Anda di halaman 1dari 17

Makalah penyususnan program dalam konseling

Keterampilan Menyusun Program Konseling di Panti Rehabilitasi


Narkoba

Dosen Pembimbing: Syaiful Indra, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 06


Anggun Maulia Fani (190402055)
Cut Heriyani (190402009)
Miftahahul Jannah (190402086)
Nisa Diana (190402063)

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Banda Aceh, 02 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar . .. 2
.. 3

BAB I Pendahuluan
A. .4
B. 4
C. Tujuan .. 4

BAB II Pembahasan
A. Peranan konselor dalam kegiatan ko .....6
B. Jenis jenis konseling ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ..7
C. .. 9
D. .. 10
E. .. 11

BAB III PENUTUP

A. . 14
B. 4

DAFTAR PUSTAKA 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Narkoba atau narkotika dan obat berbahaya lainnya bukanlah suatu yang asing lagi, kita
sering mendengar dan membaca berita tentang narkoba di media elektronik maupun media
cetak, peredasan narkoba di Indonesia kian meluas, hal itu diketahui dari semakin
meningkatnya angka pengkonsumsi barang haram tersebut. Sejarah Narkoba mungkin sudah
setua umur manusia. Dalam bentuknya yang masih agak sederhana narkoba telah lama
dikonsumsi manusia, sekian lama pengguna narkoba semakin meluas di berbagai belahan dunia
termasuk Indonesia. Jenis Narkoba semakin banyak dan berbagai macamnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan tinjauan yang diajukan diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa peran konselor?
2. Apa jenis jenis konseling?
3. Bagaimana problematika konseling?
4. Bagaimana metode bimbingan agama?
5. Bagaimana hasil penerapan model konseling islami?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulisan makalah ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Mengetahui peran konselor
2. Mengetahui jenis jenis konseling
3. Mengetahui problematika konseling
4. Mengetahui metode bimbingan agama
5. Mengetahui hasil penerapan model konseling islami

4
BAB II
PEMBAHASAN

Rehabilitasi narkoba adalah sebuah tindakan represif yang dilakukan untuk korban
penyalahgunaan narkoba atau pecandu narkoba. Tindakan ini dimaksudkan kepada korban
penyalahgunaan narkoba untuk memperbaiki dan mengembangkan kemampuan fisik, mental,
dan sosial yang mana didalam proses memperbaiki diri tersebut para pengguna narkoba
membutuhkan seorang ahli yang dapat membantu proses memperbaiki diri yang disebut
konselor

Narkoba atau narkotika dan obat berbahaya bukanlah sesuatu yang asing lagi, kita
sering mendengar dan membaca berita tentang narkoba dimedia elektronik maupun media
cetak. Peredaran narkoba di Indonesia kian meluas, hal itu diketahui dari semakin
meningkatnya angka pengkonsumsi barang haram tersebut. Sejarah Narkoba mungkin sudah
setua umur manusia.

Dalam bentuknya yang masih agak sederhana narkoba telah lama dikonsumsi manusia,
sekian lama pengguna narkoba semakin meluas di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.
Jenis Narkoba semakin banyak dan berbagai macamnya. Di abad mutakhir ini, tampaknya tidak
ada negara yang sama sekali terlepas dari problematika Narkoba, selalu saja ada individu dan
komunitas pemakai dan pengedar di suatu negara. Indonesia bukan lagi menjadi tempat lalu
lintas narkoba akan tetapi sudah menjadi pusat narkoba di Asia Tenggara.

Indonesia termasuk negara yang paling diincar oleh berbagai pengedar narkoba di
seluruh penjuru dunia misalnya Afrika, Hongkong, India, Singapore dll. Alasannya adalah :

(1) penduduk Indonesia yang berjumlah 220 juta jiwa, terbesar 60% adalah anak dan remaja.
Mereka inilah yang menjadi sasaran empuk pengedar narkoba dengan alasan jiwa mereka yang
masih labil, rasa ingin tau yang tinggi, ingin mencoba hal-hal baru dan merasa gengsi tidak
merokok dan mencoba ganja.

