Anda di halaman 1dari 16

Makalah Konseling Lintas Budaya

BUDAYA DAN EMOSI

Disusun oleh:
kelompok 5
Miftahul Jannah (190402067)
Ihsan Fahmi (190402068)
Firda Fanita (190402069)

Dosen pembimbing : Maturidi, S.Sos, M.A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, serta mari sama-sama kita panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Budaya dan Emosi” dengan tepat waktu tanpa ada kendala.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca serta ikut andil
dalam memanfaatkan ilmu yang ada. Dalam penulisan makalah ini, kami juga
memberikan sejumlah materi dengan judul yang disusun secara langkah demi
langkah, agar mudah dan cepat di pahami oleh para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, sehingga kedepannya dapat
lebih baik. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Konseling Lintas Budaya yaitu bapak Maturidi,S.Sos,M.A semua
pihak yang telah berkontribusi, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amiin

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya.....................................................................................3
B. Pengertian Emosi.......................................................................................4
C. Perbedaan Budaya Dalam Mendefinisikan dan Memahami Emosi..........5
D. Perbedaan Makna Emosi Dalam Prilaku Lintas Budaya...........................7
E. Persamaan Budaya dan Perbedaan Konsep Emosi....................................8
F. Implikasinya Pada Konseling Lintas Budaya di Indonesia.......................10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................12

Daftar Pustaka.......................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama, politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa
sebagaimana juga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Istilah emosi dalam pemakaian kita sehari-hari sangat berbeda dengan


pengertian emosi dalam psikologi.Emosi adalah luapan perasaan yang
berkembang sebagai reaksi psikologis-fisiologis dan surut dalam waktu
singkat.emosi bersifat subyektif. Emosi ada yang bersifat positif dan ada yang
negatif. Para psikolog mengkaji emosi dengan memberi perhatian yang sesuai
dengan urgensinya dalam kehidupan manusia. Emosi punya pengaruh terhadap
kesehatan mental dan fisik manusia, serta pengaruh terhadap perilaku pribadi dan
sosial. Emosi dengan pengertian ini, berpengaruh terhadap segala aspek
kepribadian individu baik luar, dan dalam. Emosi dirasakan secara psiko-fisik
karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik.

Menurut psikolog Amerika, emosi mengandung makna yang sangat kental,


barangkali psikologi Amerika memandang perasaan batin yang subjektif sebagai
karakteristik utama yang mendefinisikan emosi. Namun demikian dalam budaya
lain emosi memiliki peran yang berbeda. Misalnya banyak budaya yang
menganggap emosi sebagai pernyataan-pernyataan tentang hubungan antar orang
dan lingkungannya, yang mencakup baik benda-benda maupun hubungan sosial
dengan orang lain. Dengan berbagai pernyataan tersebut diatas maka pada
makalah ini akan di bahas tentang budaya dan emosi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Budaya?

1
2. Apa dimaksud dengan Budaya?
3. Apa Perbedaan Budaya dalam Mendefinisikan dan Memahami Emosi?
4. Apa Perbedaan Makna Emosi dalam Prilaku Lintas Budaya?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Budaya.
2. Untuk mengetahui dimaksud dengan Budaya.
3. Untuk mengetahui Perbedaan Budaya dalam Mendefinisikan dan
Memahami Emosi.
4. Untuk Perbedaan Makna Emosi dalam Prilaku Lintas Budaya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa
sebagaimana juga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-
unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri. “Citra yang memaksa” itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di
Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif”
di Cina.

Pengertian budaya menurut beberapa ahli,antara lain :

1. Menurut Lehman,Himstreet,dan Batty, Budaya diartikan sebagai


sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka
sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan
variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau
kepercayaan masyarakat itu sendiri.

3
2. Menurut Mofstede, Budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif
atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang
dari kategori lainnya. Dalam hal ini, bisa dikatan juga bahwa budaya
adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan suatu proses yang
mengikat setiap orang segera setelah kita lahir didunia.
3. Menurut Murphy dan Hildebrandt, Budaya diartikan sebagai tipikal
karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian in juga
mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan non verbal dalam
suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan
cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
4. Menurut Mitchel, Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti,
kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang
disampaikan oleh individu - individu dan masyarakat, yang
menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan
memandang dirinya serta orang lain.

