Disusun Oleh:
2. Kemampuan Berempati
a. Berilah contoh bahwa anda berempati terhadap suasana yang dihadapi oleh klien!
Jawab : contohnya seperti : ketika klien sedang berbicara jangan memalingkan
muka, hadapkan muka anda dan tatap matanya, merusaha merespon dengan
mengangguk-angguk, memperhatikan ia ketika sedang bercerita, merespon ia
ketika ia berhenti berbicara seperti "setelah itu, lalu bagaimana, selanjutnya,
terus apalagi", Dengan begitu ia merasa di dengarkan dan diperhatikan. Dengan
begitu klien akan merasa bahwa konselor ikut merasakan apa yang klien rasakan.
b. Apakah akibat yang mungkin timbul pada diri klien, apabila dia merasa bahwa
konselor berempati terhadap suasana yang dialaminya?
Jawab : ia akan merasa senang karena ada yang perhatian dan peduli dengan nya,
merasa lega karena cerita nya dan masalahnya dapat teratasi, ia juga merasa akan
dihargai karena ada orang yang mau mendengarkan keluh kesah hidupnya selama
ini. Ia juga nyaman terhadap konselor, senang, merasa peduli, lebih terbuka.
c. Apakah akibat yang mungkin timbul pada diri klien apabila dia merasa bahwa
konselor tidak berempati terhadap suasana yang dialaminya?
Jawab : Akibatnya yang mungkin timbul ialah klien tidak akan merasa nyaman
dalam proses konseling serta tidak puas dengan apa yang diarahkan konselor
sehingga klien akan bisa menjelekkan konselor dengan orang lain.
d. Dapatkah empati dipaksakan ?
Jawab : tidak, karena empati merupakan rasa peduli seseorang kepada orang lain
yang berasal atau timbul dari dalam hatinya. Tidak bisa dipaksakan. ia ada karena
hati nurani yang berbicara, bukan karena paksaan dari luar dan dari siapapun.
e. Dapatkah berempati dilatihkan ?
Dapat, karena empati merupakan hal yang sangat bagus dan baik bila dapat
dilakukan dan dilatih secara terus-menerus. Rasa empati akan menjadi candu bila
dilakukan secara terus-menerus. Rasa empati berasal dari hati nurani seseorang.
Dan ini bisa menjadi menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain
juga.