Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK

SISTEM LAYANAN INFORMASI TIKET BIOSKOP


BIOSKOP 21 BELGA KEDIRI

Oleh:
Agung Kurniawan

Nim. 2006420057

Ridhoi

Nim 2006420032

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
2008

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yang berjudul

SISTEM

INFORMASI

PADA BIOSKOP [STUDI

KASUS PELAYANAN DI BIOSKOP].


Pada proses penyusunan tugas ini tak lupa kami juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada
1. Bpk. Slamet Kacung sebagai Dosen Rekayasa Perangkat Lunak.
2. Kedua Orang Tua.
3. Seluruh anggota Crackatau yang selalu mensupport
4. Teman teman Teknik angkatan 2006
Dan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu yang membantu kami hingga terselesainya tugas ini.
Kami sadar bahwa tugas yang kami hasilkan masih jauh dari
kesempurnaan dan masih membutuhkan banyak perbaikan, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya tugas ini.

Soerabaya, 03 Juli 2008

TIM PENYUSUN

ABSTRAK

Manusia

adalah

mahluk

Tuhan

yang

paling

komples,

mereka

membutuhkan segala sesuatu seolah tak pernah puas. Banyak diantara mereka
yang melakukan hal-hal yang dianggap bisa membuat mereka senang atau
bahagia. Apalagi pada zaman ini, saat dimana manusia disibukkan dengan
berbagai kegiatan dan atau pekerjaan mereka. Tentu dalam hal ini mereka
membutuhkan hiburan yang bisa membuat mereka sedikit rileks dan
meninggalkan sejenak pekerjaan mereka.
Media hiburan sebenarnya sangat banyak, dan manusiapun akan memilih
yang sesuai dengan kemauan mereka. Diantara sekian banyak media hiburan yang
cenderung ditemui dan menjadi adalah bioskop. Bioskop merupakan tempat
pemutaran film yang biasa dikunjungi oleh orang, biasanya pemutaran film anyar
yang belum pernah ditayangkan di stasiun televisi.
Kompleksitas pengelolaan bioskop ternyata tidak hanya dijadikan tempat
menonton semata, akan tetapi juga digunakan sebagai media bisnis. Dengan
demikian dalam sebuah bioskop tertentu terdapat peraturan yang memuat tentang
pembelian tiket, harga tiket, dan lain-lain. Dan seiring dengan kemajuan
teknologi, pengerjaan sistem bioskop yang biasa digunakan oleh manusia dengan
perlahan diambil alih oleh sebuah mesin yang diperintah oleh program.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2


ABSTRAK .............................................................................................................3
DAFTAR ISI ..........................................................................................................4
BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................................5
1.1 Latar Belakang ..................................................................................5
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................6
1.3 Batasan Masalah ...............................................................................6
1.4 Tujuan ...............................................................................................7
1.5 Manfaat .............................................................................................7
1.6 Metodologi Penelitian .......................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 12
BAB III ANALISA SISTEM .............................................................................16
3.1 Deskripsi Sistem.............................................................................16
3.2 Kebutuhan Sistem...........................................................................18
BAB IV DESAIN SISTEM...............................................................................20
4.1 Use Case System..............................................................................20
4.2 Class Diagram..................................................................................21
4.3 Sequence Diagram...........................................................................22
4.4 Activity Diagram.............................................................................23
4.5 Colaboration Diagram.....................................................................23
4.6 Statechart Diagram .........................................................................24
BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM.............................................................25
5.1 Perangkat Keras...............................................................................25
5.2 Perangkat Lunak..............................................................................25
BAB VI PENUTUP............................................................................................25
7.1 Kesimpulan.....................................................................................26
7.2 Saran ..............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan laju teknologi yang makin berkembang dan makin
pesat di berbagai sektor dunia, perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang ini pun juga terus berkembang untuk meningkatkan performa melawan
laju globalisasi, merekapun juga bersaing untuk mendapatkan tempat di pasar
dan menjadi the big di sektor teknologi. Banyak dari mereka yang
menerapkan beberapa trik dan cara untuk mendapatkan tempat utama di pasar
dan juga menghasilkan keuntungan yang memuaskan.
Sebuah contoh yang sangat signifikan seperti pada perusahaan
perfilman. Seperti yang kita ketahui bahwa pada zaman ini film tidak hanya
menjadi suatu kebutuhan tersier saja, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan
yang oleh setiap orang dianggap penting. Dengan adanya perfilman seseorang
akan menjadi terhibur, senang, dan bahkan sedih.
Seperti yang kita ketahui bahwa film tidak hanya menjadi tontonan
asik yang bisa dinikmati di rumah, kantor, atau apartemen saja. Abad 21
identik dengan abad perkembangan teknologi, oleh karena itu orang-orangpun
berpikir bagaimana caranya agar film yang ditonton menjadi sebuah tontonan
spektakuler layaknya sepakbola walaupun film itu hanya film biasa.
Oleh karena itu berdirilah sebuah gedung yang dapat menampung
ratusan bahkan ribuan orang yang menyediakan fasilitas menonton film

