Disusun oleh :
Nama
Kelas
(1114500043)
(1114500076)
: BK-4D
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat
limpahan
dan rahmat-Nya
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Historis Konsep Dasar............................................................. 3
2.2 Hakekat Manusia..................................................................................... 6
2.3 Hakekat Konseling................................................................................... 8
2.4 Tujuan Konseling................................................................................... 10
2.5 Karakteristik........................................................................................... 11
2.6 Peran dan Fungsi Konselor.................................................................... 12
2.7 Hubungan Konselor dengan Konseli..................................................... 13
2.8 Tahap Konseling.................................................................................... 15
2.9 Teknik Konseling................................................................................... 17
2.10 Kelebihan dan Keterbatasan................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Usaha yang di lakukan manusia dalam membantu masalah manusia tidak
mungkin tanpa mengenal dengan baik tentang manusia itu sendiri.Unik dan
rumitnya perilahal manusia sebagai makhluk individu, telah melahirkan
bermacam-macam konsep dan pandangan.Toeri humanistik di kembangkan oleh
Maslow tahun 1908-1970 di Amerika serkat.
Dasar falsafahnya Phenomenology yang menganggap bahwa manusia pada
dasarnya baik dan layak di hormati dan mereka akan bergerak ke arah realisasi
potensi-potensi
mereka,
manakala
kondisi
lingkungannya
memberikan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep dasar / landasan historis pendekatan
2.
3.
4.
5.
Eksistensial Humanistik
Untuk mengetahui Hakekata manusia pendekatan Eksistensial Humanistik
Untuk mengetahui Hakekat konseling pendekatan Eksistensial Humanistik
Untuk mengetahui Tujuan konseling pendekatan Eksistensial Humanistik
Untuk mengetahui Karakteristik konseling pendekatan Eksistensial
Humanistik
6. Untuk mengetahui Peran dan fungsi konselor pendekatan Eksistensial
Humanistik
7. Untuk mengetahui Hubungan konselor dengan klien pendekatan
Eksistensial Humanistik
8. Untuk mengetahui Tahap konseling pendekatan Eksistensial Humanistik
9. Untuk mengetahui Teknik konseling pendekatan Eksistensial Humanistik
10. Untuk mengetahui Kelebihan dan keterbatasan pendekatan Eksistensial
Humanistik
11. Untuk mengetahui Asumsi perilaku bermasalah pendekatan Eksistensial
Humanistik
12. Untuk mengetahui Contoh kasus penerapan pendekatan Eksistensial
Humanistik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang
muncul
pada
tahun
1950-an,
dengan
akar
pemikiran
dari
kalangan
secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri),
aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan
sejenisnya.
Abraham Maslow Yang terkenal dengan teori aktualisasi diri di lahirkan
di New York pada tahun 1908. Ia meninggal di Calivornia pada tahun1907.
Maslow seorang anak yang pandai mejalani hubungan yang baik dengan ibunya
yang otoriter yang sering kali melakukan tindakan aneh. Ia menggambarkan
dirinya pada masa kecil sebagai seorang yang pemalu,kutu buku dan neurotic.
Tetapi ,maslow tidak selamanya menjadi neurotic dan benci pada dirinya sendiri.
Ia sepenuhnya menyadari potensinya ,dan menjadi psikilog humanisme terkenal
yang mengispirasi banyak perubahan masyarakat kearah yang positif.
Dalam
memperhatikan
mengembangkan
tentang
dimensi
teorinya,
manusia
psikologi
dalam
humanistik
sangat
berhubungan
dengan
yang
dimiliki
manusia.
Hasil
melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi terapi yang berlainan yang
kesemuanya berlandaskan konsep konsep dan asumsi asumsi tentang manusia.
Teori dan Pendekatan Konseling Eksistensial-humanistik berfokus pada
diri manusia. Pendekatan ini mengutamakan suatu sikap yang menekankan
pada pemahaman atas manusia. Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa
manusia tidak bisa lari dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung
jawab
berkaitan.
Pendekatan
Eksisteneial
Humanistik dalam
konseling
kebebasan
konseling
dalam
mengambil
keputusan
serta
3) Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif.
Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah pada
seluruh bentuk self expression.
2.2 Hakekat Manusia
Gerakan eksistensial berarti rasa hormat pada seseorang, menggali aspek
baru dari perilaku manusia dan metode memahami manusia yang beraneka ragam.
Falsafah eksistensial memberikan landasan bagi pendekatan terapeutik yang
memfokuskan pada individu-individu yang terpecah serta bersikap asing antara
satu dengan yang lain yang tidak melihat adanya makna dalam lingkungan
keluarga serta system sosial yang ada pada waktu itu. Falsafah itu timbul dari
keinginan untuk menolong orang dalam mengarahkan perhatian pada tema dalam
hidup. Yang diperhatikan adalah orang-orang yang mengalami kesulitan dalam hal
mendapatkan makna dari tujuan hidup dan dalam hal mempertahankan identitas
dirinya (Holt, 1986).
Fokus yang sekarang menjadi arah pendekatan eksistensial adalah rasa
kesendirian di dunia dan usaha menghadapi kecemasan akan isolasi ini. Daripada
berusaha untuk mengembangkan aturan-aturan bagi terapi, maka sebagai gantinya
para praktisi eksistensial berusaha keras untuk memahami pengalaman manusia
yang dalam ini. (May & Yalom, 1989).
Pandangan eksistensial akan sifat manusia ini sebagian dikontrol oleh
pendapat bahwa signifikansi dari keberadaan kita ini tak pernah tetap, melainkan
kita secara terus menerus mengubah diri sendiri melalui proyek-proyek kita.
Manusia adalah makhluk yang selalu dalam keadaan transisi, berkembang,
membentuk diri dan menjadi sesuatu. Menjadi seseorang berarti pula bahwa kita
menemukan sesuatu dan menjadikan keberadaan kita sebagai sesuatu yang wajar.
Pandangan manusia menurut teori Humanistik:
1) Filsafat Eksistensialis memandang manusia sebagai indvidu dan
merupakan problema yang unik dari existensi kemanusiaan. Manusia
merupakan seorang yang ada, yang sadar dan waspada akan keberadaanya
10
11
12
13
meningkatkan
dirinya
agar
individu
dapat
mengembangkan
diri
dan
14
skala
nilai-nilai
individual,
makna
hidup,
penderitaan,
15
klien
serta
16
17
Pola hubungan :
1) Hubungan klien adalah hubungan kemanusiaan. Konselor berstatus
sebagai partner klien, setara dengan klien sehingga hubungannnya berada
dalam situasi bebas tanpa tekanan.
2) Klien sebagai subjek bukan obyek yang dianalisis dan didiagnosis.
3) Konselor harus terbuka baik kepribadiannya dan tidak pura pura.
2.8 Tahap Konseling
1) Tahap Awal
Ada tiga tahap dalam proses konseling eksistensial-humanistik. Selama tahap
pendahuluan, konselor membantu klien dalam hal mengidentifikasi dan
mengklarifikassi
asumsi
mereka
terhadap
dunia.
Klien
diajak
untuk
18
2) Tahap Pertengahan
Pada tahap tengah dari konseling eksistensial, klien didorong semangatnya
untuk lebih dalam lagi meneliti sumber dan otoritas dari system nilai mereka.
Proses eksplorasi diri ini biasanya membawa klien ke pemahaman baru dan
beberapa restrukturisasi dari nilai dan sikap mereka. Klien mendapatkan cita rasa
yang lebih baik akan jenis kehidupan macam apa yang mereka anggap pantas.
Mereka mengembangkan gagasan yang jelas tentang proses pemberian nilai
internal mereka.
3) Tahap Akhir
Tahap terakhir dari konseling eksistensial berfokus pada menolong klien untuk
bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri.
Sasaran
terapi
adalah
memungkinkan
klien
untuk
bisa
mencari
cara
pengaplikasian nilai hasil penelitian dan internalisasi dengan jalan yang kongkrit.
Biasanya klien menemukan kekuatan mereka dan menemukan jalan untuk
menggunakan kekuatan itu demi menjalani eksistensi kehidupannya yang
memiliki tujuan.
Adapun beberapa tahap lain yang dapat dilakukan oleh terapis dalam terapi
eksistensial antara lain :
itu.
Terapis membantu klien dalam menemukan cara-cara klien menghindari
penerimaan kebebasannya, dan mendorong klien belajar menanggung
19
20
f.
tangan klien.
g. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya
hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia bisa secara implicit
menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
h. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk
mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
i. Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan
kebebasan klien.
Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik konseling , yang mana
sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip
kerja teknik humanistik antara lain :
a) Membina hubungan baik (good rapport)
b) Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan
c)
d)
e)
f)
keterbatasannya
Merangsang kepekaan emosi klien
Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
Membuat klien menjadi adequate
Penerimaan
Rasa hormat
Memahami
Menentramkan
Memberi dorongan
Pertanyaan terbatas
Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan
klien
Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
Menurut Akhmad Sudrajat teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam
pendekatan
ini
yaitu
teknik client
centered
counseling,
sebagaimana
b)
c)
d)
e)
f)
g)
22
a) Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam
perkembangan dan kepercayaan diri.
b) Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
c) Memanusiakan manusia.
d) Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis
terhadapfenomena sosial.
e) Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan
klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan
dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja
menjadi dewasa
Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan konseling dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari
Carl Rogers dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas
klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta
menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka
dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya.
Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas
permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien
menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan
pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment
atau pemberian bantuan kepada klien. Selain memberikan sumbangannya terhadap
konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi
pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik
(humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan
individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek
emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam
model pendidikan humanist.
a)
b)
c)
berpikir.
Dengan
demikian,
meningkatkan
kesadaran
berarti
24
kematian
dapat
dilihat
sebagai
positif
kekuatan
yang
25
dari
terapi
ini
adalah
menyajikan
kondisi-kondisi
untuk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 2005. Teknik dan praktek Konseling dan psikoterapi. Bandung: PT
Refika Aditama.
28
Feist, Jess & Gregory J Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Latipun.
2001.
Psikologi
Konseling.
Malang:
Penerbitan
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Syarifah Mimien. 2005. Terapi Eksistensial Humanistik.
mimien.blogspot.com . Diunduh Tanggal 04 April 2016.
29
http://syarifah-