Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL KEGIATAN

PRAKTIK LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING

LUAR SEKOLAH

OLEH

KELOMPOK III

RISKA ASTINI A1Q116045 NIKA DIHANA A1Q116037

RUSNIAH ODE BALLA A1Q116048 NURMADANI A1Q116043

RIZA HILDA ARISANTI A1Q116046 NURHAYATI A1Q116041

NINDI YANTI KAMUS A1Q116038 NINING A1Q116039

NURHALISYAH NINGSIH A1Q116040 NURHIDA A1Q116042

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami  ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

limpahan  anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Proposal

Pratik Lapangan Bimbingan dan Konseling luar Sekolah dengan judul “Pelatihan

Membuat Kerajinan Tangan dari Stick Ice Cream”, Dalam penyusunan Proposal

ini penulis menyadari bahwa proposal kami ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan tugas-tugas kami selanjutnya.

Demikianlah proposal yang dapat penulis susun, semoga proposal ini

bermanfaat bagi kita semua, dan kami selaku penyusun mohon maaf jika terjadi

kesalahan penulisan dan lain sebagainya. Akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih.

Kendari, 15 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................... iii

Daftar Tabel.............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Analisis Situasi................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................ 2
C. Batasan Masalah............................................................................. 2
D. Rumusan Masalah........................................................................... 2
E. Tujuan ............................................................................................ 2
F. Manfaat........................................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................... 4


A. Pengertian Layanan Penguasaan Konten........................................ 4
B. Komponen Layanan Penguasaan Konten....................................... 6
C. Asas-asas Layanan Penguasaan Konten......................................... 7
D. Pendekatan Teknik Layanan Penguasaan Konten.......................... 8
E. Keterkaitan Layanan Penguasaan Konten...................................... 11

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN............................... 13


A. Tujuan Kegiatan.............................................................................. 13
B. Manfaat Kegiatan............................................................................ 13

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN................................................. 16


A. Profil Sasaran Kegiatan................................................................... 16
B. Estimasi Anggaran.......................................................................... 16
C. Sumber Dana................................................................................... 17
D. Proses Pelaksanaan......................................................................... 17

BAB V PENUTUP..................................................................................... 18
A. Kesimpulan.................................................................................... 18
B. Saran............................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Rincian Alat dan Bahan yang akan digunakan.................................. 16

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Disoragnisasi anak seperti perceraian kedua orang tua, krisis
ekonomi keluarga dan meninggalnya salah satu atau kedua orang tua
mnyebabkan terptusnya interaksi sosial antara orang tua dan anak,
akibatnya anak kurang mendapat perhatian dan bahkan pendidikannya
terabaikan. Panti asuhan merupakan suatu lembaga usaha kesosialan yang
mempunyai tujuan untuk memberikan pelayanan kesosialan terhadap anak
terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak
terlantar. Dalam kehidupan masyarakat panti asuhan bertujuan untuk
memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan-keterampilan kepada
anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas.
Keberadaan panti asuhan ini tidak terlepas dengan kondisi
masyarakat saat ini, panti asuhan ini ada karena suatu persoalan yang
muncul di masyarakat, suatu pendekatan sosial dan upaya menyelamatkan
masa depan anak, menyelamatkan generasi penerus dan menyelamatkan
kasih sayang. Kepedulian dan keterpanggilan kita terhadap hal ini
terkadang hanya sebatas pada rasa kasihan dan iba, namun bantuan nyata
atau untuk mengatasi hal ini kadang sulit dilakukan karena kita juga
merasa punya keterbatasan.
Seorang anak merupakan bagian yang terpenting dalam
kelangsungan hidup manusia, karena anak merupakan generasi penerus
dalam suatu keluarga. Sejak lahir anak sudah diperkenalkan dengan
pranata, aturan, norma dan nilai-nilai budaya yang berlaku melalui
pengasuhan yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga. Agar
terwujudnya kesejahteraan, kemandirian dan kreativitas anak secara
keseluruhan, maka salah satu cara yang dapat dilakukan agar yaitu, dengan