dengan nuansa yang berbeda atau disebut dengan bioskop. Bioskop


merupakan cara baru bagi orang yang ingin nonton film secara beramai-ramai
dan sekaligus trik baru bagi produsen pengembang film yang dapat
memberikan keuntungan yang berlipat ganda.
Sebuah bioskop dikelola dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung
dan dengan syarat atau ketentuan yang telah disepakati bersama. Oleh karena
itu, tidak heran jika dalam sebuah bioskop terdapat tiket untuk masuk, jadwal
jam tayang, dan lain-lain. Hal ini adalah bagian dari sebuah hal yang harus
dilakukan oleh pengelola bioskop untuk mendapatkan hasil dan memberikan
kenyamanan bagi pelanggan.
Akan tetapi pada realitasnya kebanyakan bioskop masih menggunakan
cara yang tradisonal dalam hal pembelian tiket, jadwal film, dan masih banyak
lagi yang lainnya. Kita sudah tahu bahwa zaman telah berubah, dunia telah
tua, dan progresifitas sains dan teknologi pun sudah berkembang tanpa batas.
Untuk mengatasi hal ini peran sistem informasi sangatlah penting untuk
memodernkan pelayanan bioskop.
Sistem Informasi merupakan salah satu jenis utama sumber daya yang
tersedia untuk umum. Sistem informasi merupakan informasi dan dari
kumpulan data yang konseptual. Informasi dapat dikelola seperti halnya
sumber daya manusia.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan permasalahan yang timbul dalam penyajian data reservasi tiket


bioskop ini adalah:
1. Masih digunakannya pembelian ataupun reservasi tiket secara manual
sehingga kita harus mengantri, dan hal tersebut menyita banyak waktu dan
tenaga
2. Untuk mendapatkan informasi data-data mengenai Film yang akan diputar
beserta waktu penayangannya kita harus datang ke bioskop tersebut.

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada sistem ini antara lain :
1. Reservasi tiket bioskop ini ini disajikan dalam bentuk informasi dengan
pengambilan data berasal dari tingkat transaksi.
2. Laporan transaksi di sini terbatas pada transaksi saat ini saja.
3. Untuk analisa konfigurasi user menggunakan user administrator. Untuk
mengubah user name atau petugas adalah hak administator, jadi untuk
lisensi perubahan milik administrator.
4. Lingkup data yang disajikan dalam Reservasi Tiket Bioskop yaitu:
a. Data film yang akan diputar
b. Informasi transaksi.
c. Data administrator/user

1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan sistem ini adalah :

a.

Memberikan informasi transaksi reservasi tiket bioskop sehingga proses


reservasi bisa berjalan lancar dan petugas bisa memberikan pelayanan yang
terbaik kepada setiap pelanggan.

b. Mempercepat proses reservasi sehingga waktu lebih efisien.


c. Dapat menganalisa jumlah pengunjung berdasarkan order reservasi

1.5 Manfaat
a. Dapat membantu kinerja petugas dalam proses reservasi tiket kepada
pelanggan.
b. Mempermudah proses pembuatan laporan dengan cepat dan akurat.
c. Semua data penting pada perusahaan menjadi lebih terjaga tanpa adanya
resiko kehilangan, kerusakan atau terselipnya data diantara dokumen lain.
d. Mendapatkan kinerja yang optimal (high realibility)

1.6 Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian yaitu metode pengumpulan data, perancangan
serta implementasi sistem dengan mencari dan membaca buku-buku materi
yang berhubungan dengan penelitian ini. Salah satu metode yang digunakan
untuk membangun perangkat lunak sistem informasi adalah metodologi SDLC
(Software Development Life Cycle). SDLC adalah metode atau cara-cara

teknik yang digunakan untuk menganalisa dan merancang sistem dimana


sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan
siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik.
Ada 7 fase atau siklus dalam metodologi SDLC (Software Development Life
Cycle) yaitu :
1.

Definisi
Definisi artinya mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan. Proses yang
dilakukan pada tahap ini adalah melakukan uji lapangan pada Bioskop 21
Belga sebagai pihak yang akan menggunakan sistem ini, selain itu juga
melakukan pengumpulan data-data yang ada di bioskop tersebut. Dengan
hasil uji lapangan ini dapat diketahui masalah apa yang ada di Bioskop 21
Belga.

2.

Determine
Determine adalah memasukkan syarat-syarat informasi yang diperoleh dari
pihak yang akan menggunakan sistem ini, dalam hal ini adalah pihak Bioskop
21 Belga. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah memeriksa data
mentah (hasil wawancara, pengumpulan data-data), menentukan sample yang
akan digunakan sehingga dengan demikian dapat diketahui apa saja yang
menjadi kebutuhan pemakai sistem yang ingin ditampilkan pada sistem.

3.

Analisa

Analisa artinya menganalisa segala sesuatu yang dibutuhkan oleh system


sesuai dengan kebutuhan pengguna / pemakai system, dalam hal ini pihak
Bioskop 21 Belga. Proses pada tahap ini adalah menentukan apa saja yang
dibutuhkan oleh sistem yaitu dengan membuat diagram aliran data / data flow
diagram (DFD) sehingga dapat mempermudah mengetahui proses aliran data.
4.

Desain
Desain sistem merupakan langkah awal untuk menerapkan dan membahas
permasalahan yang dihadapi sistem yang dibuat. Proses yang dilakukan pada
tahap ini adalah merancang ER Diagram, Database dan membuat algoritma
(Flowchart) dari program yang akan dibuat.

5.

Coding (Develop)
Coding (Develop) merupakan transformasi hasil desain kedalam bahasa
pemprograman yang telah ditentukan. Proses yang dilakukan pada tahap ini
adalah membuat program aplikasi.

6.

Testing
Testing merupakan uji coba pada program yang telah dibuat, apakah sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Dengan mengadakan testing pada software
yang dibuat dapat mengurangi kesalahan atau error.

7.

Implementasi

10

Pada tahap implementasi ini program yang telah selesai dibuat akan coba
diterapkan langsung oleh pemakai dalam hal ini pihak Bioskop 21 Belga.
Dengan demikian dapat di evaluasi hasil dari program yang telah dibuat.

