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.

25
I. Cara Mengatasi Hambatan dalam Komunikasi :
Soal : Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam komunikasi ?
Jawaban :
d) Memerikan umpan balik
e) Mengenali si penerima berita
f) Susunlah secara terperinci apa, dan kapan informasi tersebut harus
disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut akan disampaikan.

26

Anda mungkin juga menyukai