Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK KONSELING “KURSI KOSONG” DAN ROLE REVERSAL

Muhammad Rifa’i 1
Rona Qonita 2

Abstrak

Artikel ini mendeskripsikan secara teoritis tentang beberapa strategi dan teknik konseling.
Adapun pembahasan dalam artikel ini adalah teknik kursi kosong dan teknik Role Reversal. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian kepustakaan, yaitu penelitian dengan serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan berbagai informasi pustaka seperti buku, jurnal ilmiah,
majalah, koran, dan dokumen. Dua teknik tersebut merupakan teknik permainan peran,
perbedaanya terletak dalam prosedur pelaksanaannya. Teknik kursi kosong menempatkan
posisi konseli sebagi kedua pemeran penuh top dog dan under dog. Sedangkan dalam Teknik
role reversal konseli hanya memerankan satu peran saja, yaitu sebagai lawan dari keadaan
konseli saat itu. Dua teknik ini banyak diterapkan dalam pendekatan Gestalt. Dalam
pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai (unfinished business), yakni
mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit
hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan,
perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi 5 tertentu. Karena
tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan di
bawa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang efektif dengan
dirinya sendiri dan orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia menghadapi dan
menangani perasaan-perasaan yang tak terungkapkan itu.

Kata Kunci: Kursi Kosong, Role Reversal, Gestalt

1
Universitas Darul ‘Ulum, impecta.1500004@gmail.com
2
Universitas Darul ‘Ulum, email penulis kedua
PENDAHULUAN data mengenai hal-hal atau variabel yang
Teknik “Kursi Kosong”. Merupakan berupa catatan, buku, makalah atau artikel,
teknik yang dilakukan dengan cara jurnal dan sebagainya. Hasil dari berbagai
menghadapkan konseli dengan kursi tinjauan literatur ini adalah untuk
kosong. kemudian konseli diarahkan untuk mengetahui definisi, tata cara, kelebihan
melakuan dialog dua kecenderungan yang dan kekurangan dari teknik “Kursi
berbeda (Saragi, 2020) Kosong” maupun Teknik “Role Reversal”
Dalam dialog yang kontradiktif ini,
konseli membagi dirinya menjadi dua PEMBAHASAN
pemeran aktif. Satu berperan sebagai Top TEKNIK KURSI KOSONG
dog dan satunya lagi menjadi Under Dog. Merupakan teknik yang dikembangkan
Istilah tersebut merupakan proyeksi dari oleh Frederick Fritz Pearls dimana teknik
kondisi tertentu. Dalam posisi Top Dog ini merupakan permaian peran konseli
konseli berperan seakan-akan dirinya sebagai dirinya sendiri dan sebagai orang
dalam posisi mengancam, atau menuntut. lain. Pendapat Levitsky dan Perls
Dan untuk posisi Under Dog merupakan (Kusumawati, 2019) adalah suatu cara
keadaan membela dari atau dalam keadaan untuk memberikan proseksi kepada
pasrah dan tidak berdaya. subyek. teknik ini dilakukan dengan
Selanjutnya yaitu teknik Role Reversal meletakkan dua kursi di tengah ruangan.
memiliki kesamaan dengan teknik kursi kursi kosong digunakan sebagai sarana
kosong. Dengan bermain peran terbalik, subjek untuk membayangkan seseorang
maksudnya konseli diarahkan untuk yang selama ini dalam tekanan. Subjek
memposisikan dirinya berlawanan dengan diminta untuk mengungkapkan apa saja
kondisi nyata yang dialaminya. Misalnya, yang terlintas dalam pikirannya untuk
siswa dengan kasus perundungan terhadap mengekspresikan perasaannya. kemudian
temannya, siswa sebagai pelaku Konselor meminta konseli untuk duduk di
perundungan diposisikan sebagai kursi yang satu dan memainkan peran
temannya yang menjadi korban sebagai top dog, kemudian pindah ke kursi
perundungan. (Saragi, 2020) yang lain dan menjadi under dog.
Dua teknik konseling diatas sama-sama Adapun langkah penggunaan teknik ini
miliki tujuan konseling yang menekankan menurut Greenberg dan Malcolm
pada tanggung jawab dari konseli. (Kusumawati, 2019) yaitu :
Konselor memposisikan dirinya sebagai a. Konseli mengidentifikasi orang yang
fasilitator yang memfasilitasi konseli untuk menjadi sumber unfinished business
memahami sesuatu melalui dirinya sendiri. b. Konseli merespon dengan cara yang
Walaupun demikian, dua teknik konseling sama seperti orang yang menjadi sumber