11

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Sistem Informasi


MJ. Alexander dalam bukunya Information System Analist : Theory
and Application mengemukakan bahwa system informasi merupakan suatu
group dari elemen-elemen yang berbentuk data dan dikelola dan saling
berhubungan diantaranya dan berinteraksi atau berelasi untuk menghsilkan
suatu informasi.
Alter [1992] mengemukakan bahwa system informasi adalah
kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi
yang diorganisasikan untuk mencapai sebuah tujuan dalam sebuah organisasi.
System informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menganalisa,
serta menyebarkannya untuk tujuan yang spesifik [Turban, Mc Clean, dan
Wetherbe : 1999].
Sistem informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah menjadi
bentuk yang berguna bagi penerimanya, berupa value yang dapat dipahami
[Gondon B. Davis]. Pada prinsipnya sesuatu yang menunjukkan hasil
pengolahan data yang terorganisasi dan bermanfaat bagi yang menerimanya
[Barry E. Cusling]. Sehingga nantinya informasi merupakan suatu kenyataan
atau bentuk-bentuk yang berguna dan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan [Stephen A. Moscave Cosling].

12

Komponen dasar system informasi adalah :


a. Input, merupakan masukan yang mewakili data yang masuk dalam
system informasi dan termasuk pula metode dan media untuk
menjaring data yang akan dimasukkan.
b. Proses, melakukan pengolahan input untuk mendapatkan hasil atau
tujuan yang diinginkan.
c. Output, hasil dari pengolahan data yang berupa informasi.

2.2 Sistem Basis Data


Perencanaan system basis data dirancang untuk lebih mengefisienkan
kerja system dalam menangani informasi dalam jumlah yang besar. Selain itu
juga banyak kegunaan dari pembuatan system basis data dalam menangani
masalah penyusunan data.
Manajemen basis data maliouti defenisi struktur untuk menyimpan
informasi dan mekanisme ketepatan untuk memanipulasi informasi. System
manajemen basis data adalah kumpulan program yang memungkinkan user
untuk membuat dan melihat system. Dengan kata l;ain system manajemen
basis data adalah kumpulan data yang saling berubungan dan satu set program
untuk mengakses program tersebut.
Pada pembahasan kali ini kami sengaja mengambil metode yang serin
digunakan adalah DBMS.

2.3 Structure Query Language [SQL]

13

SQL adalah salah satu bahasa yang melengkapi data base yang
menghubungkan suatu system data base. Fungsi dari SQL adalah :
1. Membuat instalasi dari database.
2. Menekankan pada objek phisik dari sebuah database
3. Menggambarkan logika dari sebuah objek database

dan

menampilkannya dengan table.


4. Memberikan pembatasan tentang pemakaian dan batasan batasan
pada pengaturan control dari database
5. Mengatur dengan mendapatkan kembali dan memanipulasi data
dalam database.
Pada pembahasan ini kami mengambil SQL dengan versi 2000.

2.4 Java Programming Language


Java adalah bahasa pemerograman yang sedang naik daun. Berbagai
kemampuan yang ada pada bahasa pemerograman lain sudah tercakup
didal;am java, tambahan dengan beberapa kemampuan baru. Yang menarik
dari semua itu adalah kemampuan program java untuk berjalan diberbagai
platform dan arsitektur computer. Selain itu program yang ditilus dalam
bahasa java dapat ditunjukan untuk berjalan di lingkungan cosole, window,
server

maupun

pemerograman

lingkungan

halaman

web.

Java

juga

mendukung

dalam mode thread, dimana beberapa proses pada suatu

aplikasi dapat berjalan secara concurrent/ bersamaan.


Java merupakan pemrograman yang berorientasi objek [OOP] yang
dikembangkan oleh Sun Microsystem dengan status open source yang dapan
didownload secara gratis di internet. Untuk itu versi yang kami gunakan untuk

14

menunjang project ini adalah Java Development Kit versi 6 update 2, dan
dengan NeatBeans versi 5. 0 sebagai editor.

