Anda di halaman 1dari 10

1

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pratikum Konseling merupakan mata kuliah proses yang sangat urgen bagi
pengembangan kompetensi konseling calon konselor selama dalam pendidikan prajabatan,
yang dikembangkan sebelum mahasiswa menempuh kuliah pengalaman lapangan (KPL).
Melalui kegiatan kuliah yang lebih besar muatan praktiknya, sebagaimana dirancang pada
mata kuliah Praktikum Konseling Behavioral, diharapkan mahasiswa dapat
mengembangkan keterampilan konseling dan sikap profesional yang diperlukan bagi
seorang konselor.
Kegagalan menempuh mata kuliah tersebut pun dapat menyebabkan
mahasiswa tidak diizinkan menempuh KPL. Oleh karena itu pengelolaan mata kuliah
tersebut memerlukan perhatian dan penyediaan daya dukung pembelajaran yang
memungkinkan mahasiswa dapat menampilkan unjuk kerja yang optimal, sehingga
kegagalan menempuh mata kuliah ini dapat diminimalkan.
Langkah-langkah strategik yang diperlukan untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran mata kuliah tersebut juga telah diupayakan di antaranya membatasi jumlah
peserta, untuk setiap kelas tidak boleh lebih dari 25 orang; baru dapat ditempuh setelah
mahasiswa memenuhi sejumlah mata kuliah prasyarat; disajikan pada satu semester sebelum
mahasiswa menempuh Kuliah Pengalaman Lapangan (KPL). Lebih lanjut mahasiswa yang
menempuh mata kuliah tersebut mendapatkan pelayanan cukup dalam memanfaatkan
fasilitas laboratorium, seperti: pemanfaatan ruangan laboratorium untuk berlatih konseling,
peminjaman handycam, VCD konseling, laporan praktik konseling, dan bahan pustaka yang
lain. Ruangan praktikum yang dirancang untuk kenyamanan observasi dengan one way
screan juga telah disiapkan. Namun begitu kekurangan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan mata kuliah tersebut adalah sedikitnya jumlah jam semester (JS) untuk
praktik konseling individu dan kelompok. Selain itu, dalam kerangka kurikulum yang baru,
matakuliah ini belum memiliki panduan penyelenggaraan mata kuliah praktikum konseling
yang baku. Ketiadaan ini menyebabkan proses pembelajaran yang berlangsung pada kelompok
atau offering kuliah yang berbeda dengan dosen pengampu yang berbeda menjadi sangat variatif
dan sukar untuk dievaluasi. Oleh karena itu pengembangan panduan praktikum konseling ini
2

diperlukan, sehingga kesepahaman di antara para dosen pengampu dan antara dosen dengan
mahasiswa dapat menjadi lebih baik.

B. TUJUAN PANDUAN

Tujuan Umum
Secara umum tujuan dikembangkannya panduan ini untuk membantu dosen pengampu
dan mahasiswa memiliki kesepahaman dalam melaksanakan proses pembelajaran mata kuliah
praktikum konseling.

Tujuan Khusus
1. Dosen pengampu mendapatkan orientasi dalam memilih kegiatan yang diperlukan untuk
mengembangkan kompetensi mahasiswa, baik dalam hal pengembangan keterampilan
maupun sikap profesional yang diperlukan.
2. Dosen pengampu memperoleh kejelasan dalam merancang pengalaman bagi mahasiswa
untuk mendapatkan penghayatan reflektif dan pengembangan sikap serta penguasaan
sejumlah ketrampilan perbantuan baik yang menyangkut keterampilan dasar komunikasi,
pengelolaan proses, maupun keterampilan pengubahan perilaku.
3. Mahasiswa terbantu dalam mengembangkan pengalaman praktikum melalui petunjuk dan
rambu-rambu praktik yang tersedia,
4. Mahasiswa mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas atau tagihan yang
dituntut atas dasar contoh-contoh yang disediakan.

Tujuan Umum dan khusus itu dalam rangka menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran mata kuliah Praktikum Konseling Behavioral (CPMK), yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengelola dan mengatur kondisi prakonseling, yang meliputi:
a. mengidentifikasi gejala-gejala periiaku bermasalah,
b. menjaring klien untuk memanfaatkan konseling,
c. menciptakan tata ruang bersituasikan konseling.
d. memiliki tampilan pribadi yang dapat menimbulkan daya tarik dan kepercayaan.
e. terampil mengukur kekuatan dan kelemahan diri
2. Mahasiswa dapat mengelola proses konseling behavioral, termasuk di dalamnya:
a. mengaplikasikan teknik-teknik komunikasi secara tepat dalam konseling,
3

b. mengidentiftkasi gejala perilaku bermasalah dalam kerangka konseling behavioral,


c. mengidentifikasi ciri-ciri pribadi ideal dalam kerangka pencapaian tujuan
konseling behavioral
d. menjalankan tahap-tahap konseling behavioral terhadap klien dalam latar
individual
e. menerapkan teknik-teknik pengubahan dalam konseling behavioral,
f. mengidentifikasi gejala perilaku bermasalah dalam kerangka konseling realitas,
g. mengidentifikasi ciri-ciri pribadi ideal dalam kerangka pencapaian tujuan konseling
realitas,
h. menjalankan tahap-tahap konseling realitas terhadap klien dalam latar individual
i. menerapkan teknik-teknik pengubahan dalam konseling realitas,
3. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan-tindakan pascakonseling, yang mencakup:
a. menerapkan teknik-teknik monitoring dan evaluasi hasil konseling,
b. menerapkan teknik memelihara hubungan baik dengan klien,
c. menerapkan teknik perekaman dan penyimpanan data,
d. mempergunakan data lebih awal untuk konseling lanjutan,
e. memberikan motivasi dan dukungan kepada klien untuk menerapkan hasil
konseling.
4. Mahasiswa menumbuhkembangkan sikap-sikap dasar konselor: penerimaan, perhatian,
penghargaan tanpa syarat; empati, kesahabatan, dan niat baik untuk membantu.
5. Mahasiswa dapat menerima dan memanfaatkan balikan untuk pertumbuhan
pribadinya.

C. RUANG LINGKUP PANDUAN


Pengalaman Praktik Konseling Behavioral mencakup pengalaman praktik Konseling
Behavioral baik individu maupun kelompok. Termasik ke dalam model Behavioral yang
dimaksud adalah model Realitas. Model-model konseling tersebut diacarakan untuk dialami
mahasiswa dengan cakupan materi: review kajian tentang konsep dan prinsip konseling
konseling menurut model-model di atas dan aplikasinya dalam membantu konseli, tahap demi
tahap.
4

D. MATERI PRAKTIKUM
Isi pokok pembelajaran Praktikum Konseling Behavioral tersebut mencakup kegiatan prates,
proses, dan pascates. Secara lengkap materi dan kegiatan yang dirancang adalah:

Evaluasi Diri
Evaluasi 1: Penguasaan Ketrampilan Dasar Komunikasi
Evaluasi 2: Kepemilikan Sikap Pribadi
Evaluasi 3: Deskripsi Potret Diri

Konseling Permulaan
Kegiatan 1: prakonseling
Kegiatan 2: konseling permulaan (penyambutan, inisiasi, transisi)

Model Behavioral
Kegiatan 1: Presentasi makalah (konseptual ilustratif dan aplikatif)
Kegiatan 2: Membuat peta kognitif model behavioral
Kegiatan 3: Berlatih membuat batasan dan mengukur perilaku bermasalah
Kegiatan 4: Berlatih mengembangkan tujuan behavioral
Kegiatan 5: Sigi dan analisis verbatim - penugasan dan pembahasan
Kegiatan 6: Mengembangkan skenario prosedur konseling behavioral
Kegiatan 7: Latihan tahap demi tahap
Kegiatan 8: Praktik aplikasi teknik penguatan perilaku
Kegiatan 9: Praktik aplikasi teknik modeling
Kegiatan 10: Praktik aplikasi teknik pelemahan perilaku
Kegiatan 11: Praktik aplikasi teknik nonbehavioral
Kegiatan 12: Menyusun instrumen evaluasi model Behavioral
Kegiatan 13: Praktik utuh

