Anda di halaman 1dari 20

Nama : Frico Surya Putra

Nim : E1011151131
Prodi : Ilmu Administrasi Publik

Topik: Manajemen Publik


Identifikasi Masalah:
1. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2) belum efektif.
2. Tingkat kesadaran masyarakat akan pembayaran pajak masih kurang.
Rumusan Masalah:
Bagaimana strategi-strategi yang efektif dalam pemungutan PBB-P2 di kota
Singkawang?
Jenis Penelitan: Deskriptif, Kualitatif
Judul:
Manajemen Strategi Dalam Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan
dan Perkotaan (PBB-P2) di kota Singkawang.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori

2.1.1 Manajemen

Manajemen merupakan suatu ilmu yang sudah tidak asing lagi kita

dengar, dimana manajemen merupakan suatu konsep pemikiran, tujuan

utamanya adalah bagaimana melaksanakan suatu kegiatan yang dimotori

oleh manusia dengan menggunakan berbagai fasilitas yang tersedia untuk

mencapai suatu tujuan yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupan

manusia. Dorongan konsep manajemen pada dasarnya berkembang dari

persoalan psikologi.

Winardi (2006) dalam makmur (2009: 9) berpendapat bahwa:

Keberhasilan dalam hal mencapai tujuan-tujuan keorganisasian


hingga tingkat tertentu tergantung faktor-faktor manusia, karna hanya
manusia yang dapat menciptakan, merubah, dan mengembangkan
suatu konsep manajemen yang lebih tepat dalam pengimplementasian
menuju pencapaian tujuan secara berdayaguna dan berhasilguna.
Dinamika manajemen sesungguhnya dapat menunjang kinerja
keorganisasian, demikian juga halnya dengan seberapa besar stimulan
yang dapat mendorong manajemen untuk berdinamika dari berbagai
aspek kegiatan manajemen.
Menurut G. R. Terry dalam Amirullah (2004: 7) menyatakan bahwa

manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya. Sedangkan menurut James F. Stoner dalam Amirullah


(2004: 7) menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Amirullah, (2004: 7-8) menyimpulkan bahwa:

Istilah manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan


mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara
efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses
menggambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan-
kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi
tersebut biasanya disebut sebagai merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen memegang peranan penting

dalam sebuah organisasi termasuk berkaitan dengan melaksanakan strategi-

strategi yang telah dibuat oleh suatu organisasi dalam mencapai tujuan

masing-masing organisasi.

2.1.2 Strategi

Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu

organisasi untuk mencapai sasaran atau tujuan organisasi yang efektif dan

efisien, organisasi harus bisa menghadapi setiap masalah-masalah atau

hambatan yang datang dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi.

Ditinjau secara etimologi, pengertian strategi bersumber dari kata

Yunani Klasik, yakni strategos (jenderal), yang pada dasarnya diambil

dari pilahan kata-kata Yunani untuk pasukan dan memimpin.

Penggunaan kata kerja Yunani yang berhubungan dengan strategos ini

dapat diartikan sebagai perencanaan dan pemusnahan musuh-musuh


dengan menggunakan cara yang efektif berlandaskan sarana-sarana yang

dimiliki (Bracker dalam Heene, 2010:53).

Menurut Pearce II dan Robinson (2008:2), strategi adalah rencana

berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan

kondisi persaingan untuk mencapai tujuan. Kemudian, sependapat dengan

pernyataan Rangkuti (2013:183) yang menyatakan bahwa strategi adalah

perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana

perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan

misi yang telah di tetapkan sebelumnya.

Menurut Mintzberg (Heene, 2010:54-55) konsep strategi setidaknya

mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu:

1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh

organisasi secara rasional mewujudkan tujuan-tujuan jangka

panjangnya;

2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun

inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi;

3. Sudut pemosisian yang dipilih organisasi saat memunculkan

aktivitasnya;

4. Suatu perspektif menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi

dengan lingkungannya yang menjadi tapal batas bagi aktivitasnya;

5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk

mengelabui para pesaing ataupun oposan.

Penerapan strategi di bidang tertentu tidaklah sama dengan

penerapannya dibidang lain. Sebagai contoh, penerapan strategi di bidang


ekonomi tidaklah sama dengan penerapan strategi di bidang publik. Dalam

bukunya, Nawawi (2005:145) mengemukakan bahwa:

Pengimplementasian strategi di lingkungan organisasi profit di bidang


bisnis (perusahaan dan industri) didasari oleh falsafah yang berisi nilai-
nilai persaingan bebas antar organisasi bisnis sejenis, melalui
pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan
yang bersifat strategis. Tujuan tersebut adalah mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi masing-masing untuk jangka waktu
panjang, melalui kemampuan meraih laba kompetitif secara
berkelanjutan.Sedangkan organisasi nonprofit di bidang pemerintahan
didasari oleh filsafat yang berisi nilai-nilai pengabdian dan
kemanusiaan untuk kepentingan hidup bersama dalam kebersamaan di
lingkungan suatu masyarakat yang disebut bangsa.

2.1.3 Manajemen Strategi

Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan

pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai

penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk

mencapai tujuan.

Menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa manajemen

strategis adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan

(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang

dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Sedangkan

pengertian manajemen strategis menurut Nawawi (2007) adalah

perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi

pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai

keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan

prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif


(disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional

untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,

dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan

strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.

Manajemen strategis menurut David (2002:5) adalah seni dan

pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi

keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai

obyektifnya. Kemudian, Manajemen strategis menurut Hunger dan

Wheelen (2003:4) adalah Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial

yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang.

Dari pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan

bahwa manajemen strategis merupakan suatu sistem yang sebagai satu

kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang

sama pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-

unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi.

Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-

unsurnya sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi

penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan

eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.


Keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang

dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan dan mempunyai

tiga karakteristik Hunger dan Wheelen (2003 :3) yaitu:

1. Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus,

yang tidak dapat ditiru.

2. Consequential adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukkan

sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.

3. Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan

keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan

tindakan-tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara

keseluruhan.

Dari pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan

bahwa manajemen strategis merupakan suatu sistem yang sebagai satu

kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang

sama. Disamping itu pengertian manajemen strategis yang telah sebutkan

terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala

besar dalam arti mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah

organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (Renstra)

yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional, yang kemudian

dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.

2. Renstra berorientasi pada jangkauan masa depan.


3. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan

tujuan strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam

merumuskan rencana strategi, namun dalam teknik penempatannya

sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis semua acuan

tersebut terdapat didalamnya.

4. Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi

program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran

jangka sedang masing-masing juga sebagai keputusan manajemen

puncak.

5. Penetapan renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen

puncak karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan

seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan

mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk panjangnya.

6. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-

proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui

fungsi-fungsi manajemen lainnya yang mencakup pengorganisasian,

pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.

2.1.4 Proses Perencanaan Strategis

Berdasar bahan-bahan dari literatur, dikaji sifat-sifat perencanaan

strategis perusahaan dan kemungkinannya untuk diterapkan dalam

perencanaan publik. Secara singkat, kajian ini menghasilkan temuan bahwa

perencanaan strategis perusahaan mempunyai sifat-sifat:

a. berorientasi lebih menuju ke tindakan, hasil, dan implementasi;


b. mempromosikan partisipasi yang lebih luas dan beragam dalam

proses perencanaannya;

c. lebih menekankan pada pemahaman masyarakat terhadap konteks

lingkungannya, mengidentifikasi peluang dan ancaman terhadap

masyarakat melalui kajian lingkungan;

d. mengandung perilaku kompetitif (bersaing) di pihak masyarakat;

e. menekankan kajian kekuatan dan kelemahan masyarakat dalam

konteks peluang dan ancaman

Selain itu sebelum suatu organisasi membuat perencanaan strategis,

maka organisasi tersebut harus memiliki:

a. Paling sedikit punya satu sponsor yaitu stakeholder yang mempunyai

posisi atau wewenang untuk melegitimasi proses perencanaan

tersebut.