BAB III
ANALISA SISTEM

15

3.1 Deskripsi Sistem


Deskripsi system informasi pada pelayanan bioskop secara garis ialah
dengan menyediakan informasi untuk :
1. Keanggotaaan : sebagai faktor utama adanya pelayanan bioskop.
2. Operator : sebagai penunjuk dan pelaksana dari sebuah pelayanan
bioskop.
3. Registrasi : merupakan sarana atau alat yang digunakan layaknya
pembelian tiket masuk.
Dan untuk mendukung hal tersebut, maka dibuatlah sebuah alur yang
mendeskripsikan proses dari awal sampai akhir.
1. Anggota
Jika suatu anggota belum terdaftar, maka terlebih dahulu masuk ke menu
daftar anggota. Dan bagi anggota yang sudah terdaftar iapun bisa
melakukan registrasi dan melihat jadwal tayang film. Jika user ingin
melakukan registrasi iapun harus mengisi segala ketentuan yang telah
ditentukan dan tanpa melewatkan satu hal apapun. Setelah hal tersebut
dilakukan maka untuk masuk bioskop anggota pun harus daftar dulu pada
operator.
2. Operator
Operator merupakan pembantu pelaksana layanan bioskop yang telah
ditentukan sebelumnya dan diisi oleh admin. Dalam hal ini operator
memiliki jadwal piket yang telah ditentukan sebelumnya. Pertama operator
harus login dan kemudian memberikan pelayanan dalam hal pembayaran,
masuk bioskop, dan lainnya.
3. Jadwal Film

16

Jadwal film adalah waktu tayang film dalam suatu bioskop. Jadwal ini
telah disusun sebelumnya melalui admin. Anggota bisa mengakses dan
melihat jadwal tayang suatu film secara lengkap melalui menu utama.
Disini di deskripsikan mengenai harga tiket masuk, dal hal lain.
4. Film
Deskripsi inputan yang nantinya digunakan sebagai informasi di jadwal
film, registrasi, pembayaran, dan masuk bioskop. Film ini merupakan file
master yang mendeskripsikan lengkap file-file tentang film dan merupakan
file pendukung jadwal film.
5. Registrasi
Menu ini merupakan menu yang digunakan untuk memesan tiket dan
hanya dipergunakan oleh anggota yang telah terdaftar dan setelah anggota
tersebut login. File-file pendukungnya ada pada file anggota dan jadwal
film. Melalui file ini anggota dapat memilih film kesukaan dan sekaligus
memesan tiket. Disini terdapat menu status pembayaran, jika anggota
memilih ya pada combo box status pembayaran, maka system secara
langsung akan mengambil nominal uang sesuai htm pada nomor rekening
yang telah diinputkan anggota waktu pendaftaran.
6. Masuk Bioskop
Setelah anggota melakukan registrasi, maka untuk masuk dalam bioskop
anggota harus daftar dulu ke operator di depan pintu masuk bioskop. Hal
ini digunakan untuk mengecek validasi apakah user telah melakukan
registrasi atau belum. Anggota hanya menunjukkan kode anggota,
kemudian operator mengecek validasi. Validasi diperoleh saat melakukan

17

registrasi. Jika anggota telah melakukan daftar ulang, maka iapun


diperbolehkan masuk.
3.2 Kebutuhan Sistem
Analisa system dapat didefinisikan sebagai penggunaan dari suatu
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
untuk

mendefinisikan

dan

mengevaluasi

permasalaha-permasalahan,

kesempatan dan hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang dipakai sehingga
dapat dusulkan perbaikannya.
Tahap analisis merupakan tahap yang sangat kritis dan sangat penting
karena kesalahan dalalm tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan dalam
tahap selanjutnya.
Data-data yang diperlukan dalam system pelayanan di bioskop adalah :
1. Anggota
Data-data anggota yang akan dimasukkan ke dalam system adalah
kode anggota, nama anggota, tanggal lahir, alamat, no telpon, jenis
kelamin, agama, pekerjaan, dan no rekening.
2. Operator
Data-data operator yang akan dimasukkan ke dalam system adalah
kode operator, nama anggota, tanggal lahir, alamat, no telpon, jenis
kelamin, agama.
3. Piket Operator
Pada piket operator data yang dimasukkan adalah hari piket,
tanggal piket, waktu, kode operator, dan nama operator.
4. Film
Data-data yang perlu dimasukkan adalah kode film, judul film,
produksi, sutradara, tahun pembuatan, durasi, kategori.
5. Jadwal Film