Dari beberapa definisi budaya menurut para ahli diatas, bisa diambil
kesimpulan tentang beberapa hal penting yang dicakup dalam arti budaya yaitu:
sekumpulan pengalaman hidup, pemrograman kolektif, sistem sharing, dan tipikal
karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat, termasuk
di dalamnya tentang bagaimana sistem nilai, norma, simbol-simbol dan
kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.

B. Pengertian Emosi

Istilah emosi dalam pemakaian kita sehari-hari sangat berbeda dengan


pengertian emosi dalam psikologi.Emosi adalah luapan perasaan yang
berkembang sebagai reaksi psikologis-fisiologis dan surut dalam waktu
singkat.yang bersifat subyektif. emosi ada yang bersifat positif dan ada yang
negatif. para psikolog mengkaji emosi dengan memberi perhatian yang sesuai
dengan urgensinya dalam kehidupan manusia. emosi punya pengaruh terhadap
kesehatan mental dan fisik manusia, serta pengaruh terhadap perilaku pribadi dan
sosial. emosi dengan pengertian ini, berpengaruh terhadap segala aspek

4
kepribadian individu baik luar, dan dalam. Emosi dirasakan secara psiko-fisik
karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik.

Emosi diartikan sebagai suatu keadaan yang kompleks dari organisme


seperti tergugahan perasaan yang disertai dengan perubahan- perubahan yang
sifatnya luas, biasanya di tandai oleh perasaan yang kuat yang mengarah
kesesuatu bentuk tingkah laku atau perilaku tertentu.erat hubungannya dengan
kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi darah, pernapasan, dapat diekspresikan
seperti tersenyum, tertawa, menangis, dapat merasakan senang, merasa kecewa.

Pengertian emosi menurut beberapa para ahli,antara lain :

1. Menurut George Miller, Emosi adalah pengalaman seseorang tentang


perasaan yang kuat, dan biasanya diiringi dengan perubahan-
perubahan fisik dalam peredaran darah dan pernapasan, biasanya juga
dibarengi dengan tindakan-tindakan pemaksaan.
2. Menurut Stanley, Emosi adalah fondasi utama yang melandasi
kelahiran dan perkembangan kekuatan mental.Emosi tidak dapat
dinyatakan dengan tegas. oleh karena itu yang dimaksudkan dengan
emosi bukan terbatas pada emosi atau perasaan saja. tetapi meliputi
setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik
pada tingkat yang lemah maupun yang kuat.

C. Perbedaan Budaya Dalam Mendefinisikan dan Memahami Emosi

Berikut adalah perbedaan budaya dalam mendefinisikan dan memahami emosi

1. Konsep dan definisi emosi


Banyak studi yang menyatakan bahwa hampir setiap kebudayaan
memiliki suatu konsep tentang emosi.Tapi tidak semua budaya yang ada di
dunia memiliki konsep emosi.Levy (1973- 1983) menyatakan bahwa orang
Tahiti tidak mempunyai kata untuk emosi.Lutz, (1983) juga menyatakan orang
ifaluk dari kepulawan Mikronesia tidak memiliki kata untuk emosi.dengan
demikian kata dan konsep emosi adalah sesuatu yang khas untuk budaya-
budaya tertentu.