b. Paling sedikit satu pembela (pendukung kuat) untuk mendorong

proses agar berjalan terus.

c. Sebuah tim perencanaan strategis.

d. Kesadaran bahwa proses mungkin akan mendapat hambatan atau

keterlambatan.

e. Sikap yang fleksibel (luwes) tentang "seperti apakah" suatu rencana

strategis itu.

f. Kemampuan untuk menggalang informasi dan orang-orang pada

waktu-waktu tertentu untuk berpartisipasi dalam dikusi dan

pengambilan keputusn penting.


g. Keinginan untuk membangun/menyusun dan mempertimbangkan

perbedaanperbedaan kriteria evaluasi (meskipun sangat berbeda).

Dari beberapa sifat-sifat rencana strategis tersebut perencanaan

strategis berkaitan dengan perumusan arah pengembangan organisasi ke

masa depan, untuk mencapai sasaran-sasaran jangka panjang dan jangka

pendek. Menurut Boseman dan Phatak (1989), proses manajemen atau

perencanaan strategis mencakup tujuh bagian yang saling berkaitan, sebagai

berikut:

a. Penilaian terhadap organisasi, dalam hal kekuatan, kelemahan,

peluang dan tantangan (strengths, weakness, opportunities, and

threats atau disingkat sebagai SWOT).

b. Perumusan misi organisasi.

c. Perumusan falsafah dan kebijakan organisasi.

d. Penetapan sasaran-sasaran strategis.

e. Penetapan strategi organisasi.

f. Implementasi strategi organisasi.

g. Pengendalian (control) strategi organisasi.

2.1.5 Penilaian Lingkungan Eksternal dan Internal


Pada era globalisasi seperti dewasa ini, organisasi publik perlu

mencermati lingkungan eksternal dan internalnya. Pendekatan bagi penilaian

lingkungan eksternal dan internal yang diuraikan dengan ideal akan menjadi

wahana guna mengidentifikasi isu-isu strategis dan akan menyediakan

informasi berharga bagi langkah selanjutnya, yakni pengembangan strategi.

Isu strategis biasanya berkenaan dengan bagaimana organisasi (di dalam)


berhubungan dengan lingkungan lebih besar (di luar) di mana organisasi

menjadi penghuni. Setiap strategi yang efektif akan mendapatkan keuntungan

dari kekuatan dan peluang sekaligus meminimalkan atau mengatasi

kelemahan dan ancaman.

Setiap tanggapan yang efektif terhadap ancaman dan peluang eksternal

haruslah berdasarkan pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan dan

kelemahan internal organisasi. Tanggapan yang efektif dibangun di atas

kekuatan internal dan meminimalkan atau mengatasi kelemahan internal

untuk mendapatkan keuntungan dari peluang eksternal dan meminimalkan

atau mengatasi ancaman eksternal. Dengan kata lain, perencanaan strategis

berkaitan dengan pencarian kesesuaian yang terbaik dan paling

menguntungkan antara organisasi dan lingkungannya yang didasarkan pada

pemahaman yang mendalam mengenai keduanya.

Penilaian lingkungan internal dan eksternal yang efektif seharusnya

memberikan manfaat bagi organisasi. Diantaranya yang terpenting adalah

bahwa penilaian itu menghasilkan informasi yang sangat penting bagi

kelangsungan dan kemakmuran organisasi (Bryson,1999:140).

Penilaian eksternal dan internal juga mengembangkan keterampilan para

staf kunci yang jangkauannya terbatas, khususnya orang-orang penting

pembuat keputusan dan pembentuk opini (Bryson,1999;141). Penelitian

menggambarkan perhatian terhadap isu dan informasi yang melintasi batas-

batas internal dan eksternal organisasi.


Selain daripada itu, adanya tindakan yang tepat pada waktunya yang dapat

dijalankan untuk menanggulangi ancaman dan kelemahan. Ketika tindakan

yang tepat menjadi semakin jelas pada setiap titik di seluruh proses ini,

tindakan itu harus dilakukan, sepanjang tindakan tersebut didasarkan pada

informasi yang masuk akal, memiliki dukungan yang cukup, dan tidak terlalu

dini menutup kesempatan strategis penting. Sebagai manfaat terakhir dari

langkah ini, organisasi siap untuk memusatkan perhatian kepada isu strategis

kunci, yang berasal dari konvergensi tugas, misi, kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman organisasi (Bryson,1999:141-142).

a) Penilaian Lingkungan Eksternal

Penilaian ini bertujuan untuk menggali informasi dari lingkungan di

luar organisasi untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang

dihadapi suatu organisasi dan mengantisipasi terhadap perubahan-

perubahan lingkungan dimasa yang akan datang. Terdapat tiga kategori

penting yang diidentifikasi adalah (Bryson, 1999: 58):

1. Kekuatan dan Kecenderungan (politik, ekonomi, sosial dan

teknologi);

2. Klien (atau dalam penelitian ini disebut User / Pemustaka);

3. Pesaing (kekuatan bersaing) dan Mitra (kekuatan bekerjasama).

Hal yang serupa juga diungkapkan yang mencoba menganalisis

lingkungan eksternal organisasi guna mengidentifikasi peluang dan

ancaman yang dihadapinya. Menurut Wechsler dan Backoff (dalam


Heene, 2010: 62) menyatakan bahwa terdapat 7 (tujuh) faktor eksternal,

antara lain:

1. Sarana yang tersedia;

2. Persyaratan yang diminta para stakeholders;

3. Pengaruh dari berbagai agenda politik;

4. Dukungan publik terhadap organisasi dan aktivitasnya;

5. Alokasi anggaran yang dikendalikan atasan;

6. Perimbangan kekuatan politik;

7. Badan hukum dalam organisasi.

Hal ini disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti akan

menggunakan kombinasi dari kedua pendapat para ahli tersebut yaitu

kategori User (Bryson) dan Sarana yang tersedia serta dukungan publik

terhadap organisasi dan aktivitasnya (Wechsler dan Backoff).

b) Penilaian Lingkungan Internal

Penilaian ini bertujuan untuk menilai lingkungan internal organisasi

guna mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, aspek-aspek yang

membantu atau merintangi pencapaian misi organisasi dan pemenuhan

mandatnya. Tiga kategori penting yang seharusnya dinilai antara lain

(Bryson, 1999: 58) :

1. Sumber Daya (Manusia, Ekonomi, Informasi, Kemampuan)

2. Strategi yang dipersiapkan (Menyeluruh, Fungsional atau bagian)


3. Pelaksanaan (Hasil dan sejarah)

Pada bagian ini, peneliti mengambil tiga kategori yang dikemukakan oleh

Bryson. Pengambilan tiga kategori ini dikarenakan sesuai untuk

menganalisis permasalahan yang tengah diteliti.

2.1.6 Analisis SWOT

Analisis SWOT singkatan dari kata-kata strength (kekuatan

organisasi), weaknesses (kelemahan organisasi), opportunities (peluang)

dan threats (hambatan untuk mencapai tujuan). Analisis SWOT bertujuan

untuk menentukan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi organisasi

dan oleh sebab itu lebih mudah tercapai setiap organisasi dapat

mempergunakan teknik analisis SWOT.

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi. Dengan

demikian perencana strategis (strategic planner) harus manganalisis

faktor-faktor strategis organisasi (kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja organisasi dapat

ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua

faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Melalui

analisis SWOT, organisasi dapat mengevaluasi keseluruhan strengths

(kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan

hambatan atau threats kinerja organisasi.


Tujuan mengadakan analisis SWOT pada organisasi adalah untuk

menentukan aktivitas organisasi berdasarkan kekuatan yang dimiliki,

untuk mengeksploitasi peluang dan kesempatan yang ada, dengan

mengurangi atau menghilangkan ancaman dan gangguan yang

membahayakan posisi organisasi, dalam rangka meningkatkan

kemampuan organisasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di kota Singkawang.

Analisis SWOT dapat diterapkan dalam menentukan tujuan

strategi manajemen pemasaran, dapat diutarakan sebelum menentukan

tujuan-tujuan pemasaran yang ingin dicapai hendaknya organisasi

menganalisis:

1. Kekuatan dan kelemahan


Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan tertentu,

kekuatan organisasi dapat menjadi pendukung tercapainya tujuan

usaha. Sedangkan kelemahan organisasi dapat menjadi penghambat.

2. Peluang bisnis
Berbagai macam pertumbuhan atau perubahan kehidupan masyarakat

di dalam dan di luar negeri seringkali memberikan peluang bisnis

(business opportunities) yang menjanjikan kepada organisasi-

organisasi yang jeli dan dapat menangkap peluang tersebut.


3. Berbagai macam hambatan
Perkembangan lingkungan bisnis yang kurang menguntungkan

(misalnya krisis ekonomi moneter, defisit anggaran belanja

pemerintah) dapat menjadi hambatan (threats)

Salah satu alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategis organisasi (kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang) adalah

matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini

dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi

Tabel 2.1
Matriks SWOT
IFAS Strenghts (S) WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktor Tentukan 5-10 faktor
kekuatan internal kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
EFAS
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
peluang eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan
untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan peluang

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi ancaman kelemahan dan
menghindari ancaman.

Sumber: Rangkuti (2006:35)


1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran organisasi, yaitu

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang

dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

Setelah melakukan analisis SWOT, langkah selanjutnya adalah

membuat keputusan strategis yang merupakan fungsi dan tanggung jawab

dari semua manajer dalam setiap tingkatan, terutama manajer puncak.

Keputusan ini akan digunakan sebagai bahan untuk membangun filosofi

organisasi dan pernyataan misi, membangun sasaran baru dan memilih

strategi yang tepat.


2.2 Kerangka Berpikir

Judul Penelitian:
Manajemen Strategi dalam Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Singkawang

Identifikasi Masalah:
a. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) belum efektif.
b. Tingkat kesadaran masyarakat akan pembayaran pajak
masih kurang.

Penilaian Lingkungan Penilaian Lingkungan


Internal (Bryson,1999:58): Eksternal
1. Sumber Daya (Bryson,1999:58) &
(Manusia,
Wechsler-Backoff
Anggaran,Informasi,
1. User
Kemampuan)
2. Strategi yang 2. Sarana yang
Dipersiapkan Analisis tersedia
(Menyeluruh, SWOT 3. Dukungan publik
Fungsional atau terhadap organisasi
Rangkuti
bagian) dan aktivitasnya
(2006:35)
3. Pelaksanaan
(Hasil dan Sejarah)

Mengidentifikasikan:
1. Kekuatan (Strengths) Mengidentifikasikan:
2. Kelemahan (Weaknesses) 1. Peluang (Opportunities)
2. Ancaman (Threats)

Hasil yang ingin dicapai:


a. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) dapat efektif.
b. Tingkat kesadaran masyarakat akan pembayaran pajak menjadi
tinggi.
Amirrullah. Haris, Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi Ketujuh. Jakarta:
PT. Prenhallindo.
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis.
Yogyakarta: Andi.
Makmur. 2009. Teori Manajemen Strategis dalam Pemerintahan dan
Pembangunan. Bandung: Rafika Aditama.
Nawawi, Ismail. 2008. Manajemen Strategis Sektor Publik. Jakarta:
Salemba Empat
Pearce, John A. Dan Richard B. Robinson. 1997. Manajemen Strategis:
Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jilid 1. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama
Bryson, John M. 1999. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Henne, Aime, dkk. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik.


Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai