Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan Pembahasan.............................................................. 2
A. Kesimpulan........................................................................... 34
B. Saran ..................................................................................... 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
apa artinya menjadi manusia yang utuh. Banyak ahli psikologi yang berorientasi
Sebagai contoh, Bugental (1965), Rogers (1961), May (1953, 1958, 1961, 1967,
1969), Frankl (1959, 1963), Jourard (1968, 1971), Maslow (1968, 1970) dan
yang lebih luas yang mencakup pengalaman subjektif klien atas dunia pribadinya.
agar mampu bertindak, menerima kebebasan dan tanggung jawab untuk tindakan-
tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung
kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan melalui implikasi-
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
Dachau, tempat orang tua, saudara laki-laki, istri, dan anak-anaknya meninggal.
namun dia mampu menggunakannya dengan cara yang konstruktif dan tidak
Frankl menerima gelar MD pada tahun 1930 dan gelar PhD dalam bidang
filsafat pada tahun 1949, keduanya dari Universitas Wina. Ia menjadi profesor di
3
4
Search for Meaning (1963), yang aslinya berjudul From Death Camp to
secara pribadi mengalami kebenaran yang diungkapkan oleh filsuf dan penulis
eksistensial, termasuk pandangan bahwa cinta adalah tujuan tertinggi yang dapat
dicita-citakan manusia dan bahwa keselamatan kita adalah melalui cinta. Bahwa
kami memiliki pilihan dalam setiap situasi adalah gagasan lain yang dikonfirmasi
dia yakin, kita bisa mempertahankan sisa kebebasan spiritual dan kemandirian
pikiran. Dia belajar dari pengalaman bahwa segala sesuatu dapat diambil dari
seseorang kecuali satu hal: "“the last of human freedoms—to choose one’s
attitude in any given set of circumstances, to choose one’s own way" (hal. 104).
Frankl percaya bahwa hakikat manusia terletak pada pencarian makna dan tujuan.
Kita dapat menemukan makna ini melalui tindakan dan perbuatan kita, dengan
mengalami suatu nilai (seperti cinta atau pencapaian melalui pekerjaan), dan
dengan penderitaan.
meskipun dia tidak setuju dengan kekakuan sistem psikoanalitik Freud. Frankl
sering berkomentar bahwa Freud adalah seorang psikolog yang mendalam dan
bahwa dia adalah seorang psikolog tinggi badan yang dibangun di atas fondasi
5
kebebasan, tanggung jawab, makna, dan pencarian nilai. Dia membangun reputasi
internasionalnya sebagai pendiri dari apa yang disebut "“The Third School of
Viennese Psychoanalysis.”
B. Konsep-Konsep Utama
humanistik bukan suatu aliran terapi, bukan pula suatu teori tunggal yang
tentang manusia itu akan dirangkum secara ringkas. Yang akan diungkap
2. Kesadaran diri
mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada
seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang
4. Penciptaan makna
C. Proses-Proses Terapeutik
1. Tujuan-tujuan Terapeutik
sekarang (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul
tanggung jawab untuk memilih. Klien yang neurotik adalah orang yang
Penerimaan tanggung jawab itu bukan suatu hal yang mudah; banyak orang
yang takut akan beratnya bertanggung jawab atas menjadi apa dia sekarang
dan akan menjadi apa dia selanjutnya. Mereka harus memilih, misalnya,
akan tetap berpegang pada kehidupan yang dikenalnya atau akan membuka
diri kepada kehidupan yang kurang pasti dan lebih menantang. Justru
memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar
metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa bervariasi tidak
9
hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu
tugas-tugas dan tanggung jawab terapis. Buhler dan Allen (1972) sepakat
alih-alih sistem teknik. Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi
di tangan klien.
klien agar menyadari keberadaannya dalam dunia: "Ini adalah saat ketika
pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia
lapangan visual pasien sehingga spektrum keseluruhan dari makna dan nilai-
eksistensial bekerja dalam penemuan tetapi, bisa ditunjuk surat klien yang
penghindaran itu.
sejak memulai terapi dengan bertanya: ”Jika Anda bisa secara ajaib
kembali kepada cara Anda ingat kepada diri Anda sendiri sebelum
menakutkan, seperti ditunjukkan oleh catatan salah seorang klien yang tidak
”Saya memulai terapi hari ini. Saya merasa takut, tetapi tidak tahu
karena apa. Sekarang saya tahu. Pertama, saya takut kepada Jerry. Dia
dan saya tidak bisa kembali. Itulah yang benar-benar membingungkan saya.
Tidak ada yang sama… saya masih belum mengenal diri saya sendiri, hanya
tahu bahwa tidak ada yang sama. Saya sedih dan takut akan hal itu. Saya
cemas, keamanan akan hilang dari diri saya, dan saya takut, siapa saya
nantinya. Saya sedih tidak bisa kembali. Saya telah membuka pintu ke
dalam diri sendiri dan ngeri menemukan apa yang terdapat di dalamnya,
dengan cara yang berbeda. Saya menduga, saya memiliki kecemasan yang
mengambang tentang segala hal, tetapi saya terutama takut terhadap diri
sendiri.”
psikologis. Lambat laun klien menjadi sadar, apa dia tadinya dan siapa dia
sekarang, serta klien Iebih mampu menetapkan masa depan macam apa
13
kepada ”di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya penting
mengimbau agar terapis, melalui tingkah lakunya yang otentik dan terbuka,
mengubah klien. ”Hal itu berarti bahwa siapa yang menginginkan ada dan
Jourand adalah satu contoh yang baik tentang seorang terapis yang
terbaik di antara yang pernah saya alami, bahkan barangkali lebih baik.
yang saya lakukan, tetapi itu dilakukan hanya apabila saya ingin agar klien
diri saya sepanjang pertemuan terapi sebagai tanggapan terhadap orang lain.
Perubahan ini bisa berarti bahwa saya tumbuh sebagai pribadi dan sebagai
terapis atau berarti bahwa melalui kekurangan pengawasan yang ketat, saya
terisolasi.”
dalam pertemuan terapi, maka dia terlibat dalam tingkah laku tidak ootentik
yang sama dengan yang menimbulkan gejala-gejala pada diri klien. Menurut
Jourard, cara untuk membantu klien agar menemukan dirinya yang sejati
serta agar tidak menjadi asing dengan dirinya sendiri adalah, terapis secara
tepat dalam pertemuan terapi. Hal ini bukan berarti bahwa terapis harus
psikoterapi eksistensial.
survei atas karya-karya para penulis psikologi eksistensial, berasal dari Frankl
(1959, 1963), May (1953, 1958, 1961), Maslow (1968), Jourard (1971), dan
Manusia bisa tampil di luar diri dan berefleksi atas keberadaannya. Pada inti
mengaktualkan potensi-potensi.
akan diambil, karena itu manusia menciptakan sebagian dari nasib dirinya
sendiri.
5. Makna adalah sesuatu yang tidak diperoleh begitu saja, tetapi merupakan
tersebut.
konseling kelompok :
1. Mereka menjadi sadar bahwa dalam usaha yang nekat untuk dicintai,
5. Mereka belajar bahwa diri mereka dengan berbagai cara dibiarkan menjadi
6. Mereka menemukan sejumlah besar faset pada diri mereka sendiri, dan
menjadi sadar bahwa dengan merepresi satu sisi dari keberadaan mereka,
7. Mereka bisa belajar bahwa mereka tidak bisa mengabaikan masa depan
8. Mereka dapat menyadari bahwa mereka dirisaukan oleh ajal dan kematian.
pantas.
10. Mereka bisa mengakui bahwa mereka gagal untuk hidup pada saat
sekarang karena dikuasai oleh masa lampau maupun oleh rencana masa
depan.
faktor yang membentuk pribadi, dan atas tujuan-tujuan pribadi, adalah tujuan
segenap konseling.
Manusia adalah mahkluk yang menentukan diri, dalam arti bahwa dia
manusia pada dasarnya bebas, maka dia harus bertanggung jawab atas
kebebasan dan tanggung jawab. Tema eksistensial inti adalah bahwa kita
menciptakan diri. Para eksistensialis tidak melihat dasar bagi konseling dan
bahwa dia bisa mulai membuat pilihan. Meskipun klien boleh jadi telah
memilih.
keluar dari dirinya sendiri dan untuk berhubungan dengan orang lain maupun
dengan alam.
kebutuhan yang kuat untuk keluar dari keberadaan kita. Kita membutuhkan
dan untuk memelihara inti dari ada kita. Salah satu ketakutan terbesar dari
para klien adalah bahwa mereka akan tidak menemukan inti, diri, dan
pengharapan orang lain atas diri mereka. Seorang klien mungkin mengatakan,
benar-benar tidak ada suatu apapun bagi saya, dan bahwa saya tidak memilih
diri. Saya akan menemukan bahwa saya adalah kerang yang kosong, hampa
dan tidak ada lagi yang eksis jika saya menanggalkan topeng saya.”
kliennya untuk mengakui perasaannya sendiri bahwa mereka tidak lebih dari
introyek dari orang tua dan orang tua pengganti. Bagaimana perasaan mereka
pada saat ini? Apakah mereka ditakdirkan untuk tetap seperti itu? Adakah
bahwa mereka tanpa diri.? Dari mana mereka bisa memulai? Sekali klien
ketakutan dengan kata-kata dan membaginya, maka ketakutan itu tidak akan
21
bekerja bagi terapis adalah mengajak klien untuk menerima cara-cara dia
hidup di luar dirinya sendiri dan mengeksplorasi cara-cara untuk keluar dari
pusatnya sendiri.
orang lain yang dianggap penting di lingkungan kita. Kita lebih suka menjual
diri dengan menjadi apa yang diharapkan oleh orang lain daripada menaruh
konflik-konflik dalam kehidupan kita. Ada kita menjadi berakar pada ada
orang lain, dan kita menjadi orang asing bagi diri kita sendiri.
hubungan yang bermakna dengan orang lain. Jika kita hidup dalam isolasi
dan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan orang lain, maka kita
yang neurotik kepada orang lain dan hubungan terapeutik di mana hubungan
para klien untuk memeriksa apa yang diperoleh dari hubungan mereka,
2. Pengalaman kesendirian
pengalaman melihat kepada diri sendiri dan dari merasakan kesendirian dan
keterpisahan. Rasa terisolasi muncul ketika kita menyadari bahwa kita tidak
bisa bergantung pada orang lain dalam mengukuhkan diri, yakni kita
sendirilah yang harus memberikan makna kepada hidup kita, kita sendiri
Yang harus menetapkan bagaimana kita akan hidup, kita sendiri yang harus
apakah kita akan menjadi sesuatu atau tidak menjadi sesuatu. Jika kita tidak
mungkin kita mengharapkan orang lain bisa diperkaya oleh kehadiran kita.
Sebelum kita bisa memiliki jalinan hubungan yang kuat dengan orang lain,
kita terlebih dahulu harus memiliki jalinan hubungan dengan diri kita sendiri.
Kita harus belajar mendengarkan diri kita sendiri. Kita terlebih dahulu harus
menguraikan kondisi manusia. Keliru apabila kita berpikir bahwa kita bisa
dan perlu memperbaiki kondisi itu. Pada akhirnya kita sedirian. Kita
bahwa kita memikul tanggung jawab atas pilihan-pilihan kita berikut hasil-
23
hasilnya bahwa komunikasi total dari individu yang satu dengan individu
yang lainnya tidak pernah bisa dicapai, bahwa kita adalah individu-individu
yang terpisah dari orang lain, dan bahwa kita adalah unik.
3. Pengalaman keberhubungan
Kita adalah makhluk yang relasional, dalam arti bahwa kita bergantung
pada hubungan dengan orang lain untuk kemanusiaan kita. Kita memiliki
kebutuhan untuk menjadi orang yang berarti dalam dunia orang lain, dan kita
butuh akan perasaan bahwa kehadiran orang lain penting dalam dunia kita.
Apabila kita memperbolehkan orang lain memiliki arti dalam dunia kita, maka
deprivasi, maka hanya sedikit yang diharapkan dari hubungan kita dengan
untuk merasakan arti dan maksud hidup. Manusia pada dasarnya selalu dalam
berada? Apa yang saya inginkan dari hidup? Apa yang memberikan maksud
kepada hidup saya? Di mana sumber makna bagi saya dalam hidup ini?
pertanyaan yang bisa diajukan oleh terapis kepada kliennya adalah: Apakah
Anda menyukai arah hidup Anda? Apakah Anda puas atas apa Anda sekarang
dan akan menjadi apa Anda? Apakah Anda aktif melakukan sesuatu yang
akan mendekatkan Anda pada ideal-diri Anda? Apakah Anda mengetahui apa
yang Anda inginkan? Jika Anda bingung mengenai siapa Anda dan apa yang
dilakukan oleh terapis jika menghadapi klien yang tidak lagi berpegangan
menemukan sistem nilai yang bersumber pada dirinya sendiri dan yang
dan mengalami kecemasan sebagai akibat tidak adanya nilai-nilai yang jelas.
Frankl (1959), pencarian makna dalam hidup adalah salah satu ciri manusia.
bahwa penderitaan manusia (aspek-aspek tragis dan negatif dari hidup) bisa
esksistensial itu timbul dari perasaan tidak lengkap atau dari kesadaran
sakit. Patologi yang dipandang sebagai sesuatu yang dipelajari adalah akibat
kemampuannya.
penolakan kebebasan kita itu. Sebenarnya, apabila kita membuat suatu putusan
pembuatan putusan itu bisa menjadi tanda bahwa kita memang telah siap untuk
kita bahwa tidak semua hal berjalan baik. Jika kita bisa menangkap pesan-
pesan yang terkandung dalam kecemasan, maka kita akan berani mengambil
fungsi dari penerimaan kita atas kesendirian dan meskipun kita bisa
menemukan hubungan yang bermakna dengan orang lain, kita pada dasarnya
berarti memuka diri terahadap kecemasan dan kita berkorban terlalu banyak
kesediaan untuk hidup dengan ditemani oleh kecemasan adalah orang yang
telah memperoleh keuntungan dari terapi pribadi. Orang yang terlalu cepat
kelegaan sementara, tetapi dalam jangka panjang dia bisa mengalami frustasi
sebagai hal yang tak diharapkan. Ia kan bekerja dengan cara tertentu sehingga
secara negatif. Menurut mereka, karakteristik yang khas pada manusia adalah
memberikan makna kepada keberadaan, sebab hal itu menjadikan setiap tindakan
kecemasan yang tak menentu, pengucilan diri. Untuk memahami dirinya dengan
kematian memberikan makna kepada keberadaan manusia. Jika kita tidak akan
pernah mati, maka kita bisa menunda tindakan untuk selamanya. Akan tetapi,
karena kita terbatas, apa yang kita lakukan sekarang memiliki arti khusus. Bagi
1. Implikasi-implikasi konseling
yang setara. Untuk tumbuh kita harus bersedia membiarkan sebagian dari masa
lampau akan berlalu. Bagian-bagian tertentu dari diri kita harus mati bila
dimensi-dimensi baru harus muncul. Kita tidak bisa berpegang pada aspek-
aspek neurotik masa lampau kita jika kita sekaligus mengharapkan sisi kita
dalam ruangan yang sama dengan orang-orang yang sama sepuluh tahun yang
mereka tidak mengikuti putusan-putusan yang telah mereka buat dan bahwa
mereka gagal menerima peluang untuk mengubah diri dengan cara-cara yang
menghadapi bagian-bagian diri yang ditakuti, bahwa urusan mereka yang tak
proyek mereka, dan bahwa mereka memilih untk tetap seperti sekarang alih-
bahwa diri mereka sedang mendekati ajal. Praktek ini bisa memobilisasi para
klien untuk memandang waktu yang mereka miliki secara serius dan ia bisa
menjadi apa saja yang mereka mampu. Setiap orang memiliki dorongan bawaan
mengalami kepuasan yang paling dalam yang bisa dicapai oleh manusia, sebab
orang memiliki hasrat untuk menjadi suatu yang sesuai dengan kemampuannya.
Alam seolah-olah berkata kepada kita, “Kamu harus menjadi apa saja yang kamu
sesuatu atau tidak menjadi sesuatu adalah pilihan kita. Ada pergulatan yang terus-
menerus di dalam diri kita. Meskipun kita ingin tumbuh ke arah kematangan,
kemandirian dan aktualisasi, kita menyadari bahwa perluasan diri adalah suatu
proses yang menyakitkan. Itulah sebabnya perjuangan itu adalah antara keamanan
“bisa menjadi apa seseorang”, Maslow merancang suatu studi yang menggunakan
ciri yang ditemukan oleh Maslow (1968, 1970) pada orang-orang yang
ketidaktentuan dalam hidup mereka, penerimaan terhadap diri sendiri dan orang
intens, perhatian yang tulus terhadap orang lain, rasa humor, keterarahan kepada
orang lain), dan tidak adanya dikotomi-dikotomi yang artifisial (seperti kerja-
“pribadi yang berfungsi penuh”, yang sangat mirip dengan “orang yang
sebagai suatu kebutuhan dasar. Menurut Rogers, apabila manusia berfungsi secara
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu kritik terhadap pendekatan eksistensial bagi para praktek terapi
bahwa manusia selalu ada dalam proses pemenjadian dan bahwa manusia secara
secara tajam berfokus pada fakta-fakta utama keberadaan manusia kesadaran diri
tentang kematian adalah suatu hal yang positif, bukan sesuatu yang tidak sehat
keterkucilan. Pendek kata, para klien yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan-
berminat pada aktualisasi diri atau makna-makna eksistensial, kurang tepat untuk
34
35
B. Saran
yang dapat mengarahkan kita ke masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu kita
pribadi kita di lingkungan. Sehingga kita dapat memahami dan mengetahui hal-
35
DAFTAR PUSTAKA
Coray Gerald. (2013). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT.
Refika Aditama
36