Model Realitas (RT)


Kegiatan 1: Presentasi makalah (konseptual ilustratif dan aplikatif)
Kegiatan 2: Membuat peta kognitif model RT
Kegiatan 3: Mengidentifikasi indikator kebutuhan dasar terpenuhi dan tidak
5

Kegiatan 4: Sigi dan analisis verbatim - penugasan dan pembahasan


Kegiatan 5: Mengembangkan skenario konseling
Kegiatan 6: Menyusun instrumen evaluasi model RT
Kegiatan 7: Menyusun daftar tanyaan berdasarkan kategori WDEP
Kegiatan 8: Latihan dari tahap ke tahap
Kegiatan 9: Praktik utuh

Tugas Akhir
Membuat video konseling, dibuat oleh kelompok sesuai dengan tugas presentasi makalahnya

Ujian Akhir
Praktik peer counseling

E. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajarap pokok yang diterapkan sesuai dengan karakter
matakuliah yang lebih berorientasi pada proses atau praktik adalah latihan. Mahasiswa
diprogram untuk berlatih dalam kelompok terbatas dan klasikal baik dengan medium konseling
sebaya maupun nyata. Selama latihan dilakukan perekaman-perekaman proses baik dengan
observasi langsung maupun dengan media elektronik audio dan atau video. Dalam
pelaksanaannya metode pokok tersebut diiengkapai dengan metode pembelajaran yang lain,
yaitu: demonstrasi, simulasi, diskusi, pemberian tugas, dan informasi.

F. PROSEDUR PEMBELAJARAN
Adapun materi yang disajikan sebagai pokok-pokok belajar mahasiswa untuk mencapai
tujuan di atas lebih dititikberatkan pada praktik secara terbatas, bertahap, dan terbimbing.
Prosedur praktikum dalam sejumlah kegiatan yang dirancang diuraikan berikut ini:

1. Pengenalan perilaku masukan dan penelusuran karaktiristik diri:


 Penguasaan Ketrampilan Dasar Komunikasi
 Kepemilikan Sikap Pribadi
6

 Deskripsi Potret Diri


Penguasaan keterampilan dasar komunikasi diungkap dengan melancarkan format self-
evaluation atau evaluasi diri KDK (Lampiran 1); selain itu juga diukur dengan tes penguasaan
KDK. Hasil analisis dipergunakan untuk memetakan entry behavior mahasiswa. Mahasiswa
yang KDK-nya ditemukan lemah diberikan perlakuan tambahan untuk meningkatkan KDK
mereka (lampiran 2).
Sikap dasar konselor diacarakan dengan penugasan kepada mahasiswa untuk memawas
ulang (review) sikap dasar yang diperlukan konselor. Sikap dasar konselor ideal itu selanjutnya
dijadakan dasar untuk mengevaluasi diri, mana-mana yang telah berkembang dengan kuat pada
diri dan mana yang lemah. Evaluasi diri ini sebagai dasar bagi mahasiswa untuk
menyempurnakan penguasaan sikap dasar yang diperlukan (lampiran 3).
Potret diri merupakan penugasan kepada mahasiswa untuk mengadakan retrospeksi
terhadap diri sehingga dapat meningkatkan kesadaran diri mereka. Aspek yang diungkap dalam
potret diri mencakup: identitas diri, faktor yang paling mempengauhi diri, peristiwa khusus yang
mengubah hidup, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, kelebihan dan kekurangan diri,
kecemasan, konflik, hal-hal yang ingin diubah pada diri, masalah pokok, upaya pengubahan,
harapan terhadap kuliah, dan strategi belajar yang akan dikembangkan (lampiran 4). Untuk
membantu mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas tersebut diacarakan games untuk penajaman
pemahaman diri: pengenalan potensi (lampiran 5), keterbukaan diri Johary Window (lampiran
6), dan mengamati perilaku fisik dan perasaan orang lain (lampiran7)

2. Praktik mengelola konseling permulaan:


Mahasiswa dipimpin diskusi untuk merumuskan langkah-langkah yang diperlukan
untuk memberikan layanan konseling yang mencakup mengelola kegiatan prakonseling dan
pembinaan hubungan: penyambutan, penciptaan hubungan baik, dan penstrukturan
(structuring). Pada akhir diskusi mahasiswa diberi format yang telah jadi atau mungkin
disempurnakan (lampiran 8) untuk dipergunakan dalam melakukan pengamatan konseling
permulaan.