1
2

cara mengarahkan, membimbing dan memberikan pelatihan pembuatan


kerajinan tangan. Salah satunnya kerajinan tangan yang berbahan dasar
stik eskrim. Hal ini tidak saja dapat membantu anak untuk mengembagkan
kreatifitasnya tetapi secara tidak langsung juga mampu memerikan
peluang usaha dengan modal keterampilan yang ia miliki sehingga sumber
dana bagi keberlangsungan hidup anak panti tidak hanya bersumber dari
rasa belas kasihan orang tetapi berasal dari usaha yang di bagun oleh anak
panti tersebut.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan analisis situasi di atas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Anak panti kurang mendapat perhatian dan kasih sayang
2. Kurangnya bimbingan dan pelatihan-pelatihan keterampilan pada anak
panti.

C. Batasan Masalah
Agar kegiatan PLBK-LS ini dapat dilakukan dengan cermat, focus,
sempurna dan terarah, maka perlu adanya batasan terhadap suatu masalah.
oleh karena itu penulis pada pemberian bimbingan dan pelatihan
keterampilan dalam membuat kerajian tangan di Panti Asuhan An-Nur.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka rumusan masalah
pada proposal PLBK-LS adalah “apakah dengan pemberian bimbingan
dan pelatihan cara membuat kerajinan tangan mampu mengemmbangkan
kratifitas anak Panti Asuhan AN-Nur?
E. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penulisan proposal PLBK-LS adalah untuk mengetahui apakah dengan
pemberian bimbingan dan pelatihan cara membuat kerajinan tangan
mampu mengemmbangkan kratifitas anak Panti Asuhan AN-Nur.
3

F. Manfaat
Adapun manfaat dari dari adanya kegiatan ini yaitu anak mampu
menegmbangkan kretifitasnya, sehingga mampu menjadi anak yang
mandiri dan memiliki peluang usaha dengan modal keterampilan yang
dimilikinya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Layanan Penguasaan Konten


Dalam kesempatan PLBK luar sekolah kali ini kami mahasiswa
bimbingan dan konseling akan memberikan pelatihan membuat kerajinan
tangan dari stik es Krim dengan menggunakan salah satu layanan
bimbingan dan konseling yakni Layanan Penguasaan Konten.
Layanan Penguasaan Konten adalah salah satu jenis layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa dapat memahami dan
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,
serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan
perkembangan dirinya.
Dalam perkembangan dan kehidupan setiap individu perlu menguasai
sebagai kemapuan ataupun kompetensi. Dengan kemampuan ataupun
kompetensi itulah individu itu hidup dan berkembang. Banyak atau bahkan
sebagaian besar dari kemampuan atau kompetensi itu harus di pelajari.
Untuk itu individu harus belajar, dan belajar. Layanan penguasaan konten
merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun
kelompok) untuk menguasai kemampuan ataupun kompetensi tertentu
melalui kegiatan belajar.  Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu
merupakan satu unit konten yang didalamnya terkandung fakta dan data,
konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan
tindakan yang terkait didalamnya. Layanan penguasaan konten membantu
individu dalam menguasi aspek-aspek konten tersebut secara
tersinergikan. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu
untuk memenuhi kebutuhannya serta dapat mengatasi masalah-masalah
yang dialaminya, Prayitno (2004: 2)

