Disusun oleh:
kelompok 5
Miftahul Jannah (190402067)
Ihsan Fahmi (190402068)
Firda Fanita (190402069)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, serta mari sama-sama kita panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Budaya dan Emosi” dengan tepat waktu tanpa ada kendala.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca serta ikut andil
dalam memanfaatkan ilmu yang ada. Dalam penulisan makalah ini, kami juga
memberikan sejumlah materi dengan judul yang disusun secara langkah demi
langkah, agar mudah dan cepat di pahami oleh para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, sehingga kedepannya dapat
lebih baik. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Konseling Lintas Budaya yaitu bapak Maturidi,S.Sos,M.A semua
pihak yang telah berkontribusi, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amiin
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya.....................................................................................3
B. Pengertian Emosi.......................................................................................4
C. Perbedaan Budaya Dalam Mendefinisikan dan Memahami Emosi..........5
D. Perbedaan Makna Emosi Dalam Prilaku Lintas Budaya...........................7
E. Persamaan Budaya dan Perbedaan Konsep Emosi....................................8
F. Implikasinya Pada Konseling Lintas Budaya di Indonesia.......................10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................12
Daftar Pustaka.......................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama, politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa
sebagaimana juga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Budaya?
1
2. Apa dimaksud dengan Budaya?
3. Apa Perbedaan Budaya dalam Mendefinisikan dan Memahami Emosi?
4. Apa Perbedaan Makna Emosi dalam Prilaku Lintas Budaya?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Budaya.
2. Untuk mengetahui dimaksud dengan Budaya.
3. Untuk mengetahui Perbedaan Budaya dalam Mendefinisikan dan
Memahami Emosi.
4. Untuk Perbedaan Makna Emosi dalam Prilaku Lintas Budaya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa
sebagaimana juga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-
unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri. “Citra yang memaksa” itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di
Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif”
di Cina.
3
2. Menurut Mofstede, Budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif
atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang
dari kategori lainnya. Dalam hal ini, bisa dikatan juga bahwa budaya
adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan suatu proses yang
mengikat setiap orang segera setelah kita lahir didunia.
3. Menurut Murphy dan Hildebrandt, Budaya diartikan sebagai tipikal
karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian in juga
mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan non verbal dalam
suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan
cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
4. Menurut Mitchel, Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti,
kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang
disampaikan oleh individu - individu dan masyarakat, yang
menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan
memandang dirinya serta orang lain.
Dari beberapa definisi budaya menurut para ahli diatas, bisa diambil
kesimpulan tentang beberapa hal penting yang dicakup dalam arti budaya yaitu:
sekumpulan pengalaman hidup, pemrograman kolektif, sistem sharing, dan tipikal
karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat, termasuk
di dalamnya tentang bagaimana sistem nilai, norma, simbol-simbol dan
kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.
B. Pengertian Emosi
4
kepribadian individu baik luar, dan dalam. Emosi dirasakan secara psiko-fisik
karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik.
5
2. Perbedaan Makna Emosi Bagi Orang Dan Dalam Prilaku Lintas Budaya
Menurut psikologi Amerika, emosi mengandung makna personal yang
amat kental karna psikologi amerika mengandung perasaan batin (inner
feeling), dalam budaya lain emosi memiliki peran yang berbeda, misanya
banyak budaya yang menganggap emosi sebagai pernyataan-pernyataan
tentang hubungan antara orang dan lingkungannya, bagi orang Ifaluk di
Mikronesia (Lutz,1982) maupun orang Tahiti (Levy,1984) emosi merupakan
pernyataan mengenai hubungan- hubungan sosial dan lingkungan fisik.
Sedangkan konsep jepang menunjukkan pada hubungan ketergantungan antara
dua orang.
3. Perubahan pada tubuh saat terjadi emosi
Terutama pada emosi yang kuat, sering kali terjadi juga perubahan –
perubahan pada tubuh kita yaitu:
Reaksi elektris pada kulit: mengingat bila terpesona.
Peredaran darah: bertambah cepat bila marah:
Denyut jantung: bertambah cepat biar terkejut.
Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa.
Upil mata: membesar bila sakit atau marah.
Liur: mengering atau takut atau tegang.
4. Menggolongkan Emosi
Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan
emosi-emosi yang sejenis ke dalam suatu golongan atau satu tipe sangat sukar
dilakukan hal-hal berikut ini: Emosi yang sanat mendalam (misalnya sangat
marah, atau sangat takut) menyebabkan aktivitas badan sangat tinggi sehingga
seluruh tubuh aktif, dan dalam keadaan seperti ini sukar menentukan apakah
seseorang sedang takut atau sedang marah. Satu orang dapat menghayati satu
macam emosi dengan berbagi cara misalnya kalau marah ia bergetar
ditempati, tetapi lain kali ia memaki – maki atau mungkin lari.
Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya
didasarkan pada sifat rangsangnya, bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi
takut adalah emosi yang timbul terhadap sesuai yang bahaya adalah emosi
yang timbul terhadap sesuatu yang menjengkelkan. Pengenalan emosi secara
6
subjektif dan introspeksi di lakukan karena selalu saja ada pengaruh dari
lingkungan.
a. Ekspresi Emosi
Penelitian lintas budaya tentang ekspresi emosi pada umumnya
terfokus pada ekspresi wajah.Ekspesi wajah dari emosi dari emosi adalah
aspek ekspresi emosi yang paling banyak dipelajari, dan penelitian lintas
budaya mengenai ekspresi wajah inilah yang menjadi pendorong utama
7
studi emosi di Psikologi Amerika.Ekman dan Izard mendapatkan bukti
pertama yang sistematis dan konklusif tentang keuniversalan ekspresi
marah, jijik, takut, senang, sedih, dan terkejut.
Keuniversalan ini berarti bahwa konfigurasi mimik muka masing-
masing emosi tersebut secara biologis bersifat bawaan atau inate. Namun
temuan ini tidak cocok dengan apa yang secara intuitif kita rasakan tentang
adanya perbedaan kultural dalam ekspresi emosi. Masing-masing
kebudayaan memiliki perangkat aturan sendiri yang mengatur cara emosi
universal tersebut diekspresikan, emosi tersebut tergantung pada situasi
sosial. Ini biasa kita sebut sebagai aturan pengungkapan kultural (cultural
display role).
b. Persepsi Emosi
Budaya juga mempengaruhi pelabelan emosi. Meski biasanya ada
kesepakatan antar budaya dalam hal emosi apa yang ditampilkan oleh
suatu ekspresi wajah, namun tetap ada variasi dalam tingkat kesepakatan
tersebut. Jenis perbedaan kultural dalam pelabelan emosi inilah yang
ditemukan dalam penelitian yang lebih baru.Sebenarnya, perbedaan
kultural dalam tingkat kesepakatan masing-masing budaya dalam melabeli
emosi juga tampak dalam data dari penelitian ulang Ekman dan Izard
tentang sifat universal emosi.Hanya saja, ketika itu perbedaan kultural ini
tidak diuji karena tujuan penelitian tersebut adalah untuk menemukan
kesamaan bukan perbedaan kultural.
c. Pengalaman Emosi
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa program penelitian mulai
mempelajari bagaimana orang-orang dari berbagai budaya mengalami
emosi secara berbeda-beda.Penelitian-penelitian tersebut melibatkan
ribuan responden dari lebih dari 30 budaya dari seluruh dunia yang
mengisi kuisioner tentang emosi yang mereka alami di kehidupan sehari-
hari mereka. Secara kolektif, temuan dari penelitian ini menunjukkan
bahwa budaya memiliki pengaruh yang besar pada bagaimana orang
mengalami emosi.
8
E. Persamaan Budaya dan Perbedaan Konsep Emosi
9
dalam bahasa Inggris.Hasil studi ini menunjukkan bahwa klasifikasi peristiwa
ekspresi,persepsi,perasaan,situasi yang kita sebut emosi tidak selalu mewakili
klasifikasi yang sama dari fenomena dalam budaya lain.
Pada sisi praktis, dengan kita berbagi dasar pengalaman yang sama
mengenai emosi, akan membantu kita dalam memiliki empati terhadap
pengalaman orang lain, empati adalah penting untuk pengembangan kepekaan
antarbudaya dan sukses dalam pengalaman interpersonal dan antarbudaya
(Heine,2008).
10
(Masnur,2007)Namun hal ini belum tentu dapat diterapkan kedalam keseluruhan
budaya di Indonesia.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13