(2) penegakan hukum yang lemah karena aparat negara yang mudah disogok dengan uang oleh
pengedar.

(3) menjamurnya tempat-tempat maksiat seperti Night Club, Panti Pijat, Rumah Pelacuran di
mana semuanya itu merupakan sarang jual beli Narkoba.

5
(4) keimanan dan keyakinan beragama masyarakat yang semain menurun dengan bisnis haram,
perjudian dan narkoba.

Penyalahgunaan narkoba di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat.


Penggunanya berasal dari semua kalangan, seperti aparaturnegara, ibu rumah tangga (IRT),
mahasiswa bahkan pelajar. Dari data yang didapatkan penggunaan narkobayang paling banyak
berusia 15-24 tahun (dalam Setiyawati,2015:2). Pengguna narkoba yang ingin
berhentimenggunakan narkoba harusmenjalani program rehabilitasi.

Tempat rehabilitasi narkoba yang berada di Kota Tarakan bernama Yayasan Sekata
Kota Tarakan. Yayasan ini berjalan sejak tahun 2017.Hasil observasi yang peneliti
lakukan,peneliti mendapatkan informasi bahwa di Yayasan Sekata Kota Tarakan terdapat dua
program rehabilitasi yaitu rawat inap dan rawat jalan. Dalam program rehabilitasi,mereka
menggunakan konselingsebagai salah satu proses bantuan pemulihan bagi pecandu narkoba.

Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang
professional (Konselor) terhadap individu (Konseli) melalui wawancara untuk mengubah
tingkah laku dan cara berpikir agar individu dapat memperoleh pemahaman baik tentang
dirinya dan lingkungannya sehingga dapat terselesaikannya permasalahan individu.

Menurut Prayitno Konseling Individu adalah layanan konseling yang diselengarakan oleh
seorang konselor terhadap klien untuk pengentasan masalah pribadi klien.Dalam suasana tatap
muka dilaksanakan interaksi langsung antara klien dengan konselor, membahasberbagai hal
mengenai permasalahanyang dialami oleh klien.

1. Peranan konselor dalam kegiatan konseling di panti rehabilitasi narkoba

Menurut Agus Supriyanto dalam Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling


menjelaskan bahwa Peran Konselor yaitu untuk membantu dalam program rehabilitasi narkoba
pada korban penyalahgunaan narkoba. Konselor atau pembimbing adalah seorang yang
mempunyai keahlian dalam melakukan konseling dan menggali pengetahuan tentang program
rehabilitasi lebih dalam. Konselor dalam hal ini juga dapat mencari celah atau cara untuk
menyesuaikan dengan kondisi yang ada, dan menjadi panutan atau role model bagi pelaksanaan
rehabilitasi dan itu termasuk bimbingan dalam rehabilitasi.

adalah konsep tentang apa yang harus dilakukan oleh


individu dalam masyarakat dan meliputi tuntutan-tuntutan perilaku dari masyarakat terhadap

6
menyatakan bahwa setiap orang adalah pelaku dalam masyarakat dimana dia hidup, juga dia
adalah seorang aktor yang harus memainkan beberapa peranan seperti aktor-aktor professional.

a. Peran konselor sebagai sahabat

Konselor sebagai sahabat harus dapat menjadi pendengar yang baik dan aktif. Hal ini sangat
penting dikarenakan beberapa faktor.

1. Menunjukkan sikap penuh kepedulian.

2. Merangsang dan memberanikan klien untuk beraksi secara spontan terhadap konselor.

3. Menimbulkan situasi yang mengajarkan.

4. Membutuhkan gagasan-gagasan baru.

b. Peran Konselor Sebagai Motivator

Konselor sebagai pemberi motivasi yaitu memberikan dorongan kepada klien dalam upaya
memecahkan masalahnya secara efektif dan produktif. Memahami motivasi merupakan satu
hal yang sangat penting bagi para konselor dalam proses konseling karena beberapa alasan
yaitu:

1. Klien harus senantiasa didorong untuk bekerjasama dalam konseling dan senantiasa
berada dalam situasi itu.
2. Klien harus senantiasa didorong untuk berbuat dan berusaha sesuai tuntutan. Dengan
demikian motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan untuk mewujudkan perilaku
tertentu yang terarah kepada suatu tujuan.

c. Peran Konselor Sebagai Pembimbing

Konselor sebagai pembimbing itu untuk dapat membantu, mengarahkan, klien dalam
menentukan tujuan. Yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.

