diperlukan, sehingga kesepahaman di antara para dosen pengampu dan antara dosen dengan
mahasiswa dapat menjadi lebih baik.
B. TUJUAN PANDUAN
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dikembangkannya panduan ini untuk membantu dosen pengampu
dan mahasiswa memiliki kesepahaman dalam melaksanakan proses pembelajaran mata kuliah
praktikum konseling.
Tujuan Khusus
1. Dosen pengampu mendapatkan orientasi dalam memilih kegiatan yang diperlukan untuk
mengembangkan kompetensi mahasiswa, baik dalam hal pengembangan keterampilan
maupun sikap profesional yang diperlukan.
2. Dosen pengampu memperoleh kejelasan dalam merancang pengalaman bagi mahasiswa
untuk mendapatkan penghayatan reflektif dan pengembangan sikap serta penguasaan
sejumlah ketrampilan perbantuan baik yang menyangkut keterampilan dasar komunikasi,
pengelolaan proses, maupun keterampilan pengubahan perilaku.
3. Mahasiswa terbantu dalam mengembangkan pengalaman praktikum melalui petunjuk dan
rambu-rambu praktik yang tersedia,
4. Mahasiswa mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas atau tagihan yang
dituntut atas dasar contoh-contoh yang disediakan.
Tujuan Umum dan khusus itu dalam rangka menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran mata kuliah Praktikum Konseling Behavioral (CPMK), yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengelola dan mengatur kondisi prakonseling, yang meliputi:
a. mengidentifikasi gejala-gejala periiaku bermasalah,
b. menjaring klien untuk memanfaatkan konseling,
c. menciptakan tata ruang bersituasikan konseling.
d. memiliki tampilan pribadi yang dapat menimbulkan daya tarik dan kepercayaan.
e. terampil mengukur kekuatan dan kelemahan diri
2. Mahasiswa dapat mengelola proses konseling behavioral, termasuk di dalamnya:
a. mengaplikasikan teknik-teknik komunikasi secara tepat dalam konseling,
3
D. MATERI PRAKTIKUM
Isi pokok pembelajaran Praktikum Konseling Behavioral tersebut mencakup kegiatan prates,
proses, dan pascates. Secara lengkap materi dan kegiatan yang dirancang adalah:
Evaluasi Diri
Evaluasi 1: Penguasaan Ketrampilan Dasar Komunikasi
Evaluasi 2: Kepemilikan Sikap Pribadi
Evaluasi 3: Deskripsi Potret Diri
Konseling Permulaan
Kegiatan 1: prakonseling
Kegiatan 2: konseling permulaan (penyambutan, inisiasi, transisi)
Model Behavioral
Kegiatan 1: Presentasi makalah (konseptual ilustratif dan aplikatif)
Kegiatan 2: Membuat peta kognitif model behavioral
Kegiatan 3: Berlatih membuat batasan dan mengukur perilaku bermasalah
Kegiatan 4: Berlatih mengembangkan tujuan behavioral
Kegiatan 5: Sigi dan analisis verbatim - penugasan dan pembahasan
Kegiatan 6: Mengembangkan skenario prosedur konseling behavioral
Kegiatan 7: Latihan tahap demi tahap
Kegiatan 8: Praktik aplikasi teknik penguatan perilaku
Kegiatan 9: Praktik aplikasi teknik modeling
Kegiatan 10: Praktik aplikasi teknik pelemahan perilaku
Kegiatan 11: Praktik aplikasi teknik nonbehavioral
Kegiatan 12: Menyusun instrumen evaluasi model Behavioral
Kegiatan 13: Praktik utuh
Tugas Akhir
Membuat video konseling, dibuat oleh kelompok sesuai dengan tugas presentasi makalahnya
Ujian Akhir
Praktik peer counseling
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajarap pokok yang diterapkan sesuai dengan karakter
matakuliah yang lebih berorientasi pada proses atau praktik adalah latihan. Mahasiswa
diprogram untuk berlatih dalam kelompok terbatas dan klasikal baik dengan medium konseling
sebaya maupun nyata. Selama latihan dilakukan perekaman-perekaman proses baik dengan
observasi langsung maupun dengan media elektronik audio dan atau video. Dalam
pelaksanaannya metode pokok tersebut diiengkapai dengan metode pembelajaran yang lain,
yaitu: demonstrasi, simulasi, diskusi, pemberian tugas, dan informasi.
F. PROSEDUR PEMBELAJARAN
Adapun materi yang disajikan sebagai pokok-pokok belajar mahasiswa untuk mencapai
tujuan di atas lebih dititikberatkan pada praktik secara terbatas, bertahap, dan terbimbing.
Prosedur praktikum dalam sejumlah kegiatan yang dirancang diuraikan berikut ini:
3. Model Behavioral
Presentasi makalah (konseptual ilustratif dan aplikatif)
7
penugasan ini diharapkan mendekati atau lebih baik dari format yang telah disiapkan dosen
pengampu (lampiran 13).
Kegiatan berikutnya adalah berlatih secara berpasangan, berkelompok ataupun klasikal,
baik per tahapan maupun prosedur utuh konseling Behavioral secara terbimbing. Pada kegiatan
ini setiap mahasiswa diharapkan berkesempatan berperan sebagai konseli, konselor, dan
pengamat. Pelaksanaan dievaluasi, didikusikan, dan disempurnakan pada praktik ulang.
Pengamat dalam memberikan masukan didasarkan dengan catatan yang mereka buat pada format
pengamatan. Selain itu rekaman video dapat diputar ulang untuk didiskusikan.
Secara individual mahasiswa diacarakan untuk berlatih menerapkan teknik-teknik
pengubahan perilaku baik untuk tujuan memperkuat, melemahkan, modeling, maupun teknik
nonbehavioral. Mereka bekerja dengan menggunakan format-format kerja aplikasi teknik
behavioral (lampiran 14 s.d. 20).
Di luar pertemuan klasikal mahasiswa ditugasi praktik konseling sebaya baik dengan
teman satu kelas maupun mahasiswa lain di luar prodi BK. Salah satu praktik yang dilakukan
dibuatkan laporan verbatimnya (lampiran 21).
Untuk setiap kegiatan mahasiswa diwajibkan membuat laporan refleksi diri (lampiran
22).
Kelompok yang bertugas menyajikan makalah model konseling RT. Makalah terdiri
atas makalah konseptual dan aplikatif. Makalah konseptual lebih diutamakan pada prosedur dan
9
teknik, sedangkan makalah aplikatif berisi kasus dan skenario prosedur konselingnya. Secara
individual, setiap mahasiswa ditugasi membuat peta kognitif konseling RT (lampiran 10). Secara
kelompok mereka bekerja mengidentifikasi indikator seseorang yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya dan yang tidak terpenuhi (lampiran 23).
Pengalaman mahasiswa yang disediakan berikutnya adalah mengadakan sigi dan
analisis verbatim. Mahasiswa bekerja di laboratorium untuk mengkaji sekurang-kurangnya satu
laporan verbatim konseling model RT. Hasil mengkaji laporan itu dituangkan pada laporan
analisis verbatim. Pilihan lain dari analisis verbatim adalah menganalisis video, yang disajikan
secara klasikal ataupun indovidual (lampiran 24).
Skenario konseling dirancang sebagai prosedur self-counseling. Mahasiswa memilih
satu masalah yang sedang dialami, kemudian merancang prosedur penyelesaiannya berdasarkan
model RT (lampiran 25).
Mengembangkan format monitoring atau instrumen evaluasi konseling model Realita
merupakan tugas kelompok yang akan disempurnakan dalam diskusi klasikal. Hasil penugasan
ini diharapkan mendekati atau lebih baik dari format yang telah disiapkan dosen pengampu
(lampiran 26).
Pengalaman lanjut adalah berkeja secara kelompok mengembangkan daftar tanyaan
berdasarkan tahapan WDEP (lampiran 27).
Kegiatan berikutnya adalah berlatih secara berpasangan, berkelompok ataupun klasikal,
baik per tahapan maupun prosedur utuh konseling RT secara terbimbing. Pada kegiatan ini setiap
mahasiswa diharapkan berkesempatan berperan sebagai konseli, konselor, dan pengamat.
Pelaksanaan dievaluasi, didikusikan, dan disempurnakan pada praktik ulang. Pengamat dalam
memberikan masukan didasarkan dengan catatan yang mereka buat pada format pengamatan.
Selain itu rekaman video dapat diputar ulang untuk didiskusikan.
Di luar pertemuan klasikal mahasiswa ditugasi praktik konseling sebaya baik dengan
teman satu kelas maupun mahasiswa lain di luar prodi BK. Salah satu praktik yang dilakukan
dibuatkan laporan verbatimnya (lampiran 21).
Untuk setiap kegiatan mahasiswa diwajibkan membuat laporan refleksi diri (lampiran
22).
10
Tugas Akhir
Membuat video konseling, dibuat oleh kelompok sesuai dengan tugas presentasi makalahnya.
Sebelum pembuatan video, mahasiswa menyusun skenario dan transkripsi konselingnya untuk
dikonsultasikan kepada dosen pengampu. Setelah mendapatkan persetujuan, mahasiswa
memproduksi video dengan menggunakan fasilitas laboratorium dan dengan bantuan laboran
BK.
Ujian Akhir
Ujian performansi melalui peer counseling. Mahasiswa menempuh ujian memberikan layanan
konseling kepada teman sebaya, yang apabila gagal diberi kesempatan mengulang sampai
dengan dua kali. Selain itu mahasiswa juga dapat diberi tugas kompensasi.