Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASESMEN BK II (TES)

(Istilah Teknik Dalam Tes)

Disusun oleh :

Dilla Tribuana Dewi (16006011)


Indah Permata Sari (16006024)
Gilang Firnanda (16006065)
Fitri Violita (16006098)
Rahmi (16006154)

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Mudjiran, M.S.,Kons

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017

KATA PENGANTAR
Bismilahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,

sehingga kami diberikan kesehatan dan kemudahan dalam pembuatan makalah

ini. Salawat beriringan salam juga kami sampaikan kepada Nabi besar

Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuh kepada umat manusia dan

mengubah pola pikir manusia dari kehidupan yang jahiliyah menuju kehidupan

yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Makalah ini kami susun bersama untuk pendamping dalam penyajian

materi mata kuliah Asesmen BK II (Tes) tentang Istilah Teknik dalam Tes.
Dalam pembuatan makalah ini kami berharap makalah ini dapat berguna

bagi para pembaca. Kami juga membutuhkan kritik dan saran yang bersifat

membangun karena kami menyadari makalah ini belum bisa dikatakan sempurna.

Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Padang, Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

ii
KATA PENGANTAR ....ii

DAFTAR ISI ..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............1


B. Rumusan Masalah ............2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes...........................................................................................3
B. Pengertian Pengukuran..............................................................................3
C. Pengertian Penilaian..................................................................................4
D. Pengertian Evaluasi...................................................................................4
E. Pengertian Tes dan Testing.......................................................................5
F. Pengertian Standar Tes dan Tes Standar...................................................6
G. Pengertian Tester dan Testee....................................................................6
H. Pengertian Inventori..................................................................................7
I. Pengertian Pengadministrasian Tes..........................................................8
J. Pemgertian Faking....................................................................................8
K. Pengertian Kode Etik................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang

beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan

beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Dalam dunia pendidikan untuk mengetahui apakah proses pendidikan berhasil

sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan maka di adakanlah evaluasi untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilannya. Kegiatan mengukur atau melakukan

pengukuran adalah merupakan kegiatan yang paling umum dilakukan dan merupakan

tindakan yang mengawali kegiatan evaluasi dalam penilaian hasil belajar.

Teknik evaluasi disebut juga instrumen atau alat pengumpul data hasil belajar,

tidak hanya tertuang dalam bentuk tes dengan berbagai bentuk atau variasinya, akan

tetapi masih ada teknik lainya yang bisa digunakan, yaitu teknik non tes. Didalam

makalah ini penulis akan membahas mengenai istilah-istilah dalam teknik tes.

1
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Istilah-istilah Teknik dalam Tes ?

2. Bagaimanakah Pengadministrasian Tes ?

3. Bagaimanakah Kode Etik dalam Tes?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tes
Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah.

Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk

membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya. Tes adalah alat

pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada

testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon

tersebut ditentukan tinggi rendahnya akor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya

dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan

yang bersifat kuantitatif.

B. Pengukuran

Dalam istilah asing, pengukuran adalah measurement yang artinya ukuran.

Mengukur berarti membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran juga

merupakan perbandingan dengan standar. Pengukuran dalam tes psikologis

merupakan pengukuran dengan obyek psikologis tertentu. Objek pengukuran

psikologi disebut sebagai psychological tarits yaitu ciri yang mewarnai atau

melandasi perilaku.

Pengukuran (Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan

performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka)

sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut

dinyatakan dengan angka-angka. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat

3
yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu

atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek

tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas.

C. Penilaian
Dalam istilah asing, penilaian adalah evaluation. Menilai berarti

mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk.

Menurut Firman (2000:15), penilaian merupakan proses penentuan informasi

yang dilakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan

pertimbangan sebelum keputusan. Penilaian merupakan istilah yang umum dan

mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan

dengan cara memberikan suatu ukuran baik atau uruk. Hasil penilaian dapat

berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif

(berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau

penentuan nilai kuantitatif tersebut.

D. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan

sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan tes yang sudah tercapai.

Sedangkan Evaluasi menurut Firman (2000:18) merupakan penilaian terhadap

data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Proses evaluasi bukan sekedar

mengukur mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk

membuat keputusan.

4
Evaluasi merupakan kegiatan identifikasi utnuk melihat apakah suatu program

yang sudah direncanakan sudah tercapai atau belum. Pada hakikatnya evaluasi

adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas

dari sesuatu. Hasil evaluasi dapat berupa nilai, baik atau buruk, indah atau jelek,

tepat atau salah sasaran,dsb.

E. Tes dan Testing


1. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui

atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan

yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung pada

petunjuk yang diberikan.

2. Testing

Testing merupakan saat pada waktu tes dilaksanakan atau saat

pengambilan tes. Testing disebut juga dengan waktu pelaksanaan tes.

F. Tes Standar dan Standar Tes

1. Tes Standar

Tes standar adalah tes yang dibuat oleh suatu lembaga profesional untuk

keperluan tertentu. Bentuk tes standar secara umum adalah pilihan ganda. Tes

5
standar disusun melalui prosedur empiris dengan melibatkan beberapa ahli

yang terkait dengan bidang pengembangan tes tersebut. Prosedur empiris pada

penyusunan tes standar teruji validitas dan reabilitasnya. Tes standar disebut

juga dengan tes yang sudah di standarisasikan.

2. Standar Tes

Menurut Arikunto (2009) Standar tes merupakan etika yang terdapat

dalam tes. Standar tes merupakanetika tes, yang membedakantes yang etik

dan tindakan yang tidak etis dalam pelaksanaan tes secara profesional.

G. Tester dan Testee

1. Tester

Tester dalam istilah Indonesia adalah pencoba. Tester merupakan orang

yang diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para

responden. Dengan kata lain, tester adalah subjek evaluasi. Tapi dakalanya

hanya orang yang diutunjuk oelh subjek evaluasi untuk melaksanakan

tugasnya. Tugas tester antara lain :

1) Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan


2) Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan
3) Menerangkan cara mengerjakan tes
4) Mengawasi respinden mengerjakan tes
5) Memberikan tanda-tanda waktu

6
6) Mengumpulkan pekerjaan-pekerjaan responden
7) Mengisi berita acara atau laporan yang diperlukan jika ada.

2. Testee
Menurut Arikunto (2009) Testee dalam istilah Indonesia adalah

mencoba. Testee merupakan responden yang sedang mengerjakan tes . Orang-

orang inilah yang akan dinilai atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat,

bakat, pencapaian, dan sebagainya.

H. Inventori

Inventori adalah suatu alat yang digunakan untuk menaksir dan menilai ada

atau tidaknya tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan sebagainya dalam diri

individu. Biasanya inventori ini bebentuk pertanyaan yang harus dijawab. Dengan

alat ini diharapka n individu dapat menunjukkan bagaimana biasanya ia merasa,

bersikap, berbuat, dan mengerjakan sesuatu.

I. Pengadministrasian Tes

Menurut Sudjiono (1998) dalam pengadministrasian tes terdiri dari 1) setting


fisik dan 2) iklim psikologis, yang diuraikan sebagai berikut:

1. Setting Fisik

7
Tes akan diadministrasikan dalam kelas. Kondisi sama akan
mendukung efektifitas belajar harus dilanjutkan selama tes. Ruang harus
tenang, lampu terang, ventilasi bagus dan bebas dari interupsi.

2. Iklim Piskologis

Membuat iklim posotif dalam atmosfer kelas, sehingga siswa dapat


menghadapi situasi tes dengan tenang. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberi pengertian alasan tes dilakukan dan meyakinkan siswa bahwa
persiapan tes yang bagus akan membantu siswa.

J. Faking

Menurut Daruma (2003) Faking atau pengelabuan jawaban biasanya terjadi

saat individu mengerjakan inventori. Faking terbagi atas dua, yaitu faking good

dan faking bad.

1. Faking good yaitu memberikan impresi yang lebih baik atau dapat
dikatakan membaik-baikkan dirinya. Tidak menggambarkan keadaan
dirinya yang sebenarnya. Tujuannya adalah agar hasil tes lebih baik dan
dapat diterima dikalangan tertentu.

Contoh:
apa yang anda lakukan ketika melihat nenek tua atau ibu hamil naik bus
yang sudah penuh sesak sementara anda sudah dapat tempat duduk yang
nyaman?
jika pertanyaan itu ditanyakan oleh seorang guru ke muridnya, atau
seorang cewek ke cowoknya. maka yang ditanya akan dengan bangga
menjawab tentu saja saya akan mempersilahkan nenek/ibu itu menempati
kursi saya, dan saya akan berdiri.

8
Jawaban itu dipilih karena ia tahu itulah jawaban yang diharapkan oleh
penanya. dan dengan menjawab seperti itu ia akan dinilai sebagai orang
baik. tapi pada kenyataannya sangat sedikit orang yang bener-bener
melakukannya di dunia nyata.

2. Faking bad yaitu sengaja memberikan impresi yang lebih buruk,dengan


tujuan untuk menghindari tugas-tugas tertentu yang mungkin akan
diberikan kepadanya.

Contoh:

Oknum A: besok UTS nyontek ya, kita dah spakat loh!


sebenernya Oknum B ga mo nyontek, tapi daripada ganggu konformitas
trus dia bilang.

Oknum B: ok, besok nyontek2an dalam hal ini Oknum B sedang


berfaking bad.

Itulah salah satu sifat asli manusia, seseorang cenderung ingin orang lain
menganggapnya sebagai orang yang baik. walaupun kadang dengan
melalui kepalsuan.

K. Kode Etik

Menurut Sudijono (1998) kode etik tes terutama mencakup empat hal, yaitu :

1. Kerahasiaan Hasil Tes

Setiap pendidik dan pengajar wajib melindungi kerahasiaan hasil tes,


baik secara hasil individual maupun kelompok. Hasil tes hanya dapat
diberitahukan kepada orang lain apabila adaizin dari peserta didik yang
bersangkutan atau orang yang bertanggung jawab terhadap peserta didik.

2. Keamanan Tes

9
Tes merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan secara
profesional. Dengan demikian, tes tidak dapat digunakan diluar batas-
batas yang ditentukan oleh profesionalisme pekerjaan guru. Sehingga
setiap pendidik harus dapat menjamin keamanan tes baik sebelum mauun
sesudah tes digunakan.

3. Interpretasi Hasil Tes

Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan hasil tes


ialah penginterpretasian hasil tes secara salah. Karena itu, maka
interpretasi hasil tes harus diikuti tanggung jawab profesional.

4. Penggunaan Tes

Hasil tes haruslah digunakan secara patut. Bila hasil tes tertentu
merupakan tes baku, maka tes tersebut harus digunakan dibawah
ketentuan yang berlaku bagi pelaksaan tes tersebut.

Secara lebih mendasar, etika tes ini diatur dalam standar tes yang
dikembangkan oleh organisasi profesional. Semua standar tes mencakup dua aspek
utama, yaitu tes hasil belajar dan tes psikologi. Pelanggaran terhadap standar tes ini
merupakan pelanggaran terhadap etika profesi, yang dalam hal tertentu dapat
merupakan suatu kejahatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
Daruma, AR.2003.Pengunaan Tes Psikologi.Maksar : Penerbit FIP

UNM.

10
Firman.2000. Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia.

Jurusan Pendidikan Kimia UPI Bandung.


Sudijono,Anas.1998.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT

Raja Grafindo Persada

11

Anda mungkin juga menyukai