7
2. Jenis jenis konseling yang dapat digunakan dalam kegiatan konseling di rehabilitas
narkoba

Hasil penelitian yang didapatkan melalui observasi dan wawancarayang dilakukan


peneliti dalam rentang waktu dua bulan terhitung dari bulan Agustus hingga September.
Adapunhasil observasi mengenai pelaksanaankonseling di Yayasan Sekata Kota Tarakan,
sebagai berikut :

1. Konseling Individu

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa proses pelaksanaan konseling di Yayasan


Sekata Kota Tarakan melalu tiga tahap yaitu :

a. Tahap Awal Konseling

Pada tahap awal, konselor akan menyambut baik kedatangan klien, menanyakan kabar klien,
menjelaskan tujuan konseling kepada klien, dan membangun building trust klien, membuat
kontrak konseling bersama-sama, dan menanyakan kesiapan klien dalam mengikuti konseling.
Keterampilan konseling yang digunakan dalam tahap ini adalah attending, empati, refleksi,
eksplorasi,pharaphrasing, dan doronganminimal

b. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

Pada tahap pertengahan konselor akan mengeksplorasi masalah klien secara lebih mendalam
lalu menafsirkan permasalahan klien dapat diselesaikan dan melaksanakan konseling sesuai
dengan kontrak yangtelah dibuat bersama pada tahap awal. Keterampilan konseling yang
digunakan oleh konselor pada tahap ini adalah open dan closed question, mengarahkan,
menyimpulkan sementara, konfrontasi, fokus mendengarkan, diam, facilitating, dan pemberian
informasi. Konselor tidak dibolehkan untuk menggunakan keterampilan memberikan nasihat.
Karena konselor tidak boleh mengganggu gugat keputusan yang akan diambil oleh klien. Hal
inisesuai dengan kode etik konselor adiksi. Serta klien akan tidak berkembang dalam
penggambilan keputusan jika konselor memberikan nasihat mengenai keputusan yangakan
diambil.

c. Tahap Akhir Konseling (TahapTindakan)

Pada tahap ini didapatkan bahwa konselor akan menyimpulkan hasil konseling bersama
klien, lalu membantu klien dalam menggambil keputusan, membantu klien membuat rencana

8
untuk kedepannya, menilai perubahan diri klien setelah mengikuti konseling dan mengakhiri
konseling.

2. Konseling Kelompok

a. Tahap Pembentukan

Pada tahap ini didapatkan bahwa langkah awal yang dilakukan konseloradalah
membentuk kelompok, setelah itu konselor dan anggota kelompok akan memperkenalkan diri,
memilih ketua atau condact kelompok, menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan, tujuan dan asas-
asas dalam konseling kelompok serta menentukan waktu dan tempat pelaksanaankonseling
kelompok.

b. Tahap Peralihan

Pada tahap peralihan di dapatkan bahwa, konselor akan menanyakan kesiapan para
anggota kelompok untuk mengikuti pelaksanaan konseling. Setelah itu anggota dan konselor
akan bersama-sama menentukan topik pembahasan. Topik pembahasan biasanya diambil dari
permasalahan para anggota atau jugabisa dari kebutuhan para anggota kelompok.

c. Tahap Kegiatan

Pada tahap kegiatan didapatkan bahwa para anggota kelompok akanberdiskusi dan
membahas mengenai topik yang telah mereka pilih, membangun dinamika kelompok dan
konselor akan mengkoreksi hal-halyang salah atau keliru dalam diskusi.

d. Tahap Penyimpulan

Pada tahap ini didapatkan bahwa konselor dan anggota kelompok akanmenyimpulkan
hasil pembahasan diskusi, konselor melakukanpenilaian, dan menanyakan perasaan anggota
kelompok setelah mengikuti pelaksanaan konseling.

e. Tahap Penutup

Pada tahap penutup konselor akanmengakhiri pelaksanaan konseling. Setelah mengakhiri


pelaksanaan konseling, konselor dan anggota kelompok akan membahas mengenai kegiatan
selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi akandianalisa oleh
peneliti. Setelahdianalisa peneliti akan menghubungkan hasil dari data yang diperoleh dengan
permasalahan pokokdalam penenlitian ini. Proseskonseling akan digambarkan dalamuraian
dibawah ini.

9
Pelaksanaan Konseling Individu

Dalam pelaksanaan konseling individual didapatkan data bahwa pada tahap awal konselor
melakukan anatara lain:

(1) menyapa klien,

(2) memperkenalkan diri kepada klien,

(3) membangun hubungan building trustantara konselor dengan klien sehingga klien dapat
terbuka,

(4) menggali informasi yang berkaitan dengan narkoba dan permasalahan klienmelalui data
hasil Assessment (Addiction Severity Index (ASI), DrugAbuse Screening Test (DAST),
University Of Rhode Change Assessment Scale (URICA), dan WHOQOL) yang dilakukan
saat pertama kali ingin melakukan rehabilitasi,

(5) konselor menjelaskan tujuan konseling kepada klien,

(6) membuat kontrak konseling Bersama dengan klien,

(7) konselor menanyakan kesiapan klien dalammengikuti konseling individual.

Pada tahap pertengahan konselor akan menjalankan pelaksanaan konseling sesuai dengan
kontrak yang dibuat, mengali dan mengkaji lebihjauh mengenai permasalahan klien.
Selanjutnya konselor akan membantu klien dalam mengambil keputusandengan memberikan
penilaian mengenai keputusan yang akandiambil. Teknik yang biasa digunakankonselor adiksi
dalam konseling individual ini adalah Motivational Interviewing (MI), Cognitive Behavior
Therapy (CBT).

3. Problematika bimbingan konseling dalam penyalahgunaan narkba

Bimbingan dan konseling oleh masyarkat di negara maju telah dipandang menjadi bagian
dari kebutuhan pendidikan yang manfaatnya sangat berpengaruh bagi kemajuan anak didik
dalam hubungan dengan kelasungan belajarnya. Hal tersebut wajar, kerena pelaksanaan
bimbingan konseling di kalangan masyarakat modern yang diarahkan kepada pemberian
bantuan dalam pemecahan problem yang dihadapi anak remaja secara individual yang
menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia.

10
Problematiaka yang menyangkut fisik maupun problematika yang menyangkut masalah
psikis.Problematika kehidupan tersebut sangat membutuhkan pemacahan yang bisa dilakukan
oleh tenaga pembimbing dan konselor.

a. Penanganan masalah narkoba di kalangan remaja.

Sebagai suatu usaha yang mempunyai tujuan khusus untuk memperkecil ruang lingkungan
suatu pelangaran baik melalui pengurangan kesempatan-kesempatan untuk melakukan
kejahatan ataupun melalui usaha pemberian pengaruh pada orang-orang secara pontensial
dapat melakukan pelangaran pada masyarakat umum.

Adapan strategi pencegahan, dikatagorikan ke dalam tiga kelompok yang meliputi:


pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan Pencegahan primer ditetapkan sebagai
pencegahan melalui bidang sosial, ekonomi, dan bidnag-bidang lain dan kebijakan umum,
khususnya sebagai usaha untuk memperngaruhi situas-situasi kriminionetik dan sebab - sebab
dasar dari kejahatan. Tujuan utama dari pencegahan primeradalah menciptikan kondisi-kondisi
yang sangat memberikan harapan bagi keberahasilan sosialisasi kepada setiap anggota
masyarkat .