18

Data-data yang dibutuhkan adalah hari tayang, tanggal, waktu,


kode film, judul film, durasi, kategori, htm.

BAB IV
DESAIN SISTEM

4.1 Use Case System


Diagram use case menyajikan interaksi antara use case dan aktor. Dimana
aktor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem yang sedang dibangun. Use case menggambarkan fungsionalitas sistem
atau persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari pandangan
pemakai. Jika diagram use case bisnis tidak memperhatikan apakah proses
dilakukan secara otomatis terkomputerisasi, maka diagram use case berfokus
hanya pada proses otomatisasi saja.

19

Use case ini menggambarkan proses registrasi member baru.


Spesifikasi

Penjelasan

Aktor

Pengunjung

Aktor Worker

Teller Bioskop

Tujuan

Informasi registrasi member baru

Ringkasan

Use case ini digunakan untuk menginformasikan kepada


pengunjung bagaimana tata cara login

Masukan

Informasi dari registrasi member

Luaran

Registrasi member baru ke data base

Kondisi Awal

Member merequest registrasi sebagai member baru

Kondisi Akhir

Posting member baru kedata base apabila telah


registrasi

Aliran
Normal

Aksi

Pengunjung merequest data baru ke data base

Pengunjung melakukan input data member baru

Apabila registrasi berhasil


melakukan aktifitas selanjutnya

4.2 Class Diagram

20

pengunjung

sukses

boleh

Diagram kelas (class diagram) menunjukkan interaksi antara kelas dalam


sistem. Sebagai contoh, nomor member milik agungr adalah sebuah obyek dari
kelas member. Kelas mangandung informasi dan tingkah laku (behavior) yang
berkaitan dengan informasi tersebut.

Class Diagram pada pembelian tiket bioskop


4.3 Sequence Diagram
Diagram sekuensial adalah diagram interaksi yang disusun berdasarkan
urutan waktu. Kita membaca diagram sekuensial dari atas ke bawah.
Sebagaimana yang kita bahas di atas, setiap use case memiliki sejumlah aliran
alternatif. Setiap diagram sekuensial merepresentasikan satu aliran dari
beberapa aliran di dalam use case.

21

Sequence Diagram pada pembelian tiket bioskop


4.4 Activity Diagram
Diagram aktivitas menggambarkan aliran fungsionalitas sistem. Pada
tahap pemodelan bisnis, aktivitas dapat digunakan untuk menunjukkan aliran
kerja

bisnis

(business

workflow).

Dapat

juga

digunakan

untuk

menggambarkan aliran kejadian (flow of event) dalam use case. Diagram


aktivitas tidak perlu dibuat untuk setiap aliran kerja, tetapi diagram ini akan
sangat berguna untuk aliran kerja yang komplek dan luas.

22

4.5 Colaboration Diagram


Diagram kolaborasi menunjukkan informasi yang sama persis dengan
diagram sekuensial, tetapi dalam bentuk dan tujuan yang berbeda.

Collaboration Diagram pada pembelian tiket bioskop

4.6 Statechart Diagram


Diagram keadaan (statechart diagram) menyediakan sebuah cara untuk
memodelkan bermacam-macam keadaan yang mugkin dialami oleh sebuah
objek. Jika diagram kelas menunjukkan gambaran statis kelas-kelas dan
relasinya, diagram keadaan digunakan untuk memodelkan tingkah laku
dinamik sistem.