4
5

Menurut Prayitno ( 2004: 3) tujuan layanan penguasaan konten ini


terdiri atas 2 macam yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus
yaitu: 
a. Tujuan Umum
Tujuan umum layanan penguasaan konten ialah dikuasainya suatu
konten tertentu. Penguasaan konten ini perlu bagi peserta didik atau
individu untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan
penilaiaan dan sikap, menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu,
untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalah yang
dialami. Dengan penguasaaan konten yang dimaksud itu peserta didik
yang bersangkutan lebih mampu dalam menjalani kehidupanya secara
baik dan efektif, Prayitno (2004: 2).
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan penguasaan konten bisa dilihat pertama dari
kepentingan peserta didik dalam mempelajarinya, dan kedua isi konten
itu sendiri. Tujuan khusus layanan penguasaan konten terkait dengan
fungsi-fungsi konseling menurut Prayitno (2004: 3) fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut: 
1) Fungsi pemahaman, Guru pembimbing dan peserta didik perlu
perlu menekankan segala aspek-aspek pemahaman dari konten
yang menjadi titik utama dalam layanan penguasaan konten.
2) Fungsi pencegahan, Fungsi pencegahan bisa menjadi muatan
layanan penguasaan konten memang terarah kepada
terhindarkannya individu/ atau peserta didik dari mengalami
masalah tertentu.
3) Fungsi pengentasan, Fungsi pengentasan akan menjadi arah
layanan apabila penguasaan konten memang untuk mengatasi
masalah yang sedang dialami peserta didik atau klien.
4) Penguasaan konten dapat secara langsung maupun tidak langsung
mengembangkan disatu sisi, dan disisi lain memelihara potensi
individu atau pesrta didik.
6

5) Pengusaan konten yang tepat serta terarah dapat memungkinkan


individu atau klien untuk membela diri sendiri terhadap segala
ancaman ataupun pelanggaran atas hak-haknya. 
Dalam menyelenggarakan layanan penguasaan konten guru
pembimbing perlu menekankan secara jelas dan spesifik fungsi-fungsi
konseling mana yang menjadi arah layanannya dengan konten khusus
yang menjadi fokus kegiatanya.
B. Komponen Layanan Penguasaan Konten
Komponen yang ada dalam layanan penguasaan konten adalah
guru pembimbing, peserta didik, dan konten yang menjadi isi pelayanan
menurut Prayitno (2004: 5) adalah sebagai berikut:
a. Guru pembimbing
Guru pembimbing adalah tenaga ahli pelayanan konseling,
penyelenggara layanan penguasaan konten dengan menggunakan
berbagai modus dan media layanan. Guru pembimbing menguasai
konten yang menjadi isi layanan penguasaan konten yang
diselenggarakanya
b. Individu atau Peserta Didik
Guru pembimbing melaksanakan layanan penguasaan konten kepada
seorang atau sejumlah individu yang memerlukan penguasaan
atas konten yang menjadi isi layanan, individu merupakan subjek
yang menerima layanan ini, sedangkan guru pembimbing adalah
pelaksana layanan penguasaan kontena.
c. Konten 
Konten merupakan isi layanan penguasaan konten, yaitu satu unit
materi yang menjadi pokok isi bahasan atau materi latihan yang
dikembangkan oleh guru pembimbing dan diikuti atau dijalani oleh
individu peserta layanan.  Layanan penguasaan konten dapat
diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling menurut Prayitno
(2004: 6), yaitu bidang-bidang:
1) Pengembangan kehidupan pribadi 
7

2) Pengembangan kemampuan hubungan sosial


3) Pengembangan kegiatan belajar
4) Pengembangan perancanaan karier
5) Pengembangan kehidupan berkeluarga
6) Pengembangan kehidupan beragam

