Anda di halaman 1dari 6

MODEL KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL

NO RUANG LINGKUP KETERANGAN


1. Latar Belakang  Didirikan oleh Berne (mendepat gelar Medical
Doktor) dan melanjutkan pendidikan spesialis
psikiatri.
 Pada tahun 1950an Barne membuat kesimpulan
tentang struktur dan fungsi kepribadian yang
bertentangan dengan sebagian besar psikiatri
pada zaman itu sehingga ia mengundurkan diri
dari keanggotaan di The Pyschoanalytic
Institute.
 Kemudian Berne mendobrak asumsi dasar
psikiatri tradisonal dan mulai berpraktek dengan
Transactional Analysis.
 Pada tahun 1946 Barne menerbitkan buku
Games People Play yang menjadi International
Best Seller.
2. Konsep Dasar Model 1. Pendekatan analisis transaksional memiliki
asumsi dasar bahwa perilaku komunikasi
seseorang dipengaruhi oleh adanya ego state
yang dipilihnya.
2. Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai
sebuah transaksi yang didalamaya turut
melibatkan ego state serta sebagai hasil
pengalaman dari masa kecil, setiap orang
cenderung memilih salah satu dari empat
kemungkinan posisi hidup (I’m Ok-You’re Ok,
I’m Ok-You’re not Ok, I’m not Ok-You’re Ok,
dan I’m not Ok-You’re not Ok).
3. Memfokuskan pada pengambilan keputusan di
awal yang dilakukan oleh klien dan
menekankan kapasitas konseli untuk membuat
keputusan baru, menekankan pada aspek
kognitif, rasional dan tingkah laku dari
kepribadian serta berorientasi pada
meningkatkan kesadaran segingga konseli dapat
membuat keputusan baru dan mengganti arah
hidupnya.
4. Beberapa konsep penting dalam pendekatan ini
adalah:
 Injungsi (injunction) dan pengambilan
keputusan awal (early decision).
 Stroke
 Naskah hidup (life script)
 Konsep ego state (status ego) yang
terdiri dari ego orang tua, ego dewasa
dan ego anak.
 Posisi hidup (life position)
 Membuat keputusan ulang (redecisions)
 Games
3. Asumsi Tingkah Laku Pribadi yang sehat :
yang Sehat dan  Pribadi yang memiliki pilihan dan tidak
Bermasalah dibelenggu oleh masa lalu.
 Mau berubah karena adanya penemuan dalam
hidupnya.
 Sanggup melampaui pengondisian dan
perogram awal.
 Percaya diri
Pribadi yang bermasalah :
 Merupakan konsep diri negatif hubungan
dengan orang lain negatif.
 Posisi dasar hidupnya adalah “I’m Ok-you’re
not Ok, I’m not Ok- you’re Ok dan I’m not Ok-
you’re not Ok.
 Menolak konsep adanya sakit mental pada
setiap manusia.
 Perilaku bermasalah terbentuk karena adanya
rasa tidak bertanggungjawab terhadap
keputusannya.
4. Hakikat Manusia dan Hakikat Manusia :
Tujuan Konseling  Manusia memiliki kapasitas untuk
meningkatkan kebiasaan dan memilih tujuan
hidup dan tingkah laku baru.
 Manusia dipengaruhi oleh ekspektasi dan
tuntutan dari orang-orang yang signifikan
baginya terutama pada pengambilan keputusan
pada masa dimana individu masih bergantung
dengan orang lain.
 Manusia dapat meninjau kembali/mendobrak
keputusan awal yang tidak sesuai dan membuat
keputusan baru.
 Manusia dianggap memiliki pilihan dan tidak
tergantung dengan masa lalu meskipun
pengalaman masa lalu menentukan posisi hidup
namun individu dapat mengubah posisi
hidupnya.
Tujuan Konseling :
 Konselor membantu konseli untuk
memprogram pribadinya agar membuat ego
state berfungsi pada saat yang tepat.
 Konseli dibantu untuk menganalisis transaki
dirinyaa sendiri.
 Konseli dibantu untuk menjadi bebas dalam
berbuat, bermain menjadi orang yang mandiri
dalam memilih apa yang diinginkan.
 Konseli dibantu untuk mengkaji keputusan yang
salah yang telah dibuat dan membuat keputusan
yang baru atas dasar kesadaran.
5. Peran dan Fungsi 1. Sebagai guru, pelatih dan penyelamat dengan
Konselor terlibat secara langsug dan secara penuh dengan
konseli.
2. Sebagai guru, konselor menjelaskan teknik-
teknik seperti analisis struktus, analisis
transaksional, analisis naskah hidup, analisis
game.
3. Konselor sebagai partner konseli selama proses
konseling.
4. Konselor membantu konseli untuk menemukan
kekuatan internal dari konseli untuk berubah
dengan membuat keputusan baru yang sesuai
dengan keadaan yang sekarang.
6. Tahap-Tahap Konseling 1. Menentukan kontrak dengan klien, baik
mengenai masalah maupun tanggung jawab
kedua pihak.
2. Konselor mengajarkan mengenai ego statenya
dengan diskusi bersama klien.
3. Membuat kontrak yang dilakukan oleh klien
sendiri yang berisikan tentang: apa yang harus
dilakukan oleh klien, bagaimana klien akan
melangkah ke arah tujuan yang telah ditetapkan
dan kontrak waktu.
4. Setelah selesai kontrak kemudian konselor
bersama dengan klien menggali ego state dan
memperbaikinya sehingga tercapainya tujuan
konseling.
7. Teknik-Teknik Spesifik  Metode didaktik
Analisis transaksional menekankan pada
domain kognitif maka prosedur mengajar dan
belajar merupakan dasar bagi pendekatan ini.
 Kursi kosong
Merupakan cara yang efektif untuk membantu
konseli megatasi konflik masa lalu dengan
orang tua atau orang lain pada masa kecil untuk
menyelesaikan unfinished business.
 Bermain peran
Biasanya digunakan dalam konseling kelompok
dimana melibatkan orang lain. Anggota
kelompok lain dapat berperan sebagai ego state
yang bermasalah dengan konseli.
 Penokohan keluarga
Merupakan pendekatana untuk melakukan
structural analisis yang pada umumnya untuk
menghadapi constant parent, constant adult dan
constant child. Disini konseli iminta untuk
membayangkan episode yang berisi orang-
orang yang penting baginya di maa lalu.
 Analisis ritual dan waktu luang
Individu yang memenuhi sebagian besar
waktunya dengan ritual dan past time
kemungkinan mengalami stroke yang rendah
sehingga merasa hampa, bosan, merasa tidak
dicintai dan meras tidak berarti.
8. Kelebihan dan Kelebihan:
Kelemahan  Memiliki pandangan optimis dan realistis
tentang manusia.
 Penekanan waktu sekarang dan disini.
 Mudah diobservasi
 Meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
Kelemahan :
 Kurang efisien terhadap kontrak treatment.
 Ungkapan klien merupakan penilaian yang
subjektif.
 Sulitnya mengukut egogram klien
Sumber :

Komalasari, Gantina. Wahyuni, Eka. Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling.
Jakarta: PT indeks.
Corey, Geald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Redaksi
Rafika Aditama
Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont, CA:
Brooks/Cole

Anda mungkin juga menyukai