23

Statechart Diagram Pembelian tiket member


BAB V
IMPLEMENTASI PROGRAM

5.1 Perangkat Keras


Untuk dapat menjalankan aplikasi Reservasi Tiket Bioskop membutuhkan
spesifikasi komputer sbb :
- Motherboard P4 2,0 Ghz
- DDR2 1 GB
- Harddisk 40 GB
- VGA 32 MB
- Modem (Internal / external)

5.2 Perangkat Lunak


Dalam segi perangkat lunak Aplikasi Reservasi Tiket Bioskop membutuhkan
spesifikasi sbb :
- Operating System
-Windows (Microsoft Windows XP)

24

- Other ( Linux Misal : Redhat, Ubuntu)


- PostgreSql
- Apache Tomcat Webserver
- Browser (Mozzila Firefox, Opera)

BAB VI
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Dengan merujuk pada pembahasan di atas maka dapat kami simpulkan
bahwa :
1. Sistem informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah menjadi
bentuk yang berguna bagi penerimanya berupa value yang dapat dipahami
yang menunjukkan hasil pengolahan data yang terorganisasi dan
bermanfaat bagi yang menerimanya yang berupa suatu kenyataan atau
bentuk-bentuk yang berguna dan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.
2. Sistem informasi pada pelayanan bioskop dibuat untuk memudahkan
seseorang dalam melihat jadwal tayang film, registrasi, dan hal lain yang
berkaitan dengan aktivitas bisokop.
3. Pada perancangan sistem informasi pelayanan bioskop dibutuhkan data
berjenjang, Entity Relationship Diagram, Data Flow Control, Phisical Data
Model, dan Struktur Tabel untuk memudahkan pembuatan program.

25

4. Implementasi dari sistem informasi pelayana bioskop menggunaka konsep


basis data, SQL server dan Java Programming dengan software yang
berbasis antar muka dengan user (GUI).

7.2 Saran
Kami sadar bahwa project yang sedang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Akan tetapi paling tidak kami sudah membuat sebuah software
yang dapat memudahkan seseorang mengakses aktivitas bioskop. Hal yang
perlu kami harapkan adalah pembinaan dari berbagai pihak dan sekaligus
media yang dapat membantu penyempurnaan project ini. Kami berharap
berbagai pihak mengerti dan mau mengembangkan project ini, karena kita
sama-sama tahu bahwa dunia sudah modern. Akankah kita masih
menggunakan cara tradisional dalam pelayanan bioskop ?. Tentu jawabannya
tergantung pada diri kita semua, apakah kita mau menjadi pemain atau kita
lebih senang menjadi penonton

26

DAFTAR PUSTAKA

21Cineplex (2004), 21Cineplex, Dalam http://www.21cineplex.com, akses pada 1


September 2004, pukul 13.00 WIB
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2004), Bisnis Internet Meningkat
13.2%;
Serangan Phishing Bertambah Parah dan Menyebar Secara Global, Dalam
http://www.apjii.or.id/news/index.php?ID=2002052301767
&lang=ind&PHPSESSID=0f3113ef27dc95451a4fdf5429be362e, akses pada 10
Oktober 2004, pukul 16.00 WIB
Jogiyanto (1990), Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur ,
Yogyakarta:Andi Offset
Kristanto, Andri (2004), Rekayasa Perangkat Lunak (Konsep Dasar), Yogyakarta:
Gaya Media
Nasir, Moh. (1999), Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia
Prasetyo, Didik Dwi (2003), Tip dan Trik Kolaborasi PHP dan MySQL, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo

27

Pressman, Roger (2001), Software Engineering Fifth Edition: A Practitioners


Approach, Singapore: McGraw-Hill
Sidik, Betha (2004), Pemrograman Web dengan PHP, Bandung: Informatika
Sommerville, Ian (2003), Software Engineering Edisi 6, Jakarta: Erlangga

28

Anda mungkin juga menyukai