Berhubungan dengan semua bidang pelayanan bimbingan dan


konseling yang dimaksudkan itu bisa diambil dan dikembangkan dalam
berbagai hal yang kemudian dibungkus menjadi sebuah topik atau pokok
bahasan, bahan latihan, dan atau isi kegiatan yang diikuti oleh peserta
pelayanan. Konten dalam layanan penguasaan konten itu sangat
bervariasi, baik dalam bentuk, materi, maupun acuanya. Model yang
dimaksud itu bisa juga terkait dengan tugas-tugas perkembangan peserta
didik atau individu, kegiatan dan hasil belajar siswa (peserta didik), nilai,
moral dan tata krama pergaulan, peraturan dan disiplin sekolah, bakat,
minat, dan arah karir, ibadah keagamaan, kehidupan dalam keluarga, dan
secara khusus permasalahan peserta didik.
C. Asas-Asas Layanan Penguasaan Konten 
Layanan penguasaan konten pada umumnya bersifat terbuka.
Menurut Prayetno (2004: 6) asas yang paling utama dalam layanan
penguasaan konten adalah asas kegiatan, dalam arti peserta layanan
diharapkan benar-benar aktif mengikuti dan menjalani semua kegiatan
yang ada didalam proses layanan.
Asas dalam layanan penguasaan konten dilandasai oleh asas
kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan dengan ketiga asas
tersebut proses layanan akan berjalan lancar dengan keterlibatan penuh
peserta layanan. Secara khusus layanan penguasaan konten dapat
diselenggarakan terhadap pesrta didik tertentu, layanan khusus ini dapat
disertai asas kerahasiaan, apabila peserta didik menghendakinya. Dalam
hal ini guru pembimbing harus memenuhi dan menepati asas tersebut. 
8

D. Pendekatan Teknik Layanan Penguasaan Konten 

a. Pendekatan Layanan Penguasaan Konten


Layanan penguasaan konten pada umumnya diselenggarakan
secara langsung (bersifat direktif) dan tatap muka, dengan format
klasikal, kelompok, atau individual. Dalam hal ini guru pembimbing
menegakkan dua nilai proses pembelajaran menurut Prayetno (2004:
8), yaitu: 

1) High-touch
Yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai
aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan
(terutama aspek-aspek afektif,  semangat, sikap, nilai, dan
moral), malaui implementasi oleh guru pembimbing: 
a). Kewibawaan, 
b). Kasih sayang dan kelembutan, 
c). Keteladanan, 
d). Pemberiaan penguatan, 
e) Tindakan tegas yang mendidik, Prayitno (2004: 8).

2) High-tech
Yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas
penguasaan konten, melalui implementasi oleh guru
pembimbing: 
a) Materi pembelajaran,
b) Metode pembelajaran,
c) Alat bantu pembelajaran,
d) Penilaiaan hasil pembelajaran, Prayitno (2004: 9).
9

b. Metode dan Teknik Layanan Penguasaan Konten


1) Pengusaan konten 
Pertama-tama guru bimbingn dan konseling adalah menguasai
konten dengan berbagai aspeknya yang akan menjadi isi layanan ini.
Makin kuat penguasaan konten ini akan semakin meningkatkan
kewibawaan guru pembimbing dimata peserta layanan, Prayitno
(2004: 9). 
2) Teknik Layanan Penguasaan konten
Setelah konten dikuasai, guru pembimbing membawa konten
tersebut kearena layanan penguasaan konten berbagai teknik dapat
digunakan menurut Prayitno (2004: 10) yaitu:
a) Penyajian adalah guru bimbingan dan konseling menyajikan materi
pokok konten setelah para peserta didik sudah disiapkan
sebagaimana mestinya.
b) Tanya jawab dan diskusi yaitu guru pembimbing mendorong
partisipasi aktif dan langsung para peserta, untuk memantapkan
wawasan dan pemahaman peserta, serta berbagai kaitan dalam
segenap aspek-aspek konten.
c) Kegiatan lanjutan adalah sesuai dengan segala penekanan aspek
tertentu dari konten yang dilakukan berbagai kegiatan lanjutan.
Kegiatan ini bisa berupa: diskusi kelompok, penugasan dan latihan
terbatas, survey lapangan, percobaan (termasuk kegiatan
laboratorium) dan latihan tindakan (dalam rangka pengubahan
tingkah laku). 

