PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan peningkatan mutu yaitu kepuasan dalam konteks
pendidikan ialah peserta didik, orang tua. Agar dapat memberikan perbaikan di segala
bidang di sekolah. Salah satu implementasi manajemen sekolah yang dilakukan yaitu
pelayanan Bimbingan Konseling (BK). Layanan bimbingan dan Konseling diberikan
untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara
optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir, melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung atas dasar norma – norma yang berlaku.
Keberhasilan belajar bukan hanya bergantung pada kecerdasan otak saja. Tetapi,
sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar mempunyai andil yang cukup besar dalam
menentukan keberhasilan belajar. Dengan demikian perlu adanya pendekatan sealin
proses pembelajaran, guna memecahkan masalah tersebut. Upaya tersebut adalah
melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang diluar proses pembelajaran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta: Permata Puri
Media, 2014), hlm. 111
2
Dewa ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 87.
3
Amirah Diniati, Evaluasi Bimbingan Konseling, hlm. 80.
2
2. Kebutuhan-kebutuhan dari staf sekolah untuk mengerti betapa pentingnya individu
peserta didik dan membantu menyediakan pendidikan yang cocok untuk
perkembangannya.
3. Kebutuhan-kebutuhan bagi para guru dan orang tua untuk informasi- informasi
tentang perkembangan peserta didik.
4. Kebutuhan-kebutuhan akan berbagai macam bantuan yang bersumber dari luar
sekolah untuk beberapa anak tertentu.
Bimbingan dan Konseling kriteria – kriteria keberhasilan layanan Bimbingan dan
Konseling, yaitu :
1. berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan dengan
masalah yang dibahas.
2. Perasaan positif yang dilaksanakan oleh peserta didik sesudah pelaksanaan layanan
dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut menyelasaikan maslah yang dialami 4 .
Beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas layanan yang telah diberikan,
yang terbagi kedalam kriteria yaitu kriteria keberhasilan yang tampak segera dan kriteria
jang panjang. Kriteria keberhasilah tampak segera diantaranya apabila :
a. Peserta didik (klien) telah menyadari atas adanya masalah yang dihadapi.
b. Peserta didik (klien) telah menyadari permasalahan yang dihadapi.
c. Peserta didik (kliien) telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima
kenyataan diri dan masalahnya secara obyektf.
d. Peserta didik (klien) telah menurun ketegangan emosinya.
e. Peserta didik (klien) telah menutunkan penentangan terhadap lingkungannya.
f. Peserta didik (klien) telah mulai menunjukan sikap keterbukaannya serta mau
memahami dan menerima kenyataan secara obyektif.
g. Peserta didik (klien) mulai menunjukkan kemampuannya dalam
mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat
dan rasional.
h. Peserta didik (klien) telah menunjuukan kemampuan melakukan usaha – usaha
perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar
pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya5.
4
Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, hlm. 112-114.
5
Amirah Diniati, Evaluasi Bimbingan Konseling, (Pekan Baru Riau: Zanafa Publishing, 2012), hlm. 72-
73.
3
Kemudian Partowisastro (Daniaty, 2012) menyebutkan kriteria keberhasilan dalam
pelayanan bimbingan kepada murid yaitu :
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kriteria untuk keberhasilan pelaksanaan
program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, apabila adanya perkembangan
perubahan pada peserta didik dengan menunjukkan perilaku sebagai berikut :
4
B. Lingkup Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah
Lingkup evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah
mencakup empat komponen, yaitu:
a. Komponen peserta didik input
b. Komponen Program
c. Komponen proses pelaksanaan bimbingan dan konseling dan
d. Komponen hasil pelaksanaan program output.
1. Evaluasi Peserta Didik raw-input
Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling
maka pemahaman terhadap peserta didik konseli yang mendapat bimbingan dan
konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai raw input peserta didik perlu
dilakukan sedini mungkin, dengan pemahaman terhadap raw inputdapat dipakai
mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling bila
dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi raw-input dimulai dari pelayanan
himpunan data pada saat peserta didik konseli diterima di sekolah bersangkutan.
2. Evaluasi Program
Evaluasi program pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus disesuaikan
dengan pola dasar pedoman operasional pelayanan bimbingan dan konseling 6.
Kegiatan operasional dari masing-masing pelayanan hendaknya disusun dalam suatu
sistematika yang rinci, diantaranya:
a. Tujuan Khusus pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Lingkup pelayanan bimbingan dan konseling.
d. Rincian kegiatan dan jadwal kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Hubungan antara kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan
luar sekolah.
f. Metode dan teknik layanan bimbingan dan konseling.
g. Sarana pelayanan bimbingan dan konseling.
h. Evaluasi dan penelitian pelayanan bimbing.
6
. Dewa ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 87.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling merupakan satu Komponen dalam keseluruhan
sistem pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu setiap sekolah perlu memahami makna
bimbingan dan konseling serta dapat menempatkan diri secara tepat dalam
pelaksanaannya. Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program
bimbingan dan konseling. Peserta didik perlu pemahaman dalam program bimbingan
dan konseling ini karena sangat diperlukan. Pemahaman mengenai raw input peserta
didik perlu dilakukan sedini mungkin, dengan pemahaman terhadap raw input dapat
dipakai mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling bila
dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi raw-input dimulai dari pelayanan
himpunan data pada saat peserta didik konseli diterima di sekolah bersangkutan.
Bimbingan dan Konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau
patokan tertentu sesuai dengan program Bimbinngan dan Konseling. Kriteria atau
patokan yang dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhinya tidaknya
kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung
maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh perubahan-
perubahan perilaku dan pribadi kearah yang lebih baik. Berkenaan dengan evaluasi.
bahwa kriteria untuk keberhasilan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah, apabila adanya perkembangan perubahan pada peserta didik
dengan menunjukkan perilaku sebagai berikut :
1. Mengetahui program BK yang dilaksanakan disekolahnya.
2. Mengetahui kemampuan dan kelemahan dirinya.
3. Memahami jenjang pendidikan dan prospek pendidikan yang sedang ditempuhnya.
4. Meningkatnya prestasi akademik.
5. Mampu merencanakan masa depannya, baik yang berhubungan dengan kelanjutan
pendidikan maupun dunia kerja yang sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
6. Menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang dihadapi.
6
DAFTAR PUSTAKA
Amirah Diniati,( 2012.), Evaluasi Bimbingan Konseling, Pekan Baru Riau: Zanafa Publishing.
Aip Badrujaman,( 2014), Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, Jakarta:
Dewa ketut Sukardi,(1996). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,