3. Model Behavioral
 Presentasi makalah (konseptual ilustratif dan aplikatif)
7

 Membuat peta kognitif model behavioral


 Berlatih membuat batasan dan mengukur perilaku bermasalah
 Berlatih mengembangkan tujuan behavioral
 Sigi dan analisis verbatim - penugasan dan pembahasan
 Mengembangkan skenario prosedur konseling behavioral
 Menyusun instrumen evaluasi model Behavioral
 Latihan konseling tahap demi tahap
 Praktik aplikasi teknik penguatan perilaku
 Praktik aplikasi teknik modeling
 Praktik aplikasi teknik pelemahan perilaku
 Praktik aplikasi teknik nonbehavioral
 Praktik utuh

Kelompok yang bertugas menyajikan makalah model konseling Behavioral. Makalah


terdiri atas makalah konseptual dan aplikatif. Makalah konseptual lebih diutamakan pada
prosedur dan teknik, sedangkan makalah aplikatif berisi kasus dan skenario prosedur
konselingnya. Secara individual, setiap mahasiswa ditugasi membuat peta kognitif konseling
Behavioral (lampiran 9). Secara kelompok mereka bekerja mengidentifikasi, membuat batasan
dan dan mendiskusikan cara mengukur perilaku bermasalah (lampiran 10). Secara individual
dilanjutkan mendapatkan balikan dari kelompok mahasiswa berlatih menetapkan tujuan yang
terdiri atas merumuskan tujuan umum dan menjabarkannya menjadi sejumlah tujuan spesifik
(lampiran 11).
Pengalaman mahasiswa yang disediakan berikutnya adalah mengadakan sigi dan
analisis verbatim. Mahasiswa bekerja di laboratorium untuk mengkaji sekurang-kurangnya satu
laporan verbatim konseling model Behavioral. Hasil mengkaji laporan itu dituangkan pada
laporan analisis verbatim dengan sistematika sebagaimana yang ada pada lampiran 11.
Skenario konseling dirancang sebagai prosedur self-counseling. Mahasiswa memilih
satu masalah yang sedang dialami, kemudian merancang prosedur penyelesaiannya berdasarkan
model Behavioral (lampiran 12).
Mengembangkan format monitoring atau instrumen evaluasi konseling model
Behavioral merupakan tugas kelompok yang akan disempurnakan dalam diskusi klasikal. Hasil
8

penugasan ini diharapkan mendekati atau lebih baik dari format yang telah disiapkan dosen
pengampu (lampiran 13).
Kegiatan berikutnya adalah berlatih secara berpasangan, berkelompok ataupun klasikal,
baik per tahapan maupun prosedur utuh konseling Behavioral secara terbimbing. Pada kegiatan
ini setiap mahasiswa diharapkan berkesempatan berperan sebagai konseli, konselor, dan
pengamat. Pelaksanaan dievaluasi, didikusikan, dan disempurnakan pada praktik ulang.
Pengamat dalam memberikan masukan didasarkan dengan catatan yang mereka buat pada format
pengamatan. Selain itu rekaman video dapat diputar ulang untuk didiskusikan.
Secara individual mahasiswa diacarakan untuk berlatih menerapkan teknik-teknik
pengubahan perilaku baik untuk tujuan memperkuat, melemahkan, modeling, maupun teknik
nonbehavioral. Mereka bekerja dengan menggunakan format-format kerja aplikasi teknik
behavioral (lampiran 14 s.d. 20).
Di luar pertemuan klasikal mahasiswa ditugasi praktik konseling sebaya baik dengan
teman satu kelas maupun mahasiswa lain di luar prodi BK. Salah satu praktik yang dilakukan
dibuatkan laporan verbatimnya (lampiran 21).
Untuk setiap kegiatan mahasiswa diwajibkan membuat laporan refleksi diri (lampiran
22).

