Disusun Oleh :
DOSEN PEMBIMBING
DRA. TRI UMARI, M.SI.
MUNAWIR, M.PD.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Bimbingan dan
Konseling Komprehensif ”Makalah ini berisikan tentang berbagai informasi
tentang Bimbingan dan Konseling Komprehensif atau yang lebih khususnya
membahas Membahas pengertian,landasan, fungsi, tujuan, prinsip, bidang-bidang,
komponen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semuatentang Bimbingan dan Konseling
Komprehensif. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) setiap
satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan
teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga memfasilitasi
perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk memberikan
pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek
kognitif)merupakan wilayah garapan guru bidang studi. Sedangkan upaya
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan wilayah garapan
bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis
data tentang perkembangan peserta didik beserta faktor yang
mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya layanan
bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara konselor dengan
pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staf administrasi, orang tua peserta
didik dan pihak-pihak terkait begitu juga sebaliknya.
B. Rumusan Makalah
3
5. Untuk mengetahui tujuan dari Bimbingan dan Konseling Komprehensif
6. Untuk mengetahui apa sajakah Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
7. Untuk mengetahui bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif
8. Untuk mengetahui apa saja komponen program Bimbingan dan
KonselingKomprehensif
9. Untuk memahami Strategi implementasi komponen program Bimbingan dan
Konseling Komprehensif
10. Untuk memahami pertimbangan dalam menerapkan bimbingan dan
konseling komprehensif
4
BAB II
PEMBAHASAN
Layanan bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan
konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu,
bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan ruang lingkup yang
menyeluruh, dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan dan tujuannya
pengembangan potensi peserta didik. Melalui bimbingan dan konseling
komprehensif peserta didik diharapkan memahami dan dapat mengetahui
kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir, dan pribadi sosial.
Sehubungan dengan sifat program bimbingan dan konseling komprehensif, ada
tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program bimbingan
dan konseling di sekolah yaitu:
6
Menurut Suherman (2011: 53) Ciri-ciri program bimbingan dan konseling
sekolah komprehensif sebagai berikut :
1. Landasan Filosofi
8
2. Landasan Psikologis
9
perubahan prinsip hidup seperti ini perlu diberikan bentuk bantuan layanan
bimbingan dan konseling komprehensif dalam setting kehidupan. Landasan social
budaya bimbingan dan konseling komprehensif merupakan acuan dasar sehingga
sekalipun perkembangan teknologi semakin maju dan pesateksistensi social
budaya suatu bangsa tetap berdiri tegak, tidak terombang-ambing oleh perubahan
tersebut. Landasan social budaya merupakan acuan nilai yang menjadi
pertimbangan dasar di dalam membantu memecahkan masalah problema-
problema kehidupan bangsa.
4. Landasan Religius
Landasan religious layanan bimbingan dan konseling komprehensif sangat
penting terkait dengan keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta
adalah makhluk Tuhan. Sikap yang mendorong perkembangan manusia berjalan
menuju kehidupan akan berjalan kearah yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
Di samping itu upaya untuk memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya
secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai
dalam rangka meneguhkan kehidupan beragama untuk selanjutnya membantu
perkembangan dan pemecahan masalah individudi dalam kehidupannya.
Keyakinan manusia adalah makhluk Tuhan menekankan ketinggian derajat dan
keindahan makhluk manusia serta peranannya sebagai khalifah di muka bumi.
11
berbagai masalah antara lain sepeti kurangnya dukungan administrasi BK, tidak
memiliki arah yang jelas pada ekspektasi dan tujuan program, tidak mendapatkan
pengakuan dan penghargaan, kurang ada control dalam pelaksanaan program
harian, serta banyak mengerjakan tugas-tugas non-profesional. Selanjutnya Hart
dan Jacobi mengidentifikasi enam masalah yang dihadapi bimbingan dan
konseling di sekolah yaitu: (1) kurangnya filosofi berpikir dari program BK; (2)
program BK tidak terintegrasi dengan program sekolah yang lain; (3) tidak cukup
akses untuk siswa; (4) layanan yang tidak memadai; (5) kurangnya akuntabilitas
konselor; dan
(6) gagal untuk menggunakan berbagai sumber yang ada. Untuk itulah model
bimbingan komprehensif dikembangkan sebagai setrategi untuk mengatasi
berbagai permasalahan di atas.
12
konselor, yang merupakan kunci pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah. Tuntutan
13
bagi konselor adalah mengubah paradigm berpikir lama menuju paradigm yang
komprehensif. Paradigma lama antara lain: kegiatan bimbingan dan konseling
memfokuskan pada jumlah aktivitas, evaluasi program berdasarkan banyaknya
kegiatan yang dilakukan, dan bekerja untuk mempertahankan system yang ada
kea rah visi yang baru. Adapun visi baru model ini adalah: kegiatan layanan
bimbingan dan konseling berfokus pada keluaran dan meningkatkan hasil,
mengukur hasil keberhasilan layanan berdasarkan tujuan yang telah dirancang,
mengubah dan mengadaptasi system menjadi lebih responsive terhadap perubahan
system.
Walaupun model ini diadopsi dari model ASCA yang dikembangkan untuk
mengatasi masalah yang dialami oleh bimbingan dan konseling di Amerika
Serikat, namun model ini dapat diadaptasi di Indonesia. Kemungkinan adaptasi
model ASCA di Indonesia sangat terbuka, karena model ini memberikan kerangka
berpikir dan kerangka kerja yang fleksibel, seperti yang dikemukakan oleh Bower
dan Hatch. Mereka mengatakan bahwa model ASCA yang member peluang
kepada masing-masing negara bagian untuk menetapkan standar masing-masing
dan mempertimbangkan dengan kebutuhan dan kondisi politik local. Dengan
fleksibilitas tersebut, model ini dapat diadaptasi untuk pengembangan bimbingan
dan konseling di Indonesia.
15
mengadopsi model bimbingan dan konseling komprehensif yang dikembangkan
ASCA, namun pengadopsian model tersebut hanya pada satu komponen dari
empat komponen model yang ditawarkan ASCA. Dalam model bimbingan dan
konseling komprehensif terdapat empat komponen yang saling berkaitan, yaitu
landasan berpikir (foundation),system layanan (delivery system), system
manajemen (management system), dan akuntabilitas (accountability). Sedangkan
pada bimbingan komprehensif yang dikeluarkan ABKIN hanya mengemukakan
system palayanan saja.
1. Landasan berpikir
Landasan berpikir adalah kumpulan dari prinsip-prinsip yang mengarahkan
pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Informasi yang
dikumpulkan dan dievaluasi dalam komponen akuntabilitas harus sejalan
dengan foundation yang terdiri dari:
Keyakinan ini terlihat dari consensus seluruh personel yang terlibat dalam
program BK komprehensif. Hal ii dapat direfleksikan dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan seperti:
Apa yang kita yakini tentang siswa-siswa kita?
Apa yang harus diketahui dan dimiliki oleh siswa?
Bagaimana guru memandang siswa?
Dalam program BK komprehnesif, pernyataan tentang keyakina-keyakinan
dan filososfi sekolah dituliskan pada bagian pertama program. Biasanya
statemen ini tercakup dalam visi dan misi sekolah.
16
c. Tuntutan standar bagi siswa secara akademik, karir, pribadi dan social
Standar ini terdiri dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang harus dicapai
siswa pada jenjang akademik tertentu. Tuntutan standar bagi siswa dapat
dilihat pada standar nasional siswa pada setiap jenjang pendidikan.
2. System layanan
A. Layanan dasar
B. Layanan perencanaan individual
C. Layanan responsive
D. Dukungan system
3. System manajemen
System manajemen adalah system yang mendukung perencanan, pelaksanaan,
dan evaluasi program BK komprehensif. System manajemen terdiri dari
kesepakatan manajemen, dewan penasihat, penggunaan data, pembuatan
action plans, dan kalender kegiatan. Kesepakatan manajemen adalah
pernyataan tentang tugas dan tanggung jawab personel BK, pihak yang berhak
meminta akuntabilitas program, pembagian tanggung jawab kerja, dan
negosiasi tersebut disetujui oleh manajemen sekolah. Dewan penasehat adalah
pihak-pihak yang ditunjuk untuk mereview hasil program dan membuat
rekomendasi. Dewan ini terdiri dari representasi seluruh kelompok stakeholder
pendidikan, yaitu siswa, orang tua, staf sekolah, dan anggota masyarakat.
17
4. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan harapan yang dituntut dari konselor sekolah, yaitu
“bagaimana siswa berubah sebagai hasil dari program”. Akuntabilitas terdiri
dari laporan hasil seluruh kegiatan, evaluasi performance konselor, dan audit
program. Laporan hasil kegiatan bertujuan memastikan bahwa program telah
diimplementasikan, dianalisa efektifitasnya, dan ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan. Evaluasi performance konselor dapat dilakukan dengan standar
praktek dasar, evaluasi administrator, dan evaluasi diri.
1. Pemahan
Yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama);
2. Preventif
Yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagaimasalah
yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak dialami oleh
peserta didik;
3. Pengembangan
Yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa;
4. Perbaikan (penyembuhan)
Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif membantu individu
memcahkan atau menanggulangi masalah yang sedang dihadapi
18
5. Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya;
6. Adaptasi
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor,
guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa);
7. Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan,
peraturan sekolah, atau norma agama.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.materikonseling.com/2021/03/bimbingan-dan-konseling-
komprehensif.html?m=1,https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/konse
p-bimbingan-dan-konseling/,https://katulis.com/bimbingan-konseling-
komprehensif/,http://metriyulita.blogspot.com/2015/11/bk- komprehensif.html?
m=1
21
22