c. Media Pembelajaran Layanan Penguasaan Konten


Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan
konten, guru pembimbing dapat menggunakan beragai perangkat keras
dan perangkat lunak media pembelajaran, meliputi alat peraga. Media tulis
dan grafis, peralatan dan program elektronik. Penggunaan media ini akan
10

meningkatkan aplikasi high-tech dalam layanan penguasaan konten,


Prayitno (2004: 11)
d. Waktu dan Tempat Kegiatan Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja, sesuai dengan kesepakatan guru pembimbing dan para
pesertanya, serta aspek-aspek konten yang dipelajari. Makin besar paket
konten maka makin banyak juga waktu yang diperlukan oleh guru
bimbingan dan koseling dalam merencanakan dan mengatur penggunaan
waktu dengan memperhatikan aspek-aspek yang dipelajari dan kondisi
peserta, Prayitno (2004: 11) 
e. Tempat Penyelenggaraan Penguasaan Konten 
Tempat penyelenggaraan penguasaan konten disesuaikan pula
dengan aspek-aspek konten serta kondisi peserta. Penyelenggaraan
layanan dengan format klasikal bisa dilaksanakan didalam ruangan kelas
sekolah, sedangkan format kelompok dilaksanakan didalam ruang kelas
atau diluar kelas. Format layanan individual sepenuhnya tergantung pada
pertimbangan guru pembimbing dan persetujuan peserta didik, Prayitno
(2004: 11).
f. Penilaiaan Layanan Peenguasaan Konten
Secara umum penilaiaan terhadap hasil layanan penguasaan konten
ini tujukan kepada diprolehnya UCA (understanding – pemahaman baru,
comfort- perasaan lega, dan action- rencana kegiatan pasca
layanan). Secara khusus, penilaian hasil layanan khusus, penilaiaan hasil
layanan penguasaan konten ditekankan kepada penguasaan peserta atau
peserta didik atas aspek-aspek konten yang dipelajari menurut Prayitno
(2004: 12) penilaiaan layanan dapat dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu
sebagai berikut:
1) Penilaiaan segera (laiseg) merupakan penilaiaan yang diadakan segera
menjelang diakhirinya setiap kegiatan layanan
11

2) Penilaian jangka pendek (laijapen) merupakan penilaiaan yang


diadakan beberapa waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah
kegiatan layanan.
3) Penilaian jangka panjang (laijapang) merupakan penilaiaan yang
diadakan setelah satu bulan atau lebih pasca layanan.
Laijapang bisa mencakup penilaiaan terhadap konten untuk
sejumlah sesi layanan penguasaan konten, khususnya untuk rangkaiaan
konten-konten yang berkelanjutan. Format penilaiaan bisa berbentuk
tertulis ataupun lisan.
 
E. Keterkaitan Layanan Penguasaan Konten
Diantara berbagai layanan konseling, layanan penguasaan konten
dapat berdiri sendiri. Sebab layanan penguasaan konten ini juga dapat
menjadi isi layanan-layanan konseling lainnya. Dalam hal ini ditekankan
perlunya peserta didik menguasai suatu konten tertentu terkait dengan
permasalahan peserta didik dengan demikian upaya penguasaan konten
tertentu dapat diintegrasikan kedalam layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, kenseling kelompok, konsultasi dan mediasi, Prayitno
(2004: 13).
Bentuk keterkaitan yang dimaksud itu bisa juga berupa integrasi,
dan pula tindak lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah
peserta didik guru pembimbing juga perlu mencermati kebutuhan peserta
didik dalam penanganan masalahnya, sehingga keterkaitan berbagai
layanan bimbingan dan konseling menjadi jelas dan termanfaatkan
dengan optimal.
Pelaksanaan layanan ini secara keseluruhan dapat berlangsung
secara lancar. Dibagi dalam jenjang pendidikan. Materi yang diberikan
adalah disesuaikan dengan jenjang pendidikan anak asuh. Layanan ini
dilakukan secara eksidental, karena di Panti Asuhan An-Nur Rahmat
tidak ada jam khusus untuk BK, sehingga layanan ini dilakukan jika ada
12

jam kegiatan yang kosong atau berkoordinasi dengan pengurus Panti


Asuhan An-Nur Rahmat. Evaluasi dilakukan dengan memberikan
pertanyaan mengenai materi yang diberikan. Respon para siswa terlihat
bagus, ini ditunjang dengan diadakannya permainan melatih keberanian,
kreatifitas dan komunikasi yang menarik, shingga siswa berminat untuk
membahas materi layanan.
Dengan menggunakan layanan penguasaan konten kami dapat
mengajarkan cara pembuatan kerajinan tangan stik es krim sebagai
bahan kerajian anak-anak di panti asuhan An-Nur Rahmat. Bahan baku
untuk membuat kerajinan ini sangat mudah di dapatkan, salah satunya
cukup unik dan mudah di daptkan bahan pembuatannya dari stik es krim.
Karena jajanan yang banyak digemari masyarakat mulai dari anak-anak
atau dewasa, semua menyukai jajanan yang satu ini. Es krim yang
menggunakan stik pada pegangan es krim, masih banyak di minati.
Kemudian bekas stik es krim bisa kita gunakan sebagai kerjinan tangan
yang unik.
Stik es krim sebetulnya terhitung barang bekas yang masih
sanggup dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan banyak jenis
kerajnan tangan yang unik dan menarik. Banyak macam kerajinan dari
stik es krim, salah satu kerajinan tangan yang dapat di buat dari bahan
ini adalah kerajinan keranjang buah, tempat pulpen dan lain sebagainya.
BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN

A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan kerajinan tangan dengan menggunakan stick ice cream,
memiliki tujuan yang dapat membantu anak memiliki pemahaman dan
ketertarikan sendiri dalam membuat kerajinan tersebut. Adapun tujuan dalam
kegiatan kerajinan tangan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memanfaatkan stick-stick ice cream bekas atau yang masih baru,
menjadi kerajinan yang memliki nilai guna dan juga nilai ekonomi,
2. Mengembangkan kreatifitas dalam membuat kerajinan dengan stick-stick
tersebut,
3. Mengetahui langkah-langkah pembuatan kerajinan tangan dengan
menggunakan stick ice cream.

B. Manfaat Kegiatan
Kerajinan tangan kini telah banyak dilakukan oleh masyarakat bahkan
dijadikan sebagai hobi oleh sebagian orang. Secara sederhana kerajinan tangan
merupakan sesuatu yang dibuat secara manual dengan tangan. Kerajinan
tangan juga diartikan sebagai upaya mengubah suatu benda agar lebih
memiliki nilai guna dan nilai ekonomi dari yang awalnya tidak atau kurang
memiliki nilai ekonomi.
Pembuatan kerajinan tangan dapat dilakukan oleh berbagai macam
kalangan, baik yang muda hingga yang tua, baik laki-laki maupun perempuan
dan baik yang pemula maupun yang telah professional. Faktanya, membuat
kerajinan tangan sendiri menawarkan berbagai macam manfaat, diantaranya :
1. Mengisi waktu luang
Membuat kerajinan tangan secara mandiri dapat mengisi kegiatan waktu
luang agar lebih produktif ketimbang sekedar menonton televisi.
Mengisi waktu luang dengan hal yang positif seperti membuat kerajinan