4. Model Realitas (RT)


 Presentasi makalah konseling model RT
 Membuat peta kognitif model RT
 Mengidentifikasi indikator kebutuhan dasar yang terpenuhi dan tidak
 Sigi dan analisis verbatim - penugasan dan pembahasan
 Mengembangkan skenario konseling
 Menyusun instrumen evaluasi model RT
 Menyusun daftar tanyaan berdasarkan kategori WDEP
 Latihan dari tahap ke tahap
 Praktik utuh

Kelompok yang bertugas menyajikan makalah model konseling RT. Makalah terdiri
atas makalah konseptual dan aplikatif. Makalah konseptual lebih diutamakan pada prosedur dan
9

teknik, sedangkan makalah aplikatif berisi kasus dan skenario prosedur konselingnya. Secara
individual, setiap mahasiswa ditugasi membuat peta kognitif konseling RT (lampiran 10). Secara
kelompok mereka bekerja mengidentifikasi indikator seseorang yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya dan yang tidak terpenuhi (lampiran 23).
Pengalaman mahasiswa yang disediakan berikutnya adalah mengadakan sigi dan
analisis verbatim. Mahasiswa bekerja di laboratorium untuk mengkaji sekurang-kurangnya satu
laporan verbatim konseling model RT. Hasil mengkaji laporan itu dituangkan pada laporan
analisis verbatim. Pilihan lain dari analisis verbatim adalah menganalisis video, yang disajikan
secara klasikal ataupun indovidual (lampiran 24).
Skenario konseling dirancang sebagai prosedur self-counseling. Mahasiswa memilih
satu masalah yang sedang dialami, kemudian merancang prosedur penyelesaiannya berdasarkan
model RT (lampiran 25).
Mengembangkan format monitoring atau instrumen evaluasi konseling model Realita
merupakan tugas kelompok yang akan disempurnakan dalam diskusi klasikal. Hasil penugasan
ini diharapkan mendekati atau lebih baik dari format yang telah disiapkan dosen pengampu
(lampiran 26).
Pengalaman lanjut adalah berkeja secara kelompok mengembangkan daftar tanyaan
berdasarkan tahapan WDEP (lampiran 27).
Kegiatan berikutnya adalah berlatih secara berpasangan, berkelompok ataupun klasikal,
baik per tahapan maupun prosedur utuh konseling RT secara terbimbing. Pada kegiatan ini setiap
mahasiswa diharapkan berkesempatan berperan sebagai konseli, konselor, dan pengamat.
Pelaksanaan dievaluasi, didikusikan, dan disempurnakan pada praktik ulang. Pengamat dalam
memberikan masukan didasarkan dengan catatan yang mereka buat pada format pengamatan.
Selain itu rekaman video dapat diputar ulang untuk didiskusikan.
Di luar pertemuan klasikal mahasiswa ditugasi praktik konseling sebaya baik dengan
teman satu kelas maupun mahasiswa lain di luar prodi BK. Salah satu praktik yang dilakukan
dibuatkan laporan verbatimnya (lampiran 21).
Untuk setiap kegiatan mahasiswa diwajibkan membuat laporan refleksi diri (lampiran
22).
10

Tugas Akhir
Membuat video konseling, dibuat oleh kelompok sesuai dengan tugas presentasi makalahnya.
Sebelum pembuatan video, mahasiswa menyusun skenario dan transkripsi konselingnya untuk
dikonsultasikan kepada dosen pengampu. Setelah mendapatkan persetujuan, mahasiswa
memproduksi video dengan menggunakan fasilitas laboratorium dan dengan bantuan laboran
BK.

Ujian Akhir
Ujian performansi melalui peer counseling. Mahasiswa menempuh ujian memberikan layanan
konseling kepada teman sebaya, yang apabila gagal diberi kesempatan mengulang sampai
dengan dua kali. Selain itu mahasiswa juga dapat diberi tugas kompensasi.

Anda mungkin juga menyukai