Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DAN PERMASALAHAN DALAM ORGANISASI

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah:

Manajemen Bimbingan Konseling

Dosen Pembimbing : Nurhafiza, M.Pd

OLEH :

Sarizah Aini (0102171011)

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

TA. 2019 / 2020


A. Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sistem atau bagian-bagian yang
saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Aktivitas ini bukanlah
merupakan suatu kegiatan yang temporer atau sesaat saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang
memiliki pola atau urut-urutan yang dilakukan secara relatif teratur dan berulang-ulang.
Organisasi sering diartikan sebagai kelompok yang secara bersama-sama ingin mencapai
suatu tujuan yang sama. Handoko (2000:6) mendifinisikan organisasi sebagai suatu
proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur
atau pola hubungan-hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kelompok kerja. Artinya,
organisasi juga merupakan kumpulan dari peranan, hubungan dan tanggung jawab yang jelas dan
tetap, paling tidak Hicks dalam Sutarto (1998:2) berpendapat bahwa hampir setiap orang
dipengaruhi secara mendalam oleh kelompok.
Sebagai contoh, berhasilnya suatu usaha sering tergantung dari produktivitas perilaku
para individu dalam kelompok kerja. Juga seseorang pengusaha harus membagi keberhasilannya
dengan para pelanggan, para pemberi sumber dana, material, satuan organisasi pemerintah dan
masyarakat umum. Anthony (995:1) menjelaskan bahwa organisasi merupakan suatu kelompok
manusia yang berinteraksi melakukan berbagai kegiatan secara koordinasi untuk mencapai
tujuan, dimana pada dasarnya bahwa individu tidak dapat mencapai tujuan secara sendiri-sendiri.
Artinya tujuan organisasi dapat dicapai melalui tatanan/manajemen yang dilakukan terhadap
sejumlah orang sebagai pelaksana pekerjaan-pekerjaan organisasi. Organisasi memperoleh
sumberdaya dan menggunakannya secara efisien dan efektif dalam suatu aturan yang telah
disepakati bersama, untuk itu perlu adanya penataan pembagian kerja, struktur pola hubungan
kerja antara sekelompok orang-orang yang memegang posisi untuk bekerja sama secara teratur
guna mencapai tujuan tertentu. Jadi organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas aktivitas
kerja sama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tak berwujud dan tak bersifat pribadi, sebagian
besar mengenai hal hubungan-hubungan. Hubungan-hubungan yang dilakukan orang-orang
tersebut dalam keterkaitannya dengan aktivitas kerja. Hicks dan Gullet (1996:204) menjelaskan
perkembangan teori-teori organisasi secara garis besarnya dapat dikembangkan dalam 3 fase,
yaitu:
a) Teori Klasik
Konsep klasik telah berlangsung dan berkembang dalam tiga jalur, dikenal dengan teori
birokrasi, teori administrasi dan teori manajemen ilmiah. Pada dasarnya teori klasik menekankan
pada rasionalitas struktur dan berbagai spesialisasi, selain itu juga paham klasik memandang
pekerja sebagai manusia ekonomi (economic man) atau dianggap manusia yang bekerja tersebut
semata-mata didorong oleh rangsangan ekonomi.
a) Teori Neoklasik
Teori ini memandang bahwa organisasi sebagai pengelompokan orang-orang dengan
tujuan umum. Perubahan atas teori klasik tidak lain adalah merubah asumsi dasar. Pada
neoklasik asumsi yang digunakan mencakup aspek-aspek psikologis dan sosial dari pekerja, dan
hendaknya pekerja individu dan pekerja kelompok haruslah ditegaskan.

b) Teori Modern
Perkembangan lebih lanjut dari teori organissi adalah lahirnya teori modern yang kadang-
kadang disebut dengan teori analisis sistem organisasi. Teori ini mengembangkan semua
unsur organisasi pada umumnya dan kepraktisan komponen- komponennya.

B. Personil Didalam Organisasi


Organisasi tidak dapat bergerak sendiri saja, ia membutuhkan administrasi dan
manajemen, digerakkan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui
system kerja sama sekelompok orang. Pengelolaan pelayanan BK perlu didukung oleh adanya
organisasi yang teratur, para pelaksana yang terampil, program pelayanan yg terarah, sarana dan
prasarana yg memadai serta pengawasan pelaksanaan pelayanan BK yg sesuai.
Sekolah adalah organisasi formal, yang di dalamnya terdapat usaha-usaha administrasi
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran nasional. Secara sederhana, organisasi
adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan
mau terlibat dengan peraturan yang ada. Dasar bagi organisasi bimbingan dan konseling di
sekolah adalah adanya kesepakatan bersama, baik guru-guru yang merangkap konselor, guru
mata pelajaran, wali kelas maupun kepala sekolah. Atas dasar kesepakatan itu, pengelolaan dan
penyelenggaraan bimbingan dan konseling dapat melibatkan semua pihak yang ada di sekolah
sebagai sumber organisasi serta yang paling utama adalah para pengurus organisasi yang harus
paling aktif.
Dalam pelaksanaan pelayanan BK di sekolah agar kiranya dapat terlaksana dengan
optimal maka diperlukan suatu sistem yang terkoordinir, sinergitas antar personil dan stake
holder yang ada. Untuk itulah diperlukan adanya sebuah organisasi pelaksana layanan BK.
Organisasi tidak dapat bergerak sendiri saja, ia membutuhkan administrasi dan manajemen,
digerakkan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui system kerja sama
sekelompok orang. Pengelolaan pelayanan BK perlu didukung oleh adanya organisasi yang
teratur, para pelaksana yang terampil, program pelayanan yg terarah, sarana dan prasarana yg
memadai serta pengawasan pelaksanaan pelayanan BK yg sesuai.