13
14

tangan dapat menjauhkan diri dari hal-hal negatif yang kemungkinan


dapat merusak diri sendiri.
2. Melatih kreatifitas
Kreatifitas tidak hanya muncul begitu saja dalam seseorang, namun juga
perlu dilatih agar dapat terasah dengan baik. Membuat kerajinan tangan
dapat mengasah kreatifitas seseorang dengan menggunakan imajinasi
serta pemikiran untuk menyelesaikan masalah. Bagi pemula, mungkin
pada awalnya membutuhkan tutorial untuk membuat sebuah kerajinan
tangan namun kemudian dibutuhkan improvisasi dan kreativitas untuk
melakukannya.
3. Melatih kesabaran
Membuat kerajinan tangan dapat digunakan sebagai sarana untuk
melatih kesabaran seseorang. Untuk membuat sebuah kerajinan tangan,
diperlukan ketekunan untuk mengubah barang-barang yang sederhana
menjadi lebih bernilai yang memiliki tingkat kerumitan tertentu dalam
membuatnya.
4. Menghemat
Dengan membuat kerajinan tangan dari barang bekas, juga dapat lebih
menghemat pengeluaran untuk membeli barang-barang tertentu. Atau
misalnya, untuk membeli kado ulang tahun untuk teman, juga dapat
menghemat dengan cara membuat kerajinan tangan yang tentunya juga
lebih unik dan berkesan untuk mempelai.
5. Ladang bisnis
Bagi anak-anak yang memiliki tangan-tangan kreatif, pembuatan
kerajinan tangan juga dapat dijadikan sebagai ladang bisnis yang
menjanjikan. Bisnis kerajinan tangan ini tentu saja memiliki peluang
dikarenakan membutuhkan ketekukan dan kreatifitas yang menghasilkan
benda-benda unik yang memiliki nilai jual.
6. Mengajarkan anak untuk megikuti instruksi
Bagi anak yang belum dapat membuat kerajinan tangan sendiri, biasanya
diperlukan tutorial atau instruksi untuk sebagai langkah-langkah untuk
15

membuat suatu benda kerajinan tangan. Pembuatan kerajinan tangan


pada anak dapat memberikan pelajaran secara tidak langsung agar anak
dapat mengikuti instruksi dengan baik untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, tentu saja tanpa membatasi kreatifitas anak.
7. Melatih kemampuan motorik anak
Kemampuan motoric anak perlu dilatih sejak dini agar fungsinya dapat
berjalan secara seimbang. Untuk melatih kemampuan motoric anak,
salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan memberi
pelatihan pada anak untuk membuat kerajinan tangan. Hal ini
dikarenakan hampir semua kerajinan tangan menggunakan koordinasi
tangan dan mata dengan cara menggunting, mengukur dan sebagainya
yang akan berguna di kehidupan sehari-hari anak.
8. Membangun rasa percaya diri
Rasa percaya diri sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Melatih
anak untuk membuat kerajinan tangan pada usia dini dapat menimbulkan
rasa kepercayaan dirinya. Membuat kerajinan tangan bagi anak tanpa
bantuan orang lain tentu saja akan membuat ia merasa percaya diri.
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Profil Sasaran Kegiatan


Panti Asuhan An-Nur Rahmat yang dipimpin oleh Bapak Rizal bertempat
di Lorong. Pelangi, Kel. Lalolara, Kec. Kambu, Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara, Indonesia. Dari awal dibuka hingga sekarang anak-anak panti
asuhan ini berkisar 15 orang anak. Anak-anak ini sebagian besar berasal dari
jalanan dan sebagian besar dari titipan keluarga yang broken home.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka mengandalkan sumbangsi
pemerintah, masyarakat setempat dan bantuan dari orang dermawan. Anak
panti ini berusia kisaran dari 9 tahun sampai dewasa. Walaupun mereka
dibesarkan dipanti tapi itu tidak menjadi penghalang untuk mereka tetap
mengenyam pendidikannya.

