Anda di halaman 1dari 43

Analisa Bisnis CGV Cinemas Indonesia

Berbasis Sistem Informasi


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Sistem Informasi Manajemen

Disusun oleh :

Elsa Intan Septiana (2012010291)

KELAS 1D
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
Jl. Ahmad Dahlan No.76, Mojoroto, Kec. Mojoroto,
Kota Kediri, Jawa Timur 64112
2021
Kata Pengantar

Ucapan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
ridho dan bimbingan-Nya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Karya tulis ini saya susun secara rinci dan terdapat pada sumber-sumber yang
dapat dipercaya.

Karya tulis ini saya kembangkan sedemikian rupa agar pembaca bias
memahami maksud dari karya tulis ini. Saya sebagai pihak penyusun
mengucapkan terima kasih atas semua pembaca karya tulis ini. Karya tulis ini
dibuat agar dapat bermanfaat untuk banyak pihak.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun kata. Kritik dan saran
kesempurnaan karya tulis ini sangat saya harapkan dan saya terima dengan ikhlas.

Kediri, 02 Juli 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..…………………………………………………………...i
Daftar Isi…………………………………………………………………..ii

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………….…1


1.2 Rumusan Masalah……....…………………………………....3
1.3 Tujuan……….....………………………….………………....3
1.4 Manfaat………………….....………………………….……..4

Bab II PEMBAHASAN

1.2.1 Susunan Kepengurusan Dalam Bisnis CGV Cinemas Indonesia


Berbasis Sistem Informasi.....................................................5
1.2.2 Berbagai Fasilitas Yang Disediakan Oleh CGV Cinemas
Indonesia...............................................................................9
1.2.3 Berbagai Teknologi Yang Digunakan Dalam Bisnis CGV
Cinemas Indonesia................................................................13
1.2.4 Alasan CGV Cinemas Indonesia Menggunakan Teknologi
Tersebut................................................................................16
1.2.5 Berbagai Keunggulan Dan Kelemahan Teknologi Yang
Digunakan Dalam Bisnis CGV Cinemas Indonesia.............17
1.2.6 Analisa Sistem Informasi Dalam Bisnis CGV Cinemas
Indonesia Secara Keseluruhan..............................................19

Bab III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………….39
B. Saran………………………………………………………...39

Daftar Pustaka…………………………………………….…………......40

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Gapura Layar Prima Tbk. (BLTZ), pengelola bioskop Blitz


Megaplex mengubah nama merek menjadi CGV Blitz pada tanggal 06
Agustus 2015, setelah perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), Cheil
Jedang Cheil Golden Village (CJ CGV) menjadi pemegang saham
perseroan. PT. Graha Layar Prima, Tbk juga dikenal sebagai CJ CGV
CINEMAS (atau sebelumnya dikenal sebagai Blitz Megaplex) adalah
jaringan bioskop terkemuka di Indonesia yang pertama kali didirikan pada
tahun 2004 yang membuka bioskop pertamanya di Paris Van Java,
Bandung pada tahun 2006 oleh Ananda Siregar dan David Hilman.

CGV mengambil huruf pertamanya dari 3 kata yaitu : Cultural


(Berbudaya), Great (Hebat), dan Vital (Sangat Penting). Kehadiran CGV
Cinemas menghilangkan kesan monopoli yang terjadi dalam jaringan
bisnis bioskop di Indonesia karena sebelumnya didominasi oleh Cinema
21 yang telah lebih dahulu sukses dalam pasar sinema di Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan


BLTZ atau CGV ini adalah menjalankan usaha di bidang perfilman,
perekaman video, penyediaan makanan dan minuman serta jasa rekreasi
dan hiburan. Kegiatan usaha utama yang dijalankan blitz adalah dalam
bidang pertunjukan film termasuk diantaranya jasa pendukung seperti
penjualan makanan dan minuman serta penyediaan media iklan. Selain
itu, CGV Blitz juga menyediakan jasa konsultasi manajemen dan bantuan
teknis dalam bidang pertunjukan film pada pihak ketiga melalui anak
usaha (PT Graha Layar Mitra).

CGV Cinemas hadir dengan minimal 8 layar. Jumlah layar yang


banyak tersebut memberikan kesempatan untuk menonton berbagai

1
macam genre film, bukan hanya film-film Hollywood, namun juga film
festival, arthouse, Bollywood, film animasi dan berbagai film yang berasal
dari seluruh dunia dengan berbagai bahasa. CJ CGV CINEMAS
memberikan pengalaman menonton melalui kemajuan teknologi yang
digunakan seperti : 3D, 4DX, Screen X, SphereX, Dolby Atmos, melalui
beberapa kelas auditorium: Regular Class, Velvet Class, Gold Class, Satin
Class, Sweetbox. Dengan kapasitas layar yang terus bertambah pesat, CJ
CGV CINEMAS memutarkan berbagai macam jenis film dari berbagai
Negara seperti India, Korea, Jepang, dan tentunya konten lokal dari dalam
negeri.

Hingga kini CJ CGV CINEMAS telah memiliki 50 bioskop dengan


314 layar yang tersebar di 23 kota dan 11 propinsi di seluruh Indonesia. CJ
CGV CINEMAS akan terus membuka lokasi baru hingga mencapai 360
layar melalui 7 bioskop di seluruh Indonesia di tahun ini. Keunikan CJ
CGV CINEMAS INDONESIA adalah dengan tetap mengangkat konsep
Cultureplex dimana tidak hanya sebagai ‘tempat nonton’, CJ CGV
CINEMAS sudah menjadi wadah bagi komunitas kesenian disekitar area
bioskop yang ingin mengekspresikan diri dengan memberikan pertunjukan
musik, tarian dan aktifitas kesenian lainnya. Untuk memberikan nilai lebih
dan kemudahan bagi para pengunjung, CJ CGV CINEMAS memberikan
layanan melalui sistem aplikasi, website, self-ticketing machine, juga
dengan menggunakan CGV member card, maupun E-Card.

Pada tanggal 28 Maret 2014, BLTZ memperoleh pernyataan efektif


dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham BLTZ (IPO) kepada masyarakat sebanyak 74.410.400
dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran
Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 10 April 2014. CGV Cinemas telah meraih
penghargaan dari MURI sebagai bioskop dengan layar terbesar di tanah
air yaitu di auditorium 1 di CGV Cinemas Grand Indonesia.

2
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Seperti apa susunan kepengurusan dalam bisnis CGV Cinemas


Indonesia berbasis sistem informasi ?
1.2.2 Fasilitas apa saja yang disediakan oleh CGV Cinemas Indonesia ?
1.2.3 Teknologi apa saja yang digunakan dalam bisnis CGV Cinemas
Indonesia ?
1.2.4 Mengapa CGV Cinemas Indonesia menggunakan teknologi
tersebut ?
1.2.5 Apa saja keunggulan dan kelemahan teknologi yang digunakan
dalam bisnis CGV Cinemas Indonesia ?
1.2.6 Seperti apa analisa sistem informasi dalam bisnis CGV Cinemas
Indonesia secara keseluruhan ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui susunan kepengurusan dalam bisnis CGV


Cinemas Indonesia berbasis sistem informasi.
1.3.2 Untuk mengetahui berbagai fasilitas yang disediakan oleh CGV
Cinemas Indonesia.
1.3.3 Untuk mengetahui berbagai teknologi yang digunakan dalam bisnis
CGV Cinemas Indonesia.
1.3.4 Untuk mengetahui alasan CGV Cinemas Indonesia menggunakan
teknologi tersebut.
1.3.5 Untuk mengetahui berbagai keunggulan dan kelemahan teknologi
yang digunakan dalam bisnis CGV Cinemas Indonesia.
1.3.6 Untuk mengetahui analisa sistem informasi dalam bisnis CGV
Cinemas Indonesia secara keseluruhan.

3
1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi penulis dan pembaca, sebagai sarana menambah pengetahuan


mengenai teknologi sistem informasi yang digunakan dalam bisnis CGV
Cinemas Indonesia.
1.4.2 Sebagai acuan agar dapat lebih baik lagi dalam menyelesaikan makalah
pada waktu yang akan datang.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.2.1 Susunan Kepengurusan Dalam Bisnis CGV Cinemas Indonesia


Berbasis Sistem Informasi.
CGVBlitz merupakan salah satu usaha yang dikelola oleh PT.
Graha Layar Prima dalam bidang layar perfilman. CGV blitz, yang
sebelumnya bernama Blitzmegaplex, merupakan salah satu jaringan
bioskop di Indonesia yang menawarkan konsep baru untuk memberikan
pengalaman yang berbeda pada saat menonton film. Kehadiran CGV blitz
sukses menghilangkan kesan monopoli yang terjadi dalam jaringan bisnis
bioskop di Indonesia, karena sebelumnya didominasi oleh Bioskop 21
yang telah lebih dahulu sukses dalam pasar perfilman di Indonesia.

Visi
Visi CGV Blitz adalah “Menjadi pilihan utama untuk pengalaman film
yang tak terlupakan”.

Misi
Untuk dapat mencapai visi tersebut, misi CGV Blitz adalah
 Pilihan utama : sebagai pilihan yang paling disukai atau diutamakan
untuk pengalaman hiburan yang dipilih oleh target pasar.
 Pegalaman hiburan yang tak terlupakan : melalui kombinasi produk
dan layanan yang luar biasa.

5
Struktur Organisasi
Struktur organisasi CGV Blitz adalah sebagai berikut :

Pemetaan Klasifikasi Sistem Informasi


Pemetaan klasifikasi sistem informasi dapat digambarkan dalam
bentuk piramida yang terbagi menjadi empat bagian, yaitu Executive
Information System (EIS), Decision Support System (DSS), Management
Information System (MIS), dan Transaction Processing System (TPS).
Pemetaan klasifikasi sistem informasi pada CGV Blitz adalah sebagai
berikut :

6
 Executive Information System (EIS)
Executive Information System dirancang untuk menyediakan akses
yang mudah dan cepat untuk informasi informasi selektif tentang faktor-
faktor ekslusif dalam menjalankan tujuan strategis bagi manajemen.
Executive Information System pada struktur organisasi CGV Blitz adalah :
Dewan Komisaris

 Decision Support System (DSS)


Bagi CGV Blitz penggunaan Decision Support System terlihat
ketika direksi dapat memonitor performance sistem secara langsung dan
interaktif, juga dilengkapi dengan management tool analysis dalam
menganalisa business forecasting dan manajemen persediaan. Decision
Support System pada struktur organisasi CGV Blitz adalah :
1. Komite Audit
2. Direksi
3. Sekertaris Perusahaan
4. Unit Internal

 Management Information System (MIS)


Sistem Informasi ini menyediakan informasi dalam bentuk laporan
dan tampilan kepada para pengunjung halaman website CGV Blitz dan
seluruh elemen CGV Blitz maupun investor. Management Information
System yang digunakan pada CGV Blitz adalah aplikasi management

7
system yang dapat membantu dalam business forecasting, inventory
management, dan human resources management.
Aplikasi ini akan berupa suatu bentuk pelaporan yang selanjutnya
digunakan oleh perusahaan dalam penentuan atau pengambilan keputusan
pada sistem penunjang keputusan. Management Information System pada
struktur organisasi CGV Blitz adalah :
1. Direktur Keuangan
2. Direktur Pemasaran & Operasi
3. Direktur Pengembangan Usaha
4. Direktur Humas & Sumber Daya Manusia
 Transaction Processing System (TPS)
CGV Blitz dalam melakukan transaksi telah mempunyai jaringan
komputer yang terintegrasi dengan customer yang menyediakan informasi
pemesanan. Transaction Processing System yang digunakan oleh CGV
Blitz adalah Point of Sale (POS) System, dengan bantuan website, mobile
application maupun aplikasi yang digunakan saat pembelian langsung di
ticket box CGV Blitz. Transaksi dengan konsumen tersebut melibatkan
interaksi langsung dengan pelanggan dan database perusahaan secara
simultan. Transaction Processing System pada struktur organisasi CGV
Blitz adalah :
Divisi yang dibawahi oleh Direktur Keuangan antara lain :
 Keuangan & Administrasi
 Manajemen Resiko

Divisi yang dibawahi oleh Direktur Pemasaran & Operasi antara lain :
 Strategi
 Desain & Tata Ruang
 Penjualan & Pemasaran
 Operasi Bioskop

8
Divisi yang dibawahi oleh Direktur Pengembangan Usaha antara lain :
 Pembangunan Lokasi Baru
 Konstruksi & Pemeliharaan Prasarana
 Sistem Informasi & Teknologi

Divisi yang dibawahi oleh Direktur Humas & Sumber Daya Manusia
antara lain
 Publikasi & Humas
 Sumber Daya Manusia
Seluruh tenaga kerja pada masing-masing divisi memiliki tanggung jawab
dan tugas sesuai dengan bagian divisinya. Setiap divisi memiliki tanggung
jawab untuk melaporkan hasil pekerjaanya kepada seorang Direktur divisi.

1.2.2 Berbagai Fasilitan Di CGV Cinemas Indonesia


CGV Cinemas hadir dengan minimal 8 layar. Jumlah layar yang
banyak tersebut memberikan kesempatan untuk menonton berbagai
macam genre film, bukan hanya film-film Hollywood, namun juga film
festival, arthouse, Bollywood, film animasi dan berbagai film yang berasal
dari seluruh dunia dengan berbagai bahasa.

CJ CGV CINEMAS memberikan pengalaman menonton melalui


kemajuan teknologi yang digunakan seperti : 3D, 4DX, Screen X,
SphereX, Dolby Atmos, melalui beberapa kelas auditorium: Regular Class,
Velvet Class, Gold Class, Satin Class, Sweetbox. Dengan kapasitas layar
yang terus bertambah pesat, CJ CGV CINEMAS memutarkan berbagai
macam jenis film dari berbagai Negara seperti India, Korea, Jepang, dan
tentunya konten lokal dari dalam negeri.

Untuk memberikan nilai lebih dan kemudahan bagi para


pengunjung, CJ CGV CINEMAS memberikan layanan melalui sistem
aplikasi, website, self-ticketing machine, juga dengan menggunakan CGV
member card, maupun E-Card. Dan berikut adalah penjelasan tentang
berbagai fasilitas yang ada di CGV :

9
Fasilitas berbagai kelas auditorium
 Velvet Class

Velvet class merupakan tipe bioskop first class yang telah hadir di
CGV Cinemas Pacific Place, CGV Cinemas Mall of Indonesia, CGV
Cinemas Central Park Jakarta, dan CGV Cinemas Paris Van Java
Bandung. Velvet Class dilengkapi layar yang lebar dan sound yang
maksimal, sofa bed mewah untuk 2 orang yang dilengkapi bantal pilihan
dan selimut yang lembut.
Pelayanan yang maksimal juga diberikan dengan menghadirkan
fitur service button, yaitu sebuah tombol yang ada di setiap sofa bed, yang
memungkinkan para penonton untuk memesan makanan dan minuman
tanpa harus beranjak dari tempat duduk. Velvet Class pun didukung
dengan suasana lounge ekslusif yang berbeda dari biasanya dengan
menampilkan unsur retro yang hangat dan personal.

 Satin Class/Gold Class

Gold Class atau Satin Class merupakan tipe bioskop VVIP yang
telah hadir di CGV Cinemas Grand Indonesia, CGV Cinemas Mall of
Indonesia, dan CGV Cinemas The Plaza Balikpapan. Tipe ini
memungkinkan penonton untuk mendapatkan pengalaman menonton film
yang lebih nyaman dengan kursi yang memiliki sandaran kaki dan
fasilitas service button yang memungkinkan pemesanan makanan dan
minuman dari dalam auditorium. Satin Class dilengkapi dengan
52 reclining seats, dan lounge ekslusif.

 4DX

4DX merupakan teknologi film pertama dan satu-satunya di


Indonesia yang dimiliki dan dikembangkan oleh perusahan asal Korea
Selatan CJ 4DPLEX, anak usaha CJ Group. Format film 4D dilengkapi
dengan sensor khusus seperti gerakan, udara, aroma, percikan air dan efek
khusus lainnya.

10
 RealD 3D

RealD 3D merupakan teknologi proyeksi stereoskopik yang dibuat


dan dimiliki oleh RealD Inc. Sampai saat ini, teknologi RealD 3D adalah
teknologi yang paling banyak digunakan untuk menonton film 3D di
berbagai bioskop di seluruh dunia. Kelebihan dari teknologi ini
dibandingkan dengan teknologi serupa adalah kacamata 3D yang
digunakan menggunakan circular polarized (proyeksi gelombang yang
berputar) sehingga memungkinkan kepala kita bergerak bebas saat
menyaksikan film dalam format 3D. Perbedaan teknologi ini dari
teknologi 3D lainnya adalah pengalaman lebih melihat gambar tersebut ke
dalam layar, bukan seolah-olah muncul di depan layar. CGV Cinemas
telah mengadopsi sistem ini di seluruh cabangnya.

 SphereX

Sphere X menggunakan kursi yang direbahkan hingga 45 derajat


agar tubuh mengikuti arah gerak gambar. Studio Sphere X yang dimiliki
oleh CGV Cinemas sangatlah berbeda dengan bioskop konvensional.
Studio tersebut menggunakan layar melengkung (Curve Screen) dengan
ukuran 26×14 meter yang mampu menampilkan film berformat 2D dan
3D. Sistem suara yang digunakan pun sangat amat canggih melebihi studio
IMAX. Studio Sphere X menggunakan sebanyak 60 buah pengeras suara
di setiap sisi dalam studio. Sphere X CGV Cinemas juga mengaplikasikan
Vive Chirstie Audio dan Dolby Atmos yang merupakan teknologi terbaru
dari Dolby.

 Sweet Box

Sweet Box menawarkan kursi bersekat berwarna merah dengan


tagline ‘special seat to enjoy movie with your special one‘. Sweet Box
diperuntukkan bagi pasangan yang ingin mendapatkan privacy saat
menonton film di bioskop.

11
 Sweet Box

Starium adalah konsep cinema dengan layar lebar berdimensi 19,5


x 8,1 meter, yang dilengkapi dengan sound system Dolby Digital 7.1 dan
Barco Proyektor 4K. Fitur terbaru ini memiliki kapasitas tempat duduk
sebanyak 425 kursi.

Fasilitas CGV Blitz Membership

 CGV Blitz Member

CGVblitzCard Regular (dahulu blitzCard) adalah kartu


keanggotaan CGVblitz yang berfungsi sebagai alat identifikasi saat
melakukan transaksi di lokasi CGV blitz dan secara online, dengan
menggunakan semua metode pembayaran baik Tunai, Kartu Debit/ Kredit,
Saldo & Poin di dalam CGVblitzCard itu sendiri. CGVblitz Member
adalah kartu fisik berwarna Merah yang memuat logo CGVblitz di pojok
kiri atas kartu, dan bertuliskan MEMBER ditengah-tengah kartu.

 CGV Blitz VIP

CGVblitzCard VIP (dahulu blitzCard Gold) adalah kartu


keanggotaan CGVblitz yang diupgrade dengan pemakaian Rp. 1.000.00,-
dalam kurun waktu 3 bulan. Secara keseluruhan memiliki sistem kerja
yang sama dengan CGVblitz Member, namun memiliki beberapa
keuntungan lainnya, seperti double point, antrian khusus, dan pemesanan
dengan menghubungi Call Center. CGVblitz VIP adalah kartu fisik
berwarna Hitam yang memuat logo CGVblitz di pojok kiri atas kartu, dan
bertuliskan VIP ditengah-tengah kartu.

12
 CGV E-Card Member

E-Card Member adalah keanggotaan yang sama fungsinya seperti


CGVblitz Member. Yang membedakan adalah E-Card Member tidak
menggunakan kartu fisik, melainkan menggunakan QRcode yang muncul
di website ataupun aplikasi pada Android/iOS. Pada tahun 2016, CGVblitz
mengurangi pengedaran kartu fisik dan mulai memperkenalkan E-Card
Member, hingga akhirnya pada bulan Mei 2016, CGVblitz berhenti
mengedarkan kartu fisik, dan hanya bisa mengeluarkan E-Card. Kita bisa
mendapatkan E-Card hanya dengan register di website CGVblitz.

Fasilitas lainnya

 Blitz Cafe/fasilitas restaurant di CGV

 Blitz Icon/fasilitas photobooth di CGV

 Coffe Corner/fasilitas tempat ngopi di CGV

 Smoking Longue/fasilitas tempat khusus untuk merokok di CGV

 Box Office and Consession

 Waiting Room (Party Room and Seating Longue)

1.2.3 Berbagai Teknologi Yang Digunakan Dalam Bisnis CGV Cinemas


Indonesia
Berikut adalah daftar teknologi yang digunakan dalam bisnis CGV
Cinemas Indonesia :

1) Ticket box
Ticket Box merupakan loket untuk pembelian tiket CGVBlitz
secara offline dan dilayani oleh petugas yang berjaga.
Input dan storage : monitor touchscreen
Output : printer

13
2) Self Ticketing
Selft ticketing merupakan mesin pembelian tiket CGVBlitz
secara mandiri (tanpa ada petugas yang melayani). Self Ticketing Machine
adalah mesin untuk mencetak tiket nonton di bioskop CGV Blitz, dengan
mencetak tiket sendiri pelanggan tidak perlu berlama-lama antri di
pembelian tiket biasa, cukup klik film maka tiket akan keluar, tentunya ini
dengan pembelian tiket ataupun saldo di kartu member CGV.

3) CGV Blitz Web Application


Pembelian tiket CGV Blitz secara online dapat dilakukan
melalui website resmi milik CGV Blitz, yaitu http://www.cgvblitz.com.

4) CGV Blitz Mobile Apps (iOS dan Android)


Selain melalui website, pembelian tiket secara online juga dapat
dilakukan melalui CGV Blitz Mobile Apps pada iOS dan android.

Berikut ini langkah pemesanan tiket melalui CGV Blitz Mobile Apps (iOS
dan Android) :
1. Membuka CGV Blitz Mobile Apps pada iOS dan Android.
2. Halaman pertama akan menampilkan film-film yang sedang tayang
di CGV Blitz. Selain itu, pengguna juga dapat melihat film yang
akan tayang beserta dengan pilihan lokasi cinema CGV Blitz.
Setelah memilih film yang akan ditonton, pilih tombol “Buy
Ticket”.
3. Halaman selanjutnya akan menampilkan Trailer, Sinopsis,
dan Basic Information dari film tersebut. Pilih tombol “Buy
Ticket” untuk memilih lokasi cinema, jenis studio, jadwal, dan
tempat duduk.
4. Halaman ini akan menampilkan pilihan lokasi cinema, jenis studio,
dan jadwal film. Pilih salah satu untuk menuju ke halaman
selanjutnya.

14
5. Halaman selanjutnya merupakan halaman verifikasi yang
menampilkan lokasi cinema, jenis studio, dan jadwal film yang
telah dipilih. Untuk memilih tempat duduk, pilih tombol “Pick
Your Seat”.
6. Setelah memilih tempat duduk, harga yang harus dibayar akan
ditampilkan. Pilih tombol “Buy Ticket” untuk melakukan transaksi
pembayaran.
7. Untuk melakukan transaksi pembayaran tiket, pengguna harus
memiliki Web Profile dan CGV Blitz Member Card. Apabila
belum memiliki Web Profile, maka pengguna harus melakukan
Sign Up terlebih dahulu di website lalu diconnectkan dengan CGV
Blitz Member Card. Selanjutnya, pengguna melakukan login
dengan memasukkan email dan password untuk kemudian
melakukan transaksi pembayaran tiket dengan menggunakan CGV
Blitz Member Card. Kartu ini dapat digunakan sebagai alat
pembayaran tunai, kartu debit atau kredit, serta sebagai alat
pembayaran menggunakan saldo dan poin. Sebelumnya, pengguna
harus memiliki CGV Blitz Member Card yang telah diregistrasi
dan berisi saldo yang mencukupi. Setelah transaksi pembayaran
berhasil, tata cara pengambilan tiket akan dikirimkan melalui email
oleh pihak CGV Blitz.

Ada cara lain untuk melakukan pembelian tiket bioskop CGV


selain pembelian tiket menggunakan teknologi yang sudah disebutkan di
atas, yaitu dengan cara melakukan pembelian tiket menggunakan berbagai
aplikasi yang sudah dilengkapi teknologi atau fitur untuk pembelian tiket
bioskop dan pastinya juga sudah bekerja sama dengan CGV Cinemas
Indonesia. Beberapa daftar aplikasi yang telah bekerja sama dengan CGV
adalah Shopee, Traveloka, TIX ID, BookMyShow, dan juga GoTix.

15
1.2.4 Alasan CGV Cinemas Indonesia Menggunakan Teknologi Tersebut
Dunia mengalami kemajuan yang sangat pesat di era globalisasi
dan jaman modern yang penuh dengan persaingan khususnya dalam segi

bisnis. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk terus memperbaiki serta


mengembangkan hal yang sudah ada agar mereka mampu mengikuti
perkembangan jaman sehingga tidak kalah dengan kemajuan yang telah
dicapai orang lain.

Hal inilah juga yang dilakukan oleh orang-orang yang


menjalankan bisnis perbioskopan CGV Cinemas Indonesia. Mereka pasti
akan terus memperbaiki kualitas, kuantitas, segala fasilitas, teknologi dan
juga sistem untuk terus meningkatkan pelayanan demi kenyamanan serta
kepuasan konsumen saat para konsumen menggunakan jasa yang CGV
sediakan.

Teknologi berbasis sistem infomasi yang telah diterapkan di CGV


Blitz sangat mudah untuk digunakan. Selain itu, sistem informasi yang ada
telah meningkatkan ketersediaan informasi, menghemat biaya,
meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, dan meningkatkan penjualan
serta keuntungan perusahaan.

Semua alasan inilah yang membuat CGV Cinemas Indonesia


menggunakan berbagai teknologi yang sudah mereka ciptakan dan
kembangkan. Karena tujuan diciptakannya teknologi adalah untuk lebih
mempermudah pekerjaan manusia selain itu juga untuk menjadikan
pekerjaan manusia lebih efektif dan efisien.

