Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI MOTIVATOR/DUA FAKTOR FREDERICK


(FREDERICK HERZBERG)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Motivasi
Dosen Pengampu: Al Halik, M.Pd.

Disusun oleh
Kelompok C

Agi Jaya Kusuma (1904032001)


Anissa Zulfa Wulandari (1904032003)
Noora Hasana (1904032011)
Septa Suhindiah (1904030008)
Ummi Rojatul Jannah (1904031014)

KELAS A & B
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI)
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG
T.A 2021 M/1443 H
PEMBAHASAN

A. Teori Motivasi Frederick Herzberg


Frederick Herzberg (1923-2000), adalah seorang ahli psikolog klinis dan
dianggap sebagai salah satu pemikir besar dalam bidang manajemen dan teori
motivasi. Frederick I Herzberg dilahirkan di Massachusetts pada 18 April
1923. Sejak sarjana telah bekerja di City College of New York. Lalu tahun
1972, menjadi Profesor Manajemen di Universitas Utah College of Business.
Hezberg meninggal di Salt Lake City, 18 Januari 2000.1
Dalam literaturnya Herzberg meformulasikan opini tentang ‘satisfiers’
dan ‘dissatisfiers’, dan dari hipotest yg berjudul Mental Health is Not the
Opposite of Mental Illness., Herrzberg menarik dasar hypothess untuk
penelitian study ultimately nya yang di publikasikan 1959 dengan judul The
otivation to Work, dimana penelitin tersebut menghasilkan teori yg dikenal
dengan ‘Motivation –Hygiene’.2
Frederick Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua
faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow
menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan
sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta
mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan
memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.3

1
“TEORI DUA FAKTOR FREDERICK HERZBERG | TEORI SKRIPSI,” TEORI DUA
FAKTOR FREDERICK HERZBERG | TEORI SKRIPSI (blog), Tuesday, September 13, 20110
comments, http://kumpulan-teori-skripsi.blogspot.com/2011/09/frederick-herzberg-1923-2000-
adalah.html.
2
“FUHREND BLOG: SEKILAS TENTANG TEORI DUA FAKTOR HERZBERG,”
diakses 15 Maret 2022, http://fuhrend.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-teori-dua-faktor.html.
3
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah, Edisi Revisi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 177.
Herzberg berpendapat bahwa manusia itu memiliki dua sifat, yaitu sifat
naluriahnya sebagai makhluk hidup dan sifat nluriahnya sebagai manusia
(makhluk sosial). Rasa lapar adalah perasaan yang timbul dari sifat
naluriahnyasebagai makhluk hidup dengan demikian untuk bekerja
mendapatkan imbalan adalah pemenuhannya sebagai makhluk hidup tersebut.
dengan demikian ketidakhariannya lebih akan menyebabkan ketidakpuasan
kerja.4
Menurut Herzberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi
perusahaan, dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan
karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan
terpuaskan.5 Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan dalam memotivasi bawahan yaitu :6
1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang
mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat
menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu.
2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang
bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan,
penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.
3. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka
akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.

B. Teori Dua Faktor Frederick Herzbeg


Menurut Frederick Herzberg, mengemukakan Herzberg’s two factors
motivation theory atau teori motivasi dua faktor atau teori motivasi kesehatan
atau faktor higienis. Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat
merangsang usaha adalah peluang untuk mengembangkan kemampuan.

4
Joko Pramono, “Pengaruh Faktor Higine Dan Pemuas Pada”, Vol. 01, No. 01 (2007):
hal. 4.
5
Yenni, “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai”, Vol. 2, No. 2 (2019):
hlm. 33.
6
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah, Edisi Revisi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 176.
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya
dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu:7
1. Faktor Higienis (Hygiene Factor/Maintenance Factors)
Maintenance factor adalah faktor pemeliharaan yang berhubungan
dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah.
Kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang
berlangsung terusmenerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol
setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi,
lalu makan lagi dan seterusnya. Faktor pemeliharaan ini meliputi hal-hal :
a. Gaji (salaries)
Gaji adalah “sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak yang diberikan
oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai atau karyawan”.8
b. Kondisi kerja (work condition)
Kondisi kerja adalah “semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan
peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan
pencapaian produktivitas kerja”.9
c. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and
administrasion)
Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan adalah “tingkat kesesuaian
yang dirasakan tenaga kerja terhadap semua kebijakan dan peraturan
yang berlaku dalam perusahaan”.10
d. Hubungan antar pribadi (interpersonal relation)
Hubungan antar pribadi adalah “tingkat kesesuaian yang dirasakan dalam
berinteraksi antar tenaga kerja lain”.11

7
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah, Edisi Revisi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 228.
8
Mardi, Sistem Informasi Akuntansi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal. 107.
9
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen sumber daya manusia perusahaan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 105.
10
Sondang P Siagian, Teori motivasi dan aplikasinya, Cet 3 (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
hal. 290.
11
Sondang P Siagian, Teori motivasi dan aplikasinya, Cet 3 (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
hal. 290.
e. Kualitas supervisi (quality supervisor)
Kualitas supervisi adalah “tingkat kewajaran supervisi yang dirasakan
oleh tenaga kerja”.
Hilangnya Faktor pemeliharaan dapat menyebabkan timbulnya
ketidakpuasan (dissatisfiers = faktor higienis/hygiene factor) dan tingkat
absensi serta turnover karyawan akan meningkat. Faktor-faktor
pemeliharaan perlu mendapatkan perhatian yang wajar dari pimpinan, agar
kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan.
2. Faktor Motivasi (Motivation factors)
Motivation factors adalah menyangkut kebutuhan psikologis.
Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, Kepuasaan pekerjaan
(job content) yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakan
tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan
yang baik. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap
pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan. Faktor ini
dinamakan satisfiers yang meliputi :
a. Prestasi (achievement)
Prestasi kerja adalah “suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan.12
b. Pengakuan (recognition)
Pengakuan adalah “besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada
tenaga kerja atas hasil kerja”.
c. Pekerjaan itu sendiri (the work itself)
Pekerjaan itu sendiri adalah “berat ringannya tantangan yang dirasakan
tenaga kerja dari pekerjaannya”.
d. Tanggung jawab (responbility)
Tanggung jawab adalah “besar kecilnya yang dirasakan terhadap
tanggung jawab diberikan kepada seorang tenaga kerja”.

12
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah, Edisi Revisi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 160.
e. Pengembangan potensi individu (advancement)
Pengembangan potensi individu adalah “besar kecilnya kemungkinan
tenaga kerja berpeluang maju dalam pekerjaannya seperti naik
pangkat”.13
Teori dua faktor Frederick Herzberg mengusulkan bahwa faktor-faktor
instrinsik terkait dengan kepuasan kerja, sedangkan faktor-faktor ekstrinsik
berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Herzberg ingin mengetahui ketika
seseorang merasa sangat nyaman (puas)/ tidak nyaman (tidak puas) dengan
pekerjaan mereka. Ia menyimpulkan bahwa jawaban yang diberikan orang-
orang saat mereka merasa nyaman dengan pekerjaan mereka secara signifikan
berbeda dari jawaban secara konsisten berkaitan dengan ketidakpuasan kerja.14
Selain itu Herzberg yakin data menunjukan bahwa lawan dari kepuasan
bukanlah ketidakpuasan, seperti yang selama ini diyakini. Menghilangkan
karakteristik yang tidak memuaskan dari suatu pekerjaan belum tentu membuat
pekerjaan itu lebih memuaskan (atau memotivasi).
Herzberg percaya bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja
terpisah dan berbeda dari faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan
kerja. Oleh karena itu para manajer yang berusaha untuk menghilangkan
factor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja sebagai faktor higienis
(hygiene) ketika faktor-faktor ini memadai, orang tidak akan puas, tetapi
mereka juga tidak akan puas (atau termotivasi). Untuk memotivasi orang,
Herzberg menyarankan untuk menekankan motivator.

C. Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam Organisasi


Dalam kehidupan organisasi, pemahaman terhadap motivasi bagi setiap
pemimpin sangat penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai
sesuatu yang sulit. Hal ini dikemukakan oleh Wahjosumidjo sebagai berikut :

13
Sondang P Siagian, Teori motivasi dan aplikasinya, Cet 3 (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
hal. 290.
14
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen Jilid 2, 10 ed. (Jakarta: Erlangga,
2010), hal. 112.
a. Motivasi sebagai suatu yang penting (important subject) karena peran
pemimpin itu sendiri kaitannya dengan bawahan. Setiap pemimpin tidak
boleh tidak harus bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau
bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada
bawahan.
b. Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri
tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan
mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan.
Disamping itu juga disebabkan adanya teori motivasi yang berbeda satu
sama lain.
Untuk memahami motivasi karyawan digunakan teori motivasi dua arah
yang dikemukakan oleh Herzberg: Pertama, teori yang dikembangkan oleh
Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan atau pegawai pemerintahan di
tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow misalnya berlaku
makro yaitu untuk manusia pada umumnya.
Kedua, teori Herzberg lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan
Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dengan performa
pekerjaan. Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg tahun 1966 yang
merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhan menurut Maslow.
Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan
organisasi dalam memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari
teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan antara
kebutuhan dalam performa pekerjaan. Kedua, kerangka ini membangkitkan
model aplikasi, pemerkayaan pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap akuntan dan ahli teknik Amerika
Serikat dari berbagai Industri, Herzberg mengembangkan teori motivasi dua
faktor. Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan
seseorang, yaitu faktor pemuas (motivation factor) yang disebut juga dengan
satisfier atau intrinsic motivation dan faktor kesehatan (hygienes) yang juga
disebut disatisfier atau ekstrinsic motivation.
Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan
termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri
masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari
luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Jadi karyawan
yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang
memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja dengan
tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan
disini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi.
Sebaliknya, mereka yang lebih terdorong oleh faktor-faktor ekstrinsik
cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh organisasi kepada mereka
dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari
organisasi.
Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg adalah:
pekerjaan itu sendiri (the work it self), prestasi yang diraih (achievement),
peluang untuk maju (advancement), pengakuan orang lain (ricognition),
tanggung jawab (responsible).
Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak akan mendorong
minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini
dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak
memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi
sumber ketidakpuasan potensial.
Sedangkan faktor motivation/intrinsic factor merupakan faktor yang
mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan
terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan
seseorang untuk berforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah
(hygienis).
Dari teori Herzberg tersebut, uang/gaji tidak dimasukkan sebagai faktor
motivasi dan ini mendapat kritikan oleh para ahli. Pekerjaan kerah biru sering
kali dilakukan oleh mereka bukan karena faktor intrinsik yang mereka peroleh
dari pekerjaan itu, tetapi kerena pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan dasar
mereka.15

D. Kritik Terhadap Teori Herzberg


Kritik terhadap teori dua factor oleh Frederick Herzberg:
a. Prosedur yang digunakan Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila
semuanya berlangsung baik, orang cenderung menganggap itu berkat diri
mereka. Sebaliknya, mereka menyalahkan lingkungan luar jika terjadi
kegagalan.
b. Keandalan metodologi Herzberg dipertanyakan. Karena penilai harus
melakukan penafsiran, mungkin mereka dapat mencemari penemuan dengan
menafsirkanrespon tertentu dengan cara tertentu namun di sisi lain
memperlakukan respon lain dengan cara yang berbeda.
c. Tidak digunakannya ukuran total kepuasan apapun. Dengan kata lain,
seseorang dapat tidak menyukai bagian dari pekerjaannya, masih berpikir
bagwa pekerjaan itu dapat diterimanya.
d. Teori itu tidak konsisten ddengan riset sebelumnya. Teori dua factor
mengabaikan variable – variable situasi.
e. Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitas.
Tetapi, metodologi riset yang dia gunakan hanya memandang ke kepuasan,
bukan produktivitas. Untuk membuat agar riset semacam itu relevan, kita
harus mengasumsikan hubungan yang kuat antara kepuasan dan
produkyivitas.16
Terlepas dari kritikan-kritikan tersebut, teori Herzberg terkenal dan
hanya beberapa manajer tidak mengenal rekomendasi-rekomendasinya.
Kepopularitasan teori Herzberg selama lebih dari 30 tahun tersebut membuat
para karyawan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam merencanakan

15
Dilapanga dan Jeane Mantiri, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2021),
hal.114-115.
16
Dilapanga dan Jeane Mantiri, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2021),
hal.113.
dan mengontrol pekerjaan mereka dapat memungkinkan diatribusikan dengan
luas untuk menemukan dan merekomendasikan teori herzberg.

E. Kelebihan Dan Kelemahan Teori Herzberg


1. Kelebihan Teori Herzberg
Kelebihan teori dua faktor yang dikemukakan Frederick Herzberg :
a. Teori Herzberg telah dibaca secara luas dan hanya sedikit manajer yang
tidak familiar dengan rekomendasi-rekomendasinya..
b. Banyak penerapan dari teori Herzberg yang berhasil.
c. Penelitian yang dilakukan Herzberg banyak dikembangkan dan berhasil.
d. Dalam teori Herzberg sangat benar-benar memperhatikan karyawan
sehingga dapat diketahui dengan  benar kondisi karyawan.
2. Kelemahan Teori Herzberg
Kelemahan dari teori dua factor oleh Frederick Herzberg :
a. Prosedur yang digunakan Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila
semuanya berlangsung baik, orang cenderung menganggap itu berkat diri
mereka. Sebaliknya, mereka menyalahkan lingkungan luar jika terjadi
kegagalan.
b. Keandalan metodologi Herzberg dipertanyakan. Karena penilai harus
melakukan penafsiran, mungkin mereka dapat mencemari penemuan
dengan menafsirkanrespon tertentu dengan cara tertentu namun di sisi
lain memperlakukan respon lain dengan cara yang berbeda.
c. Tidak digunakannya ukuran total kepuasan apapun. Dengan kata lain,
seseorang dapat tidak menyukai bagian dari pekerjaannya, masih berpikir
bagwa pekerjaan itu dapat diterimanya.
d. Teori itu tidak konsisten dengan riset sebelumnya. Teori dua factor
mengabaikan variable-variable situasi.
e. Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitas.
Tetapi, metodologi riset yang dia gunakan hanya memandang ke
kepuasan, bukan produktivitas. Untuk membuat agar riset semacam itu
relevan, kita harus mengasumsikan hubungan yang kuat antara kepuasan
dan produktivitas.17

17
Aulialupita168@blogspot.com, “Lupita’s Blog: Telaah Kritis Teori Motivasi,” Lupita’s Blog
(blog), 31 Maret 2011, http://aulialupita168.blogspot.com/2011/03/telaah-kritis-teori-
motivasi.html.
DAFTAR PUSTAKA

Aulialupita168@blogspot.com. “Lupita’s Blog: Telaah Kritis Teori Motivasi.”


Lupita’s Blog (blog), 31 Maret 2011.
http://aulialupita168.blogspot.com/2011/03/telaah-kritis-teori-
motivasi.html.
Dilapanga, dan Jeane Mantiri. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish,
2021.
“FUHREND BLOG: SEKILAS TENTANG TEORI DUA FAKTOR
HERZBERG.” Diakses 15 Maret 2022.
http://fuhrend.blogspot.com/2011/11/sekilas-tentang-teori-dua-faktor.html.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. Manajemen sumber daya manusia
perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Mardi. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.
P. Robbins, Stephen dan Mary Coulter. Manajemen Jilid 2. 10 ed. Jakarta:
Erlangga, 2010.
Pramono, Joko. “Pengaruh Faktor Higine Dan Pemuas Pada” Vol. 01, No. 01
(2007): 12.
Saripah, Dede. “my world: Bab 4 Motivasi dan Keterlibatan.” my world (blog),
Kamis, Oktober 2013. http://ddesar.blogspot.com/2013/10/bab-4-
motivasi-dan-keterlibatan_1924.html.
Siagian, Sondang P. Teori motivasi dan aplikasinya. Cet 3. Jakarta: Rineka Cipta,
2012.
TEORI DUA FAKTOR FREDERICK HERZBERG | TEORI SKRIPSI. “TEORI
DUA FAKTOR FREDERICK HERZBERG | TEORI SKRIPSI,” Tuesday,
September 13, 20110 comments. http://kumpulan-teori-
skripsi.blogspot.com/2011/09/frederick-herzberg-1923-2000-adalah.html.
Yenni. “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai” Vol. 2, No. 2
(2019): 15.

Anda mungkin juga menyukai