B. Estimasi Anggaran
Untuk melakukan kegiatan ini, kelompok kami membutuhkan dana
sebesar Rp. 150.0000 untuk melakukan kegiatan kerajinan tangan bersama
anak-anak yang ada di panti asuhan An-Nur, yang berlokasi di lorong pelangi
depan kampus baru Universitas Halu Oleo.
Berikut ini adalah tabel rincian alat dan bahan yang akan kami gunakan
selama kegiatan.
Table 4.1 Rincian Alat dan Bahan yang akan digunakan
No Alat dan Bahan Harga
1 Stik Es Krim Rp. 30.000
2 Lem Rp. 15.000
3 Cat Warna Rp. 30.000
4 Kuas kecil Rp. 10.000
5 Kertas Karton Rp. 20.000
6 Hiasan (pita) Rp. 15.000
7 Aqua gelas & Snack Rp. 30.000

16
17

C. Sumber Dana
Sumber dana dalam kegiatan ini, kelompok kami dapat dari pengumpulan
yang di lakukan oleh teman-teman kelompok sebesar Rp. 15.000 per orang.
Dan kelompok kami tidak mencari donator yang bisa memberikan donasi yang
dapat membantu dalam proses pelaksanaan kegiatan ini. Karena berhubung
dana yang di perlukan tidak terlalu besar dan juga banyaknya anggota dalam
satu kelompok.

D. Proses Pelaksanaan
Proses pelaksanaan yang kami lakukan selama berada di panti asuhan
adalah sebagai berikut :
1. Mengakrabkan diri dengan anak-anak panti dan juga pengurus panti
sebelum memulai kegiatan. Dengan tujuan agar tidak adanya jarak
antara kelompok kami dan juga pihak panti.
2. Memberikan informasi terkait jenis kegiatan apa yang akan di lakukan
selama kelompok kami berada di panti kepada pihak panti asuhan.
3. Menyediakan alat dan bahan yang di butuhkan selama proses
pembuatan kerajinan.
4. Mengajari anak-anak yang ada di panti asuhan untuk membuat
kerajinan tangan dari stik es krim
5. Meminta anak-anak panti untuk mempraktekkan atau membuat sendiri
kerajinan dari stik tersebut, yang akan tetap di pantau oleh semua
anggota kelompok.
18

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kegiatan PLBK-LS sangat penting dan bermanfaat bagi siswa yang
melaksanakan dalam rangka melatih, membina serta mengembangkan
kemampuan, keterampilan dan keahlian menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling terhadap orang lain sebagai calon guru pembimbing
yang profesional. Dalam kegiatan ini, layanan tidak hanya diberikan pada
anak-anak laki-laki karena pada saat kegiatan, sebagian anak panti asuhan
khususnya laki-laki memiliki kegiatan lain yang mengharuskan mereka tidak
dapat mengikuti kegiatan tersebut seperti kesepakatan sebelumnya yang telah
dilakukan sehingga layanan ini juga dimanfaatkan oleh anak perempuan
yang sangat antusias dan bersemangat ingin belajar. Adapun Kendala-
Kendala Pada Saat Kegiatan Yaitu ;
1. Kurangnya laptop sehingga tidak semua anak yang ingin belajar
mendapatkan kesempatan untuk praktek.
2. Waktu yang diberikan hanya satu jam setiap pertemuan sehingga
pemberian praktek tidak maksimal

B. SARAN
Saran yang kami dapat berikan terhadap kegiatan PLBK ini yaitu
dengan adanya pelaksanaan PLBK yang diselenggarakan dipanti asuhan
An-Nur Rahmat diharapkan anak-anak tersebut semakin memanfaatkan
ilmu yang diberikan agar berguna dalam meningkatkan kreativitas anak-
anak agar dijadikan keterampilan untuk masa depan
DAFTAR PUSTAKA

FKIPUHO, 2018,Panduan Tugas Akhir Mahasiswa, Kendari

Prayitno dan Erman,Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:


Rineka Cipta

https://id.scribd.com/do/134355316/makalah-konseling-populasi-khusus-panti-
asuhan-anak (di akses pada 16 September 2019)

https://fajarwinarti21.wordpress.com/2014/09/01/prakarya/ (di akses pada 16


September 2019)

http://coloradocemeteryconservation.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-kerajinan-
tangan.html (di akses pada 16 September 2019)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai