Anda di halaman 1dari 12

DASAR, APLIKASI DAN PERMASALAHAN PENGAWAS

DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DI SEKOLAH

A. Ketentuan Tentang Pengawas


Beberapa ketentuan berkenaan dengan pengawas diantaranya adalah:
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada bab XIX Pasal 66, yaitu:
a. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dewan pendidikan, dan komite
sekolah/ madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
b. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.
c. Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan,yang tercantum dalam:
a. Pasal 1 ayat 9
b. Pasal 3
c. Pasal 19 ayat 3 tentang standar proses, yaitu:
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran,pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
d. Pasal 23, yaitu:
Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (3) meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
e. Pasal 24, yang berbunyi:
Standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.
f. Pasal 39, yang berbunyi:
1. Pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh pengawas
satuan pendidikan.
2. Kriteria minimal untuk menjadi pengawas satuan pendidikan
meliputi:
a. Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8 (delapan)
tahun atau kepala sekolah sekurang-kurangnya 4 (empat)
tahun pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan satuan
pendidikan yang diawasi;
b. Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai
pengawas satuan pendidikan;
c. Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.
3. Kriteria pengawas suatu satuan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) dikembangkan oleh BSNP
dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
g. Pasal 40, yang berbunyi ketentuan untuk pengawas pendidikan
nonformal
h. Pasal 55, yang berbunyi;
Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru, yang tertuang dalam
a. Pasal 15 ayat 3
b. Pasal 54 ayat 8, yang berbunyi:
Beban kerja pengawas satuan pendidikan, pengawas mata pelajaran,
atau pengawas kelompok matapelajaran dalam melakukan tugas
pembimbingan danpelatihan profesional Guru dan pengawasan
yang ekuivalen dengan paling sedikit 24 (dua puluh empat)jam
pembelajaran tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
c. Pasal 56 ayat 2
d. Pasal 67
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah, yang
tertuang dalam:
a. Pasal 3
b. Pasal 19 ayat 3
c. Pasal 23
d. Pasal 24
e. Pasal 39
f. Pasal 55
g. Paal 57
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
B. Konsep Pengawas
Kegiatan pengawasan merupakan kegiatan Pengawas Satuan
Pendidikan dalam melaksanakan penyusunan program pengawasan satuan
pendidikan, pelaksanaan pembinaan akademik dan administrasi,
pemantauan delapan standar nasional pendidikan, penilaian administrasi dan
akademik, dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan (Depdiknas,
2009: 70). Untuk menjalankan pengawasan itu sendiri dilaksanakan oleh
pengawas sekolah/madrasah. Pengawas sekolah/madrasah adalah pejabat
fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan
pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk
atau ditetapkan (Prayitno, 2001: 22).
Dalam Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah, dinyatakan bahwa jenis pengawas terdiri dari
1). Pengawas Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal (TK/RA) dan Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), 2). Pengawas Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Pengawas Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpun Mata
Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan,
atau Seni Budaya), 3). Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dalam Rumpun Mata Pelajaran yang
Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan, Seni Budaya,
Teknik dan Industri, Pertanian dan Kehutanan, Bisnis dan Manajemen,
Pariwisata, Kesejahteraan Masyarakat, atau Seni dan Kerajinan).
Sedangkan dalam bidang bimbingan dan konseling, pengawas
kegiatan bimbingan dan konseling diartikan sebagai kegiatan pengawas
sekolah yang menyelenggarakan kepengawasan dengan tugas pokok
mengadakan penilaian dan pembinaan melalui arahan, bimbingan, contoh
dan saran kepada guru pembimbing/guru BK/konselor (Prayitno, 2001: 24).
C. Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Bimbingan dan Konseling
Beberapa program kegiatan pengawas sekolah menurut Mulyasa (2005:
88-89) diantaranya:
1. Memantau dan membimbing pelaksanaan penerimaan peserta didik
baru
2. Mengumpulkan data dan mengolah data sumber daya pendidikan,
proses pembelajaran dan bimbingan peserta didik
3. Menganalisis hasil belajar, bimbingan peserta didik, guru dan sumber
daya pendidikan yang mempengaruhi hasil belajar untuk menentukan
jenis pembinaan
4. Melakukan pembinaan administrasi kepala sekolah
5. Memberikan arahan dan bimbingan kepada tenaga kependidikan guru
tentang pelaksanaan pembelajaran dan bimbingan belajar.
6. Memberikan contoh tugas guru dalam bimbingan peserta didik
7. Memberikan arahan dan bimbingan kepada guru tentang pelaksanaan
pembelajaran dan bimbingan belajar
8. Melaksanakan kunjungan kelas
9. Menilai hasil belajar, bimbingan belajar, dan kemampuan guru dalam
menyusun soal dan melaksanakan penilaian
10. Membina pelaksanaan dan pemeliharaan lingkungan sekolah
11. Memantau pelaksanaan ujian
12. Memberikan saran untuk peningkatan kemampuan profesional guru
kepada instansi terkait
13. Menyusun laporan hasil pengawasan sekolah per-sekolah