Pencegahan sekunder ditujukan pada para remaja yang telah mencoba -mencoba
menggunkan narkoba serta sektor - sektor masyarakat yang dapat membantu remaja
untuk berhenti menyalahgunakan narkoba (orang tua, tokoh masyarakat, jajaran,
pemerintah setempat, dan organisasi sosial budaya).
Pencegahan tertier merupakan pencegahan yang dilakukan kepada residividisme atau
mereka yang merupakan bekas penyalahgunaan narkoba, melalui peran polisi dan agen-
agen lain dalam sistem peradilan pidana. Tujuan dari pencegahan tertier adalah untuk
mencegah jangan sampai para penyalahgunaan narkoba tersebut kambuh dan
terjerumus kembali ke dalam penyalahgunaan narkoba.

b. Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan upaya perawatan untuk penyalahgunaan narkoba dengan cara


memperbaiki kembali dalam segi psikologis maupun fisik penyalahgunaan. Rehabilitasi dapat
dilakukan dengan cara mengkarantina penyalahgunaan dan memberikan perawatan yang
intesif.

c. After Care

11
After caremerupakan upaya pembekalan bagi penyalahgunaan narkoba dengan cara
memberikan sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupan setelah proses rehabilitasi.
Adapan model-model pencegahan yang telah dikemukakan untuk narkoba selama
ini,setidaknya dapat dikatagorikan dalam hal hal ini sebagai berikut :

Program penjangkuan jalanan, program ini biasanya dilaksanakan oleh tim-tim


pelaksnaan sosial, seperti teknis medis pengguna dalam kondisi pemulihan
penjangkauan luar untuk mencari pengguna di jalanan dan menawarakan pelayanan
konseling motivasi sosial dan kesehatan .
Drop-in center drop-in center lazimnya didirikan dekat pusat perdagangan narkoba,
yang berfungsi sebagai tempat persingahan bagi mereka dapat mandi, cuci pakian,
makan, istrahat, dan menerima konseling serta perawatan kesehatan. Adapun program-
program yang ditawarkan dari model ini adalah peningkatan kepekaan masyarakat dan
sosial informasi terutama kepada anak -anak muda.35
Therapeutic commuty. Konseling motivasi dan membangun kepercayaan adalah pintu
masuk dari model therapeutic community menuju rehabilitasi yang fleksibel dan
berangsur angsur.Model konseling individu adalah konselingyang dilakukan terhadap
individu,sebagai suatu hubungan yang bersifat bantuan antara konselor dan klien.
Bantuan tersebut tidak bersifatmaterial, tetapi dukungan psikologis dan sosial yang
bermakna bagikehidupannya.

4. Metode bimbingan agama yang dapat digunakan konselor dalam pelaksanaan


konseling islam di rahabilitas narkoba

Metode Bimbingan Agama

1. Penerapan bimbingan dzikir

Penerapan dzikir dan doa yang dilaksanakan direhabilitasi korban penyalahgunaan


narkoba, pada hakikatnya adalah layanan bimbingan Islam, dimana dalam proses ini adanya
proses pemberian bantuan terhadap individu yang bermasalah yaitu pasien yang menjadi
korban narkoba. Pemberian bantuan itu berupa bimbingan Islam seperti penerapan dzikir dan
doa. Dengan adanya penerapan dzikirdan doa ini akhirnya timbul kesadaran pada konseli
(residen). Mereka menyadari hakikat dirinya sebagai manusia. Individu yang mempunyai
masalah dalam hal ini adalah pasien.

12
Proses pemberian bantuan ini dilakukan oleh pembimbing atau pembina. Di sini
individu dibantu, dibimbing agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah
SWT. Doa dan dzikir diyakini mengandung unsur terapi dalam konseling Islam. Selain itu
dikatakan bahwa doa dan dzikir merupakan energi rohani yang biasa membangkitkan rasa
percaya diri. Dari sini, kemudian muncul optimisme terhadap kegiatan penyembuhan, dua rasa
(optimisme dan rasa percaya diri) dinilai sebagai salah satu cara efektif untuk memperkuat daya
tahan tubuh manusia.

2. Bimbingan konseling individu

Bimbingan individu adalah usaha bimbingan yang di tujukan kepada seorang dalam
usahanya, dalam mengatasi kesulitan pribadi. Dalam bimbingan individu para konselor
membuka pikiran klien ditekankan bahwa mereka merupakan anggota masyarakat.

3. Bimbingan konseling kelompok

Dengan menggunakan bimbingan kelompok, pembimbing dan konseling akan dapat


mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan anak bimbingan dalam lingkungannya
menurut pengelihatan orang lain dalam kelompok itu (role reception) karena ia ingin
mendapatkan pandangan baru tentang dirinya dari orang lain serta hubungannya dengan orang
lain. Dengan demikian, melalui metode kelompok ini dapat timbul kemungkinan diberikannya
grup theraphy (penyembuhan gangguan jiwa melalui kelompok.

5. Hasil penerapan model konseling islami

Rehabilitasi narkoba adalah sebuah tingkatan represif yang dilakukan bagi pecandu
narkoba. Tindakan rehabilitasi ditujukan kepada korban dari penyalahgunaan narkoba untuk
memulihkan atau mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial penderit yang
bersangkutan. Selain untuk memulihkan, rehabilitasi juga sebagai pengobatan atau perawatan
bagi para pecandu narkoba, agar para pecandu dapat sembuh dari kecanduannya terhadap
narkotika.

Rehabilitasi memiliki 2 bagian yaitu rehabilitasi secara medis dan rehabilitasi sosial.
Dengan upaya-upaya pembinaan dan pengobatan tersebut diharapkan nantinya korban
penyalahgunaan narkotika dapat kembali normal dan berperilaku baik dalam kehidupan
bermasyarakat.

13
Kegiatan rehabilitasi ini dilaksanakan dengan waktu pokok tiga kali 40 hari. Pada bulan
pertama, pendekatan rehabilitasi dilakukan secara medis diawal dengan melaksanakan proses
klinis dan pemutusan penghilangan terhadap narkoba (Detoksifikasi). Hal ini dilakukan agar
pembina mengetahui kandungan kadar narkoba yang ada didalam tubuh anak bina. Pada tahap
ini anak bina diberikan pengawasan khusus dengan memutuskan akses hubungan kehidupan
luarnya, hal ini dilakukan agar anak bina tidak dapat meninggalkan pondok, dan terfokus pada
proses rehabilitasi.

Pada bulan kedua, anak bina mulai dididik dan melakukan intervensi rehabilitasi
metode inabah, dari mulai pelaksanaan mandi, dzikir, dan sholat. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar anak bina sembuh total dari kadar narkoba dengan cara pembersihan jiwa dengan
bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT dan senantiasa tidak terulang lagi sehingga
dalam pribadi dan jiwa mereka kemali kepada ajaran agama Islam.

Pada bulan ketiga, anak bina diterapi secara intensif oleh pembina untuk lebih
memantapkan diri dan memahami pribadi mereka kepada jalan yang benar sekaligus
meninggalkan jalan yang sesat dan merugikan bagi diri, keluarga dan lingkungannya. Hal ini
terbukti ketika anak bina ditanyakan pendapatnya tentang penggunaan narkoba, mereka yakin
tidak akan mengulangi lagi bahkan ada yang sampai membenci narkoba.

Apabila hasil dari pembinaan selama tiga kali 40 hari tersebut dirasa kurang dan si anak
bina belum mengalami perubahan yang cukup signifikan, maka tidak menutup kemungkinan
anak bina tinggal lebih lama dari proses waktu yang ditetapkan. Pada evaluasi ini
membicarakan mengenai hasil assesmen dan konseling yang dilakukan pada anak bina,
pemberian intervensi metode rehabilitasi inabah, dan hasil pengawasan setiap pengurus pada
anak bina agar dapat mengetahui perkembangan setiap anak bina.

Anak bina yang diperbolehkan untuk keluar dari Pondok pulang kembali berkumpul
dengan keluarga dan telah bisa kembali pada kehidupan bermasyarakat tidak dilakukan dengan
begitu saja. Tetap ada monitoring dan pengawasan pasca rehabilitasi. Pada tahap ini disebut
pembinaan lanjutan, pembina pondok tetap memonitoring kegiatan-kegiatan anak bina yang
telah keluar dan mengontrol dengan baik aktivitas, perilaku, dan perbuatan sehari-hari yang
dijalaninya.

Dengan tetap menjalin komunikasi baik dengan anak bina langsung, maupun dengan
keluarga yang bersangkutan. Hal ini dimudahkan, apalagi dengan kemajuan media sosial pada
zaman sekarang ini, sehingga pengawasan juga bisa dirasa lebih mudah dilakukan.

14
Dari wawancara tersebut peneliti memperoleh informasi yang berharga dan data-data
sekaligus mengolahnya secara matang yang terkait dengan model konseling islam dan unsur-
unsur model yang terdiri dari landasan pemikiran, visi misi, tujuan, metode dan teknik, media,
materi, langkah-langkah konseling islam, dan evaluasi.

Korban penyalahgunaan narkoba hakikatnya memerlukan bimbingan, bantuan, dan


pertolongan untuk perawatan, penyembuhan guna menumbuhkan kembali Akhláq-al-Karímah,
meningkatkan ketaqwaan, dan terlepas dari bayang-bayang Narkoba, serta ingat kepada Sang
Penciptanya, yakni Allah SWT.

Konseling Islam merupakan salah satu upaya pemecahan masalah dengan memberikan
bantuan kepada orang yang mengalami kesulitan, baik lahiriyah maupun batiniyah, yang
menyangkut kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan datang. Bantuan tersebut
berupa pertolongan dibidang mental spiritual, dengan maksud agar orang mampu
menyelesaikan permasalahannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya, dengan kekuatan
iman dan taqwa kepada Allah SWT.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Agus Supriyanto dalam Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling


menjelaskan bahwa Peran Konselor yaitu untuk membantu dalam program rehabilitasi narkoba
pada korban penyalahgunaan narkoba. Konselor atau pembimbing adalah seorang yang
mempunyai keahlian dalam melakukan konseling dan menggali pengetahuan tentang program
rehabilitasi lebih dalam. Konselor dalam hal ini juga dapat mencari celah atau cara untuk
menyesuaikan dengan kondisi yang ada, dan menjadi panutan atau role model bagi pelaksanaan
rehabilitasi dan itu termasuk bimbingan dalam rehabilitasi.

adalah konsep tentang apa yang harus dilakukan oleh


individu dalam masyarakat dan meliputi tuntutan-tuntutan perilaku dari masyarakat terhadap
seseorang dan merupa

menyatakan bahwa setiap orang adalah pelaku dalam masyarakat dimana dia hidup, juga dia
adalah seorang aktor yang harus memainkan beberapa peranan seperti aktor-aktor professional.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika penyusunan makalah diatas masih banyak
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan
perbaikan susunan makalah itu dengan menggunkan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca

16
DAFTAR PUSTAKA

-Maulidia Aulia Rahman (2019), Model konseling Islami untuk rehabilitasi korban
penyalahgunaan narkoba. Jurnal bimbingan, penyuluhan, konseling dan psikoterapi islam

-Umi Zahroh (2020), peran konselor dalam penanganan korban penyalahgunaan narkoba (di
institusi penerimaan wajib lapor Yayasan Pendidikan Islam Nurul Ichsan Al-Islami
Purbalingga). Hal 4

-Riska Putri Septiani, Siti Rahmi, pelaksanaan konseling terhadap pecandu narkoba (studi
kasus di Yayasan seketa kota Tarakan). Jurnal bimbingan dan konseling bornep

-Muhammad Zamri (2019), efektifitas program bimbingan Islam dalam rehabilitasi pasien
penyalahgunaan narkoba di rutan kelas 2b sidenreng rappang. Skripsi program studi
bimbingan konseling Islam

17

Anda mungkin juga menyukai