Personil layanan bimbingan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam struktur
organisasi pelayanan bimbingan konseling dengan coordinator guru pembimbing khusus sebagai
pelaksana utama. Personil yang dapat berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling 
terentang secara vertikal dan horizontal pada umumnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Personil pada Kantor Dinas Pendidikan yang bertugas melakukan pengawasan
(penyeliaan) dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling di satuan pendidikan.
2. Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh
   

(termasuk di dalamnya program bimbingan dan konseling) di satuan pendidikan masing-


masing.
3.      Guru Pembimbing atau konselor, sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Guru-guru lain, (Guru Mata Pelajaran, Guru Praktik) serta Wali Kelas, sebagai
penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau kelas
masing-masing.
5.  Orang tua, sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-
luasnya.
6.   Ahli-ahli lain, dalam bidang non bimbingan dan non pelajaran/ latihan (seperti dokter,
psikolog, psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.
7. Sesama
    peserta didik, sebagai kelompok subyek yang potensial untuk
diselenggarakannya “bimbingan sebaya”.

C. Struktur Didalam Organisasi


Manajemen Bimbingan konseling di sekolah bisa berjalan seperti yang diharapkan antara
lain perlu dukungan oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang demikian itu
secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil skolah yang terlibat.
Demikian pula organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola organisasi yang
bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. Jika personil
sekolah siswanya berjumlah lebih banyak dengan didukung oleh personil sekolah yang memadai
diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan konseling yang lebih efektif.
1. Ketua;
2. Wakil Ketua;
3. Sekretaris;
4. Wakil Sekretaris;
5. Bendahara;
6. Wakil Bendahara;
7. Bidang Pendidikan dan Pelatihan;
8. Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial;
9. Bidang Sinoman;
10. Bidang Kerohanian dan Pembinaan Mental;
11. Bidang Olahraga dan Seni Budaya;
12. Bidang Lingkungan Hidup;
13. Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan;

D. Tugas Pokok Organisasi


Organisasi harus dikelola agar keberadaannya dapat tumbuh berkembang, berbuah
artinya organisasi dapat menjalankan misinya untuk mencapai visi, tujuan dan sasaran-
sasarannya secara efektif dan efisien. Maka dari itu manajemen organisasi adalah rangkaian
kegiatan merencanakan, menggerakkan atau mengkoordinasi dan mengawasi. Dengan
menjalankan fungsi-fungsi inilah pengelolaan/penataan organisasi dilakukan. Pengertian ini
menunjukkan penerapan manajemen pada organisasi atau perusahaan sebagai badan usaha.
Wujud dari kegiatan manajemen atau pengelolaan organisasi dengan fungsi pokoknya yaitu :
1. Perencanaan organisasi
2. Pengorganisasian termasuk rorganisasi
3. Menggerakkan atau mengkoordinasi orang-orang atau unit-unit kerja organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan, fungsi atau tugas-tugas untuk mencapai tujuan
4. Melaksanakan pengawasan terhadap unur-unsur organisasi dalam menjalankan fungsinya
untuk menjamin kualitas proses pencapaian tujuan.

E. Masalah dan Solusi Di Dalam organisasi


a. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan dengan
cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota
oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan yang
paling akhir.
b. Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian,
pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, pemberhentian dan masalah pension
anggota organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota
organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.
c. Koordinasi dalam Program kerja
Permasalahan ini bahkan terkadang muncul pada sebuah organisasi yang sudah mapan
dan memiliki pengalaman. jika tidak ada koordinasi antar anggota organisasi maka sering
kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya
terlaksananya sebuah program.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi diatas solusi dalam penanganan konflik maupun
permasalahan dalam organisasi :
a. Introspeksi diri
Pertama, analisis dan evaluasi manajemen selama ini. Mana yang salah dan mana yang
harus ditingkatkan. Salah satunya adalah adanya budaya timbal balik yang baik antara karyawan
dengan manajer. Hasil kerja karyawan terukur dengan baik dan manajer mampu merekam serta
mengapresiasi hasil kerja mereka
b. Mengevaluasi pihak yang terlibat
Analisis dan evaluasi manajemen selama ini. Mana yang salah dan mana yang harus
ditingkatkan. Salah satunya adalah adanya budaya timbal balik yang baik antara karyawan
dengan manajer. Hasil kerja karyawan terukur dengan baik dan manajer mampu merekam serta
mengapresiasi hasil kerja mereka
c. Identifikasi sumber masalah
Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih
terarah kepada sebab konflik. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memikirkan dengan
serius bagaimana manajemen berjalan dengan cara yang benar. Manajemen yang baik adalah
adanya cara bekerja yang efektif dan efisien. Jika ada solusi yang lebih mudah dan
menguntungkan. Kenapa harus mengorbankan produktifitas perusahaan hanya karena alasan
biaya manajemen yang berat, dan sebagainya. Apabila Anda sudah menemukan bibit masalah
dalam manajerial perusahaan, Anda harus berani mengambil sikap.

REFERENSI :

Priyono. Pengantar Manajemen (Zifatama Publisher, Jakarta : 2007)

Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ( Rineka
Cipta, Jakarta : 2008)

http://gudangilmukita212.blogspot.com/2017/08/konsep-dan-permasalahan-organisasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai