KELOMPOK II:
TUJUAN PERUSAHAAN
Bioskop pada umumnya mempunyai harapan melalui memiliki minat beli ulang
(Repurchase Intention) yang tinggi. Minat beli ulang yang tinggi pada konsumen dapat
ditunjang dengan memberikan kualitas lebih baik daripada perusahaan pesaing. Semakin
banyak pesaing, maka semakin banyak pula alternatif yang dimiliki oleh konsumen.
Melalui pengembangan beragam aspek kualitas unggulan, perusahaan menilai cara
tersebut efektif dalam upaya perusahaan mempertahankan konsumennya. Adapun strategi
ini dilakukan agar konsumen melakukan pembelian kembali terhadap produk jasa yang
ditawarkan dan perusahaan dapat terus berkembang sesuai visi dan misi para pendirinya.
Berbagai macam pengembangan inovasi teknologi dan sistem layanan terus
dilakukan oleh Cinema XXI dari waktu ke waktu. Hal ini didasari oleh perannya sebagai
perusahaan yang selalu memaksimalkan peningkatan mutu dan kualitas dunia perfilman
Indonesia, sebagaimana disebutkan didalam misi perusahaan yang sejalan dengan
visinya. Implementasi dari visi dan misi tersebut saling berkaitan, berkontribusi besar
terhadap pencapaian dan memiliki pengaruh investasi jangka pendek maupun jangka
panjang bagi perusahaan, baik beberapa tahun kedepan maupun di masa mendatang.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Nusantara Sejahtera Raya dikenal masyarakat sebagai Cinema XXI,
merupakan salah satu bioskop terbesar di Indonesia yang memulai karirnya di
industri hiburan sejak tahun 1987. Selama lebih dari 30 tahun bergerak di industri
hiburan, Cinema XXI senantiasa menghadirkan serta menyuguhkan pengalaman
baru dan kenikmatan terbaik dalam menonton pertunjukan film layar lebar sebagai
aktivitas bisnis inti dari perusahaan. Terhitung pada tahun 2019 Cinema XXI telah
menguasai indsutri cinema dengan jumlah mencapai 1.195 layar dan 221 lokasi
bioskop yang tersebar di 52 kota di seluruh Indonesia, dan akan terus berkembang
untuk mencapai target 2.000 layar dalam lima tahun kedepan.
PT. Nusantara Sejahtera Raya tentunya mengerti apa yang diinginkan
konsumennya dimana efisiensi, efektifitas serta mobilitas yang tinggi akan
tuntutan dari industri hiburan pastinya mengidamkan suatu pemikiran dan
tindakan praktis guna mempertahankan loyalitas pelanggan. Untuk itu perusahaan
tidak hanya menjual produk melalui penanyangan film-film berkualitas saja,
tetapi akan terus menerus mengikuti perkembangan teknologi demi memberikan
pelayanan terbaik bagi para konsumennya.
Selaras dengan visi dan misi yang telah dirancang, di tahun 2006
perusahaan meluncurkan program M-Tix guna memfasilitasi pemesanan tiket
bioskop secara online. Tahun 2012, perusahaan menghadirkan pengalaman
menonton dengan teknologi revolusioner yakni IMAX teater. Kesempurnaan
dalam memberikan pelayanan kepada penonton yang tak terlupakan hadir dengan
melengkapi sistem audio ‘Dolby Atmos’ pada tahun 2017 yang telah tersebar di
59 layar. Cinema XXI terus berkomitmen dalam menghadirkan pengalaman
menonton yang tak terlupakan untuk hari ini, esok dan di masa yang akan datang.
Bukan hanya menjadi tempat hiburan untuk menonton film, tetapi juga rumah
kedua untuk menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Kontribusi
perusahaan tidak cukup sampai disitu terkait pembaharuan fasilitas dan inovasi
teknologi yang terus dilakukan tidak membuat perusahaan melakukan diferensiasi
tarif melainkan tetap memberlakukan tarif normal atau setara harga tiket regular.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas, kesinambungan visi dan misi dari
perusahaan adalah menghadirkan pengalaman menonton bioskop paripurna bagi
seluruh masyarakat Indonesia dengan harga terjangkau tanpa membuat
perusahaan mengalami loss profit. Perusahaan tetap mampu meraup keuntungan
dari penjualan tiket yang naik hingga 10%-15% di semester I/2019 jika
dibandingkan dengan semester I/2018. Saat dikalkulasi hingga akhir tahun 2019
perusahaan telah meraup pencapaian keuntungan mencapai 25% dari penjualan
tiket ditengah ketatnya persaingan industri yang serupa.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Perusahaan
3.1 Sejarah Perusahaan
PT. Nusantara Sejahtera Raya beroperasi sebagai Cineplex 21
Group yang merupakan sebuah jaringan bioskop di Indonesia dan sebagai
pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di
beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya
terletak di dalam pusat perbelanjaan. Bioskop ini menyuguhkan film-film
Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama yang didukung oleh
teknologi tata suara Dolby Digital, THX serta Dolby Atmos. Cineplex 21
Group memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tanggal 21 Agustus
1987 hingga Juni 2015. Dimana Cineplex 21 Group memiliki total 1.195
layar yang tersebar di 52 kota di 221 lokasi di seluruh Indonesia.
Perusahaan ini didirikan oleh Sudwikatmono bekerjasama dengan Benny
Suherman dan Harris Lesmana. Studio 21 pertama dibangun di Jalan M.H.
Thamrin kavling 21 oleh Sudwikatmono pada tanggal 21 Agustus 1987.
Kesimpulan:
Dengan total skor yang didapat yakni sebesar 3.05 dari rata-rata nilai
tertimbang (≥ 2.50) dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu
memanfaatkan faktor kekuatan secara optimal dan mampu menekan
kelemahan secara maksimal.
3) Matriks EFE Perusahaan
BOBOT
No. PELUANG BOBOT NILAI x
NILAI
1 Peluang industri cinema masih terbuka luas 0.30 4 1.20
untuk meningkatkan pangsa pasar.
2 Peningkatan positioning product 0.25 3 0.75
3 Pemanfaatan social media sebagai alat 0.15 2 0.30
promosi
TOTAL 0.70 2.25
BOBOT
No. ANCAMAN BOBOT NILAI x
NILAI
1 Adanya kompetitor bisnis dan produk sejenis 0.15 2 0.30
2 Ekspansi perluasan yang dilakukan oleh 0.10 1 0.10
kompetitor
3 Loss profit akibat daya saing yang tinggi 0.05 3 0.15
TOTAL 0.30 0.55
Total Bobot x Nilai Untuk Mendapatkan 1.00 2.80
Faktor Eksternal
Kesimpulan:
Dengan total skor yang didapat yakni sebesar 2.80 dari rata-rata nilai
tertimbang (≥ 2.50) dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu
memanfaatkan faktor peluang secara optimal dan mampu mengantisipasi
ancaman di masa mendatang.