diatas tetap memiliki perbedaan. Masing unfinished business merespon
masing memiliki kekurangan dan c. Dialog dilakukan sampai konseli
kelebihan. menemukan resolusi penyelesaikan
unfinished business
METODOLOGI d. Melakukan evaluasi
Penelitian ini merupakan jenis Menurut Ratna dalam (Kusumawati,
penelitian kepustakaan, yaitu penelitian 2019) kelebihan dan kelemahan teknik
dengan serangkaian kegiatan yang kursi kosong antara lain :
berkenaan dengan metode pengumpulan a. Kelebihan
berbagai informasi pustaka seperti buku, 1) Konseli berperan aktif dalam konseling
jurnal ilmiah, majalah, koran, dan sebagai top dog dan under dog
dokumen. pengumpulan data dalam 2) Dapat memotivasi konseli untuk
penelitian kepustakaan yaitu dengan berubah menjadi lebih baik
melakukan dokumentasi, yaitu mencari
3) Dapat digunakan untuk membantu ini dalam kelompok, bisa juga digunakan
konseli yang mengalami konflik-konflik diluar kegiatan kelompok.
internal yang hebat. Misalnya rasa kurang
percaya diri, tertekan oleh keadaan KESIMPULAN
lingkungan seperti lingkungan kerja dll Dua teknik tersebut merupakan teknik
b. Kelemahan permainan peran, perbedaanya terletak
1) Tidak semua konseli mampu dalam prosedur pelaksanaannya. Teknik
memerankan menjadi orang lain kursi kosong menempatkan posisi konseli
2) Konseli sering kali tidak jujur terhadap sebagi kedua pemeran penuh top dog dan
perasaannya sendiri sehingga menghambat under dog. Sedangkan dalam Teknik role
dalam teknik ini reversal konseli hanya memerankan satu
3) Ketidaksiapan konseli untuk peran saja, yaitu sebagai lawan dari
mengekspresikan sikap, perasaan, dan keadaan konseli saat itu. Dua teknik ini
pikirannya secara terbuka banyak diterapkan dalam pendekatan
4) Lemahnya konsentrasi Gestalt. Dalam pendekatan gestalt terdapat
konsep tentang urusan yang tak selesai
TEKNIK ROLE REVERSAL (unfinished business), yakni mencakup
Teknik ini merupakan permainan peran perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan
seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit
terbalik dari kenyataan pribadi. Teknik ini
hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa
biasa digunakan dalam kolompok, diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan,
harapannya konseli mampu menerima perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan
kenyataan pribadi yang dipungkiri oleh ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi 5 tertentu.
konseli itu sendiri. Tujuan Teknik ini yaitu Karena tidak terungkapkan di dalam
mengajak konseli untuk menerima kesadaran, perasaan-perasaan itu tetap tinggal
kenyataan diri yang sebelumnya ditolak. pada latar belakang dan di bawa pada
(Alimudin Mahmud, 2012) misalnya, kehidupan sekarang dengan cara-cara yang
seorang konseli yang selalu merasa rasah menghambat hubungan yang efektif dengan
dan cemas yang sebenarnya ini merupakan dirinya sendiri dan orang lain. Urusan yang tak
kenyataan dari diri konseli yang selesai itu akan bertahan sampai ia
menghadapi dan menangani perasaan-perasaan
sesungguhnya. Pada dasarnya konseli
yang tak terungkapkan itu.
ingin meluapkan emosinya, namun tidak
sanggup. Dengan menggunakan Teknik DAFTAR PUSTAKA
ini, konseli diharapkan dapat
memposisikan dirinya agar mampu
menampilkan bagaimana perasaannya
yang disembunyikan. Teknik konseling ini
juga dapat membantu konseli untuk
memahami sudut pandang orang lain saat
menghadapi masalah.
Blatner dalam (Corey, 2016)
menjelaskan fungsi yang lebih penting dari
Teknik konseling Role Reversal.
Diharapkan konseli dapat memiliki rasa
empati terhadap pihak lain. Dari
pembalikan peran ini, konseli akan
mengalami perspektif yang berbeda dan
tentunya akan merasakan posisi daripada
pihak lain yang sedang dimainkan
peranannya. Selain penggunaaan Teknik
Alimudin Mahmud, K. S. (2012). Mengenal Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling.
Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Corey, G. (2016). Theory & Practice of Group Counseling. Boston: Cengage Learning.

Kusumawati, E. (2019). Teknik empty chair untuk mengurangi ketidakmampuan menjaga.


Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 3 No.1 .

Saragi, M. (2020). Diktak Pendekatan Teknik dalam Konseling. Medan.


Jurnal Insight Desember 2016 – Volume V

Anda mungkin juga menyukai