16
1.2.5 Keunggulan Dan Kelemahan Teknologi Yang Digunakan Dalam
Bisnis CGV Cinemas Indonesia.
Berikut adalah berbagai keunggulan dan kelemahan teknologi yang
digunakan dalam bisnis CGV Cinemas Indonesia :

1) Ticket box
 Keunggulan :
8. Bisa mengakomodir para pembeli yang tidak bisa membeli tiket
secara online.
9. Transaksi pembelian yang mudah bagi orang awam karena bisa
diayar dengan uang cash atau tunai.
10. Hasil penjualan akan langsung masuk ke event creator atau
promotor.
11. Data penjualan yang didapat akan terekam secara real time dengan
rapi.
12. Laporan data pembeli yang terorganisir.
13. Keaslian tiket yang terjamin.

14. E-voucher dan tiket fisik yang seragam, baik dari penjualan offline
maupun online.

 Kelemahan :
1. Ticket box harus dijaga atau dioperasikan oleh petugas.
2. Kemungkinan terjadinya antrian yang panjang.
3. Kemungkinan keterlambatan untuk segera memasuki ruang
auditorium karena konsumen harus mengantri untuk membeli tiket.
4. Kemungkinan tidak kebagian tiket karena faktor antrian.

17
2) Self Ticketing
 Keunggulan :
1. Self ticketing tidak perlu dijaga oleh petugas karena menggunakan
teknologi berbasis sistem informasi yang modern.
2. Proses yang cepat dan mudah.
3. Konsumen tidak perlu khawatir akan antrian yang panjang.
4. Sistemnya tidak harus selalu diupdate.

 Kelemahan :
1. Self ticketing tidak dapat melayani membelian secara tunai karena
sistemnya yang dirancang untuk pembelian tiket dengan
menggunakan saldo yang ada pada kartu member CGV.
2. Biasanya pembelian tiket secara online dapat dikenakan biaya lebih
untuk biaya pelayanan yang selanjutkan dicetak pada self ticketing.
3. Adanya resiko mesin self ticketing yang error atau rusak.

3) CGV Blitz Web Application


 Keunggulan :
1. Kemudahan pemesanan tiket dari jauh hari.
2. Bebas dari antrian yang panjang.
3. Bisa memesan tiket bioskop lebih awal sehingga tidak perlu takut
akan resiko tidak kebagian tiket.

 Kelemahan :
1. CGV Blitz Web Application tidak dapat melayani membelian
secara tunai.
2. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat direfund atau dibatalkan.
3. Resiko Web Application error jika terlalu banyak yang mengakses.

18
4) CGV Blitz Mobile Apps (iOS dan Android)
 Keunggulan :
1. Kemudahan pemesanan tiket dari jauh hari.
2. Bebas dari antrian yang panjang.
3. Bisa memesan tiket bioskop lebih awal sehingga tidak perlu takut
akan resiko tidak kebagian tiket.
4. Biasanya pembelian tiket secara online dapat dikenakan biaya lebih
untuk biaya pelayanan.

 Kelemahan :
1. CGV Blitz Mobile Apps (iOS dan Android) tidak dapat melayani
membelian secara tunai.
2. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat direfund atau dibatalkan.
3. CGV Blitz Mobile Apps (iOS dan Android) harus diunduh terlebih
dahulu dan sering diminta untuk update.
4. Biasanya pembelian tiket secara online dapat dikenakan biaya lebih
untuk biaya pelayanan.

1.2.6 Analisa Sistem Informasi Dalam Bisnis CGV Cinemas Indonesia


Secara Keseluruhan
 Analisa PIECES
– Performance
Sistem informasi yang telah diterapkan di CGV Blitz memberikan
pelayanan bagi customer untuk dapat memesan tiket secara cepat dan
mudah.

– Information
Sistem informasi yang telah diterapkan di CGV Blitz menjamin
ketersediaan informasi jadwal film yang akurat dan selalu update bagi
seluruh customer. Penggunaan sistem informasi tersebut dapat
memberikan akses informasi kepada customer secara lebih cepat dan
mudah.

19
– Economy
Sistem informasi yang telah diterapkan di CGV Blitz akan
meningkatkan pemasukan dan keuntungan perusahaan, dikarenakan
seluruh customer dapat dengan mudah memesan tiket meskipun tidak
datang langsung ke tempat pemesanan tiket. Selain itu, perawatan database
sistem informasi yang murah dapat menurunkan cost yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan.

– Control (Security)
Sistem informasi yang telah diterapkan di CGV Blitz dilengkapi
dengan sistem keamanan yang sangat baik. Setiap member CGV Blitz
Card dilengkapi dengan nomor pin yang harus dimasukkan ketika
melakukan transaksi pembayaran tiket, sehingga aman dari akses luar yang
tidak diijinkan.

– Efficiency
Sistem informasi yang telah diterapkan di CGV Blitz
mempersingkat waktu pengolahan dan penghitungan data, serta
meminimalkan pemborosan sumber daya, peralatan, dan ruang.

– Service
Sistem informasi yang telah diterapkan di CGV Blitz mampu untuk
melayani seluruh customer dari berbagai tempat dalam setiap waktu,
sehingga customer tidak perlu mengantri di depan loket tiket. Sistem
informasi yang ada telah mampu untuk menampilkan informasi secara
akurat, proses pemesanan tiket yang cepat, dan mudah untuk digunakan
oleh seluruh customer.

20
Diagram Konteks
Diagram konteks merupakan bagian dari DFD yang berfungsi
untuk memetakan
emetakan model lingkungan, yang direpresentasikan
epresentasikan dengan
lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
Berikut ini merupakan Diagram Konteks dari
ari Sistem Informasi CGV Blitz:

Flowmap dan Flow Diagram Existing System


Untuk mempermudah analisis, maka digunakan
digunakan alat bantu yaitu
Flowmap. Flowmap adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan
secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan dari
prosedur-prosedur
prosedur yang ada di dalam sistem.
Flowmap penjualan tiket pada CGV Blitz memiliki alur kerja sebagai
berikut :

21
Data Flow Diagram (DFD) adalah model yang menggambarkan
suatu sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu
sama lain dengan aliran dan penyimpanan data.
Data Flow Diagram penjualan tiket pada CGV Blitz memiliki alur kerja
sebagai berikut :

22
Use Case
Use Case Diagram adalah diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu sistem secara ringkas mengenai siapa yang
menggunakan sistem dan apa saja yang dapat dilakukan olehnya.
Use case diagram menggunakan actor dan use case. Use case
adalah layanan atau fungsi yang disediakan oleh sistem untuk
penggunanya, sedangkan actor adalah seorang pengguna sistem atau
sesuatu (perangkat atau sistem lain) yang berinteraksi dengan sistem. Use
Case Diagram tidak menjelaskan secara
secara detail tentang penggunaan
usecase, namun hanya memberi gambaran singkat hubungan antara
usecase, aktor, dan sistem.
Berikut ini merupakan Use Case Diagram dari Sistem Informasi CGV
Blitz :

23
Functional Requirement dan Non-Functional Requirement
Functional Requirement (Kebutuhan Fungsional) adalah
tipe requirement yang berisi proses-proses yang harus dilakukan oleh
sistem, serta informasi-informasi yang harus ada di dalam sistem. Sistem
dapat melakukan proses-proses sebagai berikut:
 Pengolahan data pegawai yang ada merupakan proses penginputan,
edit, dan menghapus data pegawai.
 Pengolahan data film, proses yang dilakukan adalah proses
pengolahan menambah film, jam tayang, serta tanggal tayang yang
dimana dapat dilakukan dengan proses penginputan, serta
menampilkan data.
 Pengolahan data pemesanan tiket, proses yang dapat dilakukan adalah
menampilkan data transaksi, menginputkan data transaksi, menyimpan
data transaksi, menghapus dan mencetak hasil transaksi.

24
 Proses pembuatan laporan, proses yang dapat dilakukan adalah
menampilkan semua data pegawai, film, dan data transaksi.
Pada Sistem Informasi CGV Blitz, Functional Requirement dibedakan
menjadi 2 orientasi, yaitu :
1) Orientasi Proses
 Sistem dapat menginput/mengupdate data Film
 Sistem dapat menginput/mengupdate data Karyawan
 Sistem dapat menginput/mengupdate data Member
 Sistem dapat menginput/mengupdate data Transaksi penjualan

2) Orientasi Informasi
 Sistem dapat menampilkan Laporan data Film melalui layar atau
cetakan kertas
 Sistem dapat menampilkan Laporan data Karyawan melalui layar atau
cetakan kertas
 Sistem dapat menampilkan Laporan data Member melalui layar atau
cetakan kertas
 Sistem dapat menampilkan Laporan data Transaksi penjualan melalui
layar atau cetakan kertas

Non-Functional Requirement (Kebutuhan Non-Fungsional) adalah


tipe requirement yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem,
meliputi operasional, performance, security, politik, dan budaya.
Pada Sistem Informasi CGV Blitz, Non-Functional Requirement
dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Operasional
 Sistem Operasi : Windows 7
 Hardware : Komputer Pentium 4, RAM 1GB, Display SVGA
(800×600), DVD RW, keyboard, mouse, printer laserjet
 Jaringan : Sistem client-server, HUB, kabel jaringan
 Bisa digunakan untuk bercode render

25
 Printer digunakan untuk mencetak tiket dan laporan keuangan maupun
yang lain-lain

2) Security
 Dilengkapi password untuk login untuk sistem aplikasinya maupun
databasenya

3) Informasi
 Memberikan informasi kesalahan login baik password ataupun
username
 Digunakan untuk melakukan pendaftaran anggota baru

 Desain Sistem Informasi CGV Blitz


Class Diagram dan ER Diagram
Class Diagram adalah model statis yang menggambarkan struktur
dari suatu sistem, yaitu pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk
membangun sistem tersebut. Pada Class Diagram, digambarkan deskripsi
kelas, struktur kelas, serta hubungan antar kelas. Class terdiri dari nama
kelas, atribut, dan operasi/method.
Berikut ini merupakan Class Diagram dari Sistem Informasi CGV Blitz :

26
ER Diagram (Entity Relationship Diagram) adalah suatu model
yang menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan
objek-objek
objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ER
Diagram digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar
data. Dalam penggambarannya, digunakan beberapa notasi dan simbol.
Berikut ini merupakan ER Diagram dari Sistem Informasi CGV Blitz :

27
Class Diagram mirip dengan ER Diagram pada perancangan
database, perbedaannya adalah pada ER Diagram tidak terdapat
operasi/method, tetapi hanya terdapat atribut.

Component Diagram
Component Diagram adalah diagram UML yang menampilkan
komponen di dalam sistem dan hubungan diantara mereka. Component
Diagram juga dapat diartikan sebagai berikut :
 Component Diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar
komponen peranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency)
diantaranya.
 Komponen peranti lunak adalah modul yang berisi code, baik source
code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang
muncul pada compile time, link time, maupun run time.
 Pada umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan
atau package, tapi dapat juga dari komponen komponen yang lebih
kecil.

28
 Komponen juga dapat berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang
disediakan sebuah komponen untuk komponen lain.
Berikut ini merupakan Component Diagram dari Sistem Informasi CGV
Blitz :

Deployment Diagram
Deployment Diagram adalah diagram yang digunakan untuk
memetakan software ke processing node, serta menunjukkan konfigurasi
elemen pemroses pada saat run time dan software yang berada di
dalamnya. Diagram ini merupakan salah satu diagram paling penting
dalam tingkat implementasi perangkat lunak dan kadang ditulis sebelum
code dibuat.
Berikut ini merupakan Deployment Diagram dari Sistem Informasi CGV
Blitz :

29
Tabel (Physical Data)
Basis data adalah himpunan kelompok data yang saling berkaitan
dan merupakan tempat yang digunakan untuk menampung dan
mengorganisasikan seluruh data yang ada di dalam sistem, sehingga dapat
dieksplorasi untuk menyusun informasi–informasi dalam berbagai bentuk.
Pembangunan sistem informasi sangat bertumpu pada kualitas basis data.
Basis data yang disusun dan dibentuk diharapkan memiliki sifat efektif dan
efisien dalam pengorganisasiannya, bebas redudansi, fleksibel, dan sistem
database yang dapat diakses secara bersamaan dalam lingkungan jaringan.
Suatu basis data terdiri dari beberapa file yang saling berkaitan antara satu
sama lain, yang dihubungkan dengan key field yang terdapat pada masing-
masing file di dalam basis data tersebut.
Berikut ini merupakan Tabel (Physical Data) dari Sistem Informasi CGV
Blitz :

30
Keterangan (dalam bentuk Tabel) untuk masing-masing entitas di atas
adalah sebagai berikut

31
32
 Prototype Implementasi Sistem Informasi CGV Blitz
Setelah membuat masing-masing kelas dan meng-compile project
Sistem Informasi CGV Blitz dengan menggunakan IDE Blue J, berikut
merupakan diagram dari prototype implementasi

Berikut ini merupakan prototype implementasi Sistem Informasi CGV


Blitz
 Halaman About Us

33
 Halaman Contact Us

 Home

34
pada halaman ini, customer dapat :
– Memilih jenis studio

– Memilih film

35
– Memilih jadwal tanggal film

 Halaman Detail Film

36
pada halaman ini, customer dapat :
– Memilih jadwal jam film

 Halaman Memilih Seat

37
 Halaman Konfirmasi Pembayaran

38
BAB III

PENUTUP

1.5 Kesimpulan

PT. Graha Layar Prima, Tbk juga dikenal sebagai CJ CGV


CINEMAS (atau sebelumnya dikenal sebagai Blitz Megaplex) adalah
jaringan bioskop terkemuka di Indonesia.
CJ CGV CINEMAS memberikan pengalaman menonton melalui
kemajuan teknologi yang digunakan seperti : 3D, 4DX, Screen X,
SphereX, Dolby Atmos, melalui beberapa kelas auditorium: Regular Class,
Velvet Class, Gold Class, Satin Class, Sweetbox. Dengan kapasitas layar
yang terus bertambah pesat, CJ CGV CINEMAS memutarkan berbagai
macam jenis film dari berbagai Negara seperti India, Korea, Jepang, dan
tentunya konten lokal dari dalam negeri.
Teknologi berbasis sistem infomasi yang telah diterapkan di CGV
Blitz sangat mudah untuk digunakan. Selain itu, sistem informasi yang ada
telah meningkatkan ketersediaan informasi, menghemat biaya,
meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, dan meningkatkan penjualan
serta keuntungan perusahaan.

1.6 Saran
Saran untuk sistem informasi yang telah diterapkan di CGV Blitz
adalah untuk selalu meningkatkan kemampuan menghadle error, sehingga
ketika digunakan oleh banyak customer dalam sekali waktu tidak
mengalami hang atau error. Namun nilai untuk keseluruhan, sistem
informasi yang ada sudah bagus, user friendly, dan mudah untuk
digunakan, sehingga orang awam yang pertama kali menggunakan sistem
informasi tersebut sudah paham cara penggunaannya.

39
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cgv.id/en/content/about_us
https://www.wartaekonomi.co.id/read271213/ternyata-begini-sejarah-berdirinya-
cgv-di-indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/CJ_CGV
https://market.bisnis.com/read/20150810/192/461153/bioskop-blitz-megaplex-
berganti-nama-jadi-cgv-blitz
https://www.hallogsm.com/aplikasi-pesan-tiket-bioskop/
https://www.loket.com/blog/ticket-box-loket

40

Anda mungkin juga menyukai