5
2. Perbedaan Makna Emosi Bagi Orang Dan Dalam Prilaku Lintas Budaya
Menurut psikologi Amerika, emosi mengandung makna personal yang
amat kental karna psikologi amerika mengandung perasaan batin (inner
feeling), dalam budaya lain emosi memiliki peran yang berbeda, misanya
banyak budaya yang menganggap emosi sebagai pernyataan-pernyataan
tentang hubungan antara orang dan lingkungannya, bagi orang Ifaluk di
Mikronesia (Lutz,1982) maupun orang Tahiti (Levy,1984) emosi merupakan
pernyataan mengenai hubungan- hubungan sosial dan lingkungan fisik.
Sedangkan konsep jepang menunjukkan pada hubungan ketergantungan antara
dua orang.
3. Perubahan pada tubuh saat terjadi emosi
Terutama pada emosi yang kuat, sering kali terjadi juga perubahan –
perubahan pada tubuh kita yaitu:
 Reaksi elektris pada kulit: mengingat bila terpesona.
 Peredaran darah: bertambah cepat bila marah:
 Denyut jantung: bertambah cepat biar terkejut.
 Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa.
 Upil mata: membesar bila sakit atau marah.
 Liur: mengering atau takut atau tegang.
4. Menggolongkan Emosi
Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan
emosi-emosi yang sejenis ke dalam suatu golongan atau satu tipe sangat sukar
dilakukan hal-hal berikut ini: Emosi yang sanat mendalam (misalnya sangat
marah, atau sangat takut) menyebabkan aktivitas badan sangat tinggi sehingga
seluruh tubuh aktif, dan dalam keadaan seperti ini sukar menentukan apakah
seseorang sedang takut atau sedang marah. Satu orang dapat menghayati satu
macam emosi dengan berbagi cara misalnya kalau marah ia bergetar
ditempati, tetapi lain kali ia memaki – maki atau mungkin lari.
Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya
didasarkan pada sifat rangsangnya, bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi
takut adalah emosi yang timbul terhadap sesuai yang bahaya adalah emosi
yang timbul terhadap sesuatu yang menjengkelkan. Pengenalan emosi secara

6
subjektif dan introspeksi di lakukan karena selalu saja ada pengaruh dari
lingkungan.

D. Perbedaan Makna Emosi Dalam Prilaku Lintas Budaya

Menurut psikolog Amerika, emosi mengandung makna yang sangat kental,


barangkali psikologi Amerika memandang perasaan batin yang subjektif sebagai
karakteristik utama yang mendefinisikan emosi. Namun demikian dalam budaya
lain emosi memiliki peran yang berbeda. Misalnya banyak budaya yang
menganggap emosi sebagai pernyataan-pernyataan tentang hubungan antar orang
dan lingkungannya, yang mencakup baik benda-benda maupun hubungan sosial
dengan orang lain.

Penelitian Psikologi Lintas Budaya Tentang Emosi

Ada beberapa perbedaan penting antara penelitian psikologi lintas budaya


tentang emosi dengan penelitian antropologis dan etnografis. Satu perbedaan
pentingnya adalah bahwa psikolog biasanya mendefinisikan terlebih dahulu apa
yang tercakup sebagai emosi dan aspek mana dari definisi tersebut yang akan
dikaji.

Perbedaan kultural dalam konsep dan definisi emosi, menjadi hambatan


bagi model penelitian ini.Penelitian psikologis tentang emosi tetap mewakili suatu
model penelitian yang penting tentang perbedaan kultural dan emosi. Meski
begitu mereka menegaskan bagaimana budaya bisa membentuk emosi dan
demikian meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengaruh-pengaruh sosio-
kultural. Studi ini juga penting karena mereka menunjukkan bahwa perbedaan
kultural emosi tetap ada, bahkan ketika aspek emosi yang diteliti didefinisikan
oleh pandangan barat mainstream dalam emosi.

a. Ekspresi Emosi
Penelitian lintas budaya tentang ekspresi emosi pada umumnya
terfokus pada ekspresi wajah.Ekspesi wajah dari emosi dari emosi adalah
aspek ekspresi emosi yang paling banyak dipelajari, dan penelitian lintas
budaya mengenai ekspresi wajah inilah yang menjadi pendorong utama

7
studi emosi di Psikologi Amerika.Ekman dan Izard mendapatkan bukti
pertama yang sistematis dan konklusif tentang keuniversalan ekspresi
marah, jijik, takut, senang, sedih, dan terkejut.
Keuniversalan ini berarti bahwa konfigurasi mimik muka masing-
masing emosi tersebut secara biologis bersifat bawaan atau inate. Namun
temuan ini tidak cocok dengan apa yang secara intuitif kita rasakan tentang
adanya perbedaan kultural dalam ekspresi emosi. Masing-masing
kebudayaan memiliki perangkat aturan sendiri yang mengatur cara emosi
universal tersebut diekspresikan, emosi tersebut tergantung pada situasi
sosial. Ini biasa kita sebut sebagai aturan pengungkapan kultural (cultural
display role).
b. Persepsi Emosi
Budaya juga mempengaruhi pelabelan emosi. Meski biasanya ada
kesepakatan antar budaya dalam hal emosi apa yang ditampilkan oleh
suatu ekspresi wajah, namun tetap ada variasi dalam tingkat kesepakatan
tersebut. Jenis perbedaan kultural dalam pelabelan emosi inilah yang
ditemukan dalam penelitian yang lebih baru.Sebenarnya, perbedaan
kultural dalam tingkat kesepakatan masing-masing budaya dalam melabeli
emosi juga tampak dalam data dari penelitian ulang Ekman dan Izard
tentang sifat universal emosi.Hanya saja, ketika itu perbedaan kultural ini
tidak diuji karena tujuan penelitian tersebut adalah untuk menemukan
kesamaan bukan perbedaan kultural.
c. Pengalaman Emosi
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa program penelitian mulai
mempelajari bagaimana orang-orang dari berbagai budaya mengalami
emosi secara berbeda-beda.Penelitian-penelitian tersebut melibatkan
ribuan responden dari lebih dari 30 budaya dari seluruh dunia yang
mengisi kuisioner tentang emosi yang mereka alami di kehidupan sehari-
hari mereka. Secara kolektif, temuan dari penelitian ini menunjukkan
bahwa budaya memiliki pengaruh yang besar pada bagaimana orang
mengalami emosi.

8
E. Persamaan Budaya dan Perbedaan Konsep Emosi

Banyak penelitian telah dilakukan dibidang antropologi dan


psikologiuntuk mengatasi masalah penting ini. Pendekatan yang etnografi
melakukan mendalam dan studi budaya tunggal pada mereka sendiri yang berasal
dari antropologi, terutama berguna dalam membantu untuk mengungkap
bagaimana budaya yang berbeda mendefinisikan dan memahami konsep yang
kita sebut emosi. Beberapa tahun yang lalu Russell (1991) menyelesaikan banyak
literatur tentang lintas budaya dan antropologi tentang konsep emosi dan
menunjukkan banyak cara dimana budaya berbeda, kadang-kadang jauh dalam
mendefinisikan dan memahami emosi.

Tentang konsep dan definisi emosi. Pertama-tama Russell (1991) sebagai


poin utama, mengemukakan bahwa tidak semua budaya memiliki kata yang sesuai
dengan emosi kata kita. Levy (1973,1983) melaporkan bahwa Tahiti tidak
memiliki kata untuk emosi atau menurut Lutz (1980) seperti yang dilaporkan
dalam Russell (1991; Lutz,1983) bahwa beberapa kebudayaan bahkan tidak
memiliki kata yang sesuai dengan emosi.Atau mungkin apa yang kita kenal
sebagai emosi diberi label berbeda dengan 9ara yang diterjemahkan dan mengacu
pada sesuatu selain internal serta perasaan subyektif. Dalam kasus ini Juga
termasuk konsep emosi yang cukup berbeda kebanyakan orang.

Seorang psikolog Polandia bernama AnnaWierzabicka pada tahun 1986


menyatakan bahwa semua emosi datar kita memiliki label denga bahasa Inggris
yang sesuai. Tetapi masalahnya,dia mengatakan bahwa bahasa lain tidak memiliki
label dari emosi-emosi dasar itu. Bahasa Polandia tidak suka menggunakan kata
jijik karena tidak ada karena tersebut dalam bahasa Polandia.Untuk mengekplorasi
seberapa bedanya kebudayaan mengenai pengalaman emosi dapat dilihat dari
bahasa Inggris memiliki lebih dari 2000 kata tentang emosi yang berbeda,
sedangkan penduduk Chewong dari Malaysia hanya memiliki 8 kata yang
menggambarkan pengalaman emosi. (Heine,2008)

Singkatnya, tidak semua budaya di dunia memiliki sebuah kata atau


konsep apa yang kita label emosi dalam bahasa Inggris dan bahkan diantara
mereka yang melakukan, mungkin tidak berarti hal yang sama dengan kata emosi

9
dalam bahasa Inggris.Hasil studi ini menunjukkan bahwa klasifikasi peristiwa
ekspresi,persepsi,perasaan,situasi yang kita sebut emosi tidak selalu mewakili
klasifikasi yang sama dari fenomena dalam budaya lain.