14. Melakukan evaluasi hasil pengawasan seluruh sekolah yang menjadi
tanggung jawabnya
15. Memberikan saran penyelesaian kasus khusus di sekolah.
Selanjutnya, tugas dan tanggung jawab pengawas bimbingan dan
konseling diantaranya adalah:
1. Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap
24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina di satu atau
beberapa sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang
pendidikan yang berbeda.
2. Jumlah guru yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan
konseling paling sedikit 40 (empat puluh) dan paling banyak 60 guru
BK (Depdiknas, 2009: 39).
D. Tujuan Pengawas
Beberapa tujuan pengawas dan kegiatan pengawasan bimbingan dan
konseling adalah:
1. Meningkatkan kemampuan guru BK dalam memanfaatkan lingkungan
belajar
2. Meningkatkan kemampuan guru BK dalam menyusun dan
melaksanakan program BK di sekolah
3. Menilai kemampuan guru BK dalam merencanakan pembelajaran
melalui pelayanan BK
4. Menilai kemampuan guru BK dalam melaksanakan proses
pembelajaran melalui pelayanan BK
5. Menilai kemampuan guru BK dalam menggunakan media dan sumber
belajar
6. Menilai kemampuan guru BK dalam melaksanakan program bimbingan
konseling di sekolah
7. Menilai kemampuan guru BK dalam meningkatkan hasil belajar siswa
melalui layanan BK
8. Menilai kemampuan guru BK dalam melaksanakan penelitian tindakan
kelas
9. Menilai kemampuan guru BK dalam melaksanakan pembaharuan
pembelajaran
10. Membina guru BK dalam mempertinggi kompetensi profesionalnya
11. Membina disiplin guru BK dalam melaksanakan tugasnya sebagai agen
pembelajaran
12. Membina guru BK dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pembelajaran
13. Membina guru BK dalam mengembangkan karir profesi dan
kepangkatannya
E. Unsur-unsur Pengawas
Pengawas dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
1. Pengawas Sekolah Pratama
2. Pengawas Sekolah Muda
3. Pengawas Sekolah Madya
4. Pengawas Sekolah Utama
F. Aplikasi Ketentuan Tentang Pengawas
Bentuk aplikasi ketentuan tentang pengawas kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling
a) Pengawas wajib menyusun rencana program pengawasan. Program
pengawasan terdiri atas program pengawasan tahunan, semester,
dan rencana kepengawasan akademik.
b) Program pengawasan dalam format tahunan disusun oleh kelompok
pengawas di kabupaten/kota melalui diskusi terprogram.
c) Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis
operasional kegiatan yang dilakukan oleh setiap pengawas pada
setiap sekolah tempat guru binaannya berada.
d) Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK)
merupakan penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan
sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera
dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan RKBK ini diperkirakan
berlangsung 1 (satu) minggu.
e) Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-
kurangnya memuat aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan,
strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan,
sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrument pengawasan.
2. Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian
Kegiatan ini dilakukan dengan kegiatan supervisi bimbingan dan
konseling meliputi pembinaan dan pemantauan pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi
langsung antara pengawas dengan guru binaanya, kemudian
melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai proses bimbingan dan
konseling, selanjutnya kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan, sesuai
dengan uraian kegiatan dan jadwal yang tercantum dalam RKBK yang
telah disusun.
3. Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan
4. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK.
G. Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan
Adapun beberapa masalah yang berkembang dari kegiatan
pengawas/pengawasan disekolah/madrasah pada umumnya dan
pelayanan bimbingan dan konseling pada khususnya meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a) Kualifikasi Pengawas untuk tingkat TK/SD belum sepenuhnya
berkualifikasi S1.
b) Kualifikasi Pengawas tingkat pendidikan menengah belum
sepenuhnya berkualifikasi S2
c) Proses rekruitmen tidak didasarkan pada kompetensi yang
dipersyaratkan
d) Jabatan dan karir Pengawas tidak menarik
e) Pengawas kurang menguasai supervisi akademis
f) Kompetensi pengawas masih belum memadai
g) Citra dan wibawa akademik masih rendah
h) Program kepengawasan belum disusun berdasarkan analisis
kebutuhan sekolah
i) Laporan kepengawasan belum digunakan sebagai bahan
pertimbangan pengambil keputusan
2. Solusi
Bertitik tolak dari berbagai permasalahan di atas, maka solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut antara lain:
a) Hendaknaya ada tindak lanjut setiap laporan hasil pengawasan
untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah
b) Sekolah/madrasah mendokumentasikan dan menggunakan hasil
pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak
lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam
pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan
c) Pihak sekolah hendaknya melakukan peningkatan wawasan dan
keterampilan dalam bentuk seminar, workshop, lokakarrya dan
sebagainya.
d) Merancanganpenatalaksanaan program pendidikan bagi para
pengawas sekolah/madrasah;
e) Memberikan sosialisasi secara menyeluruh mengenai tupoksi
pengawas sekolah/madrasah terutama berkaitan dengan
pengawasan bimbingan dan konseling.
KEPUSTAKAAN

Depdiknas. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas. Dirjen


PMPTK: Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar


Pengawas Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 Tentang


Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di


sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


SOAL OBJEKTIF

1. Diantara ini merupakan unsur-unsur pengawas dalam bimbingan dan


konseling kecuali;
a. Pengawas Utama b. Pengawas Muda
c. Pengawas Madya d. Pengawas Akademik
2. Berikut ini merupakan beberapa ketentuan berkenaan dengan pengawas,
kecuali:
a. UU nomor 20 tahun 2003 b. PP nomor 19 tahun 2005
c. PP nomor 74 tahun 2008 d. UU nomor 25 tahun 2005
3. Sasaran utama/akhir dari pelaksanaan pengawasan bimbingan dan konseling
adalah untuk…
a. Memberikan arahan b. Penjaminan mutu
c. Penyelesaian masalah d. Pembimbingan terhadap guru BK
SOAL ESSAY

1. Kemukakanlah konsep dari kegiatan pengawasan di sekolah!


Jawab: merupakan kegiatan Pengawas Satuan Pendidikan dalam
melaksanakan penyusunan program pengawasan satuan pendidikan,
pelaksanaan pembinaan akademik dan administrasi, pemantauan
delapan standar nasional pendidikan, penilaian administrasi dan
akademik, dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan
2. Kemukakan tanggung jawab pengawas bimbingan dan konseling!
Jawab: (1) Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling
terhadap 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina di satu atau
beberapa sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang
pendidikan yang berbeda. (2) Jumlah guru yang harus dibina untuk
pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh)
dan paling banyak 60 guru BK (Depdiknas, 2009: 39).
YEL-YEL

Melodi disadur dari lagu Padi – Menanti Sebuah Jawaban

Dalam proses pendidikan ada pengawasan


Yang dilakukan di satuan pendidikan
Hal ini dilakukan oleh pihak yang ditunjuk
Berdasarkan syarat-syarat undang-undang
Kegiatan pengawasan
Wajib dilakukan
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
Kegiatan pengawasan
Butuh tindak lanjutnya
Agar hasil yang dicapai dapat ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai