Anda di halaman 1dari 3

Nama : TEGUH PERNANDA

NIM : A21116311

TEORI DUA FAKTOR FREDERICK HERZBERG


Frederick Herzberg adalah seorang professor dari Case western Reserve University
dan Utah university, kelahiran Lynn-Massachusetts dan menyelesaikan Master dan Phd di
University of Pittsburg, dimana beliau mengklasifiksikan area permasalahan tentang ‘Job
attitudes’ di hampir 2000 tulisan yg d publikasikan antara 1900 – 1955. dalam literaturnya
Herzberg meformulasikan opini tentang ‘satisfiers’ dan ‘dissatisfiers’, dan dari hipotest yg
berjudul Mental Health is Not the Opposite of Mental Illness., Herrzberg menarik dasar
hypothess untuk penelitian study ultimately nya yg di publikasikan 1959 dengan judul The
otivation to Work, dimana penelitin tersebut menghasilkan teori yg dikenal dengan
‘Motivation –Hygiene’. Dari dasar penelitian ini juga th 1968 muncullah arrtikel yang sangat
boming terjual jutaan copy yg dipulikasikan oleh Harvard Business Review dengan judul
’one More Time, How Do You Motivation Your Employees ?

Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam
organisasi, yaitu :
1. FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETIDAKPUASAN (HYGIENE/MAINTENANCE)

Faktor Hygiene tidak berhubungan langsung dengan kepuasan suatu pekerjaan, tetapi
berhubungan langsung dengan timbulnya suatu ketidakpuasan kerja ( Dissatiesfier). Sehingga
faktor hygiene tidak dapat digunakan sebagai alat motivasi tapi lebih kepada menciptakan
kondisi yang mencegah tibulnya ketidakpuasan.

Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik).

Faktor-faktor dalam hygiene ialah:


1. gaji, upah dan tunjangan lainnya
2. kebijakan perusahaan dan administrasi
3. Hubungan baik antar-pribadi
4. Kualitas pengawasan
5. Keamanan pekerjaan
6. Kondisi kerja
7. keseimbangan kerja dan hidup

2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEPUASAN KERJA (MOTIVATOR)

Faktor motivator adalah faktor-faktor yang langsung berhubungan dengan isi pekerjaan (Job
Content) atau faktor-faktor intrinsik. Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan
tingkat kehidupan, dsb.

Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan;
berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di
sini adalah:
1. 1) Working condition (kondisi kerja)
2. 2) Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)
3. 3) Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya)
4. 4) Supervision technical (teknik pengawasan)
5. 5) Job security (perasaan aman dalam bekerja)

DETERMINAN DARI SUATU HASIL KERJA (JOB PERFORMANCE)

Penelitian Motivation to work yang dilakukan oleh Herzberg dengan 2 temannya ;


Bernand Mausner dan Barbara Snyderman menggunakan obyek perusahaan disekitar area
Pittsburd dengan 200 yang diwawancarai yang terbagi dalam dua grup pekerja.yaitu Engineers
dan accountants yang pekerjaannya hamper mirip dan sangat diperlukan dlm kelompok pekerja
industri moderen, prmilihan model dua grup ini menurut Herzberg sangat penting sebab dia
menginginkan ‘Study Comparable group’ Dalam interview, responden menjawab pertanyaan
tentang perasaan baik dan tidak tentang pekerjaannya sekarang atau yang lainnya.
Dalam artikel The Motivation of Work ,Herzberg menyimpulkan jawaban-jawaban atas
pertanyaan ‘What do people want from their jobs ?’ sebagai factor yang mempengaruhi situasi
kerja karyawan dan factor tersebut di namakan ‘factor of Hygiene” diantaranya adalah
‘supervision, interpersonal relation, physical working, company policies and administrative
procedures, remuneration, benefits and job security., dalam beberapa hal ‘Aktualisasi’ menjadi
salah satu atribut kepuasan kerja dari para pekerja dan tidak melulu tentang masalah keuangan,
birokrasi yg berbelit juga menjadi pelecut timbulnya ketidak puasan kerja,
Hal radikal yang dilontarkan Herzberg tentang teori motivasi adalah ´ jobs must be
restructured to increase to the maximum the ability of worker to achieve gools meaning fully
related to doing of the job’ sehingga diperluka pekerja yang memiliki ‘ability’ tertentu untuk
setiap pekerjaan. Dan hal ini mendorong kepercayaan Herzberg tentang perlunya menciptakan
prilku Profesional dan Manageril untuk menghapus prilaku ‘clerical’ dan ‘production worker’
sehingga dapat tercapai pekerja yg memiliki ‘ability dan temperament’ yang bias menjadi
pegangan untuk sukses dalam pekerjaan
Dalam Work and the Nature of Man, Herzberg mengadopsi pernyataan Adam tentang
kecenderungan manusia sebagai ‘animal nature’ yang bisa mengatasi ketidak ramahan
lingkungan, namun semua tergantung kemampuan biologis yang dirasaknnya., pernyataan adam
ini seperti hygiene factor in motivation-hygiene theory. Sedangkan pengertian Abraham tentang
kecenderungan hasrat manusia ‘to determine, to discover, to achieve, to actualize, to progress
and add to his existance’, dua hal inilah yang memperkuat keyakinan Herzberg akan kemandirian
alami manusia seperti ‘hygienes and motivators’, sebab ke duanya dapat mempengaruhi
kepuasan dan kesenangan dalam kerja yg pada akirnya membawa pada ‘manpower efficiency’
(kreatif, produktif, loyal dan rajin). Sehingga efektifitas pengembangan manajemen tergantung
pada terciptanya suasana (atmosfir) perusahaan yang baik dengan didasari ‘supervisors beliefs
and behaviour’.

Menurut Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan mengurangi atau
menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena ini bukan
sumber kepuasan kerja. Prinsip dasar dari dinamika faktor ini adalah sebagai berikut:
1) Hygiene factor dapat mencegah atau membatasi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak dapat
memperbaiki kepuasan kerja.
2) Perbaikan dalam motivator factor dapat mencegah kepuasan kerja, tetapi tidak dapat
mencapai ketidakpuasan kerja.

SUMBER : (http://fenaro.narotama.ac.id/) (TUTORIALBLOG)

Anda mungkin juga menyukai