Kategorisasi atau pelabelan emosi orang-orang dalam budaya yang


berbeda juga mengkategorikan atau melabeli emosi yang berbeda pula. Beberapa
kata dalam bahasa Inggris, seperti marah, gembira, sedih, suka, dan penuh kasih,
memiliki padanan dalam bahasa dan budaya yang berbeda. Tapi banyak kata
bahasa Inggris tidak memiliki setara dalam budaya lain, dan kata-kata emosi
dalam bahasa lain mungkin tidak memiliki setara bahasa Inggris yang tepat.

F. Implikasinya Pada Konseling Lintas Budaya di Indonesia

Pada sisi praktis, dengan kita berbagi dasar pengalaman yang sama
mengenai emosi, akan membantu kita dalam memiliki empati terhadap
pengalaman orang lain, empati adalah penting untuk pengembangan kepekaan
antarbudaya dan sukses dalam pengalaman interpersonal dan antarbudaya
(Heine,2008).

Proses konseling sangat rawan oleh terjadinya bias-bias budaya pada


pihakkonselor yang mengakibatkan konseling tidak berjalan efektif. Pemahaman
akan perbedaan cara tampilan emosi (cultural display rule)s terhadap setiap
individu yang menjadi konseli sangat penting bagi konselor. Kepekaan-kepekaan
terhadap tampilan emosi sangat membantu konselor dalam menterjemahkan
maksud-maksud yang tidak sempat tersirat oleh konseli.

Konseling lintas budaya melibatkan konselor dan klien yang berasal


darilatar belakang budaya yang berbeda.Setiap budaya memiliki perbedaan makna
dan konsep yang berbeda mengenai emosi. negara universal terdapat tujuh
ekspresi emosi yang mempunyai dasar emosi yang sama. Dan di Indonesia
sementara terdapat 20 tema emosi yang dapat dikenali ke-khasannya, yang
diantaranya:gembira, terharu, bangga, lega, berani, yakin, puas, suka, sayang,
cinta, sedih,marah, kecewa, takut, ragu, risau, benci, bosan, kesal

10
(Masnur,2007)Namun hal ini belum tentu dapat diterapkan kedalam keseluruhan
budaya di Indonesia.

Konsep emosi dalam bahasa yang berbeda pastinya mempunyai makna


yang berbeda pula.Asumsi ini mengisyaratkan bahwa konsep emosi di
Indonesiadibentuk oleh keunikan budaya di Indonesia. Dengan memahami
keunikan-keunikan tersebut konselor mampu menerapkan skill konseling lintas
budaya secara tepat. Konselor lintas budaya memiliki keterampilan dalam
berbagai macam respon verbal maupun non verbal, mereka dapat mengirim dan
menerima respon verbal maupun non verbal secara akurat dan tepat. Dia juga
dapat mengatisipasi akibat negatif keterbatasan dan ketidaktepatan cara/gaya
bantuannya (Memed,2010).

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Emosi memberi warna pada hidup.Pengalaman emosional juga dapat


menjadi motivator bagi perilaku.Ekspresi emosi juga penting dalam komunikasi
dan memainkan peran dalam interaksi sosial.Penelitian psikologi lintas budaya
tentang emosi dikaji dengan pendekatan antropologis dan etnografis.Tidak semua
budaya di dunia memiliki kata yang merepresentasikan konsep emosi dan konsep
emosi yang ditunjukkannya pun tidak setara.Orang dari budaya yang berbeda,
juga berbeda dalam mengkategorikan atau melabeli emosi.Budaya memiliki
pengaruh yang besar pada bagaimana orang mengalami emosi.Kebudayaan
memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk emosi manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Sagala. 2008. Konsep dan Makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Matsumoto, D.2008. Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka


Belajar

Matsumoto, David. 2008. Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Yuniardi, Salis. 2004. Psikologi Lintas Budaya. Malang: Tri Dayakisni.

Ihromi, T.O., Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia, 1996.

Robbins, Stephen P. Prinsip – prinsip Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Gelora


Aksara Pratama, 2002

13

